Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riathul Ma`Sita
"Kanker serviks menjadi kanker utama penyebab kematian di Afrika Timur dan Tengah. Terdapat 266.000 kematian tiap tahunnya akibat kanker serviks diseluruh dunia. Sekitar 9 dari 10 wanita di negara berkembang mengalami kematian akibat kanker serviks. Di Indonesia terdapat 91.682 kasus kanker serviks selama kurun waktu 2010 hingga 2013. Alga merah Eucheuma denticulatum yang banyak di temui di perairan Indonesia telah diketahui memiliki aktivitas sebagai agen farmatikal, salah satunya sebagai agen antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komponen fitokimia dan mengetahui aktivitas antikanker Eucheuma denticulatum terhadap sel kanker serviks HeLa. Pada penelitian ini, Eucheuma denticulatum diekstraksi menggunakan empat pelarut yang berbeda, yaitu etanol, etil asetat, n-heksana dan kloroform, menghasilkan masing-masing ekstrak etanol, ekstrak etil asetat, ekstrak n-heksana dan ekstrak kloroform Eucheuma denticulatum. Hasil uji fitokimia pada keempat jenis ekstrak Eucheuma denticulatum positif menunjukkan adanya metabolit sekunder. Sedangkan uji kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa ekstrak Eucheuma denticulatum ini mengandung 10 komponen senyawa. Selanjutnya, dilakukan uji aktivitas antikanker pada keempat jenis ekstrak Eucheuma denticulatum tersebut terhadap sel kanker serviks HeLa dengan menggunakan metode MTT assay, aktivitas antikanker dinyatakan dengan nilai IC50. Hasil uji aktivitas antikanker menunjukkan bahwa keempat ekstrak Eucheuma denticulatum memiliki aktivitas inhibisi terhadap sel kanker serviks HeLa dengan nilai IC50

Cervical cancer is the leading cause of death in East and Central Africa. There are 266,000 deaths annually from cervical cancer worldwide. About 9 out of 10 women in developing countries die of cervical cancer. In Indonesia there are 91,682 cases of cervical cancer during the period 2010 to 2013. Eucheuma denticulatum red algae that many encountered in Indonesian waters has been known to have activity as a pharmaceutical agent, one of them as an anticancer agent. This study aims to analyze phytochemical components and to know the activity of anticancer Eucheuma denticulatum against cervical cancer cells HeLa. In this study, Eucheuma denticulatum was extracted using four different solvents, ie ethanol, ethyl acetate, n hexane and chloroform, yielding each ethanol extract, ethyl acetate extract, n hexane extract and chloroform Eucheuma denticulatum extract. The result of phytochemical test on four types of Eucheuma denticulatum positive extract showed secondary metabolite. While thin layer chromatography test showed that this Eucheuma denticulatum extract contains 10 components of compound. Furthermore, the anticancer activity test on all four types of Eucheuma denticulatum extract to cervical cancer cells HeLa by using MTT assay method, anticancer activity expressed with IC50 value. The results of the anticancer activity test showed that the four Eucheuma denticulatum extracts had inhibitory activity against heLa cervical cancer cell with IC50 value "
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Widyastuti
"Pendahuluan. Tubuh manusia menghasilkan radikal bebas secara fisiologis. Ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan endogen dapat menginduksi keadaan stres oksidatif, sehingga dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif. Oleh karena itu, antioksidan eksogen dibutuhkan dan Origanum vulgare (L.) merupakan salah satu tanaman obat yang dapat menunjukkan aktivitas antioksidan yang diperlukan.
Metode. Analisis fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan metabolit sekunder dalam beberapa ekstrak, seperti ekstrak etanol, etil asetat, dan heksana. Metode In Vitro dilakukan dengan menggunakan uji DPPH yang menghasilkan nilai IC50 . Di sisi lain, tikus Sprague Dawley digunakan selama evaluasi In Vivo dengan mengukur tingkat MDA pada tikus sebelum dan sesudah diobati dengan berbagai dosis ekstrak.
Hasil. Analisis fitokimia kuantitatif menunjukkan adanya glikosida, saponin, flavonoid, alkaloid, triterpenoid/ steroid, minyak atsiri dan tanin. Aktivitas antioksidan dari ekstrak Origanum vulgare (L.) secara In Vitro menunjukkan sifat antioksidan moderat (IC50 = 133,47 !g / mL). Sementara, pemeriksaan secara In Vivo menunjukkan perbedaan kadar MDA yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian ekstrak Origanum vulgare (L.) secara statistik (p = 0,000; p <0,05). Selain itu, dosis 10 mg dan 20 mg merupakan dosis yang tepat untuk menghasilkan aktivitas antioksidan paling efektif di antara kelompok eksperimental lainnya.
Kesimpulan. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak Origanum vulgare (L.) efektif dalam mengatasi radikal bebas dan berpotensi menjadi antioksidan eksogen.

Introduction. Human body produce free radical physiologically. The imbalance between free radicals and endogenous antioxidant may induce oxidative stress state, leading to various degenerative diseases. Therefore, exogenous antioxidants are needed and Origanum vulgare (L.) is one of the medicinal plants that may exhibit the required antioxidant activity.
Methods. Phytochemical analysis was conducted to identify the presence of secondary metabolites in several extracts, such as ethanol, ethyl acetate, and hexane extract. In Vitro method was performed using DPPH assay which results in IC 50 value. Meanwhile, Sprague Dawley rats were used during In Vivo evaluation by measuring the MDA level of the rats before and after treated with different doses of extracts.
Results. Quantitative phytochemical analysis exhibit the presence of glycosides, saponin, flavonoid, alkaloid, triterpenoid/ steroid, essential oil and tannine. Antioxidant activity of Origanum vulgare (L.) extracts In Vitro demonstrate moderate antioxidant properties (IC 50 = 133,47 !g/mL). While, In Vivo examination shows significant MDA levels differences before and after the administration of Origanum vulgare (L.) extracts statistically (p=0.000; p<0.05).
Conclusion. From this study, it can be concluded that Origanum vulgare (L.) extracts is effective in scavenging free radicals and has the potential to be an exogenous antioxidant.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Febri Handayani
"Inflamasi adalah suatu respon protektif akibat stimulus eksogen maupun endogen yang ditujukan untuk menghilangkan penyebab awal cedera sel serta membuang sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan sel. Leukotrien merupakan salah satu mediator inflamasi yang terbentuk dari jalur lipoksigenase dan memiliki peran pada sejumlah proses patofisiologis, seperti asma, metastasis kanker, dan aterosklerosis. Cyclea barbata Miers. merupakan salah satu tanaman dari marga Cyclea yang memiliki manfaat sangat banyak bagi tubuh, namun potensi antiinflamasi dengan cara menghambat aktivitas enzim lipoksigenase belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antiinflamasi dengan metode penghambatan lipoksigenase terhadap ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksan daun Cyclea barbata Miers, penetapan kadar flavonoid total dengan metode kolorimetri AlCl3, dan penapisan fitokimia dari ekstrak yang teraktif. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki aktivitas penghambatan enzim lipoksigenase tertinggi dengan nilai IC50 sebesar 0,267 g/mL. Ekstrak etil asetat ini memiliki kadar flavonoid total sebesar 21,62 mgQE/g ekstrak. Hasil penapisan fitokimia pada ekstrak etil asetat Cyclea barbata Miers. menunjukkan bahwa ekstrak ini mengandung flavonoid, glikosida, dan terpenoid.

Inflammation is a protective response due to exogenous or endogenous stimulus aimed at eliminating the initial cause of cell injury and disposing of necrotic cells and tissues caused by cell damage. Leukotriene is one of the inflammatory mediators formed from the path of lipoxygenase and has a role in a number of pathophysiological processes, such as asthma, cancer metastasis, and atherosclerosis. Cyclea barbata Miers. is one of the plants of the genus Cyclea that has enormous benefits for the body, but the potential for anti inflammatory by inhibiting lipoxygenase enzyme activity is still unknown. The aim of this study was to test the anti inflammatory activity with lipoxygenase inhibition method against metanol, ethyl acetate, and n hexane extract of Cyclea barbata Miers leaves, determination of total flavonoid content with colorimetric method AlCl3, and phytochemical screening of the most active extract. The results showed that ethyl acetate extract had the highest lipoxygenase enzyme inhibiting activity with IC50 value of 0.267 g mL. This ethyl acetate extract has a total flavonoid content of 21.62 mgQE g extract. Phytochemical screening shows that ethyl acetate extract of Cyclea barbata Miers. contains flavonoids, glycosides, and terpenoids."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library