"Sebagian besar janda yang mengalami kematian suami tidak menikah kembali setelahnya, apalagi bila telah memasuki usia dewasa madya. Meski demikian, tidak sedikit pula janda dewasa madya yang akhirnya kembali berkeluarga. Pernikahan-kembali mendatangkan situasi yang lebih kompleks daripada pernikahan pertama karena janda harus menghadapi suami baru dan anak-anak, baik anak kandung maupun anak tiri. Oleh karena itu, penyesuaian diri merupakan hal yang penting untuk dilakukan janda dalam menjalani pernikahankembali.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyesuaian pernikahan janda dewasa madya dengan menggunakan dimensi penyesuaian diadik Spanier (1976) dan area penyesuaian pernikahan DeGenova & Rice (2005).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode wawancara dan observasi kepada tiga orang responden. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa dalam dimensi kesepakatan dalam pernikahan, ketiga responden masih mempersepsikan adanya ketidaksepakatan dalam beberapa area dengan suami baru. Dalam dimensi kedekatan hubungan, ketiga responden mengaku merasa dekat dengan suami mereka. Dalam dimensi kepuasan hubungan dalam pernikahan, seorang responden merasa tidak puas dengan pernikahannya.
Sedangkan dalam dimensi ekspresi afeksi, ketiga responden mengekspresikan kasih sayang melalui perbuatan nyata. Ketiga responden juga memiliki motivasi yang berbeda-beda untuk menikah kembali. Akan halnya penghayatan pada almarhum suami, ketiga responden menyatakan bahwa mereka masih mengenang almarhum suaminya dan tidak akan dapat melupakan mereka."