Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boyke Achmad Yusuf
"Skripsi ini merupakan sebuah tulisan bertema 'sejarah sosial budaya' yang mengangkat fenomena Psikodelik dan lahirnya kaum hippies dan Generasi Bunga yang muncul pada awal dekade '70-an di Amerika Serikat dan Inggris. Fenomena ini lahir akibat pola pikir remaja pada era 60-an hingga 70-an tersebut yang kritis dan berani serta mendobrak kemapanan serta nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat, dan 'didukung' maraknya penggunaan narkotika, ganja, dan minuman keras. Namun demikian kaum hippies tersebut tetap mengetengahkan tema perdamaian, menentang perusakan lingkungan, humanisme serta menentang perang, terutama Perang Vietnam yang berkecamuk pada akhir '60-an. Para musisi besar tahun 60-an seperti The Beatles, The Rolling Stones, The Doors, Grateful Dead, Jimi Hendrix & the Experiences, komunitas Haight Ashbury, Bob Dylan, Janis Joplin dan sebagainya menjadi panutan para kaum hippies dimana gaya bermusik mereka, fashion, tingkah laku, pola pikir dan kebiasaan mereka mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan seks bebas begitu diminati dan menjadi gaya hidup.
Budaya yang dihasilkan dari pola hidup 'akrab' dengan obat-obatan terlarang tersebut dikenal dengan budaya 'psikedelik' dan psikedelik itu berarti : 'Hal yang berhubungan terhadap persepsi baru atau alternatif melalui penggunaan obat-obatan penghalusinasi. Di Indonesia budaya psikedelik ini muncul bersamaan dengan adanya bom minyak tahun 1973. Bom minyak ini sangat menguntungkan Indonesia karena sebagai salah satu negara penghasil minyak Indonesia mulai melakukan join venture dengan negara-negara besar seperti Jepang dan Amerika Serikat sehingga dari prosentasi bagi-hasil tersebut mampu menaikan pendapatan negara. Hal tersebut juga menimbulkan keuntungan bagi kalangan masyarakat tertentu sehingga lahir kalangan 'orang kaya baru' yang banyak tinggal di perkotaan. Dengan 'kemakmuran' tersebut, fasilitas-fasilitas mewah bisa diperoleh seperti : stereo set, televisi, majalah-majalah musik, mode dan hiburan dari luar negeri.
Disamping itu banyak pula berdiri tempat-tempat hiburan seperti : klub malaria, bar, dan arena disco. Alat-alat musik yang sebelumnya sangat sulit dijangkau karena masih langka dan harganya mahal, mulai bisa didapat sehingga memudahkan menjamurnya kelompok-_kelompok musik yang banyak meniru band luar negeri, seperti : God Bless yang mengidolakan Deep purple dan Alice Cooper, The Rollies dengan gaya Chicago-nya, dan sebagainya. Seiring dengan itu, mau tidak mau pengaruh negatif pun banyak merasuk di kalangan remaja-remaja kota di Indonesia, seperti: menghisap ganja, perkelahian antar gang, minuman keras dan pornografi. Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah menerapkan peraturan-peraturan seperti undang-undang anti narkotika, nasionalisasi acara acara televisi dan sebagainya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S12222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The SAGE Handbook of Popular Music is a comprehensive, smartly-conceived volume that can take its place as the new standard reference in popular music. The editors have shown great care in covering classic debates while moving the field into new, exciting areas of scholarship. International in its focus and pleasantly wide-ranging across historical periods, the Handbook is accessible to students but full of material of interest to those teaching and researching in the field." (Will Straw, McGill University). "Celebrating the maturation of popular music studies and recognizing the immense changes that have recently taken place in the conditions of popular music production, The SAGE Handbook of Popular Music features contributions from many of the leading scholars in the field. Every chapter is well defined and to the point, with bibliographies that capture the history of the field. Authoritative, expertly organized and absolutely up-to-date, this collection will instantly become the backbone of teaching and research across the Anglophone world and is certain to be cited for years to come." (Barry Shank, author of 'The Political Force of Musical Beauty' (2014)).0The SAGE Handbook of Popular Music provides a highly comprehensive and accessible summary of the key aspects of popular music studies. The text is divided into 9 sections: Theory and Method; The Business of Popular Music; Popular Music History; The Global and the Local; The Star System; Body and Identity; Media; Technology; and, Digital Economies. Each section has been chosen to reflect both established aspects of popular music studies as well as more recently emerging sub-fields. The handbook constitutes a timely and important contribution to popular music studies during a significant period of theoretical and empirical growth and innovation in the field. This is a benchmark work which will be essential reading for educators and students in popular music studies, musicology, cultural studies, media studies and cultural sociology."
Los Angeles: SAGE, 2015
781.64 SAG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library