Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadhlin
"Perilaku moral hazard tertanggung merupakan permasalahan serius industri perasuransian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat moral hazard pada tertanggung asuransi syariah dan asuransi konvensional. Penelitian ini juga mengevaluasi penerapan hukum syariah dalam kaitannya terhadap tingkat moral hazard tertanggung asuransi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan bulanan penolakan klaim pada divisi roda dua PT. Asuransi XYZ. dari Januari 2008 hingga Desember 2008. Uji hipotesis menggunakan metode compare mean independen samples ttest.
Dari hasil penelitian dan analisis ditemukan bahwa dengan pendekatan laporan klaim, ditemukan perbedaan hasil perhitungan tingkat moral hazard pada kelompok tertanggung asuransi syariah dan konvensional. Sedangkan dengan pendekatan polis aktif dari hasil uji hipotesis tidak terdapat perbedaan hasil perhitungan tingkat moral hazard pada kedua kelompok tertanggung. Lebih jauh lagi konsep asuransi syariah dapat dijadikan solusi bagi problematika moral hazard tertanggung.

Moral hazard behaviour of consumer is a serious problem in insurance industry. This research aims to test the differences between moral hazard proportion in consumer of sharia insurance and modern insurance. This research also evaluates wheather the sharia law application is able to reduce moral hazard behaviour of insurance consumer. Data used in this research are monthly report of rejected claim in two wheeler division PT Asuransi XYZ from January 2008 to December 2008. Compare mean independent samples t-test method is used in testing hypothesis.
The analytical result of this research show that there is significant difference in the moral hazard proportion calculation using first method where the reported claim as a divider factor. In other method, there is no difference in the moral hazard proportion using live policy as a divider factor. Furthermore, sharia insurance concept could be a solution for moral hazard of insurance consumer."
2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kresna Dhuta Wijaya
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang kemampuan Lembaga Penjamin Simpanan dalam
menghadapi potensi risiko moral hazard terutama yang berhubungan dengan
penyaluran kredit perbankan. Keberadaan suatu institusi penjaminan simpanan
dimanapun akan selalu diiringi oleh risiko moral hazard bank-bank anggota
penjaminan. Penelitian ini dibatasi hanya meneliti bank-bank perkreditan rakyat
karena menimbang selama berdiri hingga saat ini, (2005-2012) paparan terbesar LPS
adalah disaat melikuidasi BPR. Risiko moral hazard tidak akan dapat dihilangkan,
namun dapat ditekan. Salah satu parameter yang sangat berpengaruh dalam menjaga
tingkat risiko moral hazard agar tetap rendah dan berada pada batas toleransi yaitu
nilai maksimum simpanan yang dijamin (coverage limit). Tesis ini juga berusaha
meneliti parameter lain yang berpengaruh dengan memasukkan variabel-variabel
makroekonomi seperti pertumbuhan PDB, laju inflasi, suku bunga acuan Bank
Indonesia, suku bunga yang dijamin oleh LPS, dan perkembangan penyaluran dana
kredit pada BPR. Dalam perkembangan penyusunan tesis ini, dilakukan juga
pengujian dalam mengukur risiko moral hazard yang berhubungan dengan kredit
BPR secara kuantitatif dengan mengadopsi metode dalam pengukuran pencadangan
klaim LPS yaitu pendekatan perhitungan value at risk CreditRisk+ dengan input data
berasal dari data non performing loan (NPL) BPR selama tahun 2011 yang masih
berada dalam proses maupun yang telah selesai proses likuidasinya oleh LPS.

Abstract
This research is to determine Indonesia Deposit Insurance Corporation (IDIC) ability
in order to encounter the impact of moral hazard risk in correlation with bank credit
disbursement. The existences of a deposit insurer institution everywhere will always
be followed by the moral hazard risk of bank members. This study limited to
scrutinize only rural banks because since the establishment (2005-2012) the IDIC
largest exposure was when it liquidated rural banks. The risk of moral hazard cannot
be eliminated, but it can be suppressed. One of the robust parameter that very
important in maintaining the level of moral hazard risk in order to remain low and on
the threshold of tolerance is the maximum deposit coverage limit. This research also
attempted to examine the other parameters that affect by asserted the macroeconomic
variables such as GDP growth, inflation rate, BI rate, deposit insurance rate, and the
development of rural banks credit disbursement. Furthermore, this study also try to
measured moral hazard risk in associated with rural banks credit failure quantitatively
by adopting the IDIC?s provision cover claim method using banking credit risk
measurement approach (internal rating based). After further consideration,
CreditRisk+ value at risk approach was chosen using input data from liquidated rural
banks non performing loan (NPL) during 2011"
2012
T32252
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Vita Astriana
"Tesis ini bertujuan untuk mengkaji penerapan Kebijakan Insentif Plafon Penghapusbukuan di Bank ABC, khususnya dari aspek risiko keagenan dan pengendalian intern. Kebijakan ini diberlakukan sejak tahun 2011 untuk menekan pertumbuhan nonperforming loan (NPL) di pinjaman segmen ritel dan menengah. NPL merupakan salah satu faktor dari risiko kredit yang disebabkan oleh kegagalan debitur dalam melunasi kewajibannya yang berkaitan dengan pendanaan. Kebijakan ini dapat menyebabkan terjadinya moral hazard. Penelitian ini dilakukan pada September 2020 hingga Desember 2020 dengan wawancara kepada expert panel Bank ABC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko terjadinya moral hazard berkaitan dengan adanya inakurasi data recovery NPL dan proses negosiasi kredit yang tidak sesuai ketentuan. Untuk menekan terjadinya moral hazard, serta mengurangi risiko kerugian, Bank ABC membutuhkan sistem pengendalian intern. Dari sisi pengendalian intern, praktik penagihan dan penyelesaian kredit, termasuk penerapan kebijakan ini, telah memenuhi prinsip pengendalian intern yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan. Meskipun demikian, sistem pengendalian intern Bank ABC masih memerlukan peningkatan pada aspek aktivitas pengendalian dalam mekanisme penyelesaian kredit dan pemantauan pada laporan recovery NPL. Selain itu, jalannya kebijakan intern di Bank ABC juga menghadapi tantangan dari aspek ketidaktelitian pihak pemberi persetujuan dan sikap abai petugas bank atas tanggung jawabnya. Agar sistem pengendalian intern di Bank ABC dapat berjalan dengan semakin efektif, maka diperlukan review dan evaluasi secara berkala, sistem pelaporan berbasis digital, dan penekanan peran dan fungsi petugas bank

This thesis aims to study the implementation of the Incentive of Write-off Ceiling Policy in ABC Bank, specifically in the aspect of agency risk and internal control. This policy was set in 2011 to reduce the growth of nonperforming loans (NPL) in the retail segment. This policy is expected to increase the NPL recovery. This policy causes the occurrence of moral hazard. The research was conducted from September 2020 until December 2020 by interviewing the expert panels of ABC Bank. The results show that the risks of moral hazard are related to inaccuracy in the data of NPL recovery and the noncompliance in credit settlement. ABC Bank requires an internal control system to reduce the occurrence of moral hazard. In the internal control aspect, the practice of debt collection, including the implementation of this policy, has met the principles of internal control. Even though the internal control system in ABC Bank has been well-implemented, it also faces challenges from the oversight during the verification and approval, as well as account officers’ ignorance of their responsibilities. Periodic review and evaluation, digital-based reporting, and the emphasis on the role and functions of the bank officers are necessary to increase the effectiveness of ABC Bank’s internal control system"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Harijanto
"ABSTRAK
Tesis ini mempelajari dan membahas bagaimana penerapan prinsip kehati-hatian memiliki peran yang penting dalam manajemen pembiayaan mudarabah oleh lembaga keuangan mikro syariah dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan membandingkan antara dua lembaga keuangan mikro syariah yaitu BMT Baitul Karim di Bekasi dan BT Tamzis Bina Utama cabang Ahmad Dahlan Yogyakarta. Hasil penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh langkah-langkah antisipatif yang harus dilakukan oleh manajemen lembaga keuangan mikro syariah dalam mengantisipasi timbulnya kerugian usaha lembaga keuangan mikro syariah khususnya yang bersumber dari pembiayaan berbasis mudarabah.

ABSTRACT
This thesis examines and discusses how important the application of prudential principles in mudaraba financing management by Islamic microfinance institutions in accordance with anticipating the possibility of moral hazard. This research using qualitative method by comparing between two micro finance institutions of sharia namely BMT Baitul Karim in Bekasi and BT Tamzis Bina Utama Ahmad Dahlan Branch Yogyakarta. The results of this study is to obtain a comprehensive view of anticipatory steps that must be done by the management of sharia micro finance institutions in anticipation of the occurrence of losses on Islamic microfinance institutions particularly those originating from mudaraba based financing."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamat Arif
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis perilaku moral hazard yang diperlihatkan oleh lending behavior bank syariah dan bank konvensional di Indonesia ketika memiliki risiko kredit di atas ambang batas (threshold) tertentu. Selain itu, penelitian ini akan menganalisis faktor faktor kondisi bank yang dapat mempengaruhi risiko kredit pada bank syariah dan bank konvensional di Indonesia dari kuartal ketiga tahun 2010 sampai kuartal ketiga tahun 2019. Dengan menggunakan metode threshold panel regression dari Hansen (1999) dan menggunakan risiko kredit periode sebelumnya sebagai variabel threshold, penelitian ini menemukan bahwa ketika pada periode sebelumnya bank syariah memiliki risiko kredit di atas threshold 3,52%, pertumbuhan pembiayaan bank syariah akan meningkatkan risiko kredit saat ini, sedangkan pada bank konvensional ketika pada periode sebelumnya bank konvensional memiliki risiko kredit di atas threshold 1,31%, pertumbuhan pinjaman bank konvensional akan menurunkan risiko kredit saat ini. Hasil ini mengindikasikan bahwa bank syariah kurang berhati hati dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat ketika memiliki risiko kredit di atas 3,52%. Kondisi ini menunjukkan adanya indikasi perilaku moral hazard pada bank syariah di Indonesia. Faktor kondisi bank syariah yang dapat mempengaruhi risiko kredit adalah lag return on asset (ROA), equity ratio (ER), pertumbuhan deposit (DG), ukuran aset (Size), dan tingkat bagi hasil yang melebihi tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) (Dummy). Sedangkan pada bank konvensional faktor faktor yang dapat mempengaruhi risiko kredit adalah lag return on asset (ROA), equity ratio (ER), dan ukuran aset (Size)

ABSTRACT
This study aims to analyze the moral hazard behavior shown by the lending behavior of Islamic banks and conventional banks in Indonesia when they have credit risk above a certain threshold. In addition, this study will analyze the factors of bank conditions that can affect credit risk on Islamic banks and conventional banks in Indonesia from the third quarter of 2010 to the third quarter of 2019. Using the threshold panel regression model from Hansen (1999) and using credit risk in the previous period as a threshold variable, this study found that when in the previous period Islamic banks has a credit risk above the threshold 3.52%, financing growth will increase credit risk, whereas in conventional banks when in the previous period conventional banks has a credit risk above the threshold 1.31%, loan growth will reduce credit risk. These results indicate that Islamic banks are less careful in channeling financing to the public when credit risk is above 3,52%. This condition shows an indication of moral hazard behavior on Islamic banks in Indonesia. Factors that can affect Islamic bank credit risk are lag return on assets (LROA), equity ratio (ER), deposit growth (DG), size, and profit sharing levels that exceed the LPS guarantee interest rate (Dummy). While the factors that can affect conventional bank credit risk are lag return on assets (LROA), equity ratio (ER), and size."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library