Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Fadhilah
"Cermin telah digunakan sebagai enrichment untuk primata selama beberapa dekade. Penambahan enrichment cermin diharapkan dapat menurunkan perilaku stereotipe dan meningkatkan kesejahteraan hewan di penangkaran. Penelitian mengenai pengaruh enrichment cermin terhadap perilaku stereotipe Macaca nemestrina dalam kandang telah dilakukan di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku stereotipe tiap Macaca nemestrina melalui aktivitas harian, mengidentifikasi respons dari M. nemestrina terhadap keberadaan enrichment cermin, dan menganalisis pengaruhnya terhadap perilaku stereotipe. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2020 selama 5 hari tiap pekannya. Metode yang digunakan yaitu continuous scan sampling dan ad libitum dengan interval waktu 10 menit tanpa jeda. Pencatatan dilakukan terhadap aktivitas harian pasangan M. nemestrina dengan penekanan pada perilaku stereotipe dan respons M. nemestrina terhadap cermin. Pengamatan dilakukan selama 7 jam perhari. Objek penelitian yaitu dua pasang Macaca nemestrina yang berada di dua kandang sanctuary terpisah. Hasil pengamatan menunjukkan perilaku stereotipe yang teramati adalah pick (mencabuti rambut dari tubuh sendiri), pace (bergerak berulang kali dan tidak berarah), dan self-aggression (menyakiti diri sendiri). Berdasarkan Uji t berpasangan yang dilakukan pada α = 0,05 hasilnya adalah tidak terdapat perbedaan antara perilaku stereotipe sebelum dan setelah diberikan enrichment cermin. Hal tersebut diasumsikan karena cermin kurang menyediakan stimulus yang memuaskan dan tidak mampu menarik perhatian objek penelitian sehingga tidak dapat mengurangi tingkat perilaku stereotipe secara signifikan.

Mirror has been used as an enrichment for primates for decades. The addition of mirror enrichment is expected to reduce stereotypic behavior and improve animal welfare in captivity. Research about effects of mirror enrichment existence has been conducted on Macaca nemestrina (Linnaeus, 1766) stereotypic behavior at Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor. The aims of this research were to identify the stereotypic behavior of M. nemestrina through daily activities and identify their response to the existence of mirror enrichment and analyze its effects on stereotypic behavior. The study was conducted on February until March 2020 for 5 days per each week. Data collection was conducted by continuous scan sampling and ad libitum methods with 10 (ten) minutes interval without pause. The recording was made on the daily activities of M. nemestrina with an emphasis on stereotypic behavior and the response of M. nemestrina to the mirror. Observations were made for 7 hours  per each day. The research objects were two pairs of M. nemestrina in the seperate sanctuary cages. The observations showed that the stereotypic behavior observed in M. nemestrina were pick (pulling hair from one's own body), pace (moving repeatedly and not directed), and self-aggression (self-harming). Based on paired t tests that has been conducted at α = 0.05 the results were no difference between the frequency of stereotypic behavior before and after the mirror enrichment existence. That was because the mirror does not provide a satisfactory stimulus and unable to attract the research objects attention so it was unable to reduce the level of stereotyped behavior significantly.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaini Aisyah Naser
"Latar Belakang: Kelebihan terapi regeneratif untuk periodontitis dengan kerusakan tulang alveolar horizontal masih belum banyak dilaporkan. Terapi regeneratif periodontitis pada kerusakan tulang alveolar horizontal dengan PDL cell sheet dengan RGD modified chitosan dilaporkan dapat meningkatkan perlekatan jaringan periodontal secara klinis. Hasil tersebut perlu ditunjang dengan menganalisis ekspresi kolagen tipe I secara histologis. Ekspresi kolagen tipe I pada tulang alveolar merupakan salah satu indikator terjadinya regenerasi jaringan periodontal.
Tujuan: Menganalisis ekspresi kolagen tipe I pada tulang alveolar pasca terapi bahan regeneratif dengan RGD modified chitosan dan PDL cell sheet dengan chitosan.
Metode dan Bahan: Bahan uji adalah sediaan biologis tersimpan berupa preparat jaringan tulang alveolar M.nemestrina pada kerusakan tulang horizontal setelah empat minggu terapi dengan bahan PDL cell sheet dengan RGD modified chitosan dan PDL cell sheet dengan chitosan. Ekspresi kolagen tipe 1 dievaluasi dengan teknik imunohistokimia dengan cara deparafinisasi dan rehidrasi, blocking, immunostaining, dehidrasi dan cleaning, serta mounting dan coverslip. Data area ekspresi dan intensitas warna dianalisa dengan metode grid pada ImageJ serta uji statistik menggunakan SPSS.
Hasil: Median(minimum-maksimum) pewarnaan positif pada PDL cell sheet dengan RGD modified chitosan adalah 20,69(8,95-39,98), lebih kecil dari PDL cell sheet dengan chitosan 22,65(10,98-36,27). Uji statistik menunjukan tidak terdapat perbedaan bermakna dari kedua bahan regeneratif.
Kesimpulan: Ekspresi kolagen tipe I memberikan hasil yang setara antara PDL cell sheet dengan RGD modified chitosan dan PDL cell sheet dengan chitosan.

Background: The advantages of regenerative therapy for periodontitis with horizontal alveolar bone damage have not been widely reported. Regenerative therapy of periodontitis in horizontal alveolar bone damage with PDL cell sheet and RGD modified chitosan has been reported to increase clinical periodontal tissue attachment. These results need to be supported histologically by analyzing the expression of type I collagen. The expression of type I collagen in periodontal tissue is one of the indicator for periodontal tissue regeneration.
Objectives: Analyzing the expression of type I collagen in periodontal tissue after using regenerative therapy materials PDL cell sheet with modified RGD chitosan and PDL cell sheet with chitosan. Material and
Methods: The test materials were stored biological preparations in the form of alveolar bone tissue M.nemestrina in horizontal bone damage after four weeks ; therapy with PDL cell sheet with RGD modified chitosan and PDL cell sheet with chitosan. Collagen type 1 expression was evaluated by immunohistochemistry techniques with deparaffinization and rehydration, blocking, immunostaining, dehydration and cleaning, mounting and coverslip. The data of expression area and color intensity were analyzed by grid method in ImageJ and the statistic test using SPSS.
Result: The median(minimum-maximum) of positive staining on PDL cell sheet with RGD modified chitosan is 20.69(8.95-39.98), smaller than PDL cell sheet with chitosan 22.65(10.98-36.27). The statistical test showed that there were no significant differences between the two regenerative materials.
Conclusion: Type I collagen expression gave equivalent results between PDL cell sheet with RGD modified chitosan and PDL cell sheet with chitosan.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriana Viola Miranda
"Latar belakang: Meski krusial untuk keberhasilan fertilisasi in vitro (FIV), stimulasi ovarium terkendali (SOT) diketahui dapat menurunkan reseptivitas endometrium dan mempengaruhi keberhasilan prosedur tersebut secara keseluruhan. Hal ini terkait dengan administrasi recombinant follicle stimulating hormone (r-FSH) yang meregulasi ekspresi regulator reseptivitas endometrium, termasuk leptin, melalui perantara estradiol.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis r-FSH pada SOT terhadap perubahan ekspresi leptin pada jaringan endometrium Macaca nemestrina (beruk).
Metode: Penelitian ini menggunakan blok parafin berisi jaringan uterus Macaca nemestrina fase midluteal dari penelitian sebelumnya. Subjek adalah 15 beruk betina usia reproduktif (8-10 tahun) dengan riwayat melahirkan yang dibagi ke dalam empat kelompok: kelompok dengan administrasi r-FSH dosis 30 IU, 50 IU, 70 IU (kelompok intervensi), dan tanpa pemberian r-FSH (kelompok kontrol). Stimulasi ini diberikan selama 10 atau 12 hari pertama siklus haid. Pewarnaan dilakukan secara immunohistokimia. Ekspresi leptin diukur menggunakan plugin IHC Profiler pada software ImageJ serta dihitung secara semikuantitatif sebagai Histological Score (H-score). Analisis statistik untuk data normal dan homogen dilakukan dengan ANOVA satu arah, sedangkan untuk data tidak normal atau tidak homogen dilakukan dengan uji Kruskal-Wallis.
Hasil dan Pembahasan: Pengaruh SOT pada jaringan endometrium ditemukan pada kompartemen epitel kelenjar, stroma, dan epitel luminal. Perbedaan ekspresi leptin antara keempat kelompok pada ketiga kompartemen tersebut bersifat tidak bermakna secara signifikan (Fkelenjar(3,10) = 0.464, p = 0.714; pstroma = 0.436; pluminal = 0.155). Hasil ini kemungkinan disebabkan oleh hubungan r-FSH dan leptin yang tidak bersifat langsung, tetapi diperantarai oleh estradiol. Limitasi penelitian ini adalah jumlah sampel yang kecil, serta keterbatasan dalam mengukur durasi fase siklus haid dan cadangan ovarium pada subjek penelitian."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library