Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 299 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmalia Wulan Azizah
"Penelitian ini berusaha menelusuri tindakan resistensi kelompok musik lokal Mother Bank jika ditinjau dari perspektif kajian ilmu komunikasi. Mother Bank menekankan identitasnya pada ruang kesenian sebagai sekelompok perempuan yang berasal dari daerah rural lalu menyuarakan keresahannya lewat musik. Mereka menggunakan medium-medium tertentu untuk menyuarakan resistensinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivis, serta metode studi kasus untuk melihat kejadian secara lebih mendalam dan terhubung. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara, serta studi literatur dengan menelusuri berbagai artefak media yang bertebaran. Temuan menunjukan bahwa ada suatu pola yang terbentuk di balik resistensi yang dilakukan oleh Mother Bank, dimana ada aktor-aktor tertentu yang menjadi inisiator resistensi Mother Bank selaku pelaku budaya. Peneliti juga melihat munculnya indikasi Mother Bank sebagai sebuah subkultur berdasarkan resistensi mereka yang mengarah pada gagasan counter hegemoni yang lebih besar.

This research attempts to explore the resistance actions of the local music group Mother Bank when viewed from the perspective of communication science studies. Mother Bank emphasizes its identity in the arts space as a group of women from rural areas who voice their concerns through music. They use certain media to voice their resistance. This research uses a qualitative approach with a constructivist paradigm, as well as a case study method to look at events in more depth and connection. Data was collected through field observations, interviews, and literature studies by collecting various scattered media artifacts. The findings show that there is a pattern that has formed behind the resistance carried out by Mother Bank, where there are certain actors who are the initiators of Mother Bank's resistance as cultural actors. Researchers also see the emergence of indications of Mother Bank as a subculture based on their resistance which leads to the idea of a larger counter-hegemony.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993
331.76 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Suhadi
"Latar Belakang. Banyak tulisan tentang minyak bumi namun yang dikaitkan dengan pertahanan keamanan negara (Hankamneg), apalagi secara eksplisit, sulit ditemukan. Sudut pandang tulisan tersebut tergantung latar belakang serta keahlian para penulisnya. Dari sebagian tulisan, yang berhasil diamati oleh penulis, dibagi-bagi seperti tersebut di bawah ini.
Pertama, tulisan oleh para ahli tehnik pertambangan. Kelompok ini melihat energi minyak bumi sebagai produk pertambangan dan pertambangan teknologinya. Tulisan-tulisan kelompok ini lazimnya dituangkan sebagai Hasil-hasil Lokakarya Energi, yang dikeluarkan secara tahunan dan yang dikoordinir oleh Badan Koordinasi Energi Nasional (BAKOREN) atau Komite Nasional Indonesia (KNI)-world Energy Conference (NEC). Penulisnya antara lain adalah Soedarno Martosewoyol.
Kedua, yang penulisnya bukan ahli teknik pertambangan dan yang dikaitkan dengan keadaan ekonomi di Indonesia. Penulis tersebut melihat kaitan antara elastisitas pendapatan per kapita dan pemakaian beberapa jenis dari energi minyak bumi (Premium, minyak tanah, dan minyak solar). Penulisnya antara lain adalah Bambang Tri joso.2
Ketiga, yang penulisnya terutama melihat tentang penyediaan minyak bumi di Indonesia. Penulis tersebut melihat bahwa energi minyak bumi, yang mempunyai peranan sangat panting bagi kehidupan masyarakat di Indonesia, harus diupayakan ketersediaannya. Penulisnya antara lain adalah RIJ Soetopo3 dan Soehoed. R.4
Keempat, sejarah telah pula mencatat bahwa minyak bumi dapat menjadi sumber konflik. Hal itu seperti yang dapat kita lihat pada Perang Teluk.5
Berdasarkan alasan dan pertimbangan tersebut di atas maka dipilih judul tulisan atau thesis ini yaitu "Energi Minyak Bumi dalam (rangka) Ketahanan di bidang Hankamneg."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rosidi Firmansyah
"BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia secara resmi lahir dalam negara Kesatuan Republik Indonesia.
S.Budhisantoso dalam salah satu karya tulisnya berpendapat, bahwa :
"Banyak diantara masyarakat bangsa yang baru merdeka itu terwujud sebagai hasil perpaduan sejumlah bangsa atau suku-suku bangsa yang semula hidup dalam kesatuan- kesatuan sosial yang lebih kecil, sehingga memerlukan identitas yang dapat memperkokoh persatuan. Sementara itu ada juga bangsa-bangsa yang memang sejak semula merupakan satu maayarakat yang "homogen", akan tetapi karena penindasan oleh bangsa lain, mereka itu kehilangan identitas yang dapat mempersatukan segenap warganya sebagai satu bangsa yang merdeka, {1989 : 1).
Kenyataan menunjukkan bahwa di Kepulauan Nusantara pernah berkembang negara-negara besar maupun kecil yang semula masing-masing negara itu bebas berkembang. Oleh karena itu Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia bukan sekedar pernyataan politik berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, melainkan juga sebagai pernyataan kebulatan tekad dari segenap penduduk bekas jajahan Hindia Belanda untuk mempersatukan diri menjadi satu bangsa. Kelahiran bangsa itu menimbulkan berbagai macam kebutuhan, terutama landasan pengikat persatuan dan kesatuan bangsa. Sebenarnya kebutuhan akan persatuan dan kesatuan itu sudah lama dirasakan antara lain tercermin dalam "Sumpah Pemuda" yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Bagi bangsa Indonesia persatuan dan kesatuan bangsa bukan hanya diperlukan karena kelahiran bangsa yang harus mempertahankan kedaulatan terhadap ancaman dari Iuar, melainkan juga karena kenyataan bangsa itu merupakan peleburan dari banyak suku bangsa dan masyarakat daerah yang semula masing-masing berdiri sendiri. Proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia telah mempersatukan masyarakat majemuk menjadi satu bangsa tanpa menghancurkan kekhususan kesatuan-kesatuan sosial yang membentuknya dengan semboyan "Bhineka Tunggal Ika". Untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan dari masyarakat majemuk menjadi satu masyarakat bangsa serta mengisi cita-cita proklamasi, memerlukan sarana serta pengikat yang dapat diterima semua pihak, apa yang disebut Raymond Firth sebagai " Social media " ( 1952 : 42 ). Oleh karena itu diperlukan adanya seperangkat nilai yang dapat berfungsi sebagai sarana pemersatu social budaya masyarakat sehari-hari.
Atas dasar kenyataan ini ketika para pemimpin yang datang dari berbagai golongan dan suku bangsa berkumpul dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Uaaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang merupakan langkah awal dari PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), tanggal 28 Mei 1945 Mr. Muhamad Yamin menyampaikan pidatonya tentang 5 azas dasar negara Republik Indonesia. Dan pada tanggal 1 Juni 1945 dikokohkan Ir. Soekarno dalam pidatonya tentang 5 dasar filsafat Negara Indonesia merdeka yang diaebut "Pancasila" yang diyakini kebenarannya dan digunakan sebagai dasar untuk menata masyarakat dalam menegara. Kemudian untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara yang tertib dan teratur dirumuskan pula Undang-Undang yaitu UUD 1945.
Kenyataan sejarah menggambarkan bahwa Pancasila dan UUD 1945 merupakan pemersatu bangsa dan Ideologi negara yang kokoh. Terbukti dari beberapa kali usaha para pemberontak yang ingin mengganti Pancasila dan UUD 1945 dengan ideologi lain selalu mengalami kegagalan.
Dalam interaksinya dengan lingkungan, sesuai pendapat Soewarso sebagai "Lingkungan Strategik" (1982 . 5) untuk mempersatukan bangsa Indonesia perlu adanya suatu Wawasan Nusantara yang dirumuskan Kelompok Kerja Ketahanan Nasional adalah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD-45, tentang diri dan lingkungannya yang berbentuk sebagai kesatuan air dengan pulau-pulau di dalamnya, beserta udara dan ruang angkasanya". {1982 : 9)?."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sjafri Kurin
"ABSTRAK
Setelah pembangunan nasional secara teratur dan terencana dilakukan selama empat Pelita, adalah menarik untuk mengkaji masalah-masalah yang ada kaitannya dengan pembangunan ekonomi daerah. Di beberapa daerah tampak adanya ketimpangan dalam pemerataan pembangunan ekonomi, padahal kontribusi daerah-daerah tersebut sebagai penghasil ekspor nasional cukup tinggi. Selain itu terdapat kelemahan-kelemahan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) seperti: belum seimbangnya perbandingan anggaran rutin dengan anggaran pembangunan, masih terlalu besarnya Sisa Anggaran Pembangunan (SIAP) dan banyaknya ketergantungan APBD pada bantuan pemerintah pusat. Karena menurunnya harga minyak bumi sehingga kemampuan pemerintah pusat menyediakan dana semakin terbatas, maka dalam meneruskan pembangunan nasional diusahakan agar pemerintah daerah tidak terlalu tergantung lagi pada pemerintah pusat. Sehubungan dengan itu masalah-masalah yang ada di dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
(1) Sampai berapa jauh potensi ekonomi daerah dapat dikembangkan agar tidak terlalu tergantung pada pemerintah pusat.
(2) Bagaimana pola pertumbuhan ekonomi daerah selama empat Pelita dan bagaimana pola perkiraan di masa depan.
(3) Bagaimana bentuk peranan butir (1) dan butir (2) tersebut dalam menunjang Ketahanan Nasional, mengingat masalah-masalah tersebut dapat mengganggu Ketahanan Nasional.
Penelitian ini bertujuan:
[1]Mendeskripsikan potensi dan pembangunan ekonomi daerah dalam hubungannya dengan ekonomi nasional.
[2]Mengukur distribusi pertumbuhan ekonomi daerah selama empat Pelita dan mencoba menprediksi faktor-faktor apa yang menentukan pertumbuhan ekonomi daerah di masa yang akan datang.
[3]Menghubungkan dan mengevaluasi butir (1) dan butir (2) tersebut dalam menunjang Ketahanan Nasional masa kini dan masa yang akan datang.
Metode yang digunakan antara lain: analisis pergeseran dan pangsa, analisis perbandingan anggaran rutin dengan anggaran pembangunan daerah, regresi linier, serta analisis cross impact matrix antar gatra Ketahanan Nasional. Penemuan utama yang didapat ialah:
[1]Laju pertumbuhan ekonomi daerah, penyerapan tenaga kerja daerah, dan ekspor daerah merupakan variabel﷓variabel penentu pembangunan ekonomi daerah yang ikut menunjang Ketahanan Nasional.
[2]Hasil prediksi pertumbuhan ekonomi daerah menunjukkan bahwa 70% dari variansi pertumbuhannya ditentukan oleh variabel ekspor daerah dan variabel tenaga kerja daerah, sedangkan sisa yang 30% ditentukan oleh variabel-variabel lain termasuk gatra-gatra lain dari Ketahanan Nasional.
[3]Daerah perbatasan dan daerah terpencil, antara lain: propinsi-propinsi Daerah Istimewa Aceh, Riau, Kalimantan Timur, Irian Jaya, Timor Timur dan Maluku dalam konteks Ketahanan Nasional merupakan daerah-daerah strategis dan rawan terhadap tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan (TANG).
[4]Daerah-daerah Indonesia Bagian Barat relatif lebih maju dari pada daerah-daerah Indonesia Bagian Timur.
[5]Daerah-daerah yang memiliki subkomponen Industrial Mix (IM) yang positif antara lain propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan subkomponen Competitive Share (CS) yang positif menyerap banyak tenaga kerja."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budy Alamsjah
"Tujuan: Untuk memahami mekanisme terjadinya resistensi terhadap obat antituberkulosis dengan mempergunakan pendekatan epidemiologik genetik.
Bahan dan metode penelitian:
Disain penelitian : kasus - kontrol.
Tempat: Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rumah Sakit Umum dr. M. Jamil, Sumatera Barat dan Rumah Sakit Umum dr. Wahidin Sudirohusodo, Makasar. Laboratorium Mikrobiologi FKUI, Jakarta, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Jakarta dan Laboratorium Bioteknologi Universitas Padjajaran, Bandung.
Lama penelitian: 8 bulan ( Januari 2002 - Agustus 2002 ).
Subjek penelitian: Masing-masing 279 sampel dahak yang sensitif dan resisten INH serta 36 sampel dahak yang sensitif dan resisten rifampisin.
Bahan: sampel dahak yang dikirim dari ketiga rumah sakit tersebut, diperiksa silang di laboratorium mikrobiologi FKUI, Jakarta, lalu diadakan pemeriksaan PCR dan sequencing di Lembaga Eijkman dan laboratorium BioteknoIogi Universitas Padjajaran, Bandung. Disamping itu dilakukan wawancara untuk mendapatkan keterangan mengenai kepatuhan berobat dan pengobatan yang tidak optimal. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis uji statistik.
Hasil: Prevalensi resistensi terhadap INH dari ketiga propinsi berkisar dari 11,9 % sampai 15,6 %, prevalensi resistensi terhadap rifampisin berkisar dari 1,3 % sampai 1,6 % dan prevalensi resistensi ganda berkisar dari 0,6 % sampai 1,3 %, M. tuberculosis yang mengalami mutasi padagen katG dari ketiga propinsi didapatkan sebesar 60,2 % dan mempunyai kemungkinan risiko resisten terhadap INH sebesar 32,6 kali bila dibandingkan dengan M. tuberculosis yang tidak mengalami mutasi pada gen katG. M. tuberculosis yang resisten terhadap rifampisin dari ketiga propinsi menunjukkan bahwa semua M tuberculosis tersebut mengalami mutasi padagen rpoB, dimana mutasi gen rpoB pada kodon 516 (16,6 %), kodon 526 (63,8 %), kodon 529 dan kodon 531 masing-masing sebesar 5,5 %. Hal ini dapat dikatakan bahwa M. tuberculosis dari ketiga propinsi yang resisten terhadap INH dan rifampisin mengalami beraneka ragam jenis mutasi (diversity). Di ketiga propinsi, ketidakpatuhan penderita tuberkulosis berobat didapatkan sebesar 56,3 % pada M. tuberculosis resisten terhadap INH dan 75 % M. tuberculosis yang resisten terhadap rifampisin. 65,9 % penderita tuberkulosis yang mendapatkan pengobatan monotherapy mengalami resisten terhadap INH dan 75 % penderita tuberkulosis yang mendapatkan pengobatan tidak optimal mengalami resisten terhadap rifampisin. Mutasi baru gen rpoB pada kodon 529 ditemukan 2 buah yang berasal dari propinsi Jakarta dan propinsi Sumatera Barat. Mutasi baru ini tidak mempunyai dampak klinik dan biologis karena kedua kodon tersebut menyandi asam amino yang lama yaitu arginin.

Genetic Epidemiological and Risk Factor Of M. Tuberculosis For Being Resistant To INH And Or RifampicinObjective of the Study: To understand the mechanisms of resistance to antituberculosis drugs by genetic epidemiological study.
Methods and materials of the study:
Study design: Case - control study.
Location: Persahabatan Hospital (Jakarta), M. Jamil General Hospital (West Sumatra), Wahidin Sudirohusodo General Hospital (South Sulawesi), Microbiology Laboratory FKUI (Jakarta), Eijkman Institute for biology molekuler (Jakarta) and Padjadjaran University Biotechnology Laboratory (West Java).
Duration of study: 8 months ( January 2002 - August 2002 ).
Subject: 279 samples sputum each that were sensitive and resistant to NH, 36 sample sputum each that were sensitive and resistant to rifampiscin.
Material of study: - Sputum sample from three hospitals were sent to Microbiology Laboratory FKUI for crosschecking. Subsequently PCR examination and sequencing were performed in Eijkman Institute and Padjadjaran University Biotechnology Laboratory. In addition interviews were conducted to obtain information about patient compliance and optimal treatment. All data were subjected to statistical analysis.
Results: Resistance prevalence to INH from three provinces range from 11.9 % to 15.6 %; resistance prevalence to rifampicin 1.3 % to 1.6 % and multidrug resistant prevalence: 0.6 % to 1.3 %. Mutation on gene katG M. tuberculosis from three provinces were 60.2 % and have a probability resistance risk to INH 32.6 times compared to M. tuberculosis that didn't have mutation on gene katG. All M. tuberculosis resistant to rifampicin isolated from three provinces have a mutation on gene rpoB, on codon 516 (16.66 %), codon 526 (63.8%), codon 529 and codon 531 respectively 5.5 %. This situation showed that M. tuberculosis from three provinces resistant to INH and rifampicin have a diversity mutant, In the three provinces, non compliance from tuberculosis patient - were 56.3 % of M. tuberculosis resistant to INH and 75 % of M. tuberculosis resistant to rifampicin. INH monotherapy result in 65.9 % resistance and sub optimal treatment result in 75 % resistance to rifampicin. Two new mutations have been found in gene rpoB codon 529 from Jakarta and West Sumatra. And this new mutant has no clinical and biology impact because the two codons encode amino acid was same, is arginine.
Conclusions: Resistance prevalence to NH and or rifampicin in three provinces is significantly high despite a good health infrastructure. If this problem occurs in other provinces with difference geographic characteristic, demographic, socioeconomic and health infrastructure, most probably the resistance prevalence to INH and or rifampicin will be much be more pronounced. The development of resistance of M. tuberculosis to INH and or rifampicin is influenced by mutation on gene encoding enzyme catalase peroxidase (katG) and RNA Polymerise ( rpoB ). Non-compliance and sub optimal treatment are selection factors for katG and rpoB mutant.
Recommendations: It is recommended to continue a similar study in the other provinces with difference geographic, demographic, socio economic, health infrastructure and also other study with mutant. For the Department of Health it is recommended to accelerate methods of early detection of tuberculosis cases that are sensitive or resistant to antituberculosis drugs and monitoring system to record and to report tuberculosis cases from other public health services e.g. Private practices, non government clinics, hospitals and institution to ensure continuous availability and quality of controlled drugs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
D547
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliati
"Methisillin Resistant Staplylococcus aureus (MRSA) adalah strain Staphylococcus aureus yang telah mengalami resisten terhadap antibiotika metisilin dan lainnya dalam 1 golongan. Mekanisme resistensi MRSA terjadi karena Sraphylococcus aureus menghasilkan Penicillin Binding Protein (PBP2a atau PBP2?) yang dikode oleh gen mecA yang memiliki afinitas rendah terhadap metisilin. Saat ini MRSA diuji dengan cara uji resistensi dengan cara Cakram Oxacillin 1 ug. Cara ini memerlukan isolat murni dan kultur bakteri, sehingga hasilnya baru bisa diketahui paling cepat 5 hari. Dalam upaya untuk mencari teknik diagnostik yang cepat dan tepat untuk mendeteksi MRSA, deteksi gen mecA dengan teknik PCR merupakan salah satu diagnostik alternatif.
Tujuan penelitian ini adalah mencari alternatif teknik diagnostik yang cepat dan tepat untuk pemeriksaan MRSA, dalam hal ini PCR. Pengujian dibagi dalam 2 tahap, yaitu : (1). Isolasi dan Identifikasi MRSA secara fenotipik, (2). Deteksi gen mecA pada isolat MRSA dengan teknik PCR yang terdiri dari: optimasi uji PCR untuk deteksi gen mecA, spesifisitas uji PCR, sensitifitas dan spesifisitas deteksi gen mecA sebagai uji diagnostik alternatif MRSA.
Hasil isolasi dan identifikasi secara fenotipik dari 114 isolat diperoleh MRSA sebanyak 76 isolat, dan MSSA sehesar 38 isolat. Berdasarkan hasil penelitian deteksi gen mecA pada isolat MRSA dengan teknik PCR diperoleh 75 isolat menunjukkan hasil positif terhadap gen mecA, sedangkan 1 isolat menunjukkan hasil negatif terhadap gen mecA, isolat tersebut adalah 1295/MUT yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Klinik (LMK) FKUI.
Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil uji PCR gen mecA terhadap beberapa bakteri lain yaitu Staphylococcus epidermidis, Scitreus, B. subrilis, Streptococcus bera haemolyricus, E. coli, K. pneumoniae dan P. aeruginosa, ternyata S. epidermidis dan S.citreus menunjukkan hasil PCR positif terhadap gen mecA, sedangkan bakteri lain menunjukkan hasil negatif terhadap gen mecA. Hasil uji PCR gen mecA dibandingkan dengan baku emas pemeriksaan sensitivitas dan spesifisitas secara fenotipik terhadap isolat MRSA dan MSSA adalah 98,7% dan 100%, dan nilai Posistive Predictive Value (PPV)& Negative Predictive Value (NPV) adalah 100% & 97,4%."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Building that save with fire mean as a building if had fire,the building can still stand or can save for a moment before it broke,so the people can save them self. The savely based or building construction system and about choosing of building material that will you use to build the building....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>