Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cempaka Sekkauwati Mubtadi
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pernikahan dini yang cukup tinggi di dunia. Pernikahan dini berdampak buruk pada pendidikan wanita yang kemudian dapat berdampak pada pendidikan anak mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pernikahan dini terhadap pendidikan antargenerasi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data IFLS 5 tahun 2014 dan IFLS East. Terdapat permasalahan endogenitas dalam penelitian ini sehingga diperlukan variabel instrumen untuk mengatasinya. Metode yang digunakan adalah Two Stage Least Square (2SLS) dengan variabel instrumen usia pubertas (usia haid pertama). Hasil first stage menunjukkan bahwa usia pubertas merupakan instrumen yang baik dan memenuhi asumsi relevance. Hasil estimasi 2SLS menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh pernikahan dini ibu pendidikan anak. Adanya program wajib belajar 9 tahun bagi setiap anak dapat menjadi kontribusi positif pada capaian pendidikan anak di Indonesia.

Indonesia is one of the countries with the highest rate of early marriage in the world. Early marriage can reduce mother’s educational attainment and impact their children’s educational outcomes.  This study aims to analyze the intergenerational effect of early marriage on children’s educational attainment by using nationally representative household data from the IFLS wave 5 and IFLS East. In the empirical strategy, age at menarche is used as an instrumental variable to address the endogeneity problem. The result of the first stage shows that age at menarche is a good and relevance instrument. The Two Stage Least Square (2SLS) estimates show that mother’s early marriage does not have a significant effect on children’s educational attainment. A 9-year compulsory education program for every child could give a positive contribution for children’s educational attainment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Putu Ratih Kumala Dewi
"ABSTRAK
Semakin banyak studi yang menunjukkan bahwa di saat krisis kemanusiaan, tingkat pernikahan dini meningkat yang sebagian besar berdampak pada anak perempuan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Human Right Watch di Bangladesh, 62 persen pernikahan dini selama lima tahun terakhir terjadi 12 bulan setelah bencana topan di tahun 2007. Hingga saat ini, sebagian besar studi mengenai pernikahan dini di saat situasi darurat dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat internasional yang sebagian besar merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini berupaya untuk mengisi kesenjangan literatur yang ada dengan meneliti dampak dari bencana alam terhadap keputusan rumah tangga mengenai pernikahan dini.Dengan menggabungkan SUSENAS 2015 dengan PODES 2011 dan PODES 2014, regresi logistik digunakan untuk menyelidiki faktor determinan-terutama bencana alam, yang memengaruhi keputusan pernikahan dini pada perempuan yang menikah pada periode tahun 2008-2013. Studi ini menunjukkan bahwa bencana alam secara positif memengaruhi peluang seorang perempuan untuk menikah dini di Indonesia. Di saat kesejahteraan rumah tangga menurun akibat bencana alam, pernikahan dini merupakan suatu pilihan yang tersedia bagi rumah tangga untuk menjaga tingkat konsumsinya. Selain itu, mitigasi bencana secara signifikan mengurangi peluang pernikahan dini yang menunjukkan peran dari kesiagaan suatu komunitas terhadap bencana guna mengurangi kerugian dari bencana alam. Studi ini menunjukkan perlunya bantuan terhadap kelompok paling rentan selama krisis, dengan mengatasi hambatan dalam bidang pendidikan, dan permasalahan akses terhadap sumber daya sehingga pernikahan dini tidak lagi menjadi satu-satunya jalan bagi rumah tangga untuk bertahan dari bencana alam. Kata Kunci: Bencana Alam, Kesulitan Ekonomi, Smoothing Konsumsi, Pernikahan Dini.

ABSTRACT
A number of studies show that in times of humanitarian crisis, child marriage practices increase, which heavily affects girls. According to data gathered by Human Rights Watch in Bangladesh, 62 percent of child marriages in the last five years occurred in the 12 months following the 2007 cyclone. Until now, most of the research on child marriage in emergency situations has only been conducted by international NGOs, most of which are qualitative studies and take place in South Asian and African countries. This study intends to fill those gaps by examining the impact of natural disasters on households rsquo decisions on child marriage in Indonesia.Logistic regression is used to examine the determinant factors of being in a child marriage for women who married in the period 2008 2013. This study finds that natural disasters positively affect the possibility of child marriage incidence in Indonesia. When households face adverse welfare effects from natural disasters, child marriage is one of the options for them to smooth consumption. Furthermore, disaster mitigation is found to significantly reduce the possibility of child marriage, which shows the role of a community rsquo s natural disaster preparedness in lessening the devastating shocks of disasters. This study implies the importance of government assistance for the most vulnerable members of communities in a crisis. "
2017
S69535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bisuk Billy Burton
"Tahun 2017 merupakan tahun dimana jumlah penduduk dengan status bercerai di Indonesia terbanyak sepanjang beberapa tahun kebelakang dan jumlah ini di proyeksikan akan terus bertambah hingga sepuluh tahun mendatang. Jika jumlah penduduk bercerai terus mengalami peningkatan, bukan tidak mungkin dampak-dampak dari perceraian itu sendiri akan semakin dirasakan baik oleh pasangan yang bercerai maupun pada anggota keluarga lainnya. Menurut Dirjen Badan Peradilan Agama, Mahkamah Agung terdapat tiga belas alasan terjadinya perceraian di Indonesia dimana ke-tiga belas alasan tersebut dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar yaitu faktor ekonomi, sosial dan demografi. Pada penelitian ini peneliti akan berfokus pada pengaruh faktor demografi dan ekonomi terhadap status perkawian penduduk di Indonesia. Dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2017 dan dengan menggunakan metode Multinomial Logistic Regression, penelitian ini menemukan bahwa sex ratio secara statistik signifikan mempengaruhi kemungkinan terjadinya cerai baik cerai hidup maupun cerai mati dimana semakin tinggi sex ratio maka kemungkinan terjadinya cerai akan berkurang. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin lama usia perkawinan pasangan maka kemungkinan terjadinya cerai akan meningkat baik cerai hidup maupun cerai mati. Selain melihat pengaruh dari faktor-faktor tersebut pada penduduk secara keseluruhan, penelitian ini juga melihat pengaruh dari faktor-faktor yang ada terhadap penduduk laki-laki dan perempuan secara terpisah.

Year 2017 is the year with the largest number of the population with the divorce status in Indonesia for the past few years and this number is projected to continue growing for the next ten years. If the number of divorced population continues to rise, it is not impossible that the effects of divorce itself will significantly impact the divorced couples as well as other family members. According to the Directorate General of Religious Justice Institution of the Supreme Court (Dirjen Badan Peradilan Agama, Mahkamah Agung), there are thirteen reasons of divorce in Indonesia which are classified into three major groups, namely economic, social and demographic factors. In this study, the researcher will focus on the influence of demographic and economic factors on the marital status of the population in Indonesia. By using data from the National Economic Social Survey (Survei Sosial Ekonomi Nasional) of year 2017 and the Multinomial Logistic Regression method, this study concludes that the sex ratio statistically significantly affect the possibility of divorce where the higher the sex ratio, the likelihood of divorce will decrease. This study also shows that the longer the years of marriage, the possibility of divorce will increase. Other than examininbg the influence of these factors on the population as a whole, the study also examines the impacts of existing factors to male and female populations, respectively.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rihlah Romdoniah
"Dalam lingkup ekonomi, pernikahan memberikan dampak positif dengan adanya efisiensi biaya (Becker, 1976). Akan tetapi, dampak tersebut sepertinya tidak berlaku secara universal. Faktanya, pernikahan di usia dini seringkali diasosiasikan dengan dampak yang negatif, seperti kemiskinan. Dengan menggunakan data Susenas Kor 2013, penelitian ini menganalisis pengaruh usia menikah pertama terhadap status sosial ekonomi. Penelitian ini menemukan terdapat pengaruh positif dari usia menikah pertama terhadap status sosial ekonomi.

In the economic scope, marriage had a positive impact with cost efficiency (Becker, 1976). However, these effects do not seem to apply universally. In fact, early marriage is associated with negative effects, such as poverty. Using data Susenas Kor in 2013, this study analyzed the effect of the age at first marriage for socioeconomic status. This research found there is a positive effects on the age of first marriage for socioeconomic status."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalida
"Penelitian ini menganalisis pengaruh dari pernikahan anak pada wanita terhadap kemampuan negosiasi wanita tersebut dalam keluarga menggunakan data dari Indonesia Family Life Survey IFLS gelombang kelima. Proxi yang digunakan untuk kemampuan bernegosiasi adalah pengaruh wanita dalam pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan anak, transfer ke orangtua dan mertua, serta waktu sosialisasi suami dan diri sendiri.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menikah pada usia dewasa akan meningkatkan kemungkinan wanita tersebut memiliki kemampuan negosiasi dalam keluarga pada aspek pendidikan anak, kesehatan anak dan waktu yang dihabiskan suami untuk bersosialisasi di luar. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan pentingnya mengurangi pernikahan di bawah umur karena fenomena tersebut secara negatif mempengaruhi pemberdayaan wanita dari sisi kemampuan negosiasi dalam keluarga.Kata Kunci: wanita, pernikahan anak, agensi keluarga, kemampuan negosiasi.

This study analyses the impact of child marriage on womens socio economic bargaining power in the family using the fifth wave of Indonesia Family Life Survey. The proxies used for socioeconomic bargaining power are spending for childrens education and health, transfer to parents and parents in law, husbands socialising time and respondent rsquo s socialising time.
The findings show that marrying after reaching adulthood will increase the womens probability for bargaining power in their childrens education, childrens health and husbands socialising time. The implication of this study would address the importance of reducing the number of child marriage in Indonesia as it would affect womens empowerment represented by family socio economic agency in negative way.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library