Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aminah Swarnawati
"Maraknya acara konsultasi melalui media elektronik akhir akhir ini menarik minat peneliti untuk mengkajinya, terutama karena topik yang dibahas seringkali menyentuh wilayah yang bagi sebagian orang masih tabu untuk dibicarakan, apaiagi dibicarakan melalui media dan didengar oleh banyak orang.
Konsultasi melalui radio pada penelitian ini ada 2 (dua) jenis yaitu yang melibatkan expert sebagai pemberi solusi pada radio Pesona FM dan radio Trijaya FM dan non-expert pada radio TMI dan Muara FM. Perbedaan expert dan non-expert membuat perbedaan pada model konsultasinya dan topik yang dibicarakan. Pada expert, konsultasi langsung dijawab oleh expert, pengasuh acara lebih berfungsi sebagai moderator atau pemberi komentar tambahan, sedangkan pada non-expert, konsultasi terlebih dahulu dilempar pada khalayak untuk urun rembuk baru pada akhir session pengasuh acara membahasnya atau menarik kesimpulan. Dari segi topik yang dibicarakan, pada expert: topik lebih khusus yaitu masalah seks, sedangkan pada non-expert topik lebih beragam antara lain masalah pergaulan, pekerjaan, percintaan, konflik keluarga.
Konsultasi yang dilakukan melalui radio pada penelitian ini dilihat sebagai bentuk tindak self-disclosure dilihat dari segi fungsi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berkaitan dengan topik yang menyentuh masalah seks mempunyai dampak pada etika, yaitu masalah pantas - tidak pantas, bermoral - tidak bermoral dalam kerangka budaya Indonesia. Masalah etika menjadi penting karena walaupun diasuh oleh expert akan tetapi pembawa acara kadang-kadang memberikan komentar yang tidak pantas dan tidak mendukung terhadap penyelesaian masalah yang dikonsultasikan.
Hal yang menarik pada penelitian ini adalah bahwa selama ini pembahasan tentang self-disclosure selalu dalam lingkup komunikasi interpersonal yang dicirikan terjadi dalam hubungan yang penuh keakraban atau keintiman dan idealnya dalam komunikasi dyadic, akan tetapi pada penelitian ini justru melalui media. Dengan sendirinya unsur-unsur keintiman tidak ada lagi, begitu pula komunikasi yang terjadi bukan komunikasi dyadic karena melibatkan lebih dari dua orang, paling tidak terdiri dari Wien, konselor dan khayalak. lmplikasi tentu saja pada bagaimana teori-teori interpersonal menjawab fenomena ini. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Agung Esfandari
"Penelitian ini dilakukan terhadap tenaga didik dan guru pembimbing yang tepat bagi peserta didik, khususnya yang memiliki single parent. Menurut Amato (1999) peserta didik yang memiliki single parent (karena perceraian, perpisahan atau salah satu diantara orang tua kandungnya yang telah meninggal dunia) lebih banyak mengalami masalah dalam berperilaku, lebih rendah nilai akademisnya, sering kesulitan dalam bersosialisasi dan memiliki self-concept yang buruk dibanding peserta didik yang memiliki non-single parent.
Oleh sebab itu, untuk dapat membantu peserta didik yang single parent dalam menghadapi berbagai permasalahnnya dan menjalin hubungan ataupun komunikasi yang baik dengan mereka dibutuhkan tenaga didik dan guru pembimbing yang tepat. Dalam pencarian tersebut, peneliti akan membahas kemampuan self-disclosure (pengungkapan diri) seluruh peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) Madania dan guru pembimbing mereka sehingga pada akhirnya dapat diketahui tipe tenaga didik dengan kategori mana yang paling tepat dan disukai oleh mereka. Apakah tenaga didik itu berjenis kelamin laki-laki atau perempuan? Apakah berusia tua atau muda? SMP Madania dipilih sebagai objek studi karena sekolah ini sangat menekankan pentingnya hubungan personal guru dan peserta didik bila dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain. Iklim komunikasi antar guru dan peserta didik selalu ditenkankan menyenangkan, supportive dan aman sehingga memberikan kenyamanan pada seluruh anak didiknya terutama pada mereka yang bermasalah dan berasal dari keluarga single parent.
Metode yang digunakan untuk meneliti kemampuan self-disclosure peserta didik terhadap kategori tenaga didik dan guru pembimbing adalah Analysis of Varians (ANOVA) sebab metode tersebut digunakan untuk mengetahui perbedaan antara beberapa variabel yang diukur dengan satu atau lebih faktor tertentu. Pada penelitian ini ada empat buah variabel yang diukur berdasarkan faktor peserta didik. Selain ANOVA, akan digunakan pula uji lanjutan yang dapat mengukur taraf perbedaan antara keempat variabel yaitu uji Duncan. Dengan begitu, kita dapat mengetahui kategori tenaga didik dan guru pembimbing mana yang paling disukai peserta didik.
Secara keseluruhan, peserta didik SMP Madania yang mempunyai single parent menyukai tenaga didik dan guru pembimbing yang usianya antara 20-30 tahun. Hal itu disebabkan adanya kepercayaan bahwa tenaga didik dan guru pembimbing yang usianya "masih muda" dapat memahami permasalahan mereka dengan lebih baik. Selain itu, perbedaan jenis kelamin tenaga didik dan guru pembimbing tidaklah terlalu dipermasalahkan oleh peserta didik karena mereka dianggap memiliki potensi yang sama.
Hasil penelitian ini memberikan kontribusi teoritis pada perkembangan teoriteori self-disclosure sebelumnya yang menegaskan bahwa individu sangat selektif dalam memilih orang dimana ia dapat mengungkapkan diri (Pearce dan Sharp, 1973), juga self-disclosure lebih banyak ditemukan pada hubungan dyadic dari dua orang yang mempunyai umur dan jenis kelamin yang sama. Untuk peserta didik SMP Madania yang memiliki iklim komunikasi kondusif maka hanya perbedaan umur saja yang berpengaruh. Sedangkan perbedaan jenis kelamin dan selektifitas tidak berperan.

This research focuses toward teachers and school counselors in dealing with students, especially the single parent students. According to Amato (1999) single parent students (whether due to parental divorce, break up, or one of them already passed away) exhibit greater behavioral problems, lower academic achievements, additional social difficulties, and poorer self-concepts than non-single parent students.
Henceforth, to help the single parent students in coping with their problems and in establishing healthy relationships with them, schools need the right teachers and school counselors. By studying junior high school students' competency of self-disclosure toward teachers in Madania, the result will reveal the characteristics of teachers that students prefer the most. Will it be a male or a female teacher? Will he or she be young or old?
Madania Junior High School has been chosen as a field of research because it emphasizes the importance of building healthy relationships between teachers and students more than any other schools. In other words, Madania tries its best to create a supportive, warm, and happy climate so that every students can feel comfortable, especially those who have problems and come from single parent families.
This research uses Analysis of Variance (ANOVA) method because it is usually used to see the variance between several variables through more than one factor. In this case, there are four variables (the categories for teachers and advisors) and one factor (the students). In addition to ANOVA, this research also uses another test called the Duncan test. By applying the Duncan test, we are able to see which of the teachers and advisors that the students prefer the most.
Overall, the result shows that students with single parents prefer teachers that are between 20 - 30 years old. The reason is because they believe "young" teachers understand their problems better. Moreover, students with single parents do not make an issue of the teachers' gender because they believe both male and female teachers have the same ability.
This research's result gives a theoretical contribution toward previous self-disclosure theories, which explain that people are very selective in choosing the person they want to self-disclose to (Pearce and Sharp, 1973:147). In addition, the result also reveals that self-disclosure is found in a dyadic relationship between two people who are of the same age and gender. In reference to Madania Junior High School, which provides a supportive atmosphere, only teachers' age becomes a significant variable while gender does not.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Pradata I.K.
"Ketertarikan terhadap lawan jenis, yang dialaiai oleh hampir semua orang, dapat berlanjut dalam hubungan berpacaran. Berpacaran dapat merupakan suatu proses untuk memilih pasangan hidup. Dengan demikian individu berupaya untuk mengenal pasangannya secara mendalam. Untuk itu mereka perlu saling mengungkapkan diri. Pengungkapan diri (seljfdisclosure) merupakan tindakan individu untuk menceritakan berbagai informasi tentang dirinya (baik pikiran, perasaan, pengalaman) kepada orang lain. Pengungkapan diri tidak mudah dilakukan karena memiliki dua sisi, di satu sisi pengungkapan diri memiliki manfaat besar dalam mengembangkan suatu hubungan, tetapi di sisi lain juga memiliki risiko yang dapat mengancam kelangsungan hubungan, misalnya penolakan, munculnya perasaan terluka.
Penelitian ini bermaksud mengetahui gambaran pengungkapan diri pada masa sebelum berpacaran dan pada masa selama berpacaran. Selain itu ingin diketahui pula peranan pengungkapan diri dalam perkembangan hubungan berpacaran. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan ini yang ingin dicapai adalah memahami penghayatan subyektif individu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Penelitian ini melibatkan 6 subyek, terdiri dari 3 pria dan 3 wanita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seperti yang dikemukakan secara teoretis, pengungkapan diri dapat menunjang tercapainya keintiman, tetapi juga mengandung risiko. Sekalipun pembicaraan berkembang ke arah yang lebih pribadi pada masa berpacaran, ada topik-topik yang dihindari atau ditunda untuk dibicarakan. Hal ini terjadi karena dalam perjalanan hubungan timbul konflik-konflik yang disebabkan oleh pengungkapan diri. Konflik menjadi akibat negatif dari pengungkapan diri yang dialami oleh semua subyek. Hal serupa tidak tampak pada masa sebelum berpacaran. Oleh sebab itu pertimbangan-pertimbangan subyek dalam mengungkapkan diri tainpak lebih kompleks pada masa selama berpacaran.
Peranan pengungkapan diri berbeda-beda untuk masingmasing subyek. Pada empat subyek, pengungkapan diri tampak lebih besar peranannya dalam mengembangkan dan menjaga kelangsungan hubungan. Sementara pada dua subyek, banyak konflik yang timbul berkaitan dengan pengungkapan diri yang akhirnya mengancam kelangsungan hubungan mereka. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengungkapan diri timbal balik dan adanya reaksi-reaksi negatif terhadap pengungkapan diri berperan bagi terancamnya kelangsungan hubungan berpacaran.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan menggali lebih dalam faktor-faktor kepribadian dan budaya. Selain itu perlu dilibatkan subyek dengan latar belakang yang beragam atau yang memiliki pengalaman masa lalu kurang menguntungkan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prafitri Dimarmayasari
"Self-disclosure memiliki peran yang panting dalam suatu hubungan, namun juga memiliki rcsiko (Bird & Melville, 1994). Dalam suatu hubungan berpacaran, tahap dimana keputusan untuk menikah sudah dibuat dan pasangan sudah berorientasi pada pemikahan disebut periode engagemezzt (Duvall & Miller, 1985). Periode engagement memberikan kesempatan kepada pasangan untuk dapat lebih fokus dalam mengenal satu sama lain secara lebih baik, dimana seMdisclosure lebih dibutuhkan. Di sisi lain, komitmen yang Iebih tinggi pada tahap ini, membuat rcsil-to seyf-disclosure menjadi lebih tinggi dibandingkan tahap dimana keputusan menikah belum dibuat. Penelitian ini mencari tahu bagaimana se&discIosure pada pasangan berpacaran yang telah mcmutuskan untuk menikah jika dibandingkan dengan seMdL¢closure pada pasangan yang belum memutuskan untuk menikah, dengan bantuan alat ukur seb'-disclosure yang disusun olch Billeter (2002). Hasil penclitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pelbedaan yang signifikan antara sefdisclosure pada pasangan berpacaran yang telah mcmumskan untuk menil-:ah dengan pasangan berpacaran yang belum mcmuluskan untuk menikah.

Self-disclosure not only plays a major role in close relationship, but also have risks (Bird & Melville, 1994). In dating relationship, the period, when decision to get married has been made and the couple have oriented to marriage, is called engagement period (Duvall & Miller, 1985). The engagement period gives the couple chances to focus more on getting to know each other, this is where self-disclosure is needed. On the other hand, the commitment is stronger, that make the risks of self-disclosure become higher in this period. This reseach is going to find out about self-disclosure on dating couples who have decided to get married compared with self-disclosure on dating couples who have not decided to get married. The measurement used in this research is the Self-Disclosure Scale created by Billeter (2002). The results indicate that there is no significant difference in selfldisclosure between dating couples who have decided to get married and dating couples who have not decided to get married."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34158
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gisella Rusli
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam perbandingan dimensi jumlah, kedalaman, dan valensi dalam pengungkapan diri antar individu dalam interaksi di forum roleplay dan dunia nyata. Pengukuran pengungkapan diri menggunakan alat ukur Wheeless Revised Self-Disclosure Scale yang dikembangkan oleh Wheeless pada tahun 1976. Partisipan dalam penelitian ini adalah 51 pengguna internet di Indonesia yang pernah atau sedang mengikuti forum roleplay.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam perbandingan dimensi jumlah, kedalaman, dan valensi dalam tingkat pengungkapan diri antara komunikasi antar individu dalam forum roleplay dengan dunia nyata. Hal ini dapat disebabkan oleh sedikitnya anonimitas yang dimiliki oleh roleplayer yang menjadi penentu untuk mengungkap dirinya, atau dikarenakan oleh beragamnya forum roleplay dan partisipan yang tergabung dalam penelitian ini.

This research is conducted to find whether there was a significant difference in comparing amount, depth, and valence dimensions in self disclosure between individuals in roleplay forums and real world interactions. In this research, self disclosure was measured using a modification instrument named Wheeless Revised Self Disclosure Scale that originally was constructed by Wheeless at 1976. The participants of this research are 51 internet users in Indonesia who were or currently are members of roleplay forum's.
The main results of this research show that there is no significant difference in comparing amount, depth, and valence dimensions in self disclosure between individuals in roleplay forums and real world interactions. This result could be caused by the little anonimity gained by the roleplayer which became the key point to their self disclosure, or it was because the variety of roleplay forums and the participants that were included in this research.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Syahvita Ananda Bustaman
"Akun pseudonim menjadi fenomena unik dalam penggunaan anonimitas di media sosial. Berdasarkan penelitian sebelumnya, anonimitas dapat diikuti dengan peningkatan self disclosure. Dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anonimitas dan self disclosure pada akun pseudonim di Twitter pada populasi kelompok usia generasi Z. Penelitian ini diikuti oleh 246 partisipan pengguna akun pseudonim di Twitter yang merupakan bagian dari generasi Z. Anonimitas diukur menggunakan Skala Anonimitas dan self disclosure diukur menggunakan Revised Self Disclosure Scale. Hasil teknik korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan negatif antara anonimitas dan self disclosure (r(246)=-0,233, p=0,001, r2=0,054).

Pseudonym accounts are a unique phenomenon in the use of anonymity on social media. Previous research shows anonymity can be followed by increased self-disclosure. This study aims to determine the relationship between anonymity and self-disclosure on pseudonym accounts on Twitter among generation Z. This study was followed by 246 user of pseudonym accounts on Twitter who are part of generation Z. Anonymity’s measured using the Anonymity Scale and self disclosure’s measured using the Revised Self Disclosure Scale. Spearman correlation technique result showed a significant and negative relationship between anonymity and self-disclosure (r(246) =-0,233, p = 0.001, r2= 0.054)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Kharis Abdurrahman
"[ ABSTRAK
Perempuan memiliki self disclosure yang lebih tinggi dari pada pria. Hasil penelitian Nielsen yang dikutip oleh Kompas menunjukkan bahwa wanita menjadi “Raja” di media sosial. Self disclosure yang dilakukan Marshanda yang diunggah di Youtube, seakan memberikan sebuah pembenaran atas hasil Nielsen tersebut. Yang menjadi pernyataan penulis : self disclosure seperti apa yang dilakukan Marshanda di Youtube? Data dikumpulkan melalui data sekunder dari video yang diunggah di Youtube. Dari hasil analisis terungkap bahwa self disclosure yang dilakukan Marshanda memperlihatkan adanya ketidakseimbangan psikologis yang terjadi dalam diri Marshanda baik atas peristiwa yang dialami dengan teman-temanya maupun ibu kandungnya. Hal tersebut memberikan dampak terhadap terjadinya respon, baik respon positif maupun negatif dari pengguna Youtube lainnya. Kesimpulannya, ternyata masyarakat belum memiliki nettiquette yang memadai.
ABSTRACTIt is known that women has self-disclosure more frequently than men. A study conducted by Nielsen and quoted by Kompas showed women are the ‘queen’ of social media. As if justified Nielsen’s finding, Marshanda disclosed her-‘self’ by uploaded some videos in Youtube. What kind of self disclosure reflected by Marshanda is the author’s main question. The data are collected from uploaded video in Youtube as secondary data. It is revealed that Marshanda’s self disclosure signals psychologic inbalance for occurence related to her mother and friends in past. In result, comes a huge amount response either positive or negative remarks by Youtube users. As conclusion, society haven’t yet qualify a proper nettiquette., It is known that women has self-disclosure more frequently than men. A study conducted by Nielsen and quoted by Kompas showed women are the ‘queen’ of social media. As if justified Nielsen’s finding, Marshanda disclosed her-‘self’ by uploaded some videos in Youtube. What kind of self disclosure reflected by Marshanda is the author’s main question. The data are collected from uploaded video in Youtube as secondary data. It is revealed that Marshanda’s self disclosure signals psychologic inbalance for occurence related to her mother and friends in past. In result, comes a huge amount response either positive or negative remarks by Youtube users. As conclusion, society haven’t yet qualify a proper nettiquette.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Prisna Dewandari
"Role-play merupakan sebuah bentuk fan-activites yang dilakukan oleh fandom yang mana individu memainkan karakter dari cerita yang sudah ada serta melakukan kontrol identitas ketika berinteraksi dengan sesama role-players di ranah maya. Meskipun berinteraksi dengan identitas maya, hubungan yang terjalin antar sesama role-players bisa berlanjut ke ranah nyata. Dengan melakukan penelitian etnografi, peneliti berusaha untuk mendeskripsikan bagaimana proses perkembangan hubungan tersebut terjadi.
Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa adanya kesamaan mendorong pembentukan hubungan interpersonal. Penelitian juga menemukan beberapa cara yang memungkinkan role-players untuk beralih dari identitas maya ke nyata serta bagaimana mereka melakukan self-disclosure sehingga mereka bisa saling merasa dekat dan melanjutkan hubungan interpersonal mereka ke ranah nyata.

Role-play is a form of fan-activities done by fandom in which they play existing characters and do identity control as they interact with other role-players. Although they interact in their online identity, they have possibilities to bring the relationship they built into their real life. By doing ethnographic research, i am trying to describe the process of this relationship development.
The results of observation and interview showed that similarity motivates the formation of interpersonal relationship. This research also found several possible ways for role-players to switch their online identity to offline identity and how they do self disclosure so that they feel intimate to each other and bring their interpersonal relationship to real life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Seiring perkembangan teknologi, online dating menjadi semakin marak dilakukan dan caranya semakin beragam. Tinder, merupakan sebuah aplikasi online dating yang sedang di puncak popularitas. Penggunanya tersebar di berbagai negara, termasuk Indonesia. Penelitian dengan metode kualitatif ini mengambil lima informan dan meneliti tentang bagaimana perempuan muda Indonesia (mahasiswi) sebagai pengguna Tinder, melakukan dan menanggapi self-disclosure dalam dinamika hubungan yang ia jalani dengan pria yang dikenal melalui Tinder. Melalui wawancara semi terstruktur, didapatkan hasil yang cenderung mirip antar informan. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa perempuan muda enggan melakukan self-disclosure lebih dahulu, tapi memegang kontrol akan berlanjut tidaknya hubungan. Selain itu, self-disclosure yang dilakukan mahasiswi atau ditanggapi mahasiswi cenderung luas, namun tidak mendalam.

In these modern days, people are getting easier to find their date. Internet just let them know faster and meet each other at the soonest. One of the bloomest ways nowadays is through online dating via smartphone application. Tinder, is one of the most popular online dating applications in recent years especially in Indonesia. This phenomenon encourages the writer to do some qualitative survey with five informants and observe how Indonesian young women, as Tinder users, demonstrate and respond self-disclosure in a relationship to the man whom they know from Tinder. Through semi-structured interviews, it has been found that there are likely some similarities among informants. The final results show that young women do not want to denote self disclosure at the first time, but take the control and let them decide whether it is worth to continue the relationship or not. Furthermore, the way of young women (students) act or show self disclosure tends to be broad but not deep."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Marcella Stefania Yunitasari
"Mendominasi pengguna aktif media sosial di dunia, dewasa muda memanfaatkan Instagram guna memenuhi kebutuhan untuk melakukan pengungkapan diri mengenai aspek kehidupan romantis dalam lingkup komunikasi masspersonal. Memiliki kontrol mutlak atas kehadiran digitalnya, dewasa muda dapat menyampaikan aspek kehidupan romantisnya melalui cara yang sesuai dengan kebutuhannya untuk membangun citra diri, salah satunya melalui konten Public Display of Affection (PDA) di Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman dewasa muda dalam memanfaatkan Instagram untuk mengunggah konten PDA serta makna dari pengalaman pengungkapan hubungan romantis dewasa muda melalui konten PDA di Instagram. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti mewawancarai empat perempuan usia dewasa muda yang sedang menjalani hubungan romantis dan kerap mengunggah konten PDA di Instagram. Penelitian ini menemukan bahwa dewasa muda memilih Instagram sebagai media untuk mengunggah konten PDA karena: (1) memenuhi kebutuhan untuk memperoleh eksistensi diri; (2) menawarkan cara berkomunikasi yang lebih mudah dan jelas; dan (3) menawarkan berbagai fitur penyuntingan. Adapun dewasa muda melakukan pengungkapan diri di Instagram mengenai hubungan pacarannya melalui konten PDA untuk: (1) menciptakan citra diri yang positif; (2) memperoleh validasi sosial; dan (3) menunjukkan status kepemilikan atas pacar di hadapan publik.

Dominating the world's active social media users, young adults utilize Instagram to fulfill the need to self-disclose aspects of their romantic life within the scope of masspersonal communication. Having absolute control over their digital presence, young adults can convey aspects of their romantic life in a way that suits their needs to build their self-image. Currently, they tend to announce it through Public Display of Affection (PDA) content on Instagram. This study aims to find out the experiences of young adults in utilizing Instagram to upload PDA content and the meaning of young adult’s experience of revealing romantic relationships through PDA content on Instagram. Using qualitative approach, the researcher interviewed four young adult women who are in a romantic relationship and often upload PDA content on Instagram. This study found that young adults choose Instagram as a medium to upload PDA content because: (1) it fulfills the need to gain self-existence; (2) it offers an easier and clearer way of communicating; and (3) it offers various editing features. The reasons why young adults self-disclose on Instagram about their dating relationships through PDA content are to: (1) create a positive self-image; (2) obtain social validation; and (3) to show possession over their romantic partner in public."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>