Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
S. Permata Setiawati
"Tesis ini membahas mengenai kebijakan luar negeri pemerintahan Mahathir di Malaysia pasca 11 September 2001 yang berkaitan dengan kepentingan politik domestik dan eksternal pemerintahan Mahathir.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan data data sekunder dari buku, jurnal, artikel serta website, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitis, yang menggambarkan suatu fenomena. Kebijakan luar negeri pemerintahan Mahathir pada pasca 11 September 2001.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kebijakan luar negeri KJ Holsti, mengenai output komponen gagasan politik luar negeri, yang menjelaskan tindakan kebijakan luar negeri Malaysia, teori Ideosinkretik dan Sistemile, yang sifatnya mendukung proses output kebijakan luar negeri Malaysia itu sendiri. Selanjutnya terdapat teori Determinan domestik yang mendukung penjelasan pembentukan kebijakan luar negeri pemerintahan Mahathir dan Output sistem politik ?Easton? yang mendukung teori KJ Holsti tersebut di atas, serta teori ?Two Level Games? yang digunakan untuk menjelaskan secara keseluruhan fenomena kebijakan luar negeri pemerintahan Mahathir yang dilatar belakangi oleh kepentingan domestik dan eksternal bagi pemerintahan Mahathir.
Berdasarkan hipotesa dan asumsi pada awal bab memaparkan Kebijakan luar negeri suatu negara dipengaruhi oleh faktor faktor domestik dan internasional, yakni adanya kepentingan domestik dan eksternal yang mempengaruhi output kebijakan luar negeri suatu negara tersebut dan bahwa kebijakan luar negeri pemerintahan Mahathir yang merespon isu terorisme yang dikampanyekan oleh AS merupakan wujud tindakan untuk memperbaiki citra politiknya di kalangan Negara Barat/AS serta kepentingan domestik bagi pemerintahannya di dalam negeri.
Analisa dari data-data yang diperoleh, memperlihatkan adanya kepentingan domestik pemerintahan Mahathir bagi partainya dan kepemimpinannya serta kepentingan eksternal yang hendak diperjuangkan, dalam hal ini terhadap AS, dan adanya isu terorisme pasca 11 September 2001 dipergunakan sebagai isu dalam peningkatan hubungan luar negeri pemerintahan Malaysia berupa respon dan kerjasama Malaysia dengan internasional, sekaligus mendapatkan keuntungan bagi kepentingan politik domestik pemerintahan Mahathir.
Kepentingan Domestik pemerintahan Mahathir adalah eksistensinya sebagai pemimpin Negara yang tetap dipercaya dan dihormati oleh masyarakatnya, juga melalui kepercayaan masyarakat terhadap partai UMNO di dalam koalisi Barisan Nasional. Selanjutnya kepentingan eksternal, yakni menarik kembali perhatian dunia dan kepercayaan AS terhadap eksistensi Negara Malaysia di dalam forum internasional dengan kebijakan luar negerinya melalui upaya upaya mendukung kampanye global anti terorisme AS, dengan melakukan pertukaran informasi dan prosedur pengembangan sistem komunikasi dengan Negara lain, inisiatif keamanan pengangkutan barang barang keluar dan masuk, penangkapan para tersangaka kelompok Islam garis keras, penandatangan deklarasi untuk melawan terorisme dengan AS, berbagi intelejen dengan AS serta partisipasi aktif PM Mahathir di dalam ASEAN."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T21654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Morin, Jan Piet Hein
"Dengan metode deskriptif penelitian ini mengkaji permasalahan bagaimana Klaim Sepihak Ambalat oleh Malaysia dan Implikasinya Bagi Hubungan Indonesia--Malaysia.
Persoalan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia menghangat setelah Malaysia melalui perusahan minyaknya, Petronas, memberikan hak eksplorasi kepada perusahaan Shell untuk melakukan eksplorasi di wilayah perairan laut di sebelah timur Kalimantan Timur yang diberi nama oleh Malaysia dengan Blok ND 6, (Y) dan ND 7 (Z).
Malaysia mengklaim blok Ambalat berdasarkan peta Malaysia tahun 1979, dalam peta tersebut Malaysia melakukan penarikan batas tanpa melakukan perjanjian-perjanjian dengan negara tetangga khususnya Indonesia.
Penelitian yang didasarkan dari hasil studi kepustakaan menunjukkan bahwa blok Ambalat merupakan bagian dari wilayah Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam konvensi hukum Luar lnternasional tahun 1982 (UNCLOS 1982) khususnya mengenai negara kepulauan Berdasarkan pasal 47 UNCLOS 1982, dalam hal perairan garis pangkal pantai, Indonesia sebagai negara kepulauan diperbolehkan untuk menarik garis batas laut teiritorial, zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen dari ujung terluar dari pulau-pulau terluar (air surut: terjauh).
Berbeda dengan Malaysia yang statusnya hanya negara pantai. Dengan didasarkan pada fakta sejarah, kondisi alamiah, serta aturan hukum laut internasional, klaim yang diajukan oleh pihak Malaysia terhadap blok Ambalat menjadi tidak berdasar. Terlebih lagi, salah satu hakim yang ikut menangani kasus pulau Sipadan dan Ligitan, Shigeru Oada mengatakan meskipun pulau Sipadan dan Ligitan masuk kedalam wilayah kedaulatan Malaysia, putusan tersebut tidak serta merta memiliki kekuatan hukum Iangsung bagi Malaysia untuk menentukan bahwa landas kontinen dari kedua pulau tersebut.
Permasalahan batas wilayah merupakan salah satu problematika yang akan dihadapi bagi negara-negara yang memiliki pulau-pulau kecil ataupun negara kepulauan seperti halnya Indonesia Kurang perhatian dan pengawasan pemerintah terhadap batas wilayah ataupun keberadaan pulau-pulau kecil khususnya pulau kecil yang tidak berpenghuni dan tidak bernama tetapi memiliki sumber daya alam yang sangat besar dan hal ini memudahkan negara tetangga Indonesia melakukan tindakan-tindakan di luar batas.
Dan analisa yang telah dikemukakan terbukti bahwa adanya faktor kekayaan alam Indonesia yang rnemilild perairan yang Iuas sehingga menyulitkan pemerintah Indonesia terhadap pengawasan dan perhatian terhadap perairan Indonesia dan pulau-pulau yang berada di wilayah kedaulatan Indonesia. Hal ini telah mengakibatkan terjadinya berbagai pelanggaran-pelanggan lintas negara, seperti okupasi atau pengakuan terhadap wilayah atau pulau Indonesia yang dilakukan Malaysia, hal ini telah membuat bangsa Indonesia kehilangan beberapa pulau berharganya, seringnya terjadi peristiwa perampokan yang merugikan nelayan-nelayan Indonesia ataupun kapal-kapal pengangkut lainnya. Perampokan yang semakin hari semakin meningkat yang telah merugikan berbagai pihak terutama bagi para nelayan Indonesia, penjarahan ikan secara besar-besaran oleh para neiayan asing yang mengakibatkan kerugian bagi Indonesia.
Kurangnya pengawasan aparat penengak hukum maupun pemerintah Indonesia telah mengakibatkan pula terjadinya berbagai macam penyeludupan, seperti penyeludupan manusia, barang-barang luar negeri yang dengan mudahnya terjual di Indonesia maupun ilegal logging yakni penyeludupan kayu-kayu Indonesia yang merupakan aset negara yang sangat berharga dan penyeludupan kayu secara besar-besaran dan terus menerus hal ini banyak merugikan pihak Indonesia.
Dengan belum jelasnya batas wilayah tersebut telah membuat hubungan antara Indonesia dan malaysia menjadi terganggu dan hal ini didukung pula dengan keputusan Mahkamah lntemasional yang mengeluarkan keputusan bahwa pulau Sipadan dan Ligitan menjadi bagian dari Malaysia. Maka agar kejadian tersebut tidak terulang kembali, pemerintah Indonesia berupaya berantisipasi yakni dengan mendirikan menara soar di sekitar blok Ambalat dan dengan disertai pengawasan dari armada laut Indonesia.
Belum lagi ketika Malaysia memenangkan kasus kepemilikan pulau sipadan dan Ligitan, hal ini telah membuat Indonesia kehilangan pniau yang sangat berharga karena di dalam pulau tersebut terdapat kekayaan alarn yang sangat besar dan akan memberikan keuntungan bagi negara yang mengelolanya. Oleh karena itu antara Indonesia dan Malaysia mulai rnernperdebatkan masalah batas wilayah yang jelas dan tegas. Setelah tercapainya keputusan akhir antara Indonesia dan Malaysia, diharapkan akan adanya ratifikasi yang menyangkut mengenai masalah batas-batas wilayah perairan hal ini dilakukan agar di masa yang akan datang tidak terjadi hal-hal yang demikian dan ditujukkan agar baik dari pihak pemerintah Indonesia maupun Malaysia dapat mengetahui batas wilayah kedua negara sehingga dapat diantisipasi apabila teljadi pelanggaran-pelanggaran.
Upaya-upaya diplomasi dan negosiasi dilakuian untuk menghindari dari terjadinya konflik bersenjata yang akan berakibat merugikan masing-masing negara, pertemuan-pertemuan dilakukan untuk mencari titik temu atau jalan keluar dari permasalahan tersebut, akan tetapi tujuan yang dimaksud yakni untuk mencari jalan keluar dari penyelesaian masalah batas wilayah tersebut belum mencapai kepuasan yang terbaik bagi kedua negara. Itikad baik dari kedua negara sangat dihargai karena menyangkut Indonesia dan Malaysia merupakan satu rumpun; jadi diharapkan upaya-upaya bilateral dapat menyelesaikan masalah batas wilayah tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Pangestu Rini
"Skripsi ini membahas tentang kebijakan politik luar negeri Malaysia dalam usaha menerapkan konsep netralitas. Pada tahun 1968-1971 merupakan periode dimana Malaysia mendayausahakan konsep netralitas ini dapat diterima sebagai kebijakan politik luar negeri. Sebelumnya, Malaysia merupakan negara yang menganut konsep pro-Barat dan anti-komunis dalam kebijakan politik luar negerinya. Namun karena situasi dan kondisi dari dalam dan luarnegeri mengalami perubahan, Malaysia berharap konsep netralitas ini dapat dijadikan dasar pelaksanaan hubungan antarnegara di kawasan Asia Tenggara. Pada akhirnya, konsep netralitas ini menghasilkan sebuah deklarasi bersama ZOPFAN (Zone of Peace, Freedom, and Neutrality).

This thesis discusses about Malaysia's foreign policy in an attempt to appley the concept of neutrality. In the year 1968-1971 was a period that concept of neutrality can be accepted as foreign policy in Malaysia. Earlier, Malaysia was a country that includes the concept of pro-Western and anti-communist in its foreign policy. But because of changes in domistic and international situations, Malaysia was hoping the concept of neutrality can be used as a basic program relationship between the countries in Southeast Asia. In the end, from concept to produce a declaration of neutrality named ZOPFAN (Zone of Peace, Freedom, and Neutrality)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S12211
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam perjalanan sejarahnya, hubungan Indonesia dan Malaysia memiliki ciri
yang unik. Sebagai tetangga terdekat dan memiliki banyak persamaan dalam berbagai
aspek seperti warisan sejarah, agama, bahasa dan kebudayaan, hubungan kedua negara
tidak selalu berjalan mulus. Terdapatnya banyak kesamaan tidak serta merta
menjadi pengikat yang kuat bagi hubungan kedua negara. Bahkan dalam perkembagan
akhir-akhir ini hubungan kedua negara relatif tidak selalu harmonis, terganggu masalah-
masalah seperti klaim budaya, pembalaka hutan, TKI dan masalah perbatasan. Aspek
kesamaan dalam latar belakang sejarah, agama, bahasa dan budaya sekarang ini justru
menjadi pemicu ketegangan kedua negara, karena saling klaim terhadap bentuk-bentuk
budaya tertentu. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kuala Lumpur: University Malaya, 2013
327.59 PAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia dan Malaysia adalah negara tetangga, yang berserikat dalam budaya dan bahasa, dan memiliki kemiripan dalam banyak aspsk dari kehidupan bangsa. Namun, hubungan dan kerjasama diantara dua negara tersebut dalam sosial, budaya, ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan selalu memiliki naik dan turun dari tahun ke tahun. Sebagai negara serumpun, Indonesia dan Malaysia memiliki potensi untuk kerjasama dan konflik sebagian besar sama. Untungnya, berita potensi konflik lebih dari berita kerjasama diantara dua negara. Oleh karena itu, potensi konflil diantara Indoneia dan Malaysia tidak hanya menjadi sebuah tulisan publik di offline dan media masa tapi juga di lingkungan media baru online seperti Topix.com. Sebagai komunitas berita utama di web, Topix.com menghubungkan orang-orang ke informasi dan diskusi yang berisi persoalan mereka pada setiap kota dan kota besar. Dengan mengaplikasikan konsep konflik dari perspekrif komunikasi Krauss dan Morsella yang menghubungan salah persepsi, salah paham dam salah konstruksi, penelitian ini menganalisis potensi konflik diantara Indonesia dan Malaysia yang dibentuk dari forum Topix.com. Bahkan, dengan menggunakan netnografai, penemuan tersebut akan mendiskusikan bagaimana salah persepsi, salah paham dan salah konstruksi terjadi diantara anggota-anggota forum komunitas onlind tersebut.

Indonesia and Malaysia are neigboring countries, allied in culture and language, and have similarities in many aspects of the nation life. However, the relationship an tbe cooperation between the two countrkes in the social, cultural, economic, political, defense and security always have ups and downs from year to year. As the allied countries ("negara serumpun"). Indonesia and Malaysia have the potential for cooperation and conflict in the samw magnirude. Unfortunately, the news of conflict potential is more than the news of cooperation between two countrie. Furthermore, the potential of conflict between Indonesia and Malaysia not only becomes a public discourse on offline and mass media but also on online new media environment such as on Topix.com. As a leading news community on the web, Topix.com connects people to the informationand discussions that matter to them in every town and city. By applying the concept oc conflict from Krausa and Morsella's communication perspective that related to misperception, misunderstanding and misconstruction, this study analyzes the potential of conflict between Indonesia and Malaysia constructed on one of the Topix.com's forum. Moreover, by using netnography, the finding will be discused on how the misperception, misunderstanding, and miscostruction occured among members of the online community forum."
[, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Liow, Joseph Chinyong
London: Routledge, 2008
327.598 595 LIO p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Syafaruddin Usman
Yogyakarta : MedPress, 2009
327 SYA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Dahana
Selangor: Universiti Kebangsaan Malaya, 2002
327.951 DAH c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: The Government of The Republic of Indonesia, 1964
342.042 IND w (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>