Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endar Cahyawati
"Anggota TNI pada kondisi tertentu sangat berpotensi mengalami tingkat stres tinggi pada saat menjalankan peran dan tugas pokoknya. Diperlukan instrumen untuk mendeteksi tingkat stres pada personel militer, salah satunya dengan MMPI, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat keengganan personel untuk melaksanakan pemeriksaan. Tujuan penelitian adalah untuk mengeksplorasi pengalaman personel militer tentang pemeriksaan kesehatan jiwa MMPI-2. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang dengan kriteria inklusi personel militer TNI AL laki-laki dan perempuan; sudah pernah melaksanakan pemeriksaan kesehatan jiwa MMPI-2;  pangkat perwira pertama, bintara dan tamtama; berdinas di wilayah Jakarta. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam kepada 10 personel militer dan memperhatikan etika penelitian. Analisis data menggunakan analisis data Colaizzi. Hasil penelitian mengidentifikasi 5 tema yaitu: 1)Pengetahuan tentang pemeriksaan kesehatan jiwa MMPI-2, 2) Motivasi pemeriksaan kesehatan jiwa  MMPI-2, 3) Respon terhadap pemeriksaan kesehatan jiwa MMPI-2, 4) Lingkungan yang mendukung pelaksanaan pemeriksaan kesehatan jiwa MMPI-2, 5) Kebutuhan informasi dan edukasi tentang  MMPI-2.  Penelitian ini merekomendasikan pemberian informasi dan edukasi kepada personel tentang pemeriksaan MMPI sehingga meningkatkan pengetahuan personel.

TNI members under certain conditions have the potential to experience high levels of stress when carrying out their roles and main tasks. Instruments are needed to detect stress levels in military personnel, one of which is the MMPI, but in practice there is still a reluctance of personnel to carry out inspections. The aim of this study was to explore the experience of military personnel regarding the MMPI-2 mental health examination. There were 10 participants in this study with the inclusion criteria for male and female TNI AL personnel; have ever carried out an MMPI-2 mental health examination; first officer rank, non-commissioned officer and enlisted; serving in the Jakarta are. Data was collected through in-depth interviews with 10 military personnel and paid attention to research ethics. Data analysis using Colaizzi data analysis. The results of the study identified 5 themes, namely: 1) Knowledge of MMPI-2 mental health examinations, 2) Motivation for MMPI-2 mental health examinations, 3) Response to MMPI-2 mental health examinations, 4) An environment that supports the implementation of mental health examinations MMPI-2, 5) Need for information and education about MMPI-2. This study recommends providing information and education to personnel about MMPI examinations so as to increase personnel knowledge."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradila Keiko
"Latar Belakang: Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang melakukan tindak pidana harus mendapatkan pemeriksaan Kesehatan Jiwa, salah satunya untuk menentukan kecakapan hukum seseorang untuk menjalani proses peradilan atau competence to stand trial (CST). Prinsip CST adalah pelaku kriminal harus memahami tuntutan terhadapnya dalam pengadilan dan membantu pengacaranya dalam pembelaan terhadap dirinya. Instrumen MacCAT-CA merupakan alat bantu pemeriksaan CST yang dapat memastikan psikiater mencakup area topik yang relevan secara konsisten serta memiliki sistem skoring yang terstandardisasi sehingga dapat membandingkan performa tersangka. Hingga saat ini, belum ada instrumen yang dapat menjadi alat bantu pemeriksaan CST di Indonesia sehingga perlu dilakukan adaptasi instrumen MacCAT-CA versi Bahasa Indonesia.
Metode: Studi ini merupakan uji kesahihan isi serta studi kualitatif yang melibatkan lima pakar hukum dan empat pakar psikiater forensik. Pengukuran kesahihan isi dilakukan dengan menggunakan item content validity index (I-CVI) dan scale content validity index (S-CVI). Data kualitatif penelitian ini adalah berupa pernyataan pakar yang disampaikan melalui focused group discussion (FGD) dan secara tertulis mengenai adaptasi butir-butir instrumen MacCAT-CA agar dapat disesuaikan dengan sistem hukum, latar belakang, serta budaya Indonesia. Pemadatan fakta dilakukan pada pernyataan pakar, kemudian diproses menjadi satu interpretasi (coding). Selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan fakta dan interpretasi yang sejenis.
Hasil: Sembilan butir instrumen MacCAT-CA memiliki nilai I-CVI 0,78 atau lebih, sementara 13 butir memiliki nilai I-CVI di bawah 0,78. Nilai S-CVI/UA dan S-CVI/Ave berturut-turut adalah 0,14 dan 0, 56. Berdasarkan analisis data kualitatif, diperlukan penyesuaian instrumen MacCAT-CA pada aspek hukum, tingkat kerumitan pertanyaan, serta penyesuaian nama serta situasi pada contoh kasus. Usulan pertanyaan untuk instrumen MacCAT-CA versi bahasa Indonesia mencakup profesi hukum, proses atau tahapan hukum, istilah hukum, pemahaman seseorang  mengenai tindakannya dan bahwa mereka bersalah, barang bukti maupun saksi, fakta-fakta yang dapat disampaikan di persidangan, dan pemahaman mengenai hal-hal yang dapat meringankan maupun memberatkan seseorang dalam pengadilan.
Kesimpulan: Hasil uji kesahihan isi menunjukkan bahwa perlu dilakukan modifikasi pada butir-butir instrumen MacCAT-CA agar sesuai dengan populasi di Indonesia. Modifikasi butir dapat dilakukan sesuai masukan yang diberikan oleh pakar pada penelitian selanjutnya.

Background: According to Law of The Republic of Indonesia Number 18 of 2014 on Mental Health, people with mental disorders who commit criminal acts must undergo a mental health examination, one of which is to determine competence to stand trial (CST). The principle of CST is the criminal must understand his charge and assist his legal counsel in defending him. The MacCAT-CA is a CST examination tool that can ensure psychiatrists to consistently cover relevant topics and have a standardized scoring system so that they can compare the performance of suspects. Until now, there is no instrument that can be used as a tool for CST examination in Indonesia. Thus, an adaptation of the MacCAT-CA for the Indonesian population is necessary.
Methods: This study involved five legal experts and four forensic psychiatrists. We evaluated the content validity of the MacCAT-CA using item content validity index (I-CVI) and scale content validity index (S-CVI). We also collected qualitative data through focused group discussions (FGD) and in writing regarding the adaptation of the MacCAT-CA items so that it can be adapted according to the legal system, background, and culture in Indonesia. Condensation of facts was carried out on expert statements, then processed into one interpretation (coding). Then, we collected facts and similar interpretations.
Results: Nine items have an I-CVI value of 0.78 or more, while 13 items have an I-CVI value below 0.78. The values of S-CVI/UA and S-CVI/Ave are 0.14 and 0.56, respectively. Based on qualitative data analysis, it is necessary to adjust the MacCAT-CA instrument on legal aspects, the level of complexity of the questions, as well as adjustments to the names and situations in the case example. The proposed questions for the Indonesian version of the MacCAT-CA instrument cover the legal professions, legal processes or stages, legal terms, a person's understanding of their actions and whether they are guilty or not, evidence and witnesses, facts that can be presented at trial, and understanding of things that can relieve or incriminate someone in court.
Conclusion: The results of the validity test indicate that it is necessary to modify the MacCAT-CA instrument to suit the Indonesian population. The experts’ input in this research can guide the adaptation of this instrument in further research.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library