Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Priambodo Kusumo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan Chin Tuck Against Resistance (CTAR) dengan latihan Shaker terhadap peningkatan kekuatan kontraksi otot suprahyoid pada pasien karsinoma nasofaring dengan disfagia pasca kemoradiasi. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan pada karsinoma nasofaring pasca kemoradiasi yang datang berobat ke Poliklinik Rehabilitasi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo. Pemeriksaan nilai kekuatan kontraksi otot suprahyoid dengan menggunakan alat Vitalstim. Data diambil pada baseline, minggu ke-2, dan minggu ke-4. Latihan dilakukan di rumah dan latihan biofeedback di Poliklinik Rehabilitasi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo 2 kali seminggu. Subjek penelitian terdiri dari 8 Latihan CTAR dan 6 latihan Shaker. Terdapat peningkatan kekuatan kontraksi otot suprahyoid pada Latihan CTAR pada minggu ke-2 dry swallowing : 93,5(51-118), p<0,05, isotonik : 114(48-140), p<0,05. Peningkatan kekuatan kontraksi otot suprahyoid Latihan Shaker terjadi pada minggu ke-4 dry swallowing :102,5(35-162), p<0,05, isometrik : 83(61-139), p<0,05, Isotonik : 121(73-151), p<0,05. Tidak didapatkan perbedaan yang signifikan jika dibandingkan antara Latihan CTAR dan Latihan Shaker. Kesimpulan penelitian ini adalah kedua kelompok menunjukkan peningkataan kekuatan kontraksi otot suprahyoid dari data baseline setelah 4 minggu latihan, namun perbandingan antar kedua kelompok tidak berbeda signifikan. Latihan CTAR memberikan perbaikan sejak minggu ke-2, sedangkan latihan Shaker pada minggu ke-4.

This study aims to determine the effect of Chin Tuck Against Resistance (CTAR) exercise with Shaker exercise on increasing the strength of suprahyoid muscle contraction in nasopharyngeal carcinoma patients with post-chemoradiation dysphagia. This research is a preliminary study on nasopharyngeal carcinoma after chemoradiation who came to the Medical Rehabilitation Polyclinic of Cipto Mangunkusumo Hospital. Examination of the strength value of suprahyoid muscle contraction using the Vitalstim tool. Data were taken at baseline, week 2, and week 4. Exercises were performed at home and biofeedback exercises at the Medical Rehabilitation Polyclinic of Cipto Mangunkusumo Hospital twice a week. The study subjects consisted of 8 CTAR exercises and 6 Shaker exercises. There was an increase in suprahyoid muscle contraction strength in CTAR Exercise at week 2 of dry swallowing: 93.5 (51-118), p<0.05, isotonic: 114(48-140), p<0,05. Increased suprahyoid muscle contraction strength Shaker exercise occurred at week 4 dry swallowing: 102.5 (35-162), p<0.05, isometric: 83 (61-139), p<0.05, Isotonic: 121(73-151), p<0,05. There was no significant difference when compared between CTAR Exercise and Shaker Exercise. This study concludes that both groups showed increased suprahyoid muscle contraction strength from baseline data after 4 weeks of training. Still, the comparison between the two groups was not significantly different. CTAR exercise provides improvement since week 2, while the Shaker exercise in week 4. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fathin Juzar
"Dalam proses pengembangan produk, terdapat langkah awal dimana konsep desain memerlukan berbagai simulasi dan alat permodelan matematika dengan bantuan perangkat lunak komputer computer-aided . Langkah tersebut disebut dengan Virtual Manufacturing. Singkatnya, Virtual Manufacturing digunakan untuk memanufaktur dan memvalidasi desain secara virtual sebelum membuat produk fisiknya secara nyata. Dari segi perkembangan perangkat lunaknya, Virtual Manufacturing terus dikembangkan dan diperbaharui mengikuti perkembangan teknologi dunia manufaktur. Melihat dari sisi lain, dari sisi input penggunanya, Virtual Manufacturing dapat dikembangkan agar pengguna bisa berinteraksi dengan benda virtual dalam komputer. Untuk mengembangkan sisi input dari Virtual Manufacturing, maka digunakan alat pengukur besaran kontraksi otot pengguna yang kemudian dapat dirubah menjadi masukan input untuk berinteraksi dengan objek secara virtual dalam program Computer-Aided Design CAD . Penelitian ini membahas cara mengkalibrasi dan memfilter sinyal keluaran Sensor kontraksi otot tersebut agar besaran kontraksi pengguna dapat diterjemahkan menjadi besaran gaya yang dapat disimulasikan di program Computer-Aided Design CAD . Hal ini memungkinkan pengguna berinteraksi dengan objek secara virtual dengan besaran gaya yang mendekati keadaan nyata.

In the product development process, there is an initial step where the concept of design requires various simulations and mathematical modeling tools with the help of computer software computer aided . This step is called Virtual Manufacturing. To summarize, Virtual Manufacturing is used to manufacture and validate the design virtually before the physical product is manufactured. In terms of its software development, Virtual Manufacturing continues to be developed and updated following the manufacturing technology development. On the other hand, in terms of user input, Virtual Manufacturing can be developed so that users can interact with virtual objects in the computer. To develop the input side of Virtual Manufacturing, a muscle contraction measurement device is used to convert the contraction value into software inputs. This input allows the user to interact with objects virtually in Computer Aided Design CAD programs. This paper discusses how to calibrate and filter the muscle contraction measurement output signals so that the amount of user muscle contraction can be translated into a simulated force in the Computer Aided Design CAD program. This allows the user to interact with objects virtually with a force that matches a real life condition as close as possible."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library