Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siswanto
"ABSTRACT
Lingkungan strategis bangsa Indonesia telah mendorong merosotnya solidaritas kebangsaan. Lingkungan strategis di tingkat global meliputi terjangan arus globalisasi yang telah memengaruhi pola berpikir bangsa Indonesia, khususnya generasi muda. Lingkungan di strategis tingkat regional berupa persaingan politik global negara-negara besar yang mendorong kepada konflik di Laut Cina Selatan dan Semenanjung Korea. Lingkungan strategis di tingkat nasional yakni munculnya politik identitas dan politisasi suku, agama, ras, dan aliran (SARA) untuk kepentingan politik praktis. Berbagai tantangan terhadap solidaritas tersebut mendorong gagasan untuk menjadikan Pancasila kembali sebagai pandangan hidup masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal itu didasarkan pada pertimbangan bahwa Pancasila sebagai ideologi memiliki tiga dimensi yaitu dimensi realita, dimensi ideal, dan dimensi fleksibel. Selama ini Pancasila sebagai pandangan hidup mulai ditinggalkan. Oleh karena itu, Pancasila perlu re-interpretasi dengan semangat reformasi agar bisa diterima sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode kualitatif dengan teknis kajian pustaka. Studi ini menyimpulkan bahwa menurunnya solidaritas kebangsaan dapat diselesaikan dengan mengembalikan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia."
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2019
343.01 JPBN 9:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Claristy
"ABSTRAK
Nation branding adalah cara untuk membentuk identitas negara dan melakukan diferensiasi satu negara dengan negara lainnya melalui aktivitas pencitraan (branding). Indonesia merupakan salah satu negara yang membentuk kampanye nation branding yang disebut “Wonderful Indonesia” yang dimulai sejak tahun 2011. Arief Yahya, Menteri Pariwisata Indonesia, lantas mentargetkan angka yang ambisius untuk tahun 2019 mendatang, yaitu sebanyak 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara, yang mengindikasikan peningkatan 127% dari angka kunjungan pada tahun 2014. Jurnal ini menemukan bahwa kampanye Wonderful Indonesia selama ini disampaikan dengan berbagai media kampanye (channel) komunikasi, beberapa di antaranya adalah penggunaan media digital melalui website resmi Indonesia Travel dan media sosial, pembuatan dan publikasi video kreatif, dan promosi luar negeri. Jurnal ini lalu membahas media kampanye yang digunakan serta upaya optimalisasi yang dapat dilakukan oleh tim Wonderful Indonesia dari segi konten dan teknis penggunaan media kampanye tersebut.

ABSTRACT
Nation branding is a national effort to establish the identity of a country and to differentiate one country to another through branding activities. Indonesia is one of the countries that creates nation branding campaign called "Wonderful Indonesia", which began in 2011. Arief Yahya, Minister of Tourism of Indonesia sets an ambitious target for 2019, as many as 20 million tourists, which indicate 127% increase of the number of visits in 2014. The research conducted in this paper found that Wonderful Indonesia campaign has been delivered by a variety of communication channel, some of which are; the use of digital media via the official website of Indonesia Travel and social media, creation and publication of creative video, as well as overseas promotion. This paper then discussed the channels used and channel optimization that can be done by Wonderful Indonesia team in terms of technical and content of the channels."
[, ],
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Akbar Ramadhan
"Kondisi niscaya multikultural masyarakat mendorong usaha rekonseptualisasi kewarganegaraan berbasis negara-bangsa. Kewarganegaraan berbasis negara-bangsa memiliki ketidaksesuaian dengan gerakan multikulturalisme. Penelitian ini bertujuan untuk mendorong usaha rekonseptualisasi kewarganegaraan dalam rangka menyinkronkan kondisi masyarakat multikultural dan tantangan multikulturalisme dengan negara-bangsa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Dengan pendekatan tersebut, digunakan beberapa sumber pustaka yang dianggap relevan. Informasi yang terkumpul kemudian diolah kembali melalui interpretasi yang berfokus pada pembuktian urgensi rekonseptualisasi kewarganegaraan baru sebagai usaha penyesuaian ulang dengan kondisi masyarakat multikultural dalam rangka pencapaian kompromi sosial di masyarakat. Melalui interpretasi terhadap pemikiran konsep multikulturalisme Kymlicka serta adopsi semangat gerakan kosmopolitanisme, peneliti melakukan pembuktian urgensi rekonseptualisasi kewarganegaraan baru sebagai usaha penyesuaian ulang dengan kondisi masyarakat multikultural dalam rangka pencapaian kompromi sosial di masyarakat. Kehidupan bersama masyarakat yang setara hanya dapat dicapai apabila terjadi rekognisi keanekaragaman kebudayaan masyarakat secara setara serta konstruksi solidaritas masyarakat yang bersifat inklusif melalui sebuah usaha penyesuaian ulang secara konseptual.

The multicultural conditions of societies encourage efforts to reconceptualize nation-based citizenship, which is incompatible with the movement of multiculturalism. This research aims to encourage efforts to reconceptualize citizenship in order to synchronize the conditions of multicultural societies and the challenges of multiculturalism with nations. The method used in this research is the qualitative method. With this approach, it uses several library sources that it considers relevant. The information collected is then re-processed through an interpretation that focuses on proof of the urgency of reconceptualization of new citizenship as an attempt to re-adjust to the conditions of a multicultural society in order to a social compromise in society. Through interpretation of the thinking of the concept of multiculturalism Kymlicka as well as the adoption of the spirit of the movement of cosmopolitanism, the researchers carry out proofs of the urgence of reconception of a new citizenry as a attempt of re-adaption to the circumstances of a multicultural society with a view to achieving social compromises in the society. An equal coexistence can only be achieved by recognizing the cultural diversity of equal communities and building a social solidarity of an inclusive nature through an attempt to reconcile conceptually."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fukuyama, Francis
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
321.050 905 FUK m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lentner, Howard H.
New York: Routledge, 2004
327.101 LEN P
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Nation branding memiliki potensi untuk meningkatkan daya saing nasional. Sebagai bentuk representasi diri negara yang strategis, nation branding diharapkan dapat menciptakan reputasi kapital melalui promosi kepentingan ekonomi, politik dan sosial. Pengukuran dari nation branding telah dilakukan oleh anhold-gfk roper dengan menggunakan 6 dimensi yakni: eksport, investasi dan imigrasi, pemerintah, budaya, pariwisata, dan masyarakat. Namin, 6 dimensi dari nation branding dapat ditimbang tidak cukup untuk memperkuat daya saing bangsa. Oleh karena itu, penelitian ini mengeksplorasi dan mendiskusikan dimensi di luar 6 dimensi anholt gfk roper. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, studi ini menemukan bahwa terdapat 17 dimensi dari nation branding sebagai perluasan dari 6 dimensi milik anholt-gfk. Penelitian ini menunjukan inisiasi dari nation branding indonesia bisa dilakukan secara parsial. Integrasi, keberlangsungan, dan sinergi diperlukan untuk mengembangkan dimensi nation branding secara komprehensif sebagai landasan untuk membangun daya saing nasional.

Nation branding has the potential to improve national competitiveness. As a form of self-representation is a strategic country, nation branding is expected to create a reputation of capital through the promotion of economic interests, political and social. Measurement of nation branding has been done by anhold-GfK Roper using six dimensions: exports, investment and immigration, government, culture, tourism, and community. Namin, 6 dimensions of nation branding can be weighed are not enough to strengthen the nation's competitiveness. Therefore, this study explores and discusses dimensions beyond the six dimensions of GfK Roper Anholt. By using quantitative and qualitative approach, the study found that there are 17 dimensions of nation branding as an extension of the six dimensions of belonging Anholt-GfK. This study shows the initiation of the Indonesian nation branding can be done partially. The integration, sustainability, and the synergies necessary to develop a comprehensive nation branding dimension as the foundation for building national competitiveness."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irwansyah
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
346.048 IRW i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge: Harvard University Press, 2017
305.8 HAL f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hutchinson, John
London: Sage Publications, 2005
327 HUT n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jin, Duk-kyu
Seoul: Korea Jisik-sanup Publication, 2005
KOR 320.951 9 JIN h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>