Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: PPFI, 1977
791.409 Ind d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Abdullah
Jakarta: Perum Percetakan Negara, 1993
791 TAU f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Selfi Ratna Furi
"Sejarah media secara spesifik berhubungan dengan berbagai isu-isu yang sifatnya lebih besar. Perspektif ini membahas mengenai berbagai teknologi baru dalam media, adanya penekanan terhadap produksi film dalam berbagai platform, adanya berbagai dinamika perubahan pada budaya dalam industry media, serta munculnya globalisasi dari media itu sendiri. konvergensi dalam perspektif sejarah memerlukan pemikiran yang saling berhubungan secara runut.
Metodologi yang digunakan dalam makalah ini ialah metode deskriptif dan studi kepustakaan. Konvergensi dalam perspektif sejarah mempelajari bagaimana sebuah media berkembang dari masa ke masa. Berbagai media yang sekarang tidak seharusnya dipelajari secara terpisah jika dilihat dari perspektif sejarahnya.
Makalah ini akan membahas bagaimana konvergensi yang ada di luar berdampak pada industry perfilman di Indonesia dari masa ke masa. Kondisi perfilman di Indonesia dilihat dari persepektif sejarah jika dilihat perkembangannya dari masa sekarang menuju masa lalu. Banyak perusahaan besar yang melakukan konvergensi produksi, distribusi, hingga eksibisi untuk mencapai efisiensi. Hal tersebut hendaknya diikuti dengan Sumber Daya yang yang mendukung sehingga penggunaannya semakin maksimal.

The media history, has relations with some issues. This perspectives discuss about new technology, a new platforms to produce films, cultural changes on media industry and also globalization that happen on media its self. Media convergence needs relevance argument in every period that sustain.
Methodology that used on this are descriptive and literature. convergence media history exploring the progress of media by the time. Media now, cannot be separated from early media that used in the pass, because they always relevant.
Indonesian movies have a very specific progress. There are so many companies that convergence on production, distribution, and exhibition to reach efficiency. That all, should be supported by human recources that have capability to reach maximal result.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Firly Amalia Rizky
"Film adalah hasil karya seseorang yang dapat dinikmati oleh para penonton, dan penonton berharap sajian film tersebut dapat memanjakan mata mereka dengan jalan cerita dan setting film yang berkualitas. Film ?The Raid? sebagai Sinema Nasional yang dapat menggemparkan kancah Internasional dengan jalan cerita dan setting yang bagus. Film ini merupakan hasil campur tangan dari Gareth Evans dan Mike Shinoda dibagian musik skoring.
Hasilnya, masyarakat sangat puas dengan film ini walaupun ada campur tangan orang luar, dan berharap penuh agar sineas Indonesia dapat menghasilkan Film Indonesia berkualitas yang murni tanpa campur tangan seperti ini lagi.

Movie or motion picture is an artistical work which can be enjoyed by wide arrange of audience. They intend to watch movies which can spoil their eyes with great quality of storyline as well as it's setting. "The Raid" movie as national cinema and work of art can appalling the international world with it's storyline and setting. This movie is a masterpiece between Gareth Evans and Mike Shinoda specified for the scoring.
The result as imagined before can really hit the audience with pleasure despite it is not fully directed by Indonesians. People put their hope to national film makers that they can produce more high quality of Indonesian movies without the intervention of foreign film makers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrunisa Dwirachma
"Penelitian ini menitikberatkan pada pengaturan kedudukan film Soekarno dengan menggunakan Studi Kasus Putusan Pengadilan Niaga Nomor: 93/Pdt/Sus HAKCIPTA/ 2013/PN.NIAGA.JKT.PST. Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif yaitu penelitian yang mengacu kepada norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah penelitian wawancara dengan tujuan untuk memperoleh data primer melalui alat pengumpul data yaitu wawancara dengan beberapa narasumber dan penelitian kepustakaan dengan tujuan untuk memperoleh data sekunder melalui alat pengumpul data yaitu studi dokumen. Data dalam penelitian diolah secara kualitatif yang nantinya akan menghasilkan bentuk data berupa deskriptif-analistis yang berguna untuk memberikan data seteliti mungkin tentang keadaan atau gejala yang ada dan analisitis berguna untuk menarik asas-asas hukum yang terdapat di dalam hukum positif yang berlaku di Indonesia. Di dalam UU Hak Cipta, sinematografi atau film merupakan salah satu komponen yang dilindungi oleh Hak Cipta. Maraknya film yang diangkat dari biografi seseorang tokoh sejarah atau tokoh terkenal menimbulkan problema yuridis yang kompleks karena film biografi yang diangkat dari pertunjukan/pagelaran merupakan sebuah hasil dari karya cipta yang sangat menarik untuk dikaji kedudukannya apakah sebagai karya cipta turunan atau tidak. Selanjutnya, dikarenakan yang menjadi obyek permasalahan disini adalah film, atau biasa disebut dengan istilah sinematografi di dalam UndangUndang Hak Cipta, maka diperlukan untuk menentukan siapa yang menjadi pencipta dalam sebuah karya film. Hal ini ditinjau dari dunia perfilman yaitu dengan melibatkan peran produser dan peran sutradara dalam pembuatan film. Hal penting lainnya yang perlu dibahas adalah mengenai pengaturan pemilihan aktor di dalam lingkup hukum Hak Cipta. Dengan menggunakan metode studi kasus pada penelitian ini, akhirnya patutlah dipertanyakan untuk putusan pengadilan dalam kasus yang diangkat mengenai ketepatan dari pertimbangan hakim dan putusan hakim pada tingkat Pengadilan tingkat pertama yaitu Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan pada Pengadilan tingkat Kasasi yaitu Mahkamah Agung.

This research focuses on the regulation of the movies position considered case study on first level court that the Commercial Court in Central Jakarta District Court Number: 93/Pdt/Sus HAK-CIPTA/2013/PN.NIAGA.JKT.PST. The latest research is normative juridical research is research which refers to the legal norms contained in legislation and court rulings. While research method used was an interview study with the aim to obtain primary source through a source collection tool that interviews with several sources and research literature in order to obtain secondary data through a data collection tool that studies document. The source were analyzed qualitatively in which will result in the form of descriptiveanalytical source in the form that is useful to provide the source as accurately as possible about the state or existing symptoms and analisitis useful to draw legal principles contained in the applicable positive law in Indonesia. In the Copyright Act, cinematography or film is one component that is protected by Copyright. The rise of the film adaptation of the biography of someone famous historical figure or figures give rise to more complex juridical problems for the Law of Copyright because biopic adaptation of the show / performance is a result of adaptation copyrighted works. It is so interesting to discuss position of Soekarno Film. Is it derivative work or not. Furthermore, because of which became the subject matter here is a movie, or commonly referred to as cinematography in Copyright Law, it is necessary to determine who is the creator of a film. It is seen from the world of cinema is to involve the role of producer and director roles in film making. The important thing that must be explain is about choosen of actor in copyright law. By using the case study method in this study, ultimately deem questionable for a court decision in a case that raised about the accuracy of judge’s consideration and the judge's decision on the level of the first level court that the Commercial Court in Central Jakarta District Court and the Court of Cassation is the Supreme Court.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S58700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryani Sisca Pertiwi Nur
"Film independen adalah label yang sangat kontekstual. Penelitian ini mengkaji Buttonijo yang melakukan produksi kolektif dan distribusi alternatif yang berfokus pada film independen. Lewat studi kasus kolaborasi pembuat film independen dengan Buttonijo, peneliti berupaya menemukenali film independen dan memahami proses produksi kolektif dan distribusi alternatif yang dilakukan.
Penelitian ini menemukan bahwa Buttonijo melakukan strategi komersialisasi yang tidak sesuai dengan logika pembuat film independen yaitu kemampuan untuk mempertemukan film dengan khalayaknya. Hal ini menuntut pembuat film independen untuk berstrategi secara mandiri dalam hal 1 pendanaan, 2 produksi, dan 3 pemutaran sebagai hal utama bagi pembuat film independen.
Penelitian ini berargumen bahwa film independen adalah sebuah kemandirian dalam membuat film berlandaskan keadaan yang dapat dilihat lewat pilihan-pilihan yang diambil berdasarkan keadaan yang dimiliki oleh pembuat film independen. Sebagai tambahan, peran teknologi juga akan dibahas sebagai dasar logika dan praktik baik bagi Buttonijo maupun pembuat film independen.

Independent film is highly contextualized label. This study examines Buttonijo that does production collective and alternative distribution focusing on independent film. Through case study of collaboration between Buttonijo and independent filmmaker, this study attempts to identify independent film and understanding the process of production collective and alternative distribution that occurred.
This study shows Buttonijo done commercialized strategy which does not convenient for independent filmmaker in terms of meeting their film and the audiences. This condition encourages independent filmmaker to strategize in terms of 1 funding, 2 production, 3 screening as main focus for them.
This study then argues that independent film is an autonomous attempt to make film based on each condition, which could be examined through their choices. Furthermore, role of technology will also be discussed as primary base for both Buttonijo and independent filmmaker.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Jendral PPG, Departemen Penerangan , 1991
791.43 IND f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soehario Padmodiwirio, 1921-2014
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia , 1992
923.2 SOE p (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Misbach Y. (Misbach Yusa) Biran, 1933-2012
Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga, 2009
791.437 Mis p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Garin Nugroho
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1998
791.43 GAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>