Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mada Sutapa
"Kebijakan reklamasi pantai utara Jakarta yang telah dan sedang dilaksanakan oleh Pemda Jakarta merupakan upaya mengembangkan dan menata ulang kawasan pantai utara, dan menjadikan kota Jakarta sebagai kota pantai (waterfront city), yang telah dimulai dengan reklamasi Pantai Ancol untuk pariwisata, reklamasi Pantai Mutiara untuk permukiman mewah di tepian laut, dan reklamasi Pantai Indah Kapuk yang masih berjalan untuk permukiman menengah ke atas berskala besar.
Analisis implementasi kebijakan reklamasi pantura menjelaskan bahwa performansi implementasi dipengaruhi oleh faktor isi kebijakan reklamasi, birokrasi di DKI Jakarta, karakteristik lembaga, sumberdaya, dan kondisi lingkungan. Penelitian tersebut mendasarkan pada pendekatan kualitatif dengan studi kasus yang menggambarkan permasalahan secara sistematis dan faktual dengan memanfaatkan segenap unsur pelaku pembangunan kota pantai Jakarta sebagai unit analisis. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan reklamasi belum effektif, karena: kebijakan reklamasi dalam Perda Nomor 8/1995 belum menjelaskan secara menyeluruh; birokrasi belum menggambarkan kesatuan mekanisme perijinan dan masih tumpang tindih; karakteristik lembaga yang beragam berjalan tanpa koordinasi, rriengakibatkan penyimpangan peruntukan karena pelaksanaan reklamasi tidak terpadu; sumberdaya dalam implementasi menunjukkan kurang memadai, berupa kemampuan pelaksana dan dana yang kurang; kondisi lingkungan berupa kondisi ekonomi dengan kurangnya infrastruktur fisik, sumber daya manusia dan dana. Kondisi sosial menunjukkan kurang kondusif, karena sikap masyarakat yang kurang menerima dengan dampak reklamasi. Kondisi politik berjalan baik, namun, krisis dan cepatnya pergantian pemerintahan menyebabkan ketidakstabilan.
Penyimpangan peruntukan kawasan dalam implementasi dipengaruhi oleh: kebijakan reklamasi yang belum terpadu, karena rencana tata ruang belum digunakan sebagai acuan; tidak ada koordinasi dan komunikasi pada birokrasi sebagai akibat pelaksanaan reklamasi yang tidak terpadu; beragamnya lembaga dalam implementasi menyebabkan tidak sinkronnya rencana tata ruang olph lembaga atas pantura; tuntutan lebih pada kepentingan ekonomi dan politis daripada aspek sosial dan lingkungan; dan kemauan penegakan hukum tidak berjalan karena beragam kepentingan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Girl Rajasha
"Rumah Sakit Sumber Waras adalah rumah sakit tipe B sesuai dengan penggolongan Rumah Sakit di Indonesia oleh Depkes RI dengan 18 jenis pelayanan spesialis. RSSW menyelenggarakan Pendidikan Keperawatan Tingkat Akademi sejak tahun 1998 dan merupakan rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara sejak tahun 1970 hingga sekarang. Status akreditasi penuh tahap I juga telah diberikan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia kepada RS Sumber Waras dikeluarkan di Jakarta tanggal 12 Maret 1999 dengan sertifikat No. YM.00.03.3.3.5.1154.
Dan studi awal penelitian ini, didapatkan informasi rumah sakit ini mempunyai jumlah tempat tidur sebanyak 400 buah dengan pemakaian air bersih minimum berdasarkan Kep.Dirjen PPM dan PLP no.HK.00.06.6.44 tahun 1993 sebesar 500 liter per tempat tidur perhari, jika seluruh tempat tidur terisi maka jumlah air bersih yang dibutuhkan adalah sebesar 200 m3 perhari, tetapi kapasitas IPAL sebesar 60 m3 per hari, sehingga dapat dikatakan )PAL sudah melampaui batas, atau limbah tersebut hanya sebagian diolah dalam IPAL. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji sistem pengelolaan limbah cair di RSSW.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik yang dilakukan antara bulan April sampai dengan Agustus 2003. Pengambilan data kualitas limbah cair dilakukan dengan pengambilan sampel limbah cair secara langsung dari saluran limbah cair dan IPAL dan wawancara mendalam dengan responden terpilih. Analisa data dalam penelitian ini dengan menggunakan tabulasi tabel dan linear regresi untuk mendapatkan gambaran terdapatnya kecenderungan data.
Dan observasi diperoleh hasil, sistem pengelolaan limbah cair di RSSW belum berjalan dengan baik, karena hanya 4 unit (gedung rawat inap, kamar operasi, bagian gizi dan laundry) dari 30 unit yang menghasilkan limbah cair disalurkan menuju IPAL atau sebesar 13,3%, sisanya disalurkan melalui septic tank serta sebagian lagi dibuang menuju sungai.
Dengan diasumsikan kebutuhan air untuk masing-masing unit sama, maka air yang digunakan sebesar 13,3% dari total air bersih yang digunakan, atau sebesar 86,05 m3 per hari. Dengan asumsi limbah cair yang terbentuk sebesar 60-85%, maka limbah cair yang masuk ke dalam IPAL sebesar 51,63-73,14 m3 per hari. Dari data diatas, maka kondisi IPAL RSSW saat ini dapat mengalami kelebihan pemasukkan air limbah sebesar 13,14 m3 per harinya.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian yaitu:
  1. Kualitas limbah cair yang berada di luar IPAL menunjukkan lebih besar dari baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah, terutama pada saluran 1, yang menunjukkan konsentrasi TSS 35.00 mg/L, BOD 48.60 mg/L, COD 163.37 mg/L dan Total Coliform sebesar 3.105 yang kesemuanya lebih besar dari pada baku mutu yang ditetapkan oleh Men.LH No.58 tahun 1995. Konsentrasi yang besar ini disebabkan banyaknya kegiatan yang berada di saluran. Pemakaian air bersih di RSSW sebesar 647 m3 perhari, maka volume limbah cair total yang terbentuk sebesar 388.20-549.95 m3 perhari. Efisiensi IPAL sebesar 66.67%-95%, tetapi untuk parameter mikrobiologi menunjukkan harga MPN sebesar 24.104 lebih besar batas yang diijinkan oleh pemerintah sebesar 1.104. Upaya yang dapat dilakukan RSSW dengan mengurangi pemakaian air berarti dapat menurunkan penggunaan air sebesar 471.194-538.01 m3lharinya.
  2. Sumberdaya manusia yang mengelola limbah belum diberikan tugas khusus dan pemahaman mengenai limbah cair. Kebijakan yang telah dibuat oleh pihak RSSW dalam mengelola limbah cair adalah memasukkan pengelolaan limbah cair ke dalam bagian instalasi pemeliharaan sarana, tetapi belum membentuk bagian khusus yang mengelola limbah tersebut. Kurangnya sumberdaya manusia menyebabkan rencana yang tidak tertata baik seperti memeriksa disinfektan untuk menurunkan kadar mikrobiologi, membersihkan bar screen dan lain-lain.
  3. Kebijakan yang dibuat oleh RSSW dalam mengelola limbah cair berupaya untuk memenuhi baku mutu limbah cair sesuai dengan Kep.Gubernur KDKI Jakarta no.582 tahun 1995, tetapi pemantauannya yang rutin dilakukan hanya dilakukan pada instalasi pengolahan limbah saja, di samping itu kurangnya kelengkapan informasi lingkungan yang terdapat pada RSSW menjadi kendala dalam pengelolaan limbah cair.
  4. Disebabkan karma krisis ekonomi dan penurunan BOR, maka penggunaan dana digunakan untuk biaya operasional IPAL yaitu pembelian bahan kimia dan pemakaian listrik. Perbaikan alat-alat hanya digunakan untuk kondisi tertentu seperti penggantian pampa submersible dan lain-lain.
Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:
  1. RSSW sebaiknya melaksanakan audit lingkungan yang diwajibkan seperti yang tertera dalam Kep.Men.LH Nomor 30 tahun 2001.
  2. Pemasangan pengukur debit limbah cair pada inlet dan outlet IPAL RSSW.
  3. Kep.Gub. DKI Jakarta No. 582 tahun 1995 sebaiknya menambahkan parameter coliform sebagai acuan cemaran mikrobiologi.

Management of Hospital Waste Water (a case study at Sumber Waras Hospital West Jakarta)Sumber Waras Hospital is a B type hospital refers to Indonesia hospital classification with 18 specializations. This hospital provides Nursery Academy since 1998 and since 1970 until now and also become medicine education program for Department of Medicine University of tarumanegara. Sumber Waras Hospital also accomplished full accreditation stage I from Department of Health Republic of Indonesia at 12 Maret 1999 with certification no. YM.00.03.3.3.5.1154.
From pre-research gathered some information this hospital has 400 beds with minimum water consumption per bed, according to Kep. Dirjen PPM and PLP no.HK.00.06.6.44 in year 1993 is 500 liters per bed per day, if every bed is occupied then water needed is 200 m3 per day, but the capacity of treatment plant is 60 m3 per day. In this situation, treatment plant is overloading or not all of wastewater is treated in wastewater treatment plant. The aim of this research is for knowing wastewater management system in Sumber Waras Hospital.
This research used analytical descriptive method and persisted since April to August 2003. Collecting wastewater data is conducted by directly picking up sample from treatment plant and sewer, and also hospital's database. Depth interview with selected respondent is also used. Data analysis in this research used table tabulation and linear regression to describe tendency of data.
From observation resulted, the wastewater management system at Sumber Waras Hospital is not properly working, because only 4 units from 30 units that potentially produce wastewater connected to treatment plant, or only 13,3%, and the rest of it, is divided into two section, septic tank and sewer.
By assuming water needed for each section is equal then water used is about 86,05 m3 per day, and also by assuming wastewater produce is about 60-85%, then wastewater entered to wastewater treatment plant is about 51,63-73,14 m3 per day. From data above, Sumber Waras Hospital's wastewater treatment plant has already overloaded in about 13,14 m' per day.
Conclusions from this research are:
  1. Wastewater quality outside treatment plant had shown above the government standard especially at sewer one had shown significantly above the government standard. This is caused by large number of activities around sewer one. Water consumption is 647 m3 per day, and wastewater production is about 388.20-549.95 m3 per day. Treatment plant's efficiency is about 66.67-95%, but for microbiology parameter, coliform, had shown MPN (Most Probable Number) value 24.104 above government allowed standard, MPN value 1.104. This hospital can reduce water consumption is about 471.194-538.01 m3 per day.
  2. Human resources that manage wastewater had not been assigned for handling and knowledge improvement. Management policy had made maintenance facility department to put in charge for operating treatment plant and government laboratory analysis respond, yet not made special section who really put in charge. Lack of manpower resources resulted unstructured planning, such as checking disinfectant for microbiological reduction, cleaning bar screen, etc.
  3. Policy that had been made by Sumber Waras Hospital for managing wastewater is to fulfill wastewater standard based on Kep.Gubernur DK1 Jakarta no.582 tahun 1995, but surveillance is only conducted for wastewater treatment plant. Lack of environmental information that exists in Sumber Waras Hospital is also burden in wastewater management.
  4. Due to economic crisis and declining bed occupation ratio, the existing fund is for only chemical and electricity consumption, maintaining is only incidental situation, such as replacing submersible pump, etc.
Recommendation:
  1. Sumber Waras Hospital should perform environmental audit as mention at Kep.MenLH Nomor 30 tahun 2001.
  2. Placement of wastewater flow rate at inlet and outlet Sumber Waras Hospital's wastewater treatment plant.
  3. Kep.Gub.DKI Jakarta No. 582 tahun 1995 should be added by coliform parameter as an indicator of microbiology pollutants.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qasim, Syed R.
Boca Raton: CRC Press,, 2018
628.162 QAS w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dinas Kebersihan Pemda DKI Jakarta, 1990
628.42 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gana Paramananda Sudibya
"[ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara yang pertumbuhan propertinya sangat pesat. Strategi pengembangan properti yang direncanakan kadang berhasil namun sering juga gagal sehingga banyak bangunan yang mengalami tingkat kekosongan yang tinggi. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana suatu tempat yang tidak terpakai
dimanfaatkan kembali secara produktif dengan beralih fungsi baru tanpa merobohkan bangunannya (adaptive reuse) berlaku sebagai pemicu untuk meningkatkan dan memaksimalkan nilai properti bangunan tesebut dan nilai properti pada kawasan sekitar. Dengan fungsi baru akan memperpanjang siklus hidup pada bangunan. Perubahan fungsi pada bangunan tidak terlepas dari berkembangnya kreativitas dan keinginan manusia untuk menghasilkan sesuatu yang baru untuk memberikan manfaat yang lebih besar. Penelitian ini mengambil sampel pada kawasan Istana Kuta Galeria, dimana kawasan ini merupakan ruko-ruko dengan banyak ruangnya yang tidak terpakai. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif sehingga
menghasilkan uraian mendalam mengenai perubahan ruko menjadi hotel. Dalam penelitian ini dilakukan analisis pada faktor-faktor seperti politik, hukum, ekonomi, sosial, lingkungan, dan budaya yang berpengaruh di dalam peningkatan nilai properti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptive reuse berdampak pada nilai
properti melalui peningkatan secara positif pada aspek ekonomi dan produktivitas pada bangunan tetapi tidak berimbas pada bangunan sekitarnya yang masih berada di dalam satu kawasan.

ABSTRACT
Indonesia is one of the countries where property growth have increased significantly in the last couple of years. Often the strategy for property development will gain success, but it is not unusual that it is become a failure resulting in high vacancy rate on buildings. This research was focusing on how unused place can productively be reused with a new function without tearing down the previous and/or existing buildings (adaptive reuse) and therefore trigger increased and maximized the value of property. With the increasing value of the property, it will prolong the life cycle of a building. The adaptive reuse relies heavily on the growing human's creativity and their eagerness to create something that will benefit for larger community. This research took sample Istana Kuta Galeria, which is a commercialized area with many unused spaces. Qualitative approach is used in this research to explain further about
the change from shops to become a hotel. This research was also analysed factors such as politics, law, economics, social, environment and culture that affecting the value of the property. The result of this research showed that adaptive reuse strategy is impacting the value of property by a positive increase on economy and buildings' productivity; however it does not affecting surrounding buildings on the same
neighborhood.;Indonesia is one of the countries where property growth have increased significantly
in the last couple of years. Often the strategy for property development will gain
success, but it is not unusual that it is become a failure resulting in high vacancy rate
on buildings. This research was focusing on how unused place can productively be
reused with a new function without tearing down the previous and/or existing
buildings (adaptive reuse) and therefore trigger increased and maximized the value of
property. With the increasing value of the property, it will prolong the life cycle of a
building. The adaptive reuse relies heavily on the growing human?s creativity and
their eagerness to create something that will benefit for larger community. This
research took sample Istana Kuta Galeria, which is a commercialized area with many
unused spaces. Qualitative approach is used in this research to explain further about
the change from shops to become a hotel. This research was also analysed factors
such as politics, law, economics, social, environment and culture that affecting the
value of the property. The result of this research showed that adaptive reuse strategy
is impacting the value of property by a positive increase on economy and buildings?
productivity; however it does not affecting surrounding buildings on the same
neighborhood., Indonesia is one of the countries where property growth have increased significantly
in the last couple of years. Often the strategy for property development will gain
success, but it is not unusual that it is become a failure resulting in high vacancy rate
on buildings. This research was focusing on how unused place can productively be
reused with a new function without tearing down the previous and/or existing
buildings (adaptive reuse) and therefore trigger increased and maximized the value of
property. With the increasing value of the property, it will prolong the life cycle of a
building. The adaptive reuse relies heavily on the growing human’s creativity and
their eagerness to create something that will benefit for larger community. This
research took sample Istana Kuta Galeria, which is a commercialized area with many
unused spaces. Qualitative approach is used in this research to explain further about
the change from shops to become a hotel. This research was also analysed factors
such as politics, law, economics, social, environment and culture that affecting the
value of the property. The result of this research showed that adaptive reuse strategy
is impacting the value of property by a positive increase on economy and buildings’
productivity; however it does not affecting surrounding buildings on the same
neighborhood.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44277
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qasim, Syed R
Boca Raton: CRC Press, 2018
628.162 QAS w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Fadhila Zahra
"Dengan pertumbuhan modernisasi yang pesat dan ekspansi kota-kota, ketegangan antara pelestarian warisan budaya dan kebutuhan untuk memenuhi tuntutan kontemporer menjadi semakin nyata. Tekanan modernisasi ini sering membutuhkan pembangunan infrastruktur baru, kawasan perumahan, dan fasilitas komersial, yang mengakibatkan pengabaian atau penghancuran situs warisan otentik. Kehilangan keasliaan dapat memutus hubungan komunitas dengan masa lalu mereka serta merusak karakter unik yang mendefinisikan warisan sebuah kota. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki efektivitas strategi adaptive reuse, dalam mempertahankan keaslian bangunan bersejerah yang sekaligus mengakomodasi kebutuhan modern dengan fokus pada Pantjoran Tea House di Glodok, Jakarta sebagai studi kasus. Dengan mengacu pada konsep >Shearing Layers oleh Stewart Brand dan konsep adaptive reuse oleh Sally Stone, yakni metode adaptation, addition, dan subtraction, revitalisasi Pantjoran Tea House secara efektif menjaga nilai autentisitas bangunan dengan mempertahankan material, desain, tata letak, dan konstruksi aslinya. Studi ini juga menggarisbawahi pentingnya melestarikan warisan tak benda, seperti praktik teh tradisional Tionghoa, untuk memastikan akurasi historis dan pengalaman yang autentik bagi pengunjung. Hasil studi ini memvalidasi bahwa penggunaan strategi adaptive reuse dapat secara efektif menutup kesenjangan antara pelestarian dan modernisasi dengan mengarahkan pada pengembangan kota-kota modern yang tetap menghormati warisan sejarahnya.

With the rapid growth of modernization and the expansion of cities, the tension between the preservation of cultural heritage and the necessity to meet contemporary demands becomes more evident. This modernization pressures often requires the construction of new infrastructure, residential areas, and commercial facilities, resulting in the neglect or destruction of authentic heritage sites. The loss of authenticity can disconnect communities from their past and undermine the unique character that defines a city's heritage. This study aims to investigate the effectiveness of adaptive reuse strategies in preserving the authenticity of historical buildings while accommodating contemporary needs, focusing on Pantjoran Tea House in Glodok, Jakarta, as a case study. Building upon Stewart Brand's concept of Shearing Layers and Sally Stone's frameworks for adaptive reuse, particularly the methods of addition and subtraction, the revitalization of the Pantjoran effectively preserved the building's authenticity by maintaining its original materials, design, layout and workmanship. The study also highlights the importance of preserving intangible heritage, such as traditional Chinese tea practices, to ensure the historical accuracy and authenticity of the visitor experience. The findings further confirm that adaptive reuse can successfully bridge the gap between preservation and modernization by guiding the creation of modern cities that honour their historical roots."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitria Widianingtias
"Salah satu strategi untuk mewujudkan kebijakan pengelolaan sumber daya air yang diatur dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2013 yaitu dengan meningkatkan penghematan air serta pengendalian penggunaan air tanah dengan cara mendorong penggunaan teknologi daur ulang air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui merencanakan bentuk pemanfaatan dan pengolahan daur ulang air limbah yang sesuai untuk diterapkan di Depok Town Square. Sumber air bersih yang digunakan di Depok Town Square adalah air tanah dalam (artesis) yang memasok ± 30% kebutuhan air yaitu rata-rata sekitar 3.038 m3/bulan dan air PDAM yang memasok ± 70% kebutuhan air yaitu rata-rata sekitar 6.992,75 m3/bulan. Sumber air limbah yang didaur ulang berasal dari effluen IPAL Depok Town Square dengan kualitas effluen untuk parameter ammonia sebesar 21,60 mg/l, parameter BOD sebesar 43,78 mg/l, parameter COD sebesar 164,48 mg/l, TSS sebesar 49,0 mg/l, TDS sebesar 1.050 mg/l, besi sebesar 0,22 mg/l, mangan 0,8 mg/l, kekeruhan sebesar 10,6 NTU, kesadahan sebesar 46 mg/l, dan fecal coliform sebesar > 16.000 jml/100 ml. Berdasarkan analisa tingkat kebutuhan air dan potensi daur ulang, bentuk pemanfaatan air daur ulang yang sesuai untuk diterapkan di Depok Town Square adalah untuk flushing toilet, siram tanaman, cleaning, dan cooling tower sehingga bentuk pengolahan daur ulang yang sesuai adalah unit ultrafiltrasi diikuti dengan unit desifeksi klorin dan bak penampung.

One of the strategies to achieve water resource management policies set out in the West Java Governor Regulation No. 14/2013 is to increase water savings as well as control the use of ground water by encouraging the use of recycled wastewater. This study aims to determine planning the utilization and processing of recycled waste water suitable to be applied in Depok Town Square. Clean water sources used in Depok Town Square is ground water (artesian) which supplies ± 30% of the water needs with an average of about 3.038 m3/month and PDAM that supply 70% of water needs with an average of about 6.992,75 m3 /month. Source of recycled wastewater is the effluent of Depok Town Square?s WWTP with quality for ammonia 21,60 mg/l, BOD 43,78 mg/l, COD 164,48 mg/l, TSS 49,0 mg/l, TDS 1.050 mg/l, iron 0,22 mg/l, manganese 0,8 mg/l, turbidity 10,6 NTU, hardness 46 mg/l, and fecal coliform >16.000 MPN/100 ml. Based on the analysis of the level of need and potential for water recycling, recycled water utilization suitable to be applied in Depok Town Square is for toilet flushing, garden watering, cleaning, and cooling towers. Therefore suitable recycling processing is ultrafiltration followed by disinfection and reservoir tank."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irpan Sejati Tassakka
"Aktivitas pelayaran di Indonesia terus meningkat sehingga diperlukan tindakan pencegahan pencemaran laut melalui pengolahan air limbah secara on-site di setiap kapal penumpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik air limbah domestik kapal penumpang dan waktu detensi optimum penyisihan konsentrasi COD dan TN yang akan dijadikan kriteria desain unit MBBR. MBBR merupakan unit pengolahan kombinasi pertumbuhan biomassa terlekat dan tersuspensi yang efisien untuk diterapkan di kapal penumpang karena membutuhkan ruang yang minim. Kinerja MBBR diketahui melalui eksperimental menggunakan sistem bacth pada reaktor anoksik dan aerob dengan waktu detensi 2, 4, 6, dan 8 jam.
Hasil penelitian memperoleh konsentrasi COD dan TN air limbah domestik kapal penumpang sebesar 550-760 mg/l dan 51-88 mg/l yang melebihi baku mutu MEPC 227.64 tahun 2012 masing-masing sebesar 125 mg/l dan 20 mg/l sehingga perlu diolah. Waktu metabolisme optimum sehingga menghasilkan efluen yang memenuhi baku mutu adalah 8 jam masing-masing reaktor dengan total efisiensi penyisihan COD sebesar 81,2% dan TN sebesar 87,3%. Perancangan STP MBBR memiliki volume sebesar 80,25 m3/unit yang menghemat ruang sebesar 107,0 m3; berat sebesar 118,3 ton/unit yang meningkatkan daya tampung KM Sinabung sebesar 92,4 DWT; dan energi sebesar 7,7 kW/unit yang menghemat penyediaan energi sebesar 21,2 kW.

Sailing's activities in Indonesia are increasing, hence on-site wastewater treatment at each passenger ship(s) is needed to avoid sea pollution. This study aims to determine the characteristics of domestic wastewater from the passenger ship(s) and optimum detention time of COD removal and TN concentrations that will be used as a design criterion of MBBR unit. MBBR is a combination of attached and suspended growth biomass treatment which is efficient for application in passenger ships, because it required minimal space. MBBR's performance was acknowledged through experimental process using batch system on anoxic and aerobic reactors with 2, 4, 6, and 8 hours detention time.
Results of this study showed COD and TN concentrations of domestic wastewater from passenger ship(s) of 550-760 mg/l and 51-88 mg/l respectively. These values exceeded the quality standard stated on 227.64 MEPC in 2012 which the standard COD and TN concentrations are 125 and 20 mg/l, so the wastewater needs to be treated. The optimum metabolisme time needed to produce effluent that meets the quality standard is 8 hours for each reactor with total COD removal efficiency of 81.2% and TN of 87.3%. The STP MBBR's design had volume of 80.25 m3/units which saved the space of 107.0 m3; weight of 118.3 tons/unit which increased the KM Sinabung's Death Weight Tonnage (DWT) of 92.4 DWT; and energy of 7.7 kW/unit which saved the energy supply of 21.2 kW.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putera Hendri Riyanto
"Industri tesktil yang cukup berkembang di Indonesia berimplikasi kepada semakin banyaknya limbah yang dihasilkan terutama limbah cair, yang dapat menyebabkan pencemaran dikarenakan kandungan pewarna dan bahan sintetis lainnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efisiensi pengolahan kimia dengan proses fotokatalisis menggunakan TiO2 dalam menurunkan konsentrasi COD dan warna.
Air limbah yang digunakan berasal dari IPAL JABABEKA yang belum melalui proses pengolahan. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap di mana air limbah diolah dengan cara diberikan katalis TiO2 dengan rentang 0,20 - 1,24 mg/L, dipaparkan sinar UV dengan rentang waktu kontak 45 - 240 menit, dan diaduk dengan rentang kecepatan pengadukan 100 - 360 rpm.
Hasil penelitian menunjukkan kombinasi variabel yang paling efektif adalah kombinasi dosis TiO2 0,36 g/L, waktu kontak 240 menit, dan kecepatan pengadukan 320 rpm dengan persentase penurunan konsentrasi COD dan warna adalah 74,51% dan 47,70%. Hasil yang diperoleh belum mencapai baku mutu pada PermenLH No.5/2014 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Tekstil sehingga pengolahan ini dapat digunakan sebagai pre-treatment untuk mengolah air limbah sebelum masuk ke primary dan secondary treatment.

Textile industry which is well developed in Indonesia has implication for the increasing number of wastewater generated, which can lead to contamination because it contains of dyes and other synthetic materials. The purpose of this study is to determine the efficiency of chemical treatment with photocatalytic process using TiO2 in decreasing COD and color concentration.
Wastewater for this study comes from IPAL JABABEKA and has not yet gone through any treatment. This study will be done in three stages where wastewater is added by TiO2 with a dosage range from 0,20 - 1,24 mg/L, illuminated by UV light with a contact time range from 45 - 240 minutes, and mixed with a mixing velocity range from 100 - 360 rpm.
Result of the study shows that the most effective combination is to combine TiO2 dosage 0,36 g/L, contact time 240 minutes, and mixing velocity 320 rpm with a COD and color removal percentage of 74,51% and 47,70%. The result achieved does not comply with the regulation PermenLH No.5/2014 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Tekstil, so this treatment can be used as pre-treatment to treat wastewater before it is treated in primary and secondary treatment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>