Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Anandabhuwana
"Dilakukan penelitian mengenai Dinoflagellata bentik penyebab Ciguatera Fish Poisoning (CFP) di Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra, Lombok Utara, dari tanggal 10 sampai 15 Oktober 2022. Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan antara kelimpahan Dinoflagellata di antara substrat hidup yaitu lamun dan substrat mati yaitu karang mati serta melihat hubungannya dengan parameter lingkungan dan lokasi. Substrat Dinoflagellata yaitu lamun dan karang mati dikumpulkan berdasarkan 6 stasiun yang berbeda. Sampel kemudian dikocok dengan konsisten selama 1 menit sehingga Dinoflagellata bentik yang tertempel dapat lepas. Kemudian dilakukan penyaringan bertingkat sehingga hanya tersisa Dinoflagellata saja dan substrat diukur luas permukaannya. Pencacahan dilakukan menggunakan mikroskop dan perhitungan dilakukan menggunakan Sedgewick Rafter. Setelah itu, hasil penemuan diidentifikasi dan dihitung kelimpahannya menggunakan rumus kelimpahan. Faktor lingkungan di analisis dengan menggunakan metode Analisis Komponen Utama (AKU). Hasil penelitian menunjukkan keberadaan 3 genus Dinoflagellata penyebab CFP yaitu Coolia, Ostreopsis dan Prorocentrum. Kelimpahan terbanyak dapat ditemukan di Gili Air dengan jumlah total 124 sel/cm2. Selain dari itu, Prorocentrum memiliki kelimpahan terbanyak di antara semua stasiun dengan jumlah total 105 sel/cm2 dan substrat lamun memiliki kelimpahan terbanyak dengan 137 sel/cm2. Berdasarkan AKU dan analisis kelimpahan, ditemukan jika Prorocentrum dan Coolia paling melimpah di stasiun Gili Air Lamun yang dikelompokkan dengan Gili Air Karang dan variabel nitrit, DO, suhu dan TSS. Sementara, Ostreopsis ditemukan paling melimpah di Gili Trawangan Karang yang dikelompokkan dengan Gili Trawangan Lamun dan variabel fosfat. Namun, pengelompokkan tersebut tidak menjelaskan rendahnya kelimpahan pada Gili Meno dimana parameter linngkungannya dalam batas normal dan bahkan mendukung pertumbuhan Dinoflagellata. Sehingga kelimpahan Dinoflagellata bentik penyebab CFP tidak begitu dipengaruhi parameter lingkungan, melainkan lebih dipengaruhi oleh substrat dan lokasi.
Research was done on Benthic Dinoflagellates causing Ciguatera Fish Poisoning (CFP) in Gili Matra, North Lombok, on the 10th-15th of October 2022. The main goal of the research was to see the relationship between Dinoflagellate abundance, seagrass as a natural substrate, dead coral as a non-natural substrate, environmental parameters, and location. The substrates used in this research were collected based on 6 different stations. The obtained substrate is then shaken inside a bottle so that the Dinoflagellates can detach. Then, a filter is used to capture the Dinoflagellates and remove any unwanted debris. The substrate is also kept so that surface area can be measured. Further inspection is done under the microscope using a Sedgewick Rafter while counting and identifying the Dinoflagellates seen. The result is then converted into abundance using data from the corresponding substrate’s surface area. Principal Component Analysis (PCA) is then done to find the relationship between environmental parameters and substrate. 3 genus of CFP causing Dinoflagellates were found (Coolia, Ostreopsis, and Prorocentrum). The most abundant station can be found in Gili Air with a total of 124 cells/cm2. The genus Prorocentrum is the most abundant in all stations with a total of 105 cells/cm2 and seagrass has more abundance than dead coral with a total of 137 cells/cm2. Based on the PCA analysis and the abundance data, Prorocentrum and Coolia were found most abundant in the station Gili Air Lamun which is grouped with Gili Air Karang and the variables nitrate, DO, temperature, and TSS. Ostreopsis was found to be the most abundant in Gili Trawangan Karang which is grouped with Gili Trawangan Lamun and the variable phosphate. However, the groupings do not explain the low abundance found in Gili Meno even though the grouped environmental factors were normal and even advantageous on promoting Dinoflagellate growth. Therefore, based on analysis, the abundance of benthic Dinoflagellates causing CFP is more based on location and substrate instead of environmental parameters."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kresnanda Triputra
"Telah dilakukan penelitian mengenai komunitas dinoflagellata bentik penyebab Ciguatera Fish Poisoning (CFP) di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu pada Juli 2023 hingga Juni 2024. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan dan komposisi penyusun komunitas dinoflagellata bentik pada substrat buatan dan menganalisis hubungan antara parameter lingkungan terhadap perlakuan perbedaan waktu. Dinoflagellata bentik dikoleksi dari substrat buatan yang diletakkan di perairan selama 24, 48, dan 72 jam. Proses pencacahan dilakukan menggunakan Sedgewick-rafter Counting Cell dan diamati menggunakan mikroskop cahaya pada perbesaran 100x. Analisis data menggunakan Analisis Komponen Utama (AKU) untuk menentukan faktor lingkungan yang mencirikan setiap perlakuan waktu. Diperoleh tiga genus dinoflagellata bentik, yaitu Prorocentrum, Ostreopsis, dan Sinophysis. Perlakuan 72 jam memiliki kelimpahan dinoflagellata bentik tertinggi sebesar 129,1 sel/cm2 dan genus Prorocentrum menjadi genus paling melimpah sebesar 141,6 sel/cm2. Berdasarkan hasil AKU, perlakuan 24 dan 48 jam dicirikan oleh suhu, salinitas, dan kecepatan arus, sedangkan 72 jam dicirikan oleh DO dan intensitas cahaya.
Study on the community of benthic dinoflagellates causing Ciguatera Fish Poisoning (CFP) in the waters of Pramuka Island, Kepulauan Seribu, was conducted from July 2023 until June 2024. The aim of this research was to analyze the abundance and composition of the benthic dinoflagellate community on artificial substrates and to analyze the relationship between environmental parameters and different time treatments. Benthic dinoflagellates were collected from artificial substrates placed in the water for 24, 48, and 72 hours. Counting was performed using a Sedgewick-Rafter Counting Cell and observed using a light microscope at 100x magnification. Data analysis was conducted using Principal Component Analysis (PCA) to determine the environmental factors characterizing each time treatment. Three genera of benthic dinoflagellates were identified: Prorocentrum, Ostreopsis, and Sinophysis. The 72-hour treatment had the highest abundance of benthic dinoflagellates at 129,1 cells/cm², with Prorocentrum being the highest abundant genus at 141,6 cells/cm². According to PCA results, the 24 and 48-hour treatments were characterized by temperature, salinity, and current velocity, whereas the 72-hour treatment was characterized by DO and light intensity. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library