Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 322 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Adriani
"Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebgaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 30 Tabun 2004 tentang Jabatan Notaris (UUJN). Akta otentik sebagai alat terkuat dan terpenuh mempunyai peranan penting dalam setiap hubungan hukum dalam kehidupan masyarakat. Dengan akta otentik dapat ditentukan secara jelas hak dan kewajiban, sehingga menjamin kepastian hukum, dan sekaligus diharapkan dapat menghindari terjadi sengketa. Mengingat peranan dan kewenangan Notaris sangat penting bagi masyarakat, maka perilaku dan perbuatan Notaris dalam menjalankan jabatannya rentan terhadap penyalahgunaan yang dapat merugikan masyarakat sehingga lembaga pembinaan dan pengawasan terhadap Notaris perlu diefektifkan.Tujuan penelitian dalam tesis ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk pengawasan terhadap anggota Majelis Pengawas yang berasal dari unsur Notaris. Pengawasan terhadap anggota Majelis Pengawas yang berasal dari unsur Notaris dilakukan secara berjenjang. Pengawasan terhadap Majelis Pengawas Daerah yang berasal dari unsur Notaris akan diawasi dan diperiksa oleh Majelis Pengawas Wilayah, dan anggota Majelis Pengawas Wilayah yang berasal dari Notaris akan diawasi dan diperiksa oleh Majelis Pengawas Pusat serta anggota Majelis Pengawas Pusat yang berasal dari unsur Notaris akan diawasi dan diperiksa oleh Menteri. Pengawasan yang dilakukan meliputi pelaksanaan Jabatan Notaris berdasarkan UUJN, Kode Etik Jabatan dan aturan hukum lainnya serta meliputi perilaku Notaris.Dengan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Majelis Pengawas dapat meningkatkan profesionalisme dan kualitas kerja seorang Notaris sebagai pejabat umum, sehingga dapat memberikan jaminan kepastian dan perlindungan hukum bagi penerima jasa Notaris dan masyarakat luas."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T16551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bacal, Robert
London: McGraw-Hill , 2004
378.13 BAC h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tugiman Atmasumarta
"Tenaga Ahli Madya Gizi lulusan Akademi Gizi dididik dengan biaya bersumber dari pemerintah dan partisipasi masyarakat. Kebijakan pemerintah "zero growth personal", Departemen Kesehatan hanya menyerap lulusan Akademi Gizi 26,8 %, sisanya 73,2 % bekerja di sektor lain baik di pemerintah maupiun swasta.
Desain penelitian adalah penelitian deskriptif, dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui data restrospektif dengan menueiusuri laporan yang ada. Analisis dilakukan terhadap biaya penyelenggaraan pendidikan tahun ajaran 199811999, mencakup biaya bersumber dari DIP, DIK, dan BP3 yang dikelola oleh Akademi Gizi Jakarta. Komponen biaya yang menjadi variabe] adalah biaya investasi gedung, peralatan, kendaraan, pegawai, barang dan jasa, perjalanan, pemeliharaan dan bantuan beserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan biaya penyelenggaraan pendidikan tahun ajaran 19981] 999 sebesar Rp 1.275.526.000,-. Sumber biaya pemerintah sebesar 77,6 % dan non pemerintah 22,6 %. Biaya pegawai merupakan komponen terbesar dalam penyelenggaraan pendidikan Ahli Madya Gizi. Biaya satuan untuk menghasilkan seorang Ahli Madya Gizi pada kelas regular sebesar Rp 12.941.460,- dan kelas khusus sebesar Rp 11.932.960,-. Subsidi yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu orang ahli gizi pada tahun 1998/1999 sebesar Rp 10.055.515,-. Perhitungan tarif tanpa subsidi Rp 1.857.155,- permahasiswalpersemester pada kapasitas 120 orang perangkatan. Perhitungan dengan tarif subsidi Rp 751.560,- permahasiswalpersemester pada kapasitas 120 orang perangkatan.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga Ahli Madya Gizi, disarankan pengambil kebijakan di Departemen Kesehatan, hendaknya meningkatkan pendidikan tenaga iulusan Sekolah Pembantu Ahli Gizi, daripada mendidik keias reguler.

Cost analysis and tariff policy for Diploma III program for education of Nutrition Academy at "Akademi Gizi" Jakarta Ministry of Health period 1998/1999Now, the manpower of nutrition graduated from the academy of nutrition is funded by government and non government cost. The purpose of the study was to know the total of study budget, unit cost, and tariff policy. In accordance with government policy that there is " zero growth personnel ", the Ministry of Health only absorb 26.8 % of graduated as government employ and 73.2 % is absorbed by non government as private employ.
The design of research was descriptive study based on case study. The data was collected by using the annual academy report. The analysis of data was held in order to know the related thing of the academy nutrition budget on 1998/1999 especially which based on DIP, D1K, and BP3. The variables research consists of investment on building, equipment, vehicle, employed expenses, supplies and services, maintenance and loan cost student.
The result of the research indicates that the educational cost for the year 1998/1999 was Rp 1.275.526.000,- .Most of the budged is spent for the operational activity at the academy of nutrition. The actual of unit cost for completing study one of nutritionist in the academy of nutrition was Rp, 12. 941.400 for regular class and Rp, 11.932.960 for special class. In the year of 1998 the government was subsidies Rp. 10.055.515 for one person of nutritionist. Calculation of tariff without subsidies was Rp. 1.857.155 per student /semester if total of student is 120 people per batch. The total cost with subsidies was Rp. 751.650 per student/semesters.
According to this result it is suggested to decision maker of ministry of health to develop the graduated of school of assistance nutritionist (SPAG) rather than regular student."
Universitas Indonesia, 2000
T496
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagiyo Ardananto
"Dari tahun ke tahun, peran pajak sebagai sumber pendapatan negara semakin penting. Hal ini selain karena pendapatan dari minyak dan gas yang semakin menurun, juga untuk mengurangi ketergantungan dari pinjaman luar negeri yang semakin membebani. Untuk meningkatkan penerimaan pajak, profesionalisme aparat pajak dalam melakukan pelayanan pajak menempati posisi yang sangat penting. Dengan semakin meningkatnya profesionalisme aparat pajak diharapkan akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Untuk menganalisis profesionalisme aparat pajak terutama dalam pelayanan restitusi PPN serta untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kepatuhan wajib pajak, maka dilakukan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa (KPP PMB). Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner pada seluruh pemeriksa pajak di KPP PMB sebanyak 25 orang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis profesionalisme aparat pajak dalam melakukan pelayanan restitusi PPN, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme aparat pajak dalam melakukan pelayanan restitusi PPN, dan menganalisis pengaruh profesionalisme aparat pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.
Profesionalisme aparat pajak dalam penelitian ini diukur dari indikator yang terukur, yaitu pemahaman aparat pajak terhadap prosedur pelayanan restitusi PPN, Kesesuaian pelaksanaan pelayanan restitusi dengan peraturan yang ada, dan ketepatan waktu pelayanan restitusi PPN. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi profesionalisme aparat pajak adalah tingkat pendidikan dan pengalaman kerja aparat pajak. Sementara kepatuhan wajib pajak diukur dari ketepatan wajib pajak dalam melapor dan membayar kewajiban pajaknya.
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa pemeriksa pajak di KPP PMB sudah melakukan pelayanan restitusi PPN secara profesional, baik dari segi pemahaman terhadap prosedur pelayanan, kesesuaian pelaksanaan pelayanan dengan peraturan yang ada, dan dari segi ketepatan waktu pelayanan. Sementara itu, tingkat pendidikan berpengaruh kuat dan positif terhadap profesionalisme aparat pajak dalam pelayanan restitusi PPN. Demikian juga dengan pengalaman kerja yang berpengaruh kuat dan positif terhadap profesionalisme aparat pajak. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa profesionalisme aparat pajak berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak.
Dari hasil penelitian, penulis menyarankan profesionalisme aparat pajak yang ada dipertahankan dan ditingkatkan di masa yang akan datang. Faktor pendidikan pemeriksa pajak, baik formal maupun non formal merupakan hal yang sangat panting sehingga perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Selain itu, peningkatan profesionalisme dapat dilakukan dengan meningkatkan sarana dan prasarana untuk pelayanan perpajakan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Nina Liche Seniati
"Latar Belakang Masalah
Dalam dunia organisasi, setiap orang yang bekerja dalam organisasi tertentu disebut karyawan. Dari karyawan-karyawan tersebut, ada sebagian besar yang merupakan kelompok profesi tertentu, seperti misalnya akuntan, insinyur, pengacara dan sebagainya. Di dalam dunia kedokteran, profesi yang umum adalah dokter baik dokter umum maupun spesialis. Di dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan tinggi, istilah profesi belum banyak digunakan meskipun istilah ini dapat disandang oleh seorang staf akademik.
Morrow & Goetz (1988) mengemukakan bahwa seseorang yang melakukan pekerjaan tertentu dapat dikatakan memiliki profesi tertentu. Hasil penelitian All Nina dan Tjut Rifameutia (1999) tentang persepsi staf akademik Universitas Indonesia mengenai karakteristik staf akademik yang profesional, juga menunjukkan bahwa hampir seluruh responden penelitian yaitu staf akademik di lingkungan Universitas Indonesia menyatakan bahwa pekerjaan sebagai staf akademik merupakan suatu profesi.
Pembicaraan mengenai profesi tidaklah dapat dilepaskan dengan istilah profesional dan profesionalisme. Menurut Tris Budiono (1998), istilah profesional dalam pendidikan tinggi adalah kata benda yang mengidentifikasi kemampuan individual di bidang profesi tertentu yang terukur dan teruji keandalannya serta memiliki potensi martabat dan nilai imbal kesepadanan proporsional yang dapat menjamin hidup dan kehidupan profesi termasuk terselenggaranya proses belajar sepanjang hayat untuk kepentingan aktualisasi serta relevansi kemampuannya tersebut. Sedangkan profesionalisme adalah kata sifat yang mengandung "konsekuensi legal" yang mencerminkan akuntabilitas sebagai aktualisasi tanggung-gugat profesi yang menjamin si penerima manfaat terhadap berbagai resiko serta dampak yang mungkin ditimbulkan dari jasa kemampuan profesional yang diterimanya.
Sementara itu, dari hasil penelitian All Nina dan Tjut Rifameutia (1999), disimpulkan bahwa definisi profesional mengandung pengertian bahwa seseorang yang memegang profesi tertentu antara lain harus menguasai, mahir, atau ahli dalam bidangnya; melakukan tugas sesuai aturan atau standar profesilkode etik profesi; serta memiliki disiplin, bertanggung jawab, serius dan bermoral. Selain itu, staf akademik haruslah profesional dalam bidang pengajaran dan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dalam kualitas pribadinya, serta dalam hubungan pribadinya dengan orang lain. Namun demikian, dalam penelitian .tersebut belum diteliti secara mendalam mengenai profesionalisme staf akademik Universitas Indonesia.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian mengenai komitmen kerja (work commitment), Morrow & Goetz (1988) menyimpulkan bahwa banyak konsep yang saling berkaitan dan tumpang tindih dalam konsep komitmen kerja. Oleh karena itu, mereka mengusulkan konsep alternatif yaitu profesionalisme. Sejalan dengan konsep profesionalisme ini, Aranya, Pollock, dan Armenic (1981) mengemukakan konsep komitmen profesi yang menunjukkan kekuatan relatif dari identifikasi dan keterlibatan seseorang terhadap profesi tertentu."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
LP 2000 26
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Asriwandari
"Penelitian ini merupakan suatu usaha untuk melihat keberlakuan teori Robert K. Merton mengenai anomi, untuk menganalisa permasalahan di dalam institusi pendidikan dasar. Robert K. Merton menyoroti keadaan 'disequilibrium' antara 'means' dan 'goals' dalam masyarakat, yang berakibat munculnya tipe perilaku adaptasi individual. Diantara tipe-tipe yang dikemukakan, yaitu conformity, innovative, rebellion, retreatisme dan ritualisme, salah satunya menjadi kerangka teoritis dalam penelitian ini. Tipe perilaku adaptasi individual yang dimaksud adalah ritualisme. Ritualisme adalah suatu tipe perilaku yang ditandai oleh kepatuhan pada sarana institusional, dengan menghindari tuntutan budaya untuk melakukan suatu mobilitas yang pesat. Dalam hal ini seseorang akan menekan aspirasinya untuk maju dan senantiasa setia pada sarana institusional.
Guru SD Negeri menghadapi keadaan yang kurang menguntungkan di dalam menjalankan tugas-tugasnya. Keadaan itu antara lain adalah keterbatasan-keterbatasan yang ada, baik yang berkaitan dengan status sosial mereka, maupun dalam hal sarana dan prasarana pendidikan. Selain dari pada itu, para guru SD Negeri ini juga menghadapi tuntutan untuk memenuhi nilai-nilai profesionalisme. Dari dasar pemikiran ini maka kemudian dirumuskanlah suatu permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana kecenderungan munculnya ritualisme pada guru SD Negeri di Kotamadya Pekanbaru, Riau ?
2. Sejauh mana variabel status sosial, tekanan sistem dan keterbatasan sarana berpengaruh terhadap aspirasi guru SD Negeri untuk meningkatkan profesionalisme mereka ?
Pengkajian terhadap permasalahan tersebut dilakukan di Pekanbaru, Riau, dengan mengamati 243 responden, yang dipilih melalui tahap 'proporsional stratified random sampling'. Hasil pengumpulan data dengan kuesioner dianalisa dengan menggunakan teknis analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspirasi untuk mencapai profesionalisme berkisar pada peringkat sedang dan rendah, dan ditekankan pada peningkatan kemampuan mengajar serta keberhasilan siswa. Harapan terbesar yang diungkapkan oleh para guru SD Negeri tersebut adalah peningkatan kesejahteraan, dan keberhasilan siswa. Harapan sedemikian ini merupakan perwujudan dari ketaatan pada aturan-aturan dalam bertugas, dan kurang mencerminkan tingginya aspirasi kearah profesionalisme. Dengan demikian terjadi kecenderungan munculnya ritualisme pada guru SD Negeri di Kotamadya Pekanbaru, Riau.
Sebagaimana dikatakan oleh R.K. Merton bahwa ritualisme adalah perilaku yang bersifat adaptif. Maka berkaitan dengan permasalahan guru SD Negeri di Pekanbaru, rendahnya aspirasi merupakan perilaku adaptasi individual para guru dalam menghadapi keadaan-keadaan yang kurang mendukung di dalam menjalankan tugas-tugas profesi mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Critten, Peter
New York: Churchill Livingstone, 1996
R 650.142 CRI d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Present seeks to analyze the impact of training programmes on the profesional development skills of the academics working primarily at the regional centers of Indira Gandhi National open university spread across the country...."
370 AAOU 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarsih Anwar
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2008
001.409 2 SUM s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan komitmen profesi dan komitmen organisasi pada guru. Model penelitian yang digunakan adalah model kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, sedangkan analisis dilakukan dengan metode statistik. Responden dalam penelitian ini adalah 67 orang guru tersertifikasi yang telah bekerja selama minimal 1 tahun di sekolah tempat dia mengajar saat ini. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen profesi dengan komitmen organisasi. Hasil analisis tambahan menyatakan bahwa tingkat pendidikan memiliki perbedaan mean yang signifikan terhadap komitmen profesi dan organisasi responden.

This study discussed the correlation of the professional and organizational commitment among teachers. The research method used was the quantitative model. The data was collected by questionnaire, while the analysis is done with statistical method. Respondent in this research are 67 certified teachers who have worked for at least one year in their current school. From the result of the analysis can be condluded that there is a positive and significant correlation between professional and organizational commitment. Additional result states that educational level has a significant mean difference toward professional and organizational commitment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>