Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Zahra Yundiafi
Jakarta: Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional, 2000
801.951 SIT a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
DiYanni, Robert
Boston : McGraw-Hill, 2000
808.81 DIY p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Munawar Holil Carita
"Mundinglaya Dikusumah (CMD) merupakan salah satu cerita pantun Sunda yang paling popular dibandingkan cerita-cerita pantun lainnya. Cerita ini beredar di kalangan masyarakat Sunda dari masa ke masa dan diapresiasi oleh berbagai kalangan masyarakat.
Sumber cerita ini adalah juru pantun, yaitu tukang cerita yang menyajikan bentuk cerita ini secara lisan. Oleh karena sifat kelisanannya itu maka terjadi berbagai variasi cerita yang menunjukkan persamaan dan perbedaan satu sama lain. Yang menarik, versi cerita yang dikenal dan kemudian banyak dijadikan sumber inspirasi oleh para sastrawan Sunda modern hanyalah satu versi, yaitu yang dipublikasikan oleh CM Pleyte (1907). Padahal, berdasarkan penelusuran yang dilakukan terhadap sumber-sumber tertulis, termasuk naskah-naskah kuno (manuscript), terdapat variasi di antara berbagai sumber cerita tersebut.
Dalam penelitian ini diteliti empat buah sumber tertulis CMD yang berhasil diperoleh, yaitu dua buah naskah dari Universitas Leiden Belanda (NBG 333.-dan Lor. 2024), edisi CM Pleyte (1907), dan edisi Ajip Rosidi (1974). Keempat sumber tertulis CMD itu dibandingkan, kemudian dianalisis motif ceritanya berdasarkan motif-index yang dikemukakan oleh Stith Thompson (1955). Dua buah sumber tertulis CMD yang berupa naskah dibandingkan untuk mendapatkan teks yang layak disajikan sebagai suntingan teks.
Dari analisis yang dilakukan ditemukan bahwa motif cerita pada NBG 333, Lor. 2024, dan edisi CM Pleyte lebih banyak menunjukkan kesamaan. Perbedaan atau variasi cerita hanya berupa hal-hal kecil yang tidak prinsipil. Sementara itu, pada edisi Ajip Rosidi terdapat perbedaan motif cerita yang sangat prinsipil karena menyangkut motif cerita utama dan munculnya dua buah motif cerita yang tidak terdapat pada sumber CMD yang lain.
Persamaan dan perbedaan kemunculan motif cerita itu berkaitan erat dengan masa beredarnya cerita tersebut, bukan disebabkan daerah asal penyebaran cerita. Hai lain yang ditemukan bahwa motif cerita pada keempat sumber tertulis CMD itu berkaitan erat dengan struktur cerita. CMD yang bersumber dari NBG 333: Lor. 2024, dan edisi CM Pleyte memperlihatkan kesamaan struktur cerita karena mengandung motif cerita yang sama. Dalam pada itu, struktur cerita CMD yang bersumber dari edisi Ajip Rosidi menunjukkan perbedaan karena motif ceritanya berbeda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11251
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilawati Kurnia
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperlihatkan bagaimana orang Jerman menghadapi permasalahan negara, nasion dan bangsa mereka sesudah Perang Dunia II dan sesudah penyatuan kembali Jerman. Orang Jerman yang berasal dari sate negara, satu nasion dan satu bangsa terpaksa menghadapi kenyataan bahwa mercka harus dipisahkan dalam dua negara Jerman: Republik Federal Jerman dan Republik Demokrasi Jarman. Keadaan ini tergambarkan dengan jelas pada puisi-puisi yang dijadikan korpus penelitian ini. Memang banyak sekali karya-karya sastra Jerman sesudah Perang Dunia II usai yang menyoal hal ini di semua genre. Namur, untuk penelitian kali ini dipilih puisi saja yang memang sangat disukai pada waktu itu karena bentuknya dan kepadatan isinya.
Setelah Jerman bersatu kembali di tahun 1990 maka persoalan yang sama muncul yaitu bagaimana orang Jerman dari mantan kedua negara Jerman menyikapi dan memberikan pendapatnya terhadap perubahan total ini. Mereka yang tumbuh dalam ideologi yang berbeda tiba-tiba bersatu kembali dan hares menerima bahwa sekarang mereka bemegara sate, bernasion satu, dan berbangsa satu. Dengan demikian, tema utama yang ada dalam puisi-puisi yang dijadikan korpus penelitian adalah Vergangenheits Bewalligung, atau penyelesaian dengan masa lalu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yusak Irianto
"Citraan atau pengimajian dapat dibatasi sebagai kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris. Citraan menjadi salah satu kiat penyair untuk menyodorkan dan menyugestikan bunyi, wujud, aroma, cita rasa, kondisi atau pengertian tertentu yang dapat diindera. Citraan-citraan tersebut adalah Citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, gerakan, dan pikiran.
Perangkat teknis lain yang banyak digunakan penyair adalah majas, yang merupakan alat bantu efektif bagi penyair untuk menyampaikan pengalaman puitik. Majas-majas tersebut adalah simile, metafor, personifikasi, alegori, simbolisme, ironi, hiperbol, litotes, metonimi, sinekdoke, eufemisme, dan kilatan. Citraan dan atau majas dapat membantu penyair dalam berkarya, dan membantu pembaca untuk memahami karya-karya seorang penyair.
Sapardi Djoko Damono adalah penyair yang banyak memanfaatkan potensi kedua perangkat tersebut. Sebagai salah seorang kritikus sastra terkemuka di Indonesia ia berpendapat bahwa kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi. Fungsi utama kata-kata, menurutnya, adalah sebagai pendukung citraan. Mata Pisau dan Perahu Kertas adalah buku kumpulan sajaknya yang memperlihatkan kekhasan gaya bersajak yang didasari gagasannya tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S11160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeri Nurita
"Karya sastra lama yang masih berbentuk naskah perlu segera diselamatkan karena kondisi bahannya yang tidak tahan waktu dan iklim tropis, sehingga mudah rusak. Pene_litian yang mendalam terhadap isi naskah juga perlu dilakukan, karena di dalamnya tersimpan sistem nilai, adat -istiadat, dan alam pikiran leluhur kita pada masa lampau, yang dapat diambil dan diterapkan pada masa sekarang. Syair Bayan Budiman adalah karya sastra yang berben_tuk syair simbolik, karena tokoh-tokohnya adalah binatang (burung-burung). Burung-burung ini bertingkah laku seperti manusia. Setelah dilakukan analisis terhadap isi naskah, dapat disimpulkan bahwa tema Syair Bayan Budiman adalah tentang fikih atau hukum-hukum yang berlaku di dalam kehidupan umat Islam. Berdasarkan tema di atas dapat ditarik amanat berupa ajaran bahwa umat Islam hendaknya selalu mengamalkan ilmu agama dan menjalankan perintah-perintah Allah selagi hidup di dunia, sehingga di akhirat nanti tidak akan mendapat siksa neraka. Oleh karena Syair Bayan Budiman mengandung pelajaran akhlak yang mendidik, maka syair ini disebut syair.simbolik yang didaktis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S11142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Rebecca W. T.
"Cerita dan ajaran Kristen sering menjadi inspirasi penulisan karya sastra, salah satunya sajak. Hal itu juga menjadi inspirasi Fridolin Ukur dalam setiap penulisan sajaknya. Itulah sebabnya karya-karya Fridolin Ukur kental dengan warna Kristen. Kedua unsur Kristen yang dapat terlihat dan dirasakan langsung adalah diksi dan rujukan Alkitab. Diksi yang digunakan Fridolin Ukur dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, yaitu ketuhanan, Natal, Paskah, ajaran Kristen, diksi dari Alkitab, dan istilah gereja. Dari segi rujukan Alkitab, unsur Kristen dapat dilihat dari nama kitab dan ayatnya, kalimat Alkitab, dan peristiwa besar yang tertulis dalam Alkitab. Unsur-unsur tersebut merupakan warna khas agama Kristen dan memberikan warna bagi dunia kesusastraan. Dalam penggunaannya, Fridolin Ukur tidak menempatkan kedua unsur tersebut untuk mempersoalkan keyakinannya atas ajaran. Kristen. Melalui kedua unsur itu, ia hanya menyampaikan ajaran atau pesan moral agamanya."
2001
S10930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Rinaldi S.
"ABSTRAK
J.E. Tatengkeng adalah salah satu penyair terpenting angkatan Pujangga Baru, selain Amir Hamzah, karena corak keagamaan yang menjadi ciri khas sajak-sajaknya. Dalam perkembangannya, sajak-sajak J.F. Tatengkeng mengalami per_geseran tematik dari sajak-sajak yang bercorak keagamaan ke arah kritik sosial.
Skripsi ini merupakan hasil penelitian mengenai per_geseran tematik yang melandasi sajak-sajak J.E. Tatengkeng serta kaitannya dengan latar belakang kehidupannya. Latar belakang kehidupan pengarang dan aktivitasnya selama hidup itulah yang sangat berpengaruh terhadap tema-tema sajaknya.
Sebagai seorang yang kreatif, J.E. Tatengkeng tidak hanya menulis sajak, ia pun mewariskan karya-karya dalam bentuk lain, seperti surat, esai, cerita pendek, drama. Sejalan dengan itulah dalam skripsi ini diberikan pula daf_tar karangan dan singkatan isi yang akan turut membantu usaha penelusuran minat dan perhatian J.E. Tatengkeng dalam sajak-sajaknya. Untuk pemahaman lebih lanjut, dilakukan pula analisis pola rima terhadap beberapa sajak yang menjadi sampel penulisan skripsi ini.

"
1990
S10845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhardi Budi Santoso
"ABSTRAK
Hartojo Andangdjaja, penyair Indonesia yang juga banyak menulis esai sastra dan menerjemahkan karya-karya sastrawan asing, telah dikenal dalam dunia sastra Indonesia sejak tahun '40-an. Ia tergolong sebagai penyair, esais, dan penerjemah yang produktif.
Beberapa pengamat sastra Indonesia, antara lain Herman K.S., Sapardi Djoko Damono, Harris Effendi Thahar, dan Sudjarwo, telah melakukan penelaahan terhadap puisi Hartojo Andangdjaja, namun hanya terbatas pada beberapa sajak yang mungkin hanya yang mereka sukai saja, atau hanya merupakan resensi atau analisis selintas terhadap Buku Puisi , satu_-satunya buku kumpulan sajak Hartojo Andangdjaja yang telah diterbitkan.
Dalam skripsi ini, dilakukan tinjauan intrinsik terhadap keseluruhan karya puisi Hartojo Andangdjaja, sehingga dapat dilihat kecenderungan sti1istik dan tematiknya. Melalui tinjauan itu pula,.kesastrawanan Hartojo Andangdjaja dapat ditampilkan kembali secara menyeluruh.

"
1990
S11162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Endang Hastarini Indiastoeti Yoedasri Kartika Devi
"Cangkriman adalah soal yang berupa kalimat, cerita, gambar dan sebagainya yang dikemukakan secara samar-samar atau hal yang sulit memecahkannya, yang membutuhkan jawaban. Menurut Ranneft, Cangkriman dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu cangkriman dalam bentuk puisi (CT) dan cangkriman dalam bentuk prosa. Cangkriman dalam bentuk puisi adalah cangkriman yang diungkapkan dalam bentuk tembang Jawa. Sedangkan cangkriman dalam bentuk prosa adalah cangkriman yang diungkapkan dalam bentuk selain tembang. Cangkriman sebagai salah satu karya sastra pasti mempunyai fungsi tertentu, karena setiap karya sastra pasti memiliki fungsi atau manfaat tertentu. Hal ini dikatakan oleh Horace yang dikutip oleh Wellek dan Warren dalam teroi Kesuasastraan (1989 : 25). Masalah sekarang apa fungsi cangkriman. Oleh karena fungsi cangkriman dalam bentuk prosa telah diteliti oleh Wibowo, maka dalam skripsi ini akan dianalisa fungsi CT dengan tujuan untuk mengetahui fungsi CT, sehingga pada akhirnya dapat digunakan untuk menyimpulkan fungsi cangkiriman pada umumnya. Sumber data yang digunakan untuk menganalisa fungsi CT adalah buku Tjangkriman Basa Djawa Ngganggo Tembang, terbitan Bale Poestaka pad atahun 1931, yang terdiri dari 252 bait cangkriman, dalam 12 macam tembang, yang dikumpulkan oleh Ranneft. Buku ini dipilih karena dari 3 buku kumpulan cangkriman yang ditemukan, buku ini paling lengkap dan telah mencakup isi dari buku yang lainnya, selain itu buku ini juga telah dialih aksarakan ke dalam aksara latin. Untuk menganalisa CT ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan melakukan pencarian fungsi dari setiap bait yang kemudian diinventarisasikan, lalu ditentukan fungsi-fungsi yang paling dominan, dominan dan kurang dominan, setelah itu baru ditarik kesimpulan secara keseluruhan. Dari analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa CT mempunyai 3 fungsi, dengan fungsi yang paling dominan adalah untuk mendidik, fungsi yang dominan adalah untuk menguji kepandaian berkias dan yang kurang dominan adalah sebagai hiburan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>