Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizqa Ula Fahadha
"ABSTRAK
Meningkatnya persaingan bisnis memotivasi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan mengantisipasi ketidakpastian dalam aktivitas rantai pasok. Untuk dapat survive dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, sangat penting bagi perusahaan untuk memiliki manajemen risiko rantai pasok yang tepat. Fokus manajemen risiko rantai pasok adalah memahami dan mencoba untuk meminimalisir efek gangguan bisnis yang mungkin terjadi pada aktivitas rantai pasok. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan metode House of Risk HOR yang terbukti merupakan suatu pendekatan proaktif yang dapat memitigasi risiko yang terjadi. Namun, HOR masih memiliki beberapa kelemahan diantaranya belum adanya pembobotan bagi masing-masing kejadian risiko sehingga memungkinkan terjadi bias, belum adanya pengujian korelasi antar kejadian risiko dan korelasi antar sumber risiko. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah Analytical Hierarchy Process AHP yang dapat membantu memberikan proporsi berbeda pada masing-masing kriteria maupun kejadian risiko dan adanya penambahan top roof atap atas dan side roof atap samping untuk membantu memberikan korelasi yang dibutuhkan.

ABSTRACT
Increased business competition motivates companies to improve efficiency and anticipate uncertainty in supply chain activity. In order to survive in a competitive business environment, it is imperative for a company to have an appropriate supply chain risk management. The focus of supply chain risk management is to understand and try to minimize the possible business interruption effects on supply chain activity. In this research, the House of Risk HOR method was developed which proved to be a proactive approach that can mitigate the risks. However, HOR still has several weaknesses such as lack of weighting for each risk occurrence to allow for bias, no correlation test between risk events and correlation among source of risk. One method that can be done to solve the problem is Analytical Hierarchy Process AHP which can help to give different proportions on each criterion or risk occurrence and the addition of top roof and side roof to help provide Correlation required."
2017
T48148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Khoirul Khuluk
"Industri manufaktur elektronik harus berjuang menghadapi efek dari Covid-19 dan resesi global 2023. Banyak perusahaan mulai merancang desain strategi mitigasi risiko untuk sistem produksi mereka. Jig adalah salah satu bagian dari sistem produksi dan alat bantu khusus yang memiliki fungsi untuk membantu mempermudah set up produksi dan memastikan keseragaman dalam bentuk dan dimensi dari produk dalam jumlah yang banyak dan mempersingkat waktu produksi. Mitigasi risiko adalah proses identifikasi risiko, mengatur risiko, dan membentuk strategi untuk mengelola tindakan pencegahan risiko. Mitigasi risiko harus mempertimbangkan aspek Quality, Cost, dan Delivery. Pada penelitian ini pembuatan strategi mitigasi risiko menggunakan dua metode yang dikombinasikan, House of Risk dan Ishikawa Diagram. House of Risk adalah metode modofikasi dari FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) dan QFD (Quality Function Development) yang memprioritaskan sumber risiko untuk tindakan yang paling efektif untuk mengurangi sumber risiko dan dampak kerusakan dari risiko.Ishikawa Diagram adalah metode dari Lean Manufacturing yang menyelesaikan permasalahan dengan mengidentifikasi akar dari permasalahan. Kedua metode tersebut dikombinasikan menggunakan analisis dua langkah, menggunakan data yang diperoleh melalui wawancara, studi literatur, dan kuisioner. Langkah pertama adalah mengidentifikasi kejadian risiko dan permasalahan menggunakan HOR, kemudian diperingkat menggunakan Pareto Diagram dan dianalisis menggunakan Ishikawa Diagram. Setelah selesai dan mendapat kesimpulan, data tersebut digunakan untuk analisis langkah kedua untuk mengidentifikasi strategi pencegahan risiko dan rasio efektifitas dari strategi tersebut menggunakan HOR dan diperingkat menggunakan Pareto Diagram dan ditetapkan tindakan atau stategi mitigasi berdasarkan penilaian aspek Quality, Cost, dan Delivery

Industrial electronic manufacturers must survive to encounter the effect of Covid-19 and 2023 global recession. Many companies initiate designing risk mitigation strategies. Jig is part of production systems that ensures uniformity in shape and size of products, and make shortens production time. Risk mitigation is risk identification process, arranging risk, establishing strategies to manage risk prevention action, and must consider quality, cost, delivery aspects. This research establishes risk mitigation strategies using House of Risk and Ishikawa Diagram. House of Risk is modification method from FMEA and QFD that prioritizes risk sources for the most effective action to decrease risk sources and impact of risk damage. Ishikawa Diagram is method from Lean Manufacturing that solves problems intended to identify root cause problems. Both methods combined two-step analysis, using data obtained through interviews, literature study, and questionnaires. First step is identifying risk incidents and problems using HOR, then ranking and analyzing them using Pareto and Ishikawa Diagram. After it’s done and get conclusion, the data is used for second step analysis to identify risk prevention strategies and effectiveness ratio of strategy using HOR and ranked with a Pareto Diagram and set of mitigation actions or strategies based on quality, cost, delivery aspects."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inez Novialita Primanti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalis pengaruh pembangunan ekonomi yang
diukur dengan menggunakan indikator-indikator pembangunan terhadap
penurunan dampak bencana alam, yang diindikasikan dengan tingkat kematian
dan kerusakan ekonomi yang dialami oleh 18 negara APEC (Asia Pacific
Economic Cooperation) dari tahun 1999 sampai 2013.
Tingkat kematian dan kerusakan ekonomi keduanya dipengaruhi oleh indikator
pembangunan ekonomi umum, yakni tingkat PDB per kapita, tingkat keterbukaan
perdagangan, pengeluaran umum (total) pemerintah dan tingkat korupsi yang
memiliki hubungan negatif terhadap kedua variabel dependen, kemudian diikuti
oleh variabel kontrol berupa jumlah kejadian per bencana alam dan kepadatan
populasi.
Dengan berbagai metode dan tes terhadap data panel, ditemukan bahwa
meningkatnya pembangunan ekonomi memang mengurangi kedua dampak dari
bencana alam yakni tingkat kematian dan kerusakan ekonomi per PDB dengan
pendapatan per kapita, keterbukaan perdagangan, tingkat korupsi dan pengeluaran
pemerintah sebagai variabel yang signifikan. Walaupun di beberapa model tidak
sesuai dengan hipotesa.
ABSTRACT
This study aims to analyze the impact of economic development measured
through notable development indicators, upon natural disaster impacts reduction
indicated by total human loss and economic damages sustained by each 18
observed APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) member countries from
1999 until 2013.
Both human losses and economic damages are affected by the same economic
development indicators, namely GDP per capita, trade openness, general
government expenditure and corruption level with negative relationship as well as
some controlling variables, occurrence per disasters and population density with
positive relationship upon both natural disaster impacts being used.
Through several methods and tests on panel data, the results obtained had proved
that economic development indicators did reduced impacts from natural disasters
for both total deaths and economic damages with income per capita, size of
government, trade openness and corruption level being significantly able in
affecting disaster impacts reduction. Although in some models the hypothesis
does not hold."
2014
S60642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhandy Septian Wiratama
"Estuari adalah wilayah yang berproduktivitas tinggi pada wilayah perairan karena merupakan wilayah pertemuan perairan laut dan sungai yang dapat membawa banyak material dari daerah aliran sungai disekitarnya. Produktivitas tinggi di wilayah estuaria disebabkan adanya organisme produsen seperti fitoplankton yang dapat mempengaruhi produktivitas primer dalam wilayah perairan. Estuari Cimandiri merupakan wilayah estuari terbesar dan memiliki produktifitas pada perairannya yang tinggi di Kabupaten Sukabumi. Maka dari itu perlu diperhatikannya faktor yang berpengaruh terhadap ekosistem estuari disekitarnya. Faktor oseanografis perlu juga diperhatikan seperti salinitas, padatan tersuspensi dan arus pasang surut permukaan serta nilai konsentrasi klorofil-a untuk indikasi keberadaan fitoplankton. Kondisi daeah aliran juga perlu diperhatikan seperti tutupan lahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh faktor oseanografis perairan estuari cimandiri dan perubahan tutupan lahan di daerah aliran sungai cimandiri terhadap kondisi produktivitas perairannya seperti persebaran fitoplankton di estuari cimandiri. Metode yang digunakan menggunakan metode analisis spasial melalui pengolahan data pengindraan jauh dengan citra Sentinel2 pada tahun 2016 - 2020 yang didukung dengan data hasil validasi lapangan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebaran fitoplankton lebih dipengaruhi oleh faktor oseanografis seperti salinitas, muatan padatan tersuspensi dan arus pasang surut permukaan laut sedangkan untuk perubahan tutupan lahan yang terjadi tidak terlalu signifikan di D.A Cimandiri membuat faktor dari perubahan lahan tidak terlalu signifikan berpengaruh terhadap sebaran fitoplankton yang terdapat pada estuari cimandiri.

An estuary is a region with high waters productivity because it is a confluence between sea and river waters that can carry a lot of material from the surrounding watersheds. High productivity in the estuary region is due to the presence of organisms producer such as phytoplankton that can affect primary productivity in water areas. Cimandiri Estuary is the largest and more productive estuary region in Sukabumi Regency. According to it, the factor can influence the ecosystem of Cimandiri estuary it is necessary to pay attention to the surrounding ecosystems. The oceanographic factors need to be considered, such as salinity, suspended solids, tidal currents, and the value of chlorophyll-a concentration to indicate the presence of phytoplankton and also physical factors such as land cover around the watershed.
This study aims to detect the effect of land cover changes in cimandiri watershed toward oceanographic conditions that affected the distribution of phytoplankton. The method used spatial analysis method through processing remote sensing data with Sentinel-2 imagery in 2016 - 2020 which is supported by data field validation. The results showed that the distribution of phytoplankton was more influenced by oceanographic factors such as salinity, suspended solids, and tidal currents. Land cover changes are not too significant to occur in Cimandiri watershed this makes the factor of land changes not too significantly affected the distribution of phytoplankton contained in the cimandiri estuary.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"ABSTRAK
Penelitian ini mengenai kearifan lokal masyarakat Baduy dalam pencegahan bencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode observasi dan wawancara mendalam, dan data diolah secara deskriptif-analitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan pandangan tradisional masyarakat Baduy yang diturunkan dari generasi ke generasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) masyarakat Baduy yang selalu melakukan tebang-bakar hutan untuk membuat ladang (huma), tidak terjadi bencana kebakaran hutan atau tanah longsor di wilayah Baduy; (2) di wilayah Baduy banyak permukiman penduduk berdekatan dengan sungai, tidak terjadi bencana banjir; (3) walaupun rumah dan bangunan masyarakat Baduy terbuat dari bahan yang mudah terbakar (kayu, bambu, rumbia, dan ijuk), jarang terjadi bencana kebakaran hebat; dan (4) wilayah Baduy yang termasuk dalam daerah rawan
gempa Jawa bagian Barat, tidak terjadi kerusakan bangun
an akibat bencana gempa. Kearifan lokal dalam mitigasi bencana yang dimiliki masyarakat Baduy sejatinya didasari oleh
pikukuh (ketentuan adat) yang menjadi petunjuk dan arahan dalam berpikir dan bertindak. Pikukuh merupakan dasar dari pengetahuan tradisional yang arif dan bijaksana, termasuk juga dalam mencegah bencana.

Abstract
This study examines the indigenous Baduy society in preventing disaster. This study used a qualitative approach. Data collected by observation and depth interview methods, and analysis conducted by descriptive-analytical. This study aims to gain knowledge and traditional ways of Baduy society that has passed down from generation to generation. The
results showed that (a) cut-and-burn systems in Baduy forests to open field for dry rice cultivation (huma) did not cause
forest fires, (b) Baduy settlements adjacent to the river is not flooding, (c) houses and buildings made of materials combustible (wood, bamboo, thatch, and palm fiber) infre quent fires, and (d) Baduy territory included in the earthquake-prone areas of West Java, there is no damage to buildings due to the earthquake disaster. This is because the
pikukuh (customary rules) that serve as guidelines and dir
ection for Baduy think and act. Pikukuh are the basis of
traditional knowledge that wise and prudent, so avoid the disaster. "
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI; Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia], 2011
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pendidikan yang berbasis pada budaya lokal dengan berbagai kearifan akan lebih baik untuk membentuk watak dan mengembangkan potensi diri daripada pendidikan yang bersumber dari budaya di luar peserta didik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menginventarisasi, orientasi dan interpretasi kearifan lokal yang hidup pada masyarakat dan budaya Sunda. Tempat penelitian berada di lima lokasi komunitas adat di Jawa Barat yaitu Desa Pangandaran, Kampung Kuta, Kampung Naga, Ciptagelar dan Kanekes. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah bahwa: Setiap masyarakat adat pada kebudayaan Sunda memiliki bentuk kearifan lokal yang sangat signifikan dalam memitigasi bencana. Pada umumnya masyarakat adat sudah menyadari bahwa jika lingkungan rusak maka akan ditimpa benccana, walaupun cara pemeliharaannya melalui mitos dan aturan adat. Hasil penelitian berupa interpretasi kearifan lokal yaitu ada tiga yaitu (1) Bangunan Rumah Bambu; (2) Tata Ruang & Zonasi Penggunaan Lahan dalam Skala Mikro; (3) Pengelolaan Lahan Secara Ramah Lingkungan. Rekomendasi penelitian ini adalah bahwa kearifan lokal sangat layak dijadikan bahan ajar di sekolah dengan berbagai bentuknya baik berupa narasi, cerita, maupun komik.
"
JURPEND 14:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Thanapon Piman
"This study aims to investigate changes in rainfall in terms of trends, variability, spatial and temporal distributions, and extremes in the Huai Luang watershed. The trend analysis was applied to the time series of rainfall data for 32 years from 1982-2013. Changes in spatial and temporal rainfall distributions and extremes were investigated by comparing the 2 periods of the rainfall data between 1982-1997 and 1998-2013. Frequency analysis of annual maximum daily rainfall was applied to determine changes in extreme rainfall for different return periods at three stations located upstream, middle and downstream of the watershed. The results of this work show significantly increasing trends in annual rainfall, spatial variations and extreme daily rainfall in the Huai Luang watershed. The extreme rainfall resulted in increasing floods in last decade. Spatial and temporal rainfall distributions are also changing. The lower part of the watershed will have more rain. Further studies on potential impacts of rainfall changes on flood risk, water resources management, urbanization and agriculture development in the Huai Luang watershed are recommended to support preparation of adaptation strategies for mitigating potential negative impacts."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:7 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
S. Divakara Shetty
"Since inhibition is the simplest mechanism used for mitigating the corrosion of metals and alloys, particularly in acidic environments, the present work aims to investigate the inhibiting effect of N-benzyl-N?-phenyl thiourea (BPTU) and N-cyclohexyl-N?-phenyl thiourea (CPTU) on mild steel corrosion in 0.1M HCl medium using the Tafel extrapolation technique. Tafel experiments were conducted with ±250 mV vs. rest potential (RP) in steps of 20 mV from the cathodic side for recording the corrosion currents, and then, the Tafel plot of potential vs. current was drawn for determining the corrosion current density (icorr). The linear polarization method was also used for validating the Tafel results. It was performed by polarizing the specimen with ±20 mV vs. RP in steps of 5 mV, and the corrosion currents were noted. The plot of potential vs. current was drawn for calculating icorr. The study reveals that both BPTU and CPTU act as anodic inhibitors for mild steel in the HCl medium, and good inhibition efficiency (>97%) was evidenced from both the compounds even at elevated temperatures. The study also reveals that the investigated compounds get adsorbed quickly on the steel surface, following Temkin’s adsorption isotherm. The kinetic parameters obtained from the study indicated that the inhibition was governed by a chemisorption mechanism and the presence of inhibitors substantially reduced the metal dissolution in the studied temperature range. The investigation shows that there was a good correlation between the Tafel extrapolation and linear polarization results."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:5 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Aulia Shabrina
"Tekanan abnormal sering terjadi dalam pemboran sumur eksplorasi, jika tidak diprediksi dengan baik maka dapat menyebabkan bencana seperti kick dan blow out. Identifikasi tekanan pori penting dalam industri untuk perencanaan dan pengembangan pengeboran selanjutnya. Penelitian ini berfokus pada analisis tekanan pori dengan zona berpotensi overpressure dan pembagian zona potensi drilling hazard. Pengolahan ini dibagi menjadi dua, yaitu pengolahan tekanan pori pada sumur dan penyebarannya menggunakan data seismik. Metode Eaton merupakan metode dasar tekanan pori yang dapat dilakukan tanpa data pengukuran langsung. Kemudian, akan dilakukan penyebaran tekanan pori pada data seismik dengan menggunakan neural network dibantu dengan data masukan inversi impedansi akustik dan beberapa data masukan lainnya. Penggunaan data tersebut dipilih karena cukup efektif dalam melakukan estimasi persebaran tekanan pori. Hasil analisis ini digunakan untuk memetakan penyebaran tekanan pori pada penampang seismik. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa zona overpressure pada lapangan ini berada pada formasi Balikpapan dengan kedalaman 8475-9000 ft yang diamati dari ketiga sumur penelitian. Sedangkan pada formasi Mahakam dan kampung baru tidak terlihat adanya anomali tekanan pori yang signifikan. Penentuan zona dilakukan berdasarkan effective stress yang melibatkan log resistivitas dan log sonik. Karakterisasi tekanan pori dan penentuan zona pore pressure diharapkan dapat mengoptimalkan proses pengeboran dan pengembangan sumur lanjutan di daerah penelitian.

Abnormal pressure often occurs in exploration well drilling, and if not properly predicted, it can lead to disasters such as kicks and blowouts. Identifying pore pressure is crucial in the industry for planning and developing subsequent drilling operations. This study focuses on the analysis of pore pressure in zones with potential overpressure and the delineation of potential drilling hazard zones. The processing is divided into two parts: pore pressure analysis in wells and its distribution using seismic data. The Eaton method is a fundamental pore pressure method that can be performed without direct measurement data. Subsequently, pore pressure distribution on seismic data will be carried out using neural networks, supported by input data from acoustic impedance inversion and other inputs. This data is chosen for its effectiveness in estimating pore pressure distribution. The results of this analysis are used to map the pore pressure distribution on seismic sections. Based on the processing that has been done, it was found that the overpressure zone in this field is located in the Balikpapan formation at a depth of 8475-9000 ft, as observed from the three research wells. In contrast, the Mahakam and Kampung Baru formations did not show significant pore pressure anomalies. The zone determination was based on effective stress involving resistivity and sonic logs. Pore pressure characterization and zone determination are expected to optimize the drilling process and the development of subsequent wells in this study area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feronica Fatimah
"Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2019-2038 memiliki target bauran energi pembangkit tenaga listrik di tahun 2038 terdiri dari batubara yang masih mendominasi sebesar 47%, gas 25%, EBT 28% dan BBM sekitar 0,1%. Penambahan kapasitas pembangkit memiliki kontribusi besar dalam kenaikan emisi gas rumah kaca (GRK) khususnya karbon dioksida (CO2). Pada penelitian ini dilakukan studi penambahan biaya karbon pada biaya pokok produksi pembangkitan listrik. Simulasi dengan beberapa skenario biaya karbon dihitung untuk mengetahui pengaruh merit order dan penurunan pendapatan industri pembangkitan listrik. Pada skenario biaya karbon sebesar Rp 75.000/tCO2e dinilai paling optimal kerena sudah terjadi perubahan merit order pada PLTU Batubara Supercritical menjadi paling ekonomis daripada PLTU Batubara konvensional. Sedangkan pembangkit tenaga gas tidak terjadi perubahan merit order. Penurunan pendapatan pembangkit dengan biaya karbon Rp 75.000/tCO2e pada PLTU Batubara konvensional sebesar 25%, pada PLTU Batubara Supercritical sebesar 22%, dan untuk PLTU-Gas, PLTG, PLTGU mengalami penurunan pendapatan sebesar 4%. Jika dilakukan penerapan biaya karbon di Sistem Jawa Bali, biaya pokok produksi listrik akan mengalami kenaikan sebesar 13% dari semula. Total pendapatan pajak yang diterima per tahun berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai biaya pembangunan PLTS dengan kapasitas 890 MW.

The National Electricity General Plan (RUKN) 2019-2038 has a target for the energy mix of power plants in 2038 dominated by coal around 47%, gas 25%, EBT 28% and fuel around 0.1%. The addition of generating capacity has a major contribution in increasing greenhouse gas (GHG) emissions, especially carbon dioxide (CO2). This research study about adds carbon price to the cost of electricity production. Several carbon cost scenarios are conducted to determine the effect of merit orders and a decrease in the electricity generation industry revenue. In the carbon cost scenario of Rp. 75,000 / tCO2e, it is considered the most optimal because there has been a change in merit orders at the Supercritical Coal Power Plant to be the most economical than conventional Coal Power Plants. While gas power generation did not change merit orders. Decrease in electricity generation industry revenue with carbon costs of Rp. 75,000 / tCO2e at conventional Coal Power Plants by 25%, at Supercritical Coal Power Plants by 22%, and for Gas-Power Plants, Power Plants, Power Plants and Power Plants decreased by 4%. If carbon costs are implemented in the Java-Bali System, the cost of electricity production will increase by 13% from the original. The total tax revenue received per year has the potential to be utilized as the cost of building a solar power plant with a capacity of 890 MW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>