Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Irwan Suhadi
"Latar Belakang: Para pekerja sering kali terpaksa berhadapan dengan kebisingan tinggi ditempat kerja. Kebisingan mengganggu perhatian yang diperlukan terus-menerus dan menurunkan produktivitas kerja, oleh sebab itu pekerja yang melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap satu proses produksi atau hasilnya, dapat membuat kesalahan akibat dari terganggunya konsentrasi dan kurang fokusnya perhatian. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran waktu reaksi cahaya dan suara untuk menilai fokus perhatian/konsentrasi.
Metode: Studi analitik dengan desain komparatif cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang memproduksi benang nylon sintetik. Membandingkan rerata selisih waktu reaksi cahaya dan suara sebelum dan setelah bekerja dengan pajanan kebisingan pada kelompok subjek yang bekerja pada intensitas kebisingan di atas NAB area braiding dibandingkan dengan yang di bawah NAB area waring.
Hasil Penelitian: Perbedaan bermakna waktu reaksi cahaya yang melambat pada subjek yang bekerja dengan pajanan kebisingan di atas NAB sebelum dan setelah bekerja p=0.007 , namun tidak dengan waktu reaksi suara. Tidak terdapat perbedaan bermakna waktu reaksi cahaya dan suara pada subjek yang bekerja dengan pajanan kebisingan di bawah NAB sebelum dan setelah bekerja. Terdapat perbedaan bermakna rerata selisih waktu reaksi cahaya yang melambat pada subjek yang bekerja pada pajanan kebisingan di atas NAB dengan di bawah NAB, p=0,017, namun tidak bermakna terhadap rerata selisih waktu reaksi suara. Tidak terdapat faktor yang mempengaruhi waktu reaksi cahaya dan suara sebelum dan setelah bekerja dengan pajanan kebisingan pada kedua kelompok.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan rerata selisih waktu reaksi cahaya pada pekerja yang bekerja dengan pajanan kebisingan di atas NAB dibandingkan dengan pekerja yang bekerja dengan pajanan kebisingan di bawah NAB, sehingga tingkat intensitas kebisingan tinggi di atas NAB mempengaruhi waktu reaksi cahaya dan menjadi lebih lambat.

Background Workers are often exposed with high noise level at their workplaces. Noise can disrupt the worker`s concentration and focus and in the end, may cause lower productivity. Thus, workers whose main job descriptions are to supervise workflow from one phase to another are prone to mistakes due to the loss of concentration and focus. In this research, we used reaction timer with light and sound stimuli to assess attention or concentration.
Methods The study was an analytical study with comparative cross sectional design, comparing a mean difference between light and sound`s reaction time before and after work. This research was conducted at a manufacture company that produces synthetic nylon fibers. The subjects were divided into two group the workers with noise intensity above TLV and with noise intensity below TLV. Prior to the study, the research has measured the intensity of the noise level at the workplace area.
Result A significant difference was found in the light`s reaction time who work with noise exposure above TLV p 0.007 and it was found to be slower after work with the workers who are exposed to noise above TLV. There was also a significant mean difference for the light`s reaction time between the above TLV noise group and below TLV noise group p 0.017 . There was no significant difference in sound`s reaction time. There were no significant factors that affect light and sound`s reaction time before and after work with noise in these two groups.
Conclusion There was a significant mean difference in light`s reaction time for the workers who work with noise exposure above TLV compare with the workers who work in below TLV, so that a high intensity of noise level is found to affect and decrease the light`s reaction time of the workers."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vonny Angelina
"Interaksi dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi secara implisit dalam bentuk pertukaran isyarat yang dapat dipahami dengan melakukan mindreading. Penelitian eksperimental ini dilakukan untuk melihat interaksi antara “gender target” dan “perceived similarity” dengan kecepatan dan ketepatan “mindreading” laki-laki dewasa muda. Partisipan penelitian ini berjumlah 70 laki-laki berusia 18-25 tahun. Penelitian dilaksanakan secara luring menggunakan aplikasi MindProbe yang berisi alat ukur Strange Stories Task dan Perceived Similarity Scale. Pengujian statistik menggunakan mixed-model ANOVA menemukan bahwa terdapat pengaruh dari “gender target” terhadap kecepatan dan ketepatan “mindreading” namun tidak ditemukan pengaruh dari “perceived similarity” terhadap kecepatan dan ketepatan “mindreading”. Selanjutnya, analisis factorial ANOVA menemukan bahwa tidak terdapat interaksi antara ketiga variabel tersebut.

Interactions in everyday life often occur implicitly in the form of an exchange of signals that can be understood by mindreading. This experimental research was conducted to find the interaction between "target gender" and "perceived similarity" with the speed and accuracy of "mindreading" in young adult men. Total of 70 men aged 18-25 years participated in this study. This study was carried out in an offline setting using the MindProbe application which contains the Strange Stories Task and Perceived Similarity Scale measuring instruments. Statistical testing using mixed-model ANOVA found that there was an influence of "target gender" on the speed and accuracy of "mindreading" but there was no influence of "perceived similarity" on the speed and accuracy of "mindreading". Furthermore, factorial ANOVA analysis found that there was no interaction between the three variables."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Rizkita I.
"Latar Belakang: Penilaian tingkat kewaspadaan pada Safety-Critical Worker, diantaranya adalah Perawat yang bekerja di Rumah Sakit penting untuk dapat dilakukan, namun ketersediaan PVT-192 sebagai gold standard alat ukur waktu reaksi untuk menilai tingkat kewaspadaan cukup terbatas dan dengan durasi waktu pengukuran yang lama. Medigta Reaction Time Test (Medigta RTT) diciptakan sebagai suatu alat ukur waktu reaksi untuk dapat menilai tingkat kewaspadaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian parameter hasil waktu reaksi Medigta RTT dibandingkan dengan PVT-192 sebagai gold standard
Metode: Desain penelitian ini adalah potong lintang pada 85 Perawat di RS X Tangerang Selatan. Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif, dan pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengukuran waktu reaksi menggunakan PVT-192 dan Medigta RTT pada tiap subjek penelitian.
Hasil: Nilai Intraclass Correlation Coefficient (ICC) dan Perbedaan rerata dari parameter hasil waktu reaksi Medigta RTT terhadap PVT-192 adalah sebesar 0.82 (95%CI: 0.71-0.88) dan 6.54ms (LOA: -36.57 – 49.64ms) untuk Mean RT, 0.77 (95%CI: 0.636-0.853) dan 6.71ms (LOA: -35.48ms–48.89ms) untuk Median RT, 0.78 (95%CI: 0.654-0.859) dan 0.09ms- (LOA: -0.68ms--0.5ms-) untuk Kecepatan Respon, 0.58 (95%CI: 0.339-0.731) dan 0.63 (LOA: tidak terbentuk) untuk Jumlah Lapses, 0.79 (95%CI: 0.669-0.860) dan 0.11% (LOA: 3.91%-4.12%) untuk Persentase Lapses.
Kesimpulan: Medigta RTT memiliki kesesuaian yang baik terhadap PVT-192 sebagai alat ukur waktu reaksi untuk menilai tingkat kewaspadaan, dengan parameter Mean RT, Medigta RTT, Kecepatan Respon, dan Persentase Lapses. Parameter Jumlah Lapses dari hasil pengukuran Medigta RTT memiliki kesesuaian yang sedang atau cukup terhadap PVT-192 sebagai alat ukur waktu reaksi untuk menilai tingkat kewaspadaan.

Background: It is important to assess vigilance of Safety-Critical Workers, including Nurses who work in the hospital, but the availability of PVT-192 as the gold standard for measuring reaction time to assess vigilance is quite limited and with a long measurement time. Medigta Reaction Time Test (Medigta RTT) was created as a reaction time measurement device to assess vigilance. This study aims to determine the agreement of the reaction time parameters of Medigta RTT compared to PVT-192 as the gold standard.
Method: The design of this study was cross-sectional of 85 Nurses at X Hospital Tangerang Selatan. Sampling was carried out consecutively, and data collection was carried out by measuring the reaction time using PVT-192 and Medigta RTT on each research subject.
Result: Intraclass Correlation Coefficient (ICC) value and Mean Difference of Medigta RTT’s reaction time parameter to PVT-192’s are 0.82 (95%CI: 0.71-0.88) and 6.54ms (LOA: -36.57 – 49.64ms) for Mean RT, 0.77 (95%CI: 0.636-0.853) and 6.71ms (LOA: -35.48ms–48.89ms) for Median RT, 0.78 (95%CI: 0.654-0.859) and 0.09ms- (LOA: -0.68ms--0.5ms-) for Respon Speed, 0.58 (95%CI: 0.339-0.731) and 0.63 (LOA: not formed) for Number of Lapses, 0.79 (95%CI: 0.669-0.860) and 0.11% (LOA: 3.91%-4.12%) for Percentage of Lapses.
Conclusion: Medigta RTT has a good agreement to PVT-192 as a reaction time measurement device to assess vigilance by Mean RT, Median RT, Respon Speed, and Percentage of Lapses parameter. Medigta RTT’s Number of Lapses Parameter has a moderate agreement to PVT-192 as reaction time measurement device to assess vigilance.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Putri Andini
"Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) adalah teknologi informasi berbasis
elektronik yang menghubungkan data pasien antar fasilitas pelayanan Kesehatan baik
horizontal maupun vertikal, untuk mempermudah dan mempercepat rujukan pasien, yang
dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2016. Hingga saat penelitian ini
dilakukan, implementasi SISRUTE digunakan untuk rujukan kegawatdaruratan. Pada
rujukan kegawatdaruratan menggunakan aplikasi SISRUTE terdapat istilah yang
dinamakan response time, yaitu interval waktu yang dibutuhkan fasilitas pelayanan
Kesehatan untuk merespon permintaan rujukan. Response time menjadi indikator utama
keberhasilan pada rujukan kegawatdaruratan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapat gambaran hubungan response time SISRUTE dengan karakteristik rumah sakit.
Lebih lanjut, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah,
serta bahan pengambilan keputusan oleh rumah sakit dalam penggunaan aplikasi
SISRUTE. Hasil penelitian disajikan secara kuantitatif dengan memanfaatkan perangkat
Microsoft Excel dan SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan terkait response time SISRUTE menurut akreditasi rumah sakit, jenis rumah sakit, kelas rumah sakit, dan pemilik rumah sakit, serta terdapat hubungan yang signifikan terkait response time SISRUTE menurut jumlah tempat tidur rumah sakit dan propinsi letak rumah sakit. Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa karakteristik
rumah sakit yang mempengaruhi SISRUTE adalah jumlah tempat tidur rumah sakit dan propinsi letak rumah sakit. Hasil penelitian menyarankan agar pemerintah menggiatkan sosialisasi serta pembuatan peraturan yang mewadahi penggunaan SISRUTE, agar rumah
sakit aktif menggunakan SISRUTE, sehingga tidak ada permintaan rujukan yang terabaikan dan nilai response time SISRUTE mencapai nilai idea"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library