Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilman Qisthi Sugiarto
"Rumput laut merupakan sumber daya hayati laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai budidaya. Kecamatan Sumur adalah satu-satunya tempat yang membudidayakan rumput laut di Kabupaten Pandeglang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi Wilayah Budidaya Rumput Laut dan pengaruhnya terhadap peningkatan pendapatan penduduk di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan survei (wawancara). Karakteristik wilayah budidaya rumput laut yang jumlah produksinya tinggi di Kecamatan Sumur adalah wilayah yang memiliki keterlindungan perairan, jumlah tenaga kerja banyak, jarak yang dekat dengan jalan, dan modal yang besar dibandingkan dengan metode budidaya dan pemasaran. Rata-rata petani rumput laut mendapatkan peningkatan pendapatan sekitar dua hingga delapan kali lipat dari pekerjaan sebelumnya.

Seaweed is a marine biological resources that have a high economic value that has great potential to be developed as a cultivation. Kecamatan Sumur is the only place that cultivating seaweed in Kabupaten Pandeglang. The purpose of this research is to provide information on seaweed farming region and its influence on increasing income residents in the Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. Methods of this research is descriptive analysis methods and survey (interview). Result of this research is the characteristic of cultivation region of seaweed with high production has a protected waters, has a lot of labor, easy accessibility, has the ability to big budget as compared of cultivation method and marketing. An average of seaweed farmers get increased revenue about two up to eight fold from the previous job. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S975
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"This volume contains 22 chapters by renowned experts, grouped in five parts. In Part I fundamental processes and acclimation strategies of seaweeds towards the abiotic environment are covered. Part II focuses on the multitude of biotic interactions in seaweed communities, and in Part III the reader is introduced to the structure and function of the main seaweed systems of the world. The chapters of Part IV highlight and discuss the effects of global and local environmental changes on seaweeds and their communities. In the final Part V a comprehensive overview of developments in seaweed aquaculture, industrial applications and the overall economic importance of seaweeds is provided. Summarizing the advances in seaweed biology achieved within the last few decades, this book also identifies gaps in the present knowledge and needs for future research."
Berlin: Springer, 2012
e20417700
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Sinurat, Ellya
"Fukoidan dikenal sebagai polisakarida sulfat dengan senyawa penyusun utama fukosa dan sulfat, dapat dimanfaatkan sebagai antikoagulan dalam proses pembekuan darah. Fukoidan umumnya diperoleh dari rumput laut coklat, namun penelitian mengenai fukoidan ini belum banyak dilakukan, khususnya di Indonesia, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengingat fukoidan mempunyai banyak bioaktivitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi fukoidan yang ada dalam rumput laut coklat Sargassum crassifolium serta uji aktivitasnya sebagai antikoagulan. Metode isolasi fukoidan dilakukan dengan ekstraksi asam lemah dan diendapkan dengan etanol. Untuk memisahkan fukoidan dengan alginat ditambahkan CaCl2. Ekstrak fukoidan dimurnikan dengan resin penukar anion Sephadex A-25 dan eluen NaCl. Fukoidan dikarakterisasi dengan FT-IR, penentuan berat molekul, penentuan sulfat, analisa unsur dan monosakarida penyusun fukoidan serta uji aktivitasnya sebagai antikoagulan.
Berdasarkan pemisahan kolom diperoleh 5 fraksi, dengan rendemen tertinggi pada fraksi kedua. Hasil total rendemen fukoidan diperoleh 1,46% dari berat awal tepung rumput laut, terdapat gugus sulfat pada bilangan gelombang 820 cm-1, berat molekul (5,8 ? 7,71) x 104 Dalton, analisa komposisi unsur (C 22%; H 4,4 %; N 0,18%; S 0,78%), monosakarida penyusun fukoidan yang ditemukan fukosa dan galaktosa dengan rasio mol 1: 1,5. Hasil uji aktivitas fukoidan yang diperoleh dilihat dari perpanjangan nilai APTT nya mempunyai perbedaan signifikan antara kontrol dengan darah yang mengandung fukoidan pada konsentrasi 100 µg/mL (berbeda 25 detik), hal ini menunjukkan bahwa fukoidan berpotensi sebagai antikoagulan.

Fucoidan is group of marine sulfated polysaccharides containing large proportions of L-fucose and sulfate, can be used as an anticoagulant on blood coagulation. Fucoidans from brown seaweed in Indonesia has not received much attention, this research was conducted to isolate and characterize fucoidan in brown algae, Sargassum crassifolium., and also to test its activity as anticoagulant. Method used to isolate the fucoidan was extraction by weak acid which followed by precipitation in ethanol. To separate the fucoidan and alginate, CaCl2 was used. Extract containing fucoidan was purified using anion ? exchange chromatography Sephadex A-25 and eluent NaCl. Fucoidan was characterized using FT ? IR, molecular weight determination, sulphate determination, organic compounds and monosaccharide of composition, and activity test as anticoagulant.
Based on column chromatography, 5 fractions were obtained with the highest yield at second fraction. Total yield of fucoidan was 1.46% (w/w), sulphate group was found on 820 cm-1 wave number, molecular weight (5.8 ? 7.71) x 104 Dalton, elementel analysis (C 22%; H 4.4%; N O, 18%; S O, 78%). The fucoidan was composed of fucose and galactose with an approximately ratio of 1.0 : 1.5. Based on APTT test, there is significant difference between activities of controlled fucoidan and treated at concentration 100 µg/mL. Therefore this fucoidan has potential candidate for an anticoagulant as alternative to heparin.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T28807
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Parenrengi
Jakarta: Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2010/2012
579.88 AND b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2015
579.817 7 HUR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Afrizal Agung Satria, athor
"ABSTRAK
Indonesia kaya akan sumber daya laut terutama yang dapat dikelola dan dapat meningkatkan potensi ekonomi seperti rumput laut. Namun, sebagai negara kepulauan, potensi budidaya rumput laut dapat berkembang ketika nelayan mampu berinovasi. Salah satunya adalah pengembangan budidaya rumput laut di Pulau Tanakeke. Pulau Tanakeke memiliki potensi komoditas rumput laut Agrobisnis mencapai lebih dari 200 ton. Tulisan ini merupakan hasil penelitian lapangan yang bertujuan untuk menganalisis kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dalam budidaya rumput laut. Dengan menggunakan metode kualitatif seperti studi literatur, observasi dan wawancara mendalam dengan nelayan, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah, penelitian dilakukan dalam jangka waktu dua bulan mulai dari September sampai dengan Oktober 2016, berfokus pada wawancara mendalam dengan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, pelaku ekonomi atau nelayan, dan masyarakat setempat sebagai sumber data primer. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa potensi budidaya rumput laut di pulau Tanakeke dapat meningkatkan sosio-ekonomi bagi penduduk pulau. Diharapkan intervensi sosial dan peningkatan pengetahuan nelayan, terutama dalam cara pengolahan rumput laut menjadi produk jadi, seperti makanan ringan atau barang setengah jadi, potensi masa depan budidaya rumput laut bisa mendukung ketahanan ekonomi daerah di pulau Tanakeke, sambil meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat pulau.at, Ketahanan Ekonomi.

ABSTRACT
Indonesia is rich in marine resources especially those that can be managed and can increase the economic potential such as seaweed. However, as an Archipelago nation, the potential of seaweed cultivation can develop when the fishermen were able to innovate. One of the development of seaweed cultivation in the island Tanakeke. Tanakeke Island has reached more than 200 ton potential of seaweed Agribusiness commodities. This is the result of field research aimed to analyze the social and economic life of society in seaweed cultivation. By using qualitative methods such as literature studies, observations and interviews with fishermen, community leaders, and local governments, research carried out within a period of two months from September to October 2016, focusing on in depth interviews with local governments, community leaders, economists or fishermens, and the local community as the primary data source. The results of this study found that the potential of seaweed cultivation in Tanakeke island can improve the socio economic for the islanders. Expected social intervention and increased knowledge of fishermen, especially in the way seaweed processing into finished products, such as snacks or semi finished goods, the future potential of seaweed farming could support local economic resilience in the island Tanakeke, while increasing prosperity for the people of the island."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Soleh
"Usaha peningkatan produksi garam nasional belum berkembang, termasuk dalam usaha peningkatan kualitasnya. Peningkatan kualitas garam rakyat dapat dilakukan dengan pengendalian air laut sebagai bahan baku garam melalui teknik bioabsorbsi bahan pengotor berupa kalsium dan magnesium. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan Gracilaria sp. sebagai bioabsorben kalsium dan magnesium. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan Gracilaria sp. tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan kandungan kalsium dan magnesium pada perairan tambak. Kandungan rata-rata kalsium pada tambak kontrol ±878,26 mg/liter dan tambak perlakuan ±977,41 mg/liter. Namun demikian terdapat korelasi positif yang signifikan (sig.=0,814) antara lama waktu penanaman dan kandungan kalsium dalam rumput laut dengan kandungan kalsium tertinggi ±1.306,5 mg/100g terjadi pada hari ke-75. Adapun lama waktu penanaman dan kandungan magnesium dalam Gracilaria sp. terjadi korelasi negatif yang kuat (sig.= -0,673) yaitu ±36,10 mg/100g pada hari ke-75. Terdapat juga korelasi positif secara kuat antara kandungan kalsium pada Gracilaria sp. dengan salinitas dan pH perairan. Disimpulkan bahwa pemanfaatan rumput laut jenis Gracilaria sp. sebagai bioabsorben mampu menyerap kalsium sebagai pengotor dari air bahan baku garam, dan belum mampu secara optimal untuk penyerapan magnesium pada perairan tambak garam. Atas hasil penelitian disarankan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan manfaat dari Gracilaria sp. secara optimal sebagai bioabsorben pada tambak garam. Penelitian lanjutan di antaranya melalui teknik penanaman Gracilaria sp. sebagai bioabsorben paling efektif sehingga mendapatkan kualitas air bahan baku garam yang paling tepat.

The efforts to increase the national salt production has not been growing, including to improve its quality. To increase the quality of traditional salt can be done by controlling the sea water quality as raw material through bioabsorbtion salt impurities techniques, such as calcium and magnesium. The study was conducted by utilizing bioabsorbent Gracilaria sp.. The results showed the presence of Gracilaria sp. did not significantly influence the changes of calcium and magnesium content in the water of salt pond. The average content of calcium in the control pond was 878.26 mg/liter and the treatment ponds 977.41 mg/liter. However, positive correlations significantly occurred (sig. = 0.814) between duration of planting and calcium content in Gracilaria sp. with the highest calcium content that was 1306.5 mg/100g occurred in the 75th day. The duration of planting and the content of magnesium in Gracilaria sp. showed negative correlation (sig. = -0.673) that was 36.10 mg/100g on the 75th day. There was a strong positive correlation between calcium content in Gracilaria sp. with salinity and pH of the water. The research concluded that the use of Gracilaria sp. as bioabsorbent was able to absorb calcium as impurities from salt pond water. Contrary, it was unable to optimize the absorption of magnesium in the water of salt pond. It is recommended to continue research to get the optimal benefits of Gracilaria sp. as a bioabsorbent in the brackishwater ponds. It is suggested to alter the seaweed cultivation techniques as bioabsorbent to get the most appropriate quality of raw material salt water."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati Munir
"ABSTRAK
Pendahuluan: Fibrosis hati yang diakibatkan oleh stres oksidatif ROS dan transformasifaktor pertumbuhan beta 1 TGF?-1 menjadi salah satu target dalam pencegahan danpengobatan fibrosis hati. Rumput laut coklat Turbinaria decuren diketahui mengandungfukoidan yang bersifat ionik memiliki bioaktivitas berdasarkan spesies dan berat molekulnamun belum diteliti secara intensif. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membuktikanefek antifibrosis ekstrak T. decuren terkarakterisasi eTkar melalui penghambatan aktivitasTGF-?1, MMP 13 dan Smad3 serta pengaruhnya terhadap decorin.
Metode: Penelitian dilakukan di Labkesda Provinsi DKI Jakarta, Laboratorium HistologiFKUI, Laboratorium Farmakologi FKUI dan Laboratorium Terpadu FKUI. EkstrakT.decuren terkarakterisasi eTkar hasil penelitian tahap I akan diuji efeknya sebagaiantifibrosis melalui mekanisme preventif dan kuratif pada tikus jantan galur SpragueDawley SD yang diinduksi dengan CCl4. 50 dosis 1 ml/100 gram BB dua kali seminggselama 8 minggu. Enam puluh duatikus jantan galur SD dibagi 2 kelompok uji yaitu A: ujipreventif dan B: uji kuratif, masing-masing dibagi menjadi 7 kelompok perlakuan secaraacak. eTkar diberikan pada dosis 27,5, 55, 110 mg/kg BB p.o. Pada uji preventif eTkardiberikan 1 minggu sebelum dan 7 minggu bersamaan pemberian CCl4.. Pada pengujian kuratif diberikan CCl4 selama 2 minggu dan 6 minggu secara bersamaan dengan sampel uji.Pemeriksaan yang dilakukan: ALT, AST, ALP, GGT, MDA, GSH, protein total, TGF?-1,Smad3, MMP 13, decorin dan pemeriksaan histopatologi jaringan hati. Sebagaipembanding positif digunakan fukoidan 50 mg/Kg BB.
Hasil: Pada uji preventif dosis eTkar yang mampu menekan luas fibrosis hati tertinggiadalah 27,5 mg/kg BB sebesar 69,89 lebih tinggi dari fukoidan dan berbeda bermaknadengan kontrol - . Pada dosis ini juga mampu menekan secara bermakna aktivitas TGF?1,MMP 13, ekspresi Smad3, decorin dan meningkatkan kadar GSH secara bermaknadibanding kontrol - , tetapi tidak bermakna untuk MDA. Pada uji kuratif, eTkar dosis 55mg/Kg BB mampu menekan persentase luas fibrosis hati sebesar 62,05 yang berbedabermakna dibanding kontrol - p

ABSTRACT
Introduction. Liver fibrosis due to oxidative stress ROS and transforming growth factor beta 1 TGF 1 became one of the targets in the prevention and treatment of liver fibrosis. The brown seaweed T.decurens fucoidan containing ionic compounds have a potent bioactive potentials, which depends on species and molecular weight. but still unknown mechanism of action in inhibiting liver fibrosis. This study was conducted in order to prove the effect of the extract antifibrosis characterized by constraints on the expression of protein TGF 1, Smad3 and its effect on protein MMP 13 and decorin.
Method: The study was conducted in Labkesda DKI Jakarta province, Histology Laboratory, Pharmacology Laboratory and Integrated Laboratory School of Medicine FKUI. Characterized extracts brown seaweed T.decuren eTkar of the results of the phase I study was studied to investigate their effect as antifibrosis in animal model of fibrosis through preventive and curative mechanism on male rats Sprague Dawley SD induced by CCl by 50 CCl ndash 1 mL kg BW twice a week for 8 weeks p.o. Sixty two male rats SD divided into 2 groups, namely A test test preventive and B test curative. Each divided into 7 treatment groups at random. eTkar was given a three level doses, i.e 27,5, 55, 110 mg kg BW p.o. At preventive mechanism, eTkar was delivered for 1 week before and 7 weeks of concurrent CCl 4 administration. On curative mechanism, eTkar was delivered the last 6 weeks for 8 weeks CCl 4 adminstration simulaneously. The test parameters were biomarkers of liver injury ALT, AST, MDA and GSH liver , liver function ALP, GGT and albumin , 4 the degree of fibrosis fibrosis area, TGF 1 and MMP 13 activities, Smad and decorin expression, fatty area hispatologically . Fucoidan was used as positive control at the dose of 50 mg Kg BW.
Results: In the preventive method, the optimum dose of eTkar capable to suppress liver fibrosis was 27,5 mg kg BW by 69,89 of CCl group which was better than comercial fucoidan and significanly different. At this dose eTkar was able to significanly suppress the 4 activity TGF 1, MMP 13, expression Smad3 decorin and increase GSH level significanly different to group p.
"
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edra Camilla Astagina
"Obesitas merupakan masalah metabolisme yang angka kasusnya terus meningkat setiap tahunnnya dan merupakan pemicu terjadinya faktor penyakit lain, seperti diabetes mellitus tipe 2, dislipidemia, dan penyakit kardiovaskular. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa senyawa pada ganggang laut dapat memberikan efek pada anti-obesitas. Ditemukan senyawa seperti fucoxanthin, rutin, asam galat, epikatekin, quercetin, dan lainnya ditemukan pada ganggang laut dan dapat memberikan efek sebagai anti-obesitas. Oleh sebab itu, potensi pemanfaatan ganggang laut, terlebih pada Kepulauan Seribu yang memiliki cukup banyak penduduk, cukup besar. Pada penelitian ini, dilakukan eksperimen secara in vivo karena memiliki kemiripan pada fisiologi manusia dan dilakukan pada berbagai ekstrak ganggang laut yang telah diidentifikasi, yaitu spesies Actinotrichia fragilis, Claudea elegans, dan Dictyota dichotoma. Penelitian ini menggunakan zebrafish yang dibeli ditoko hewan dengan jumlah 36 ekor. Mulanya, zebrafish di uji induksi dengan 2 kelompok yaitu kelompok non HFD (High Fat Diet) dengan pakan standar dan kelompok HFD yang diinduksi pakan diet tinggi lemak. Induksi dilakukan selama 10 minggu hingga kenaikan berat badan mencapai 50% pada kelompok HFD dan setelah itu diberi perlakuan dengan pembagian kelompok (n=3) yaitu A (normal dengan pakan standar), B (HFD), C (Orlistat 1 mg/mL), D (ekstrak A. fragilis 125 μl/mL), E (ekstrak A. fragilis 250 μl/mL), F (ekstrak A. fragilis 500 μl/mL), G (ekstrak C. elegans 125 μl/mL), H (ekstrak C. elegans 250 μl/mL), I (ekstrak C. elegans 500 μl/mL), J (ekstrak D. dichotoma 125 μl/mL), K (ekstrak D. dichotoma 250 μl/mL), L (ekstrak D. dichotoma 500 μl/mL) selama 3 minggu. Parameter yang diukur adalah berat dan panjang badan, glukosa darah, dan trigliserida darah. Berdasarkan penelitian ini, ekstrak Claudea elegans dosis 500 μl/mL signifikan dapat menurunkan berat dan panjang badan, kadar glukosa, dan kadar trigliserida. Kandungan dari ekstrak Claudea elegans dapat diteliti lebih lanjut dan ganggang laut.

Obesity is a metabolic problem whose number of cases continues to increase every year and is a trigger for other disease factors, such as type 2 diabetes mellitus, dyslipidemia, and cardiovascular disease. Previous research suggests that compounds in sea algae can have anti-obesity effects. Compounds such as fucoxanthin, rutin, gallic acid, epicatechin, quercetin, and others were found in marine algae and can provide anti-obesity effects. Therefore, the potential for utilizing sea algae, especially in the Thousand Islands which has quite a large population. In this research, experiments were carried out in vivo because it has similarities to human physiology and was carried out on various identified marine algae extracts, namely species Actinotrichia fragilis, Claudea elegans, and Dictyota dichotoma. This research uses zebrafish purchased at a pet shop in the amount of 36 animals. At first, zebrafish Induction test with 2 groups, namely the non-HFD group (High Fat Diet) with standard feed and HFD group induced by high fat diet feed. Induction was carried out for 10 weeks until body weight gain reached 50% in the HFD group and after that they were given treatment divided into groups (n=3), namely A (normal with standard feed), B (HFD), C (Orlistat 1 mg/mL) , D (extract A. fragile 125 μl/mL), E (extract A. fragile 250 μl/mL), F (extract A. fragile 500 μl/mL), G (extract C. elegans 125 μl/mL), H (extract C. elegans 250 μl/mL), I (extract C. elegans 500 μl/mL), J (extract D. dichotoma 125 μl/mL), K (extract D. dichotoma 250 μl/mL), L (extract D. dichotoma 500 μl/mL) for 3 weeks. The parameters measured were body weight and length, blood glucose and blood triglycerides. Based on this research, extract Claudea elegans a dose of 500 μl/mL can significantly reduce body weight and length, glucose levels, and triglyceride levels. The content of the extract Claudea elegans can be researched further and sea algae can be developed as a complementary food."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regi Zaky Utama
"Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan dengan dua pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Oleh sebab itu Indonesia memiliki potensi dalam pemanfaatan sumber daya kelautan. Rumput laut merupakan salah satu komoditas sumber daya laut yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Di Pulau Tidung dapat dimanfaatkan tidak hanya dari sektor pariwisata, melainkan dapat dimanfaatkan dari sektor sumberdaya lautnya. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan wilayah potensi pengembangan budidaya rumput laut dengan metode skoring. Berdasarkan data-data dari variabel kondisi perairan, budidaya, dan objek wisata ditumpangtindihkan dan kemudian dianalisis secara spasial. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dari segi kondisi fisik perairan di pesisir utara Pulau Tidung pada segmen U1, U2, U3, dan U4 merupakan wilayah yang sesuai. Potensi pengembangan budidaya rumput laut berada di segmen U2 yang didukung oleh jumlah produksi yang tinggi, jarak objek wisata yang jauh, dan jumlah penginapan yang rendah membuat di wilayah tersebut menjadi berpotensi untuk dikembangkan.

Indonesia is geographically an archipelagic country with two thirds of the oceans larger than the mainland. Indonesia has the potential in the utilization of marine resources. Seaweed is one of the marine resources commodities that have great potential to be developed. In Tidung island can be utilized not only from the tourism, even can be utilized from the marine resources. In this study aims to determine the potential areas of seaweedcultivation development by the scoring method. Based on data from the variables oceanography, cultivation, and tourist objects overlapped and then analyzed spatially. The results of this study show that in terms of oceanography in the north coast of Tidung island in U1, U2, U3, and U4 segments are the suitable areas. Potential development of seaweed cultivation in Tidung island is in U2 segment, which is support by high production quantities, long distance from tourism object, and low number of accommodation makes it potentially to be developed area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>