Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Arsenic is a ubiquitious element in the environment and occurs naturally in both organic and inorganic forms. Under aerobic condition, the dominant form of arsenic in waters in arsenata, which is highly mobile and toxic...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Nova
"Pada penelitian terdahulu, Candida hawaiiana CR015 telah dimanfaatkan sebagai komponen pollen substitute untuk lebah madu Apis cerana. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi limbah nanas dengan penambahan urea terhadap produksi biomassa C. hawaiiana CR015 dan membandingkan berat kering biomassa yang diperoleh dari medium limbah nanas terbaik dan YMB. Penelitian dilakukan dengan menggunakan medium limbah nanas dengan rasio limbah nanas:air 1:1 (b/v) dan 2:1 (b/v) dengan penambahan urea 0% (b/v), 0,1% (b/v), 0,2% (b/v), dan 0,3% (b/v). Jumlah inokulum C. hawaiiana CR015 yang digunakan sebanyak 10% (v/v) dengan lama waktu fermentasi 28 jam. Penambahan berbagai konsentrasi urea pada medium limbah nanas memberikan pengaruh terhadap produksi biomassa C. hawaiiana CR015. Medium limbah nanas 2:1 (b/v) dengan penambahan urea sebesar 0,2% (b/v) menghasilkan berat biomassa kering rata-rata terbesar, yaitu 0,92 g/100 ml, lebih berat dibandingkan berat kering biomassa rata-rata yang dihasilkan medium YMB, yaitu 0,65 g/100 ml. Hasil uji Anova menunjukkan adanya pengaruh konsentrasi limbah nanas yang signifikan (p<0,05) dan tidak adanya pengaruh urea yang signifikan (p>0,05) terhadap produksi biomassa C. hawaiiana CR015. Hasil uji T menunjukkan adanya perbedaan nyata (p>0,05) antara berat kering biomassa C. hawaiiana CR015 yang dihasilkan dari medium limbah nanas dengan penambahan urea dan YMB.

In the previous studies, Candida hawaiiana CR015 has been used as a component of pollen substitute for honey bee Apis cerana. Aims of this study were to determine the effect of variations of pineapple waste concentration with the addition of urea to production of biomass C. hawaiiana CR015 and comparing the best dry weight biomass derived from pineapple waste medium and YMB. The study was conducted by using pineapple waste medium with a concentration of pineapple waste : water 1:1 (w/v) and 2:1 (w/v) with the addition of urea 0% (w/v), 0.1% (w/v), 0.2% (w/v), and 0.3% (w/v). The amount of C. hawaiiana CR015 inoculum used is 10% (v/v) with 28 hours fermentation time. The addition of different concentrations of urea in the medium pineapple waste gives effect on biomass production of C. hawaiiana CR015. Pineapple waste medium 2:1 (w/v) with the addition of urea at 0.2% (w/v) yielded a largest average weight of dry biomass, 0.92 g/100 ml, more severe than the average dry weight biomass C. hawaiiana CR015 producing in YMB medium, 0.65 g/100 ml. Anova test results showed that there is a significant effect of pineapple waste concentrations (p<0.05) and no significant effect of urea (p>0.05) for the production of biomass C. hawaiiana CR015. T test results showed that there is a significant difference (p> 0.05) between dry weight biomass C. hawaiiana CR015 resulting from pineapple waste medium with the addition of urea and YMB."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sentot Tri Prabowo
"Pada penelitian terdahulu biomassa kering C. hawaiiana CR015, yang ditumbuhkan pada medium YMB, telah digunakan sebagai salah satu komponen pollen substitute untuk lebah madu Apis cerana Fabricius. Pada penelitian ini khamir ditumbuhkan pada medium air kelapa sebagai alternatif medium YMB. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh penambahan sumber karbon berupa sukrosa (gula pasir) dan sumber nitrogen berupa diamonium hidrogen fosfat [(NH4)2HPO4] pada medium air kelapa terhadap produksi biomassa C. hawaiiana CR015 dan membandingkan produksi biomassa pada medium perlakuan terbaik dengan medium YMB. Variasi konsentrasi sukrosa yang digunakan adalah 0% (b/v); 2,5% (b/v); dan 5% (b/v), sedangkan variasi konsentrasi [(NH4)2HPO4] yang digunakan adalah 0,1% (v/v); 0,2% (v/v); dan 0,3% (v/v). Produksi biomassa dilakukan dengan inkubasi selama 28 jam dengan kecepatan pengocokan 80 rpm dan menggunakan inokulum berumur 20 jam sebanyak 10% (v/v).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa medium Air Kelapa (AK)- Sukrosa (Suk) 5%-[(NH4)2HPO4] 0,3% merupakan medium perlakuan yang terbaik. Medium AK-Suk 5%-[(NH4)2HPO4] 0,3% menghasilkan biomassa rata- rata sebesar 0,49 g/100ml. Hasil tersebut lebih kecil dibandingkan hasil yang diperoleh pada medium komersial YMB, yaitu 0,55 g/100ml. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa variasi konsentrasi sukrosa dan [(NH4)2HPO4] memberikan pengaruh terhadap produksi biomassa C. hawaiiana CR015.

In the previous studies, dry biomass of C. hawaiiana CR015 from YMB medium, has been used as one component of pollen substitute for honey bee Apis cerana Fabricius. In this study, the yeast was grown on coconut water as an alternative medium. The study aimed to determine the effect of carbon source (sucrose (sugar cane)) and source of nitrogen (diammonium hydrogen phosphate [(NH4)2HPO4]) in coconut water medium on the production of biomass C.hawaiiana CR015 and compare dry biomass production in the best coconut water medium with YMB medium. Variations in the concentration of sucrose used was 0% (w/v), 2.5% (w/v), and 5% (w/v), while the variations of the concentration of [(NH4)2HPO4] used was 0.1% (v/v), 0.2% (v/v), and 0.3% (v/v). Candida hawaiiana CR015 was incubated for 28 hours with shaking speed of 80 rpm. The age of inoculum used was 20 hours and the volume of inoculum used was 10% (v/v).
The results showed that the medium Coconut Water (CW)-Sucrose (Suc) 5%-[(NH4)2HPO4] 0.3% is the best medium that produce highest dry biomass. Medium AK-Suk 5%- [(NH4)2HPO4] 0.3% produce 0.49 g/100ml dry biomass in average. These results are lower than the results obtained in commercial YMB medium, 0.55 g/100ml. ANOVA test results showed that variations in the concentration of sucrose and [(NH4)2HPO4] influence the biomass production C. hawaiiana CR015.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaniswara Wiradharma
"Ruang Hijau (RH) adalah bagian dari pola ruang kota yang penting keberadaanya bagi lingkungan perkotaan dan kehidupan manusia. Biomassa hijau yang terkandung dalam ruang hijau memiliki peranan ekologis sebagai penyerap gas karbon dioksida (CO2). Dengan memanfaatkan citra Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8, dapat diketahui perubahan luasan ruang hijau dengan menggunakan meteode (Normalized Differential Vegetation Index) NDVI yang mampu melakukan klasifikasi objek identik vegetasi dan non vegetasi. Analisis meliputi hubungan antara NDVI dan biomassa hijau lapangan yang meliputi karakteristik tajuk dan tutupan vegetasi bawah.
Hasil yang diperoleh yaitu sebaran kandungan biomassa hijau di Kota Bogor tidak merata. Terjadi perubahan yaitu penurunan kandungan biomassa hijau sebesar 13.111 ton sehingga terjadi penurunan kemampuan serapan CO2 Kota Bogor sebesar 19.273 ton. Hal ini disebabkan karena penurunan luas ruang hijau sebesar 135,86 Hektar (1,15%) atau + 11,32 Hektar per tahunnya di Kota Bogor dari tahun 2001 hingga 2013.

Green Space is necessary part of urban space pattern for urban environment and human life. Green biomass on the green space has an ecological role as an absorber of carbon dioxide gas (CO2). Information of changing area of green space derived from utilization of remotely sensed data of Landsat 7 ETM + and Landsat 8 by using NDVI (Normalized Differential Vegetation Index) method known capable of performing object classification to identical vegetation and non vegetation. The analysis includes the relationship between NDVI and field-derived green biomass, includes the characteristics of vegetation cover and lower canopy.
The result show that distribution of green biomass properties in Bogor is uneven. There were changes in the levels, decrease up to 13.111 tons of green biomass resulting in decreased ability to uptake of CO2 by 19.273 tons in Bogor City. This is because the area of green space is reduced by 135.86 hectares (1.15%) or approximately 11.32 hectares per year respectively in Bogor City from 2001 to 2013.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Faustine Loandy
"Bonggol jagung dan plastik polipropilena merupakan sampah yang berlimpah di Indonesia, namun belum didaur ulang dengan maksimal. Bio-oil hasil proses co-pyrolysis biomassa dan plastik dapat dimanfaatkan menjadi salah satu sumber alternatif bio-fuel. Plastik polipropilena, yang memiliki rasio H/C yang tinggi dapat menjadi sumber hidrogen yang baik bagi bio-oil pirolisis biomassa. Dengan melakukan co-pyrolysis pada kedua bahan ini, sebuah efek sinergetik akan terjadi sehingga bio-oil yang dihasilkan akan memiliki kuantitas dan kualitas yang lebih baik. Peningkatan kualitas bio-oil ditandai dengan berkurangnya kadar oksigen akibat pengusiran H. Reaksi berlangsung pada reaktor tangki berpengaduk, dengan kondisi operasi 500oC, laju alir N2 750 mL/menit, holding time 10 menit dan heating rate 5oC/menit. Yield bio-oil non-polar mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya komposisi PP pada umpan. Wax mengalami kenaikan jumlah ikatan jenuh seiring dengan kenaikan komposisi PP akibat terjadinya transfer hidrogen pada proses pirolisis. Proses pirolisis dapat menyebabkan degradasi termal yang menyebabkan produk pirolosis mempunyai berat molekul yang lebih rendah.

Corncob and polypropylene plastics are abundant waste in Indonesia which have not been fully recycled to its fully potential. Co pyrolysis of corncob and plastic can be one of alternative source of bio fuel. Polypropylene plastic, which is high in H C ratio can be a good hydrogen source for pyrolysis oil from biomasss. Co pyrolysing biomass and plastic could lead to synergetic effect which yields higher quantitiy of liquid product. Low oxygenated compound in bio oil is caused by hydrogen resulting in higher quality of bio oil. The reaction occurs in a stirred tank reactor, with operation condition 500oC, N2 flowrate 750 mL min, holding time 10 minutes and heating rate 5oC min. Non oxygenated bio oil yield is significantly increase as polypropylene composition in feed increased. Wax shows raised amount of double bonds as PP composition increase due to hydrogen transfer in pyrolysis. Pyrolysis can cause thermal degradation which leads to lower molecular weight of the products."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library