Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Nasrun
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara etos kerja dan sikap amanah dengan kinerja guru. Adapun variabel yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 11 variabel yang terdiri dari 10 independent variable (IV) dan 1 dependent variable (DV). Sementara itu teknik pengambilan sampelnya menggunakan proportional random sampling dengan jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 65 orang guru dari 4 sekolah SMA Islam YPI Al-Azhar. Sedangkan analisis data dalam penelitian ini menggunakan Multiple Regression (uji regresi berganda) dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5%.
Hasil atau kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara etos kerja dan sikap amanah guru dengan kinerja guru pada guru SMA-SMA Islam YPI Al-Azhar dengan nilai kontribusi independent variable (IV) terhadap dependent variable (DV) sebesar 0,794 atau 79,4% dan sisanya sebesar 0,206 atau 20,6% berasal dari variabel atau faktor lain. Adapun nilai signifikansinya 0,000 dengan taraf signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Dari ke 10 IV, terdapat 6 yang memiliki hubungan signifikan yang tinggi dengan kinerja guru sebagai DV, yaitu kesadaran yang kental, keyakinan yang fundamental, komitmen yang total, semangat, kepatuhan pada hukum dan kejujuran kepada diri sendiri, sedangkan yang lainnya tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja guru.

This study aims to determine the relationship between work ethic and attitude of trust with the teacher's performance. The variables included in this study a total of 11 variables consisting of 10 independent variables (IV) and a dependent variable (DV). Meanwhile, the sample collection technique using proportional random sampling by the number of samples taken are as many as 65 teachers from 4 schools YPI SMA Islam Al-Azhar. While data analysis in this study using multiple regression (regression test) with a significance level of 0.05 or 5%.
The results or conclusions in this study showed a significant relationship between work ethic and attitude of trust teachers with the performance of teachers in high schools teachers of Al-Azhar Islamic YPI with the contribution of the independent variable (IV) on the dependent variable (DV) of 0.794 or 79.4% and the balance of 0.206 or 20.6% were from a variable or other factors. The significance value of 0.000 with a significance level of 5% or 0.05. Of the 10 IV, there were 6 that had significant relationships with high performance of teachers as DV, that consciousness is thick, the fundamental belief, total commitment, passion, obedience to the law and honesty to yourself, while others do not have a relationship significantly with the performance of teachers.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30183
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Margaretha Sri Hastuti
"Penelitian tugas akhir Program Pasca Sarjana di Departemen Geografi Universitas Indonesia didominasi oleh penelitian terapan. Salah satu tema penelitian, yaitu Pengembangan Pendidikan SMA, rumusan masalah yang diteliti adalah karakteristik wilayah sebaran lokasi SMA berdasarkan parameter kualitas SMA dan Wilayah Pengembangan Pendidikan SMA di Kota Depok. Untuk mengetahui karakteristik wilayah sebaran lokasi SMA berdasarkan parameter kualitas SMA di Kota Depok dianalisis secara spasial dan uji statistik. Variabel yang digunakan adalah Nilai rata-rata Ujian Nasional sebagai parameter kualitas SMA, jumlah penduduk usia SMA, angka partisipasi sekolah, penggunaan tanah permukiman, rasio kelas dan siswa, rasio guru dan siswa, jumlah sarana penunjang dan tingkat kelulusan dari tiap-tiap SMA di Kota Depok. Kemudian dilakukan overlay peta kualitas SMA dengan peta dari variabel-variabel yang digunakan. Membuat analisis dengan tabel matriks antara kualitas SMA dengan variabel yang diteliti.
Uji statistik digunakan untuk mendukung analisis spasial. Untuk mengetahui wilayah pengembangan pendidikan SMA digunakan semua variabel dengan membuat wilayah prioritas berdasarkan : Jumlah Penduduk usia SMA yaitu usia 15 - 19 tahun tiap kecamatan, Angka Partisipasi Sekolah, Penggunaan tanah permukiman tiap kecamatan , prosentase peringkat A nilai rata-rata Ujian Nasional dari sekolah-sekolah di setiap Kecamatan, prosentase Rasio Kelas dan Siswa di bawah standar dari tiap Kecamatan, prosentase Rasio Guru dan Siswa di bawah standar dari tiap Kecamatan, prosentase kelengkapan ruang sarana penunjang dari tiap Kecamatan.
Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Karakteristik sebaran kualitas SMA tidak sepenuhnya mengikuti sebaran jumlah penduduk Usia sekolah (15-19 tahun), sekolah-sekolah yang berkualitas tinggi persebarannya berada pada wilayah dengan jumlah penduduk usia sekolah sedang, pada wilayah dengan angka partisipasi tinggi, pada wilayah dengan penggunaan tanah permukiman tinggi dan memiliki rasio kelas dan siswa dibawah standar, memiliki rasio guru dan siswa diatas standar, memiliki ruang sarana penunjang lengkap. Wilayah pengembangan pendidikan SMA prioritas utama adalah kecamatan Cimanggis dan kecamatan Sawangan, prioritas kedua adalah kecamatan Sukmajaya dan prioritas ketiga adalah kecamatan Pancoranmas, Beji dan Limo.

The research thesis of the Graduate Program in the Geography Department, University of Indonesia is dominated by applied research. One of the research themes is Educational Development of High Schools. The formulation of the problems examined are the characteristics of the distribution area of High School locations based on the high-quality parameters and Area Development of High School education in Depok. To analyze and find out the characteristics of the distribution area of High School locations based on the high-quality parameters of High School in Depok, spatial and statistical tests were used. The variables used in the research are average values of National Examination as a parameter of quality High School, the age of High School population, school enrollment, the use of residential land, class - student ratio, student - teacher ratio from each High School in Depok. Then we performed high quality overlay maps with maps of the variables used, made a chart analysis with matrix between the quality of high school with the research variables.
The statistical test was used to support spatial analysis. To know the development of high school education all the variables were used by making priority of the region by: Number of school age population, School Enrollment, the use of Residential Land, percentage of rating A for the average marks of the National Examination of the schools in each district (kecamatan), percentage of Class - Student Ratio under the standards of each district, and Student -Teacher Ratio percentage below the standard from each district, the percentage of completeness of spaces of supporting facilities of each district.
Based on the results of the discussion, it can be concluded that Characteristics of the distribution of school quality does not entirely follow the distribution of school age population. The high quality schools are spreading to areas with a population of medium school age category, in areas with a high participation rate category, in areas with high residential land use category and have a ratio below the standard class - student ratio, has a student-teacher ratio above the standard, and has a dequate or complete support facilities. The priority of high school education development area is the district of Cimanggis and Sawangan, the second priority is the district of Sukmajaya and the third priority is the district of Pancoranmas, Beji and Limo.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29014
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pitoyo
"Kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Pemerintah Indonesia selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan guru untuk meningkatkan keberhasilan siswa. Salah satu usaha pemerintah adalah dengan menerapkan kebijakan program Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading (BERMUTU).
Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi kebijakan program BERMUTU di Kabupaten Brebes. Dalam menganalisi obyek penelitian, peneliti menggunakan kajian unsur-unsur yang berperanan dalan implementasi kebijakan publik yang digagas oleh George C. Edwards III yaitu communication, resources, disposition, serta bureaucratic structure.
Pendekatan yang dipakai adalah post-positivisme. Obyek penelitian adalah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris di Kabupaten Brebes dalam mengimplementasikan kebijakan program BERMUTU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam implementasi kebijakan program BERMUTU di Kabupaten Brebes, keempat unsur Edwards III telah dipenuhi oleh pelaksana kebijakan di Kabupaten Brebes, meskipun tidak sempurna. Peneliti menemukan unsur-unsur lain yang mendukung implementasi kebijakan BERMUTU di Kabupaten Brebes yaitu unsur geografis dan unsur beban kerja guru.
Berdasarkan hasil penelitian, untuk meningkatkan kualitas implementasi program BERMUTU direkomendasikan agar pembuat kebijakan (1) memperhatikan kebutuhan riil guru, (2) mengadakan rekrutmen staf, (3) memberikan kelengkapan sarana ICT, dan (4) membentuk kelopok kerja untuk daerah terpencil serta Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes agar mengadakan program pemerataan guru.

The quality of education is determined by the quality of teachers ability in applying the teaching and learning process in class. The Indonesian government always takes some efforts to improve teachers' ability to increase students' achievements. One of the efforts is applying the Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading (BERMUTU) program.
The objective of this study is to analyze the implementation of BERMUTU program in Brebes Regency. In analyzing the object of the study the researcher uses the four elements proposed by George C. Edwards namely communication, resources, disposition, and bureaucratic structure.
The researcher uses post-positivism approach. The object of the is Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) of English Subject in Brebes Regency in implementing BERMUTU program. The result of this study shows that the implementation of BERMUTU program in Brebes Regency has fulfill the four elements of Edwards III although it is not really perfect. The researcher foud other elements or factors that support the implementation of the public policy. They are geographical element and teachers' burdens element.
Based on the result of the study, to improve the quality of BERMUTU program implementation, the researcher proposes some recommendations to the policy maker to (1) accommodate teachers needs, (2) apply staff recruitment, (3) fulfill the ICT equipments, (4) form a special group of implementers for the remote area, and to the Brebes Regency Government to take even distribution of teachers to overcome teachers burdens problem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29762
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadian Jamil Valianshah Yuwono
"Persoalan pendidikan menengah dalam hal akses dan kualitas pendidikan di Provinsi DKI Jakarta masih menjadi perhatian di Provinsi DKI Jakarta. Akses dan kualitas tersebut belum sepenuhnya merata dan dapat dinikmati oleh masyarakat luas karena masih banyak masyarakat utamanya peserta didik di DKI Jakarta yang belum dapat dan kesulitan untuk melanjutkan pendidikan hingga ke tingkat pendidikan menengah SMA atau SMK di DKI Jakarta. Adapun kondisi pada pendidikan menengah seperti SMA dan SMK di Provinsi DKI Jakarta masih memiliki kekurangan dalam hal pemerataan kualitas sehingga harus diperhatikan karena pendidikan tersebut merupakan bagian dari pembangunan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi pendidikan menengah SMA dan SMK di Provinsi DKI Jakarta serta perkembangan dihadapi oleh pendidikan menengah tersebut, pendidikan tentunya akan menghadapi perubahan yang sangat pesat serta masa depan yang tidak pasti serta sulit untuk dibayangkan. Penggunaan cara berpikir skenario yang dituangkan ke dalam model skenario terkait dapat menjawab hal tersebut. Penelitian ini menghasilkan empat model skenario dalam kebijakan pendidikan menengah yang bermula dari skenario optimistis hingga skenario pesimistis serta penelitian ini juga memaparkan langkah dan strategi terkait yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam kebijakan dan pengelolaan pada pendidikan khususnya pada pendidikan menengah tersebut.

The problem of secondary education in terms of access and quality of education in DKI Jakarta Province is still a concern in Jakarta Province. Access and quality are not yet entirely evenly distributed and can be enjoyed by the wider community because there are still many people, especially students in DKI Jakarta who have not been able to and have difficulty continuing their education up to the secondary education level of Senior High School (SMA) or Vocational School (SMK) in Jakarta. The conditions in secondary education such as SMA and SMK in Jakarta Province still have shortcomings in terms of quality distribution so it must be considered because education is part of human development. This study aims to provide an overview of the condition of high school and vocational secondary education in Jakarta Province and the developments faced by secondary education, education will certainly face very rapid changes and an uncertain future and it is difficult to imagine. The use of scenario thinking that is poured into the related scenario model can answer this. This research produces four scenario models in secondary education policy starting from an optimistic scenario to a pesimistic scenario and this study also describes the steps and related strategies taken by the Jakarta Government in policy and management of education, especially in secondary education."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angki Kusuma Dewi
"Tesis ini membahas strategi untuk meningkatkan mutu sekolah menengah atas negeri yang berprestasi rendah di DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi berupa strategi kebijakan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah menengah atas negeri yang berprestasi rendah di DKI Jakarta baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT, untuk mengidentifikasi faktor internal (SO) dan eksternal (WO) agar dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki oleh sekolah, kemudian menggabungkannya untuk mendapatkan strategi optimal untuk jangka pendek maupun jangka panjang, kemudian dilanjutkan dengan menentukan atribut mana dari faktor internal dan eksternal yang berpeluang menimbulkan konflik antara stakeholder penyedia jasa pendidikan (kepala sekolah dan guru) dengan stakeholder pengguna jasa pendidikan (siswa, orang tua dan masyarakat).
Hasil analisis data menyebutkan bahwa sekolah mempunyai kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, Strategi WO untuk jangka pendek dan Strategi SO untuk jangka panjang. Selain itu hipotesa terbukti bahwa stakeholder penyedia jasa pendidikan cenderung melihat dirinya lebih baik daripada stakeholder pengguna jasa pendidikan dan potensi konflik terbesar yang muncul baik untuk saat ini maupun dimasa yang datang adalah antara institusi sekolah sebagai stakeholder penyedia jasa pendidikan dengan masyarakat sebagai stakeholder pengguna jasa pendidikan.

This thesis discusses the strategy to improve the quality of state high schools categorized as underachieving in DKI Jakarta. The purpose of this research is to provide strategic policy recommendations to the principal to improve the quality of high school education with low achievement in Jakarta both the short and long term. This study uses SWOT analysis, to identify the internal factors (SO) and external (WO) in order to know the strengths and weaknesses and opportunities and threats are owned by the school, and then combining them to obtain the optimal strategy for the short and long term, then followed by determining which attributes of internal and external factors are likely to cause conflict between stakeholders of education providers (principals and teachers) with the service user education stakeholders (students, parents and the community).
The results of data analysis states that the school has strengths and weaknesses and opportunities and threats in an effort to improve education quality, WO Strategies for short-term strategy for long-term SO. In addition the hypothesis shown that stakeholder education providers tend to see themselves better than the education of stakeholders and users of the service's biggest potential conflicts that arise both for current and coming period is between the school institutions as a stakeholder provider with the user community as a stakeholder education services.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28789
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asiroh
"Mutu pendidikan di suatu institusi pendidikan, harus merujuk kedelapan standar nasional pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Beberapa indikator mutu pendidikan adalah: Kualitas peserta didik baru yang diterima, Kualifikasi dan Kompetensi Guru, Kecukupan Peralatan Praktek, ketersediaan buku pelajaran, ketepatan waktu belajar mengajar, keterlaksanaan pengawasan, kepemimpinan kepala sekolah, dan persentase kelulusan.
Dunia pendidikan SMK belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat, fenomena ini ditandai dengan rendahnya mutu lulusan, Kualitas lulusan pendidikan kurang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan pembangunan, serta keadaan yang kontras antara SMKN 1 Losarang dengan SMK Cendikia Bangodua, terutama sumber daya fisik, Kompetensi dan Kualifikasi guru. Selain hal tersebut juga karena prestasi SMKN 1 Losarang hingga tingkat Nasional, dan 3 kali bertrut-turut meraih nilai UN tertingi se Jawa Barat sedangkan Nilai UN SMK Cendikia tahun 2011 terendah. Dalam tesis ini menganalisis bagaimana Mutu kedua satuan Pendidikan tingkat SMK di Indramayu, yaitu Mutu Pendidikan SMKN 1 Losarang dan SMK Cendikia Bangodua Indramayu. Dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif atau mix method.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mutu SMKN 1 Losarang sudah cukup baik, terutama ketepatan waktu belajar mengajar guru. Lingkungan dan sumber daya fisik dan kualifikasi dan kompetensi guru antara SMKN 1 Losarang dan SMK Cendikia Bangodua cukup kontras, sumber daya fisik dan kualifikasi dan kompetensi guru pada SMKN 1 Losarang cukup memuaskan, sedangkan sumber daya fisik dan kompetensi dan kualifikasi guru di SMK Cendikia Bangodua Indamayu masih kurang memuaskan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan pada SMK tersebut diharapkan agar kompetensi guru serta sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar dapat dioptimalkan lagi.

The quality of education at an educational institution, should refer to the eight national education standards which include content standards. Namely process, competency, facilities and infrastructure, management, funding, and standards of educational assessment. Some indicators of the quality of education are: The quality of new students accepted, teacher qualifications and competencies, sufficiency practice equipment, textbook availability, teaching and learning timeliness, implementation of supervision, principal leadership, and the percentage of graduation.
Vocational education can not fully meet the expectations of society, the phenomenon is characterized by low quality of graduates, quality of graduate education less according to labor market needs and development, as well as the contrast condition between state vocational high school 1 Losarang and vocational high school Cendikia Bangodua, especially physical resources, competencies and qualifications of teachers. In addition it is also because the achievement state vocational high school 1 Losarang and vocational high school Cendikia Bangodua gains the National level, and 3 times continuosly gets the highest score among the vocational school in west java while Cendikia Bangodua gets the lowest. This thesis to analyzes how the quality of both of the vocational school using both quantitative and qualitative or mix-method.
The results of the study showes that the Quality of state vocational high school 1 Losarang 1 Losarang already quite good, especially the timeliness of teachers? teaching and learning procces. The environmental and physical resources and the qualifications and competence of teachers between state vocational high school 1 Losarang and vocational high school Cendikia Bangodua, are still quite a contrast, physical resources and the qualifications and competence of the teachers at state vocational high school 1 Losarang quite satisfactory, while Cendikia Bangodua still less satisfactory. To improve the quality of education at the vocational school is recomanded that the competence of teachers and facilities that support teaching and learning process should be improved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T29766
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Subhan
"Sertifikasi Guru adalah program penting dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Nasional. Implementasi adalah kunci sukses sebuah program. Kegagalan dalam melaksanakan program berarti kegagalan dalam mencapai tujuan dari program tersebut.
Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisa pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru di SMA Negeri 1 Jatibarang dan SMA Negeri 1 Juntinyuat Kabupaten Indramayu dengan menggunakan faktor-faktor interaktif yang digagas oleh George C. Edward III yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi yang berperan dalam pelaksanaan kebijakan. Keberperanan empat faktor tersebut sangat bermakna bagi implementasi kebijakan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui analisis deskriptif dengan model studi kasus. Subyek penelitiannya adalah pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, kepala sekolah, guru dan staf tata usaha SMA Negeri 1 Jatibarang dan SMA Negeri 1 Juntinyuat Kabupaten Indramayu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan sertifikasi guru di SMA Negeri 1 Jatibarang dan SMA Negeri 1 Juntinyuat Kabupaten Indramayu telah memenuhi empat unsur Implementasi Kebijakan Publik model Edward III walaupun belum sempurna. Komunikasi dan Struktur Birokrasi adalah unsur yang paling lemah dalam pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru. Penyampaian informasi terganggu oleh banyaknya tingkatan dalam struktur organisasi dan informasinya yang ada kurang jelas bagi guru yang telah tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi. Lemahnya unsur Struktur Birokrasi karena SOP yang ada tidak konsisten dan bisa berubah setiap waktu. Dialog interaktif antara pelaksana kebijakan dengan guru sebagai sasaran program adalah sebuah alternatif solusi untuk komunikasi yang tersendat. SOP yang konsisten adalah hal mutlak yang harus ada agar tidak membuat bingung para guru calon peserta sertifikasi.

Teacher Certification is an important program to improve the quality of National Education. The implementation of the program is the key to success. Failure to implement the program means failure to achieve the goal.
The focus of this research is to analyze the implementation of Teachers Certification Policy at Public Senior High School 1 Jatibarang and Public Senior High Public School 1 Juntinyuat in Indramayu Regency by using interactive factors affecting policy implementation which were proposed by George C. Edward III namely communication, resources, dispositions, and bureaucratic structure. The role of the four factors has a big meaning for policy implementation.
This research is qualitative through descriptive analysis of case study. The subjects of the research are Education Board officers of Indramayu, school principals, teachers and administration staff of Public Senior High School 1 Jatibarang and Public Senior High School 1 Juntinyuat in Indramayu Regency. The technique used for data gathering was through interviews and literature study.
The result of this study shows that the implementation of Teachers Certification Policy at Public Senior High School 1 Jatibarang and Public Senior High School 1 Juntinyuat in Indramayu Regency has fulfilled the four elements of Edrward III model of Public Policy Implementation even it's not perfect yet. Communication and Bureaucratic Structure are the poorest elements that have been carried out through the implementation. The transmission of the information was interfered by many levels of organizational structure and the information also still lack of clarity both for certified teachers and uncertified teachers. The weakness of Bureaucratic structure was because the SOP wasn?t consistent and can change at any time. Interactive dialogue between policy implementers and teachers as the target of the program is an alternative solution for interfered communication. The consistency of SOP is a must so that the candidates of teacher certification program won?t be confused anymore."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29765
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Safari
"Tujuan studi ini adalah menjawab pertanyaan apakah ujian nasional dapat menjadi pemersatu bangsa dan apakah hasil UN dapat mencerminkan mutu pendidikan secara nasional. Metode penelitian ini menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah pelaku pendidikan di Banda Aceh Provinsi Aceh tahun 2014, dengan sampel sebanyak 78 responden yang terdiri dari 24 siswa SMAN dan 27 siswa MAN, 19 guru SMAN dan MAN, 8 pejabat di lingkungan Dikbud termasuk kepala sekolah SMAN dan MAN. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh hasil, pertama, responden yang menyatakan setuju UN sebaga pemersatu bangsa adalah 79,5%, sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju adalah 20,5%. Kedua, responden yang menyatakan bahwa hasil UN dapat mencerminkan mutu pendidikan secara nasional adalah 59%, sedangkan responden yang menyatakan tidak adalah 41%. Berdasarkan hasil studi disimpulkan bahwa Ujian Nasional sudah menjadi perekat bangsa dan mencerminkan mutu pendidikan walaupun belum maksimal."
Depok: Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2015
370 JPK 21:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library