Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nelfidayani
"Tesis ini disusun untuk mengetahui efektivitas latihan retrowalking dalam meningkatkan kekuatan otot quadriceps pada pasien overweight dan obesitas derajat I dengan osteoarthritis lutut. Penelitian menggunakan desain uji eksperimental Randomized Control Trial. Subjek penelitian merupakan pasien overweight dan obesitas derajat I dengan osteoarthritis lutut, yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol. Semua subjek dari kedua kelompok mendapatkan latihan standar berupa latihan aerobik dengan ergocycle, latihan penguatan otot quadriceps dan hamstring dengan NK table dan latihan keseimbangan dengan balance board sesuai dengan prosedur di Poliklinik Obesitas Departemen Rehabilitasi Medik RSCM Jakarta yang dilakukan 3x/minggu selama 4 minggu. Sebagai tambahan, kelompok perlakuan mendapatkan latihan retrowalking yang dilakukan 15 menit/sesi, 3x/minggu, selama 4 minggu. Hasil keluaran penelitian ini berupa kekuatan otot quadriceps yang diukur menggunakan handheld dynamometer pada sebelum, setelah 2 minggu dan setelah 4 minggu latihan. Analisis statistik dilakukan untuk membandingkan perubahan kekuatan otot quadriceps sesudah intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil
penelitian menyatakan bahwa latihan retrowalking sebagai terapi tambahan efektif dalam meningkatkan kekuatan otot quadriceps pada pasien overweight dan obesitas derajat I
dengan OA lutut setelah diberikan intervensi selama 4 minggu. Rerata peningkatan kekuatan otot quadriceps pada kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing sebesar 3,026±1,33 kg dan 1,72±1,31 kg, dan didapatkan perbedaan signifikan dengan nilai p = 0,004. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menilai efektivitas latihan retrowalking terhadap aktivitas otot quadriceps secara lebih spesifik menggunakan Surface Electromiography (sEMG) yang menggambarkan rekruitmen motor unit otot.

This thesis was aimed to determine the effectiveness of retrowalking exercises in increasing quadriceps muscle strength in overweight and obese I patients with knee osteoarthritis. The design was randomized control trial. The subjects were overweight and obese grade I patients with knee osteoarthritis, and divided into 2 groups:
intervention and control groups. The subjects from both groups received standard exercises : aerobic exercise with ergocycle, quadriceps and hamstring muscle strengthening exercises with NK tables and balance exercises with balance board in accordance with procedures at the Obesity Polyclinic, Department of Medical Rehabilitation of RSCM Hospital, which was conducted 3x/week for 4 weeks. In addition, the intervention group received a retrowalking exercise during 15 minutes/session, 3x week, for 4 weeks. Handheld dynamometer were used to measure quadricieps muscle stregth in several time intervals before and after 2 weeks then after 4 weeks of completed training. Statistical analysis was performed to compare changes in quadriceps muscle strength after the intervention between the intervention and control groups. The results
of the study stated that retrowalking exercise as an adjunct therapy is effective in increasing quadriceps muscle strength in overweight and obese grade I patients with knee OA after 4 weeks training. The mean increase in quadriceps muscle strength in the intervention and control groups were 3.026 ± 1.33 kg and 1.72 ± 1.31 kg, respectively, and a significant difference was obtained with p value 0.004. Further research is needed to assess the effectiveness of retrowalking exercises on quadriceps muscle activity more specifically using Surface Electromiography (sEMG) which assesses the recruitment of motor muscle units.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meliana Sudirgo
"JuduJ : Mengetahui ketelitian dan ketepatan alat EN Tree dibandingkan dengan alat NK
Table dalam menilai kekuatan otot kuadriseps dengan metoda 10 RM
Tujuao : Membuktikan alat EN Tree dan alat NK Table memiliki kemampuan yang sarna
dalam menilai kekuatan otot kuadriseps.
Disain : Uji diagnostik
Tempat Penelitiao : IRM-RSUPN eM
Peserta : 30 mahasiswi D3 Rehabilitasi Medik FKUI.
Perlakuao : Masing-masing peserta dilakukan penilaian kekuatan otot kuadrisers dengan
metoda 10 RM pada alat EN Tree tiga kali dan alat NK Table tiga kali.
Hasil Penelitian : Dilakukan uji statistik independent samples t test dengan membandingkan
luas di bawah kurva yang mewakili total gaya yang dikeluarkan otot kuadrisep pada alat EN
Tree dengan NK table, dan diperoleh basil significant (2-tailed) = 0,106 (p> 0,05).Nilai ini
menyatakan luas di bawah kurva yang mewakili total gaya yang dikeluarkan otot kuadrisep
pada alat EN Tree tidak berbeda bennakna dibandingkan dengan NK table.
Kesimpulan : alat EN Tree dan alat NK Table memiliki kemarnpuan yang sarna dalam
menilai kekuatan otot kuadriseps."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T58776
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nori Widiowati
"Pendahuluan: Kejadian fraktur menjadi urutan ketiga di dunia dan ekstremitas bawah sebagai angka tertinggi di Indonesia. Open Reduction Internal Fixation (ORIF) merupakan tindakan fraktur ekstremitas bawah yang sering digunakan. Salah satu latihan yang dapat mencegah komplikasi imobilisasi yaitu isometrik quadricep dengan pressure biofeedback. Dalam penelitian ini pressure biofeedback diberikan pada pasien post ORIF ekstremitas bawah hari I sampai III. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi efektivitas pressure biofeedback terhadap kekuatan otot quadricep dan nyeri post ORIF ekstremitas bawah.
Metode: Penelitian ini merupakan Randomized Controlled Trial dengan pre and posttest pada pengukuran skala nyeri dan posttest only pada skor kekuatan otot quadricep. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan kriteria inklusi diantaranya post ORIF ekstremitas bawah hari pertama sampai ketiga dan berusia 18-64 tahun. Responden dengan multipel fraktur, fraktur bilateral, neglected, riwayat DM, kelainan neuromuskular, cacat fisik dan penurunan kesadaran dieksklusikan. Perhitungan sampel dengan menggunakan standar deviasi dan derajat kemaknaan diperoleh 30 responden di RSD Idaman Banjarbaru dan Ratu Zalecha Martapura yang terbagi menjadi 2 kelompok perlakuan. Double blind diterapkan pada responden dan pengambil data. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan (APAIS), nyeri (VAS), dan kekuatan otot quadricep (MMT).
Hasil: Penelitian ini melaporkan bahwa pressure biofeedback secara signifikan meningkatkan kekuatan otot quadricep (p value 0,01; α < 0,05). Namun, berdasarkan hasil uji statistik Paired T-test baik pada responden dengan latihan pressure biofeedback maupun tanpa pressure biofeedback, didapatkan hasil yang signifikan dalam penurunan nyeri (p value 0,00; α < 0,05). Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa pressure biofeedback tidak efektif dalam menurunkan nyeri pasien post ORIF ekstremitas bawah. Begitu pula hasil uji Mann Whitney pada selisih rerata skala nyeri yang menunjukkan bahwa penurunan nyeri yang terjadi tidak dipengaruhi oleh pressure biofeedback.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa latihan isometrik kombinasi pressure biofeedback secara signifikan dapat meningkatkan skor kekuatan otot quadricep pada pasien post ORIF ekstrimtas bawah.

Introduction: The incidence of fractures is third in the world and lower extremities are the highest in Indonesia. Open Reduction Internal Fixation (ORIF) is a frequently used procedure for lower extremity fractures. One exercise that can prevent immobilization complications is quadriceps isometrics with pressure biofeedback. In this study, pressure biofeedback was given to post ORIF lower extremity patients on days I to III.
Objective: The aim of this study was to identify the effectiveness of pressure biofeedback on quadricep muscle strength and post-ORIF lower extremity pain. Methods: This study was a Randomized Controlled Trial with pre and posttest on pain scale measurements and posttest only on quadricep muscle strength scores. The sampling technique used simple random sampling technique with inclusion criteria including post ORIF lower extremities first to third day and aged 18-64 years. Respondents with multiple fractures, bilateral fractures, neglected, history of DM, neuromuscular disorders, physical disabilities and decreased consciousness were excluded. Sample calculations using standard deviation and degree of significance obtained 30 respondents at RSD Idaman Banjarbaru and Ratu Zalecha Martapura who were divided into 2 treatment groups. Double blind is applied to respondents and data takers. Instruments used to measure anxiety (APAIS), pain (VAS), and quadricep muscle strength (MMT).
Results: This study reported that pressure biofeedback significantly increased quadricep muscle strength (p value 0.01; α < 0.05). However, based on the results of the Paired T-test statistical test for both respondents with pressure biofeedback training and without pressure biofeedback training, significant results were obtained in reducing pain (p value 0.00; α < 0.05). However, it can be said that pressure biofeedback is not effective in reducing pain in post-ORIF lower extremity patients. Likewise, the results of the Mann Whitney test on the mean difference on the pain scale showed that the reduction in pain that occurred was not influenced by pressure biofeedback.
Conclusion: This study shows that isometric training combined with pressure biofeedback can significantly increase quadricep muscle strength scores in lower extremity post ORIF patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library