Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christine S.T. Kansil
Jakarta: Erlangga, 1986
328.2 KAN r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Christine S.T. Kansil
Jakarta: Ind-Hill, 1986
342.075 98 KAN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2010
R 328.235 98 KOM c
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Tierney, Stephen
"The constitutional referendum has become a vital feature of modern constitution-making and reform. This book provides the first full-length analysis of the theoretical foundations of constitutional referendums, assessing their democratic credentials and the design decisions that affect the value and legitimacy of the referendum process. "
Oxford: Oxford University Press, 2014
342.032 TIE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Bulan
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai Referendum tahun 1967 di Australia yang menuntut amandemen pasal l51(xxvi) dan pasal 127. Penelitian yang dilakukan Referendum ini berhasil karena sebanyak 90.77% pemilih menuntut dilakukanya perubahan pada kedua pasal tersebut sehingga orang-orang Aborigin dapat dimasukan kedalam Sensus Nasional dan Pemerintah Persemakmuran dapat menerapkan hukum atas mereka. Kemenangan dalam referendum ini juga tidak luput dari dukungan berbagai kelompok dan organisasi yang mengkampanyekan mengenai pentingnya mendukung orang Aborigin dengan merubah kedua pasal tersebut. Dengan kemenangan referendum ini, orang Aborgin untuk pertama kalinya mendapat pengakuan secara Nasional dari masyarakat kulit putih sebagai
bagian dari Australia sehingga berujung pada munculnya banyak kebijakan lanjutan yang memberikan kemudahan bagi orang Aborigin sebagai warga negara.

ABSTRACT
This thesis discusses the 1967 Referendum in Australia which calls for amendment of section l51 (xxvi) and section 127. This referendum is a successful referendum because as much as 90.77% of voters demand that changes be made in both chapters so that Aboriginal people can be included in the National Census and Commonwealth Government can Apply the law upon them. The victory in this referendum also supported by various groups and organizations that
campaigned about the importance of supporting Aboriginal people by changing the two section With the victory of the referendum, Aborigines for the first time received national recognition from white communities as part of Australia that led to the emergence of many follow-up policies that made it easy for Aboriginal people as citizens."
[, ]: 2017
S69363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mar Atul Mochtar
"Latar belakang penelitian ini adalah referendum keluarnya Inggris dari Uni Eropa Brexit yang dilaksanakan pada 23 Juni 2016. Hasil referendum menunjukkan 52 rakyat Inggris menginginkan keluar dari Uni Eropa dan 48 menginginkan tetap sebagai anggota. Akibat dari hasil tersebut, sehari setelahnya David Cameron langsung mengajukan pengunduran diri sebagai Perdana Menteri Inggris. Hal yang kontras terlihat mengingat bahwa David Cameron adalah salah satu tokoh yang mengkampanyekan Inggris untuk tetap bersama Uni Eropa meskipun ia berasal dari Partai Konservatif yang terkenal dengan sikap euroskeptisme dan sejak lama tidak sejalan dengan Uni Eropa. Berdasarkan hal tersebut, memunculkan pertanyaan mengapa David Cameron mengkampanyekan Inggris untuk tetap bersama Uni Eropa.
Teori actor-specific digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan level analisis individu. Teori ini menggunakan aspek psikologi yaitu motivasi, emosi dan representasi masalah dalam menemukan alasan dibalik pembentukan sebuah keputusan. Berdasarkan teori, Cameron memiliki motivasi untuk dapat diterima dan dikenal sebagai pemimpin adil yang dapat menjembatani hubungan Inggris dan Uni Eropa dan ingin mempertahankan dan memperbesar pengaruh Inggris sebagai negara yang besar.
Dari segi emosi, Cameron mempunyai emosi yang tenang dan penuh percaya diri yang dipengaruhi oleh karakter diri dan lingkungan yang mendukungnya. David Cameron merepresentasikan masalahnya berdasarkan keyakinan-keyakinannya yang dalam terhadap Eropa. Berdasarkan penelitian ini, hal tersebut membuktikan bahwa aspek-aspek psikologis seorang pemimpin juga memberi pengaruh dalam ditetapkannya sebuah keputusan.

The background of this study is a referendum on the British exit from the European Union Brexit held on June 23, 2016. The results of the referendum showed 52 of British people wanted to get out of the EU and 48 wanted to remain as members. As a result, a day later David Cameron immediately proposed resignation as Prime Minister of England. The contrast seems to be that David Cameron is one of the figures who campaigned for England to stay with the EU even though he was from the Conservative Party which is famous for its euroscepticism and has long been inconsistent with the European Union. Based on this situation, raises a question why David Cameron campaigned for Britain to stay with the EU.
The actor specific theory was used in this study using individual level analyzes. This theory uses the psychological aspect of motivation, emotion and problem representation in finding the reasons behind the formation of a decision. Based on his motivations, Cameron wants to be accepted and known as a fair leader who can bridge the UK and EU relations and want to maintain and enlarge the influence of Great Britain as a big country.
From his emotions, Cameron has a calm and confident emotion that is influenced by the character of himself and the environment that supports him. The last, David Cameron represents his problems based on his deep beliefs on Europe. Based on this research, it proves that the psychological aspects of a leader also give influence in the establishment of a decision.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T49878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silverius Constantino Johanes Maria Lake
"Penulisan disertasi ini dilatari suatu penelitian lapangan yang dilakukan di lokasi pemukiman baru
masyarakat Timor Timur di wilayah Timor Barat seperti; Kabupaten Kupang, Timor Tengah
Selatan, Timor Tengah Utara, dan Belu. Hasil Jajak Pendapat Timor Timur 1999 berdampak pada
pertikaian dan pergolakan antara kelompok prointegrasi dan prokemerdekaan sehingga terjadi
pengungsian masyarakat secara masif ke Timor Barat. Pengungsian, penerimaan dan penanganan
masyarakat Timor Timur di Timor Barat selama tahun 1999-2009 ditempatkan sebagai
permasalahan utama. Karena itu, tujuan penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang
melatarbelakangi pengungsian masyarakat Timor Timur ke Timor Barat pascajajak pendapat 1999.
Kemudian menganalisis proses pengungsian masyarakat Timor Timur ke Timor Barat serta
penerimaan dan penangananya selama 1999-2002. Selanjutnya, menganalisis kehidupan sosial,
budaya, dan ekonomi masyarakat Timor Timur di lokasi-lokasi pemukiman baru Timor Barat
dalam kurun waktu 2002-2009. Metode penelitian yang digunakan antara lain; studi lapangan,
wawancara masyarakat dan pemerintah, serta studi pustaka dan sumber-sumber sezaman. Hasil
penelitian menunjukkan beberapa temuan antara lain; Pertama, terbentuk ragam pergerakan yang
berpola dalam proses pengungsian. Kedua, terdapat perubahan konkret yang bermanfaat bagi
masyarakat pengungsi, namun ada juga kelemahan dalam penanganan sehingga menimbulkan
banyak permasalahan. Ketiga, masyarakat pengungsi yang relokasi ke pemukiman baru
mengalami dekadensi hidup sejahtera sehingga harus diberdayakan demi kesejahteraan.

The writing of the dissertation is based on a field research conducted in the new settlements of
East Timorese community in the West Timor region, such as Kupang Regency, South Central
Timor Regency, North Central Timor Regency, and Belu Regency. The results of the 1999 East
Timor Referendum had an impact on uprising and upheaval between pro-integration and proindependence
groups. It was resulting massive displacement of people to West Timor. The
displacement and handling of the East Timorese people in West Timor during 1999-2009 was
formulated as the main problem. Therefore, the aim of this research is to analyze the factors behind
the displacement of the East Timorese to West Timor after the 1999 Referendum. Then to analyze
the process of refugee of the East Timorese to West Timor related to its acceptance and handling
during 1999-2002. Furthermore, analyzing the social, cultural, and economic life of the East
Timorese people in the new settlements West Timor in the period 2002-2009. The research
methods include field studies, community and government interviews, sources of contemporary
and literature studies. The results of research showed several findings; Firstly, various movements
were patterned in the process of displacement. Secondly, there are concrete changes as beneficial
for the refugee community, but also weaknesses in handling that cause many problems. Thirdly,
refugee communities who have relocated to new settlements have experienced decadence of
prosperity and must be empowered for their welfare.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Garuda Wrehaspati
"ABSTRAK
Tugas Karya Akhir ini membahas Faktor-Faktor Kepentingan Inggris dan Skotlandia Terhadap Hasil Referendum Kemerdekaan Pada Masa Pemerintahan Scottish National Party. Karya ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa hasil referendum disebabkan oleh faktor sistem negara kesatuan, ekonomi, regional, dan keamanan. Selain itu, popularitas isu kemerdekaan yang rendah juga mempengaruhi. Faktor sistem negara kesatuan menjelaskan bahwa Skotlandia masih bergantung kepada Inggris. Faktor ekonomi menjelaskan bahwa rakyat khawatir akan prospek ekonomi jika merdeka. Faktor regional menjelaskan bahwa kemerdekaan Skotlandia akan mengancam Uni Eropa. Sedangkan faktor keamanan menjelaskan bahwa Skotlandia akan lebih lemah secara militer jika merdeka.

ABSTRACT
This research describes about of The British and Scottish interests factors determining the Independence Referendum Outcome in the Scottish National Party Government. This research is a qualitative research with descriptive design. Furthermore, there are factors that cause the outcome of independence referendum which is the British unitary system, economics, regional and security. In addition, the unpopularity of independence issue is also influential. The British unitary system shows that Scottish still dependent to the English. Related to economics issues, the people are concern about the future prospect if Scotland gain independency. On the other hand, in the security issues, the independence of Scotland will makes Scotland become weaker nation in terms of military power.
"
2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melas Pransiska Trijaya Misno
"Tesis ini membahas bagaimana media massa yang beredar di Catalu a memberikan pandangannya terhadap proses referendum yang diadakan oleh pemerintah Catalu a pada 9 November 2014, serta mengungkap faktor-faktor penyebab kegagalan Referendum 2014 tersebut. Tesis ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pemaparan deskriptif. Tesis ini menggunakan pendekatan tekstual untuk menjawab permasalahannya, yaitu dengan Teori Semiotik dan Analisis Wacana.

This study focus on how the mass media in Catalonia give their view on the referendum held by Catalonia rsquo s government on November 9, 2014, and also revealing the factors that caused the failure of 2014 Referendum. This study is qualitative descriptive interpretive. This study uses textual approach to answer the issues, namely, the Theory of Semiotics and Discourse Analysis.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>