Ditemukan 57 dokumen yang sesuai dengan query
Siti Rachmaniar
"Istilah joshou (prolog) biasa diletakkan pada awal sebuah cerita, namun dalam teater musikal Touken Ranbu Musubi no Hibiki, Hajimari no Ne berada pada bagian akhir. Hal ini membuat penulis mempertanyakan apakah ada tujuan tertentu dari penggunaan istilah joshou, dan tidak menggunakan istilah kessho (epilog). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori semiotika puisi Riffaterre dalam memaknai lagu Joshou. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menganalisis data yang dikumpulkan dan menjelaskan hasil data yang dianalisis. Data yang digunakan yaitu lirik lagu Joshou dari teater musikal Touken Ranbu. Langkah penelitian yang dilakukan adalah pembacaan heuristik, menghubungkan lirik lagu Joshou dengan cerita teater musikalnya, melakukan pembacaan hermeneutik, mencari ketidaklangsungan ekspresi, menentukan matriks, model, dan varian. Setelah dianalisis, diperoleh hasil bahwa lagu berjudul Joshou (prolog) dinyanyikan pada akhir pementasan teater musikal karena terdapat pesan yang terkandung di dalam lagu tersebut berupa akhir dari sebuah kisah merupakan awal dari kisah selanjutnya. Tidak menggunakan kessho (epilog) karena memang tidak menunjukan kisah tersebut telah berakhir.
The term joshou (prologue) is usually placed at the beginning of a story, but in the musical theater Touken Ranbu Musubi no Hibiki, Hajimari no Ne, the term joshou is placed at the end. This makes the writer question whether there is a specific purpose in using the term joshou, and not using the term kessho (epilogue). To answer this question, the writer uses the semiotic theory of Riffaterre's poetry in interpreting Joshou's song. This study uses a qualitative descriptive method by analyzing the data collected and explaining the results of the data analyzed. The data used is the lyrics of the song Joshou from the musical theater Touken Ranbu. The research steps were heuristic reading, connecting Joshou's song lyrics with the musical theater story, doing hermeneutic reading, looking for indirection of expression, determining matrix, model, and variant. After being analyzed, it was found that the song called Joshou (prologue) was sung at the end of the musical theater performance because there was a message contained in the song in the form of the end of a story being the beginning of the next story. Kessho (epilogue) is not used because it does not show the story has ended."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Kelk, Cornelis Jan, 1901-
Amsterdam: Bigot en Van Rosum N.V.,
BLD 839.31 kel m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Muhammad Aldrian Risyad
"Penggunaan bahasa Inggris dalam lirik lagu Indonesia kini bukan lagi hal yang asing untuk ditemui dalam kancah musik Indonesia. Dalam konteks lanskap musik Indonesia kontemporer, sudah banyak lagu yang dirilis oleh musisi Indonesia dengan menggunakan bahasa Inggris pada seluruh bagian lagu. Penulisan yang demikian banyak ditemukan pada musik-musik yang dirilis secara independen di kota besar, seperti Jakarta. Dengan menggunakan teori praktik yang dicanangkan oleh Bourdieu sebagai kerangka pemikiran, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan praktik penulisan lagu berbahasa Inggris musisi independen Jakarta melalui penggalian atas pengalaman proses kreatif penulisan lagunya. Penelitian single case study ini menggunakan metode pengumpulan data wawancara mendalam. Penelitian ini menemukan bahwa praktik penulisan lagu berbahasa Inggris musik independen Jakarta dilatarbelakangi oleh habitus penulisan lagu berbahasa Inggris musisi. Habitus penulisan lagu tersebut didasari oleh diposisi berbasis kelas yang berkaitan dengan kepemilikan kapital musisi dan teroperasionalisasi menjadi praktik dalam kancah musik independen Jakarta sebagai arena produksi kultural terbatas. Di balik praktik penulisan lagu berbahasa Inggris, ditemukan juga akan adanya indikasi superioritas bahasa Inggris terhadap bahasa Indonesia.The usage of English language in Indonesian song lyrics are now a familiar practice to be found in Indonesia music scene. In the context of contemporary Indonesia music scene, many songs which were released by Indonesian musicians are written in English in every part of the song. That kind of songwriting were commonly found in musics which was released by independent artists of big cities, including Jakarta. Using Bourdieus practice theory as a frame of mind, this research aims to explain the practice of English songwriting by Jakarta independent musicians through digging into musicians experience regarding their creative songwriting process. This single case study research uses in-depth interview as the data collection method. This study discovers that the practice of English songwriting by Jakarta independent musicians was rooted in their habitus of English songwriting. Musicians songwriting habitus are a set of class-based dispositions which were connected with the accumulated capital that musicians own and were operationalized as practice in Jakarta independent music scene as a field of restricted cultural production. Behind the practice of English songwriting, this study also found indications of English language superiority towards Bahasa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nurul Idzni Lutfiputri
"Artikel ini membahas kesetaraan sosial yang terdapat dalam lirik lagu ?Tous Les Mêmes? karya La Fouine. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan tekstual. Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan isu kesetaraan sosial melalui makna yang terkandung dalam lirik lagu. Melalui lirik lagu yang banyak mengungkap persamaan-persamaan yang dimiliki setiap manusia, isu kesetaraan ditampilkan tidak sebagai kondisi yang ada dalam masyarakat, melainkan sebagai suatu impian yang dicita-citakan.
This article discusses social equality contained in the lyrics of ?Tous Les Mêmes? song by La Fouine. This study is a qualitative research with textual approach. The purpose of this study is to show the issue of social equality through the meaning contained in the lyrics. Through lyrics that reveal similarities as human being, the issue of equality is not shown as the condition exist in the community, but as a dream desired."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Dinda Putri Khairani
"
ABSTRAKBahasa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi tidak hanya dalam bentuk saling berbicara saja tetapi juga dapat disampaikan dengan menuliskan sebuah lirik lagu. Seseorang dapat saling berbagi perasaan dengan menuliskan perasaan tersebut dalam sebuah lirik lagu. Lirik-lirik lagu yang bertemakan hujan biasanya mengandung kesedihan karena hujan identik dengan perasaan tersebut. Dengan teori segitiga semantik ditunjukkan kata, frase atau klausa dalam lirik lagu bertema hujan yang menunjukkan emosi kesedihan, melankolis, dan kesepian. Oleh karena itu dapat ditunjukkan perasaan apa yang ingin disampaikan oleh penulis lirik lagu.
ABSTRACTLanguage is the tool to communicate. The form of communication is not only in the form of talking to each other but also can be delivered by writing a song lyrics. A person can share feelings by sharing them in a song lyrics. Rain themed song lyrics usually contain sorrow because the rain identical to that feeling. With semantic triangle theory shown words, phrases, or sentence in the lyrics of rain themed song that show emotions of sadness, melancholy, and loneliness. Therefore it can be shown what feelings want to be conveyed by the song lyricist."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Astrid Ramadhanty Trihalia
"
ABSTRAKBahasa merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Salah satu kegunaan bahasa selain sebagai alat komunikasi dalam sebuah masyarakat, adalah untuk membuat sebuah karya seni. Salah satu jenis karya seni tersebut adalah lagu. Di dalam lirik sebuah lagu, dapat disisipkan berbagai pesan yang disampaikan oleh pembuat karya, pesan tersebut dapat disampaikan secara eksplisit maupun implisit. Dalam bidang studi linguistik yang mempelajari mengenai makna adalah semantik. Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui unsur makna motivasi yang terdapat dalam lirik lagu berjudul Butterfly karya Loveholics. Penulisan jurnal ini dilakukan dengan menanalisis makna lirik lagu Butterfly karya Loveholics menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan semantik. Hasil penelitian menunjukkan bahwamakna motivasi dalam lirik lagu Butterfly ditampilkan melalui kata-kata yang memiliki makna konotasi, denotasi dan kias. Kombinasi dari ketiganya ini mampu memberikan motivasi yang kuat bagi pendengarnya.
ABSTRACTLanguage is a thing that can rsquo t be separated in everyday human life. Besides for communication in a society, language also can be used to create a work of art. One type of artwork is a song, in the lyrics of a song, can be inserted various message can be delivered explicitly or implicitly. The field of linguistic studies that study the meaning is semantic. The purpose of this journal is to know the element of motivational meaning contained in the lyrics of the song called butterfly by loveholics. The writing of this journal is done by analyzing the meaning of butterfly song lyric using qualitative descriptive method with semantic approach. The results show that motivation meaning on the butterfly song lyrics displayed throught word that have of connotation, denotation and figurative meaning. Combination of these three is able to conveying a strong message of motivational to the listener."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Muammar Gilbran
"Penelitian ini membahas mengenai jenis dan makna metafora yang terkandung dalam lirik lagu dari tujuh lagu yang dipilih dalam album “Kessoku Band” yang diputarkan dalam anime “Bocchi the Rock!”. Penelitian dengan metode penelitian kualitatif ini menggunakan teori dan metode analisis metafora Knowles dan Moon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis metafora, serta mengetahui dan menjelaskan makna metafora yang terdapat pada lirik lagu-lagu tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metafora kreatif merupakan metafora yang paling sering digunakan dari total 42 metafora yang ditemukan. Untuk dapat memahami sebagian besar makna metafora dalam lirik lagu ketujuh lagu tersebut diperlukan diperlukan pengetahuan konteks anime “Bocchi the Rock!”. Hal tersebut karena metafora kreatif lebih banyak digunakan dibandingkan metafora konvensional oleh penulis lirik untuk menyampaikan pesan/perasaan berdasarkan sudut pandang dan kejadian-kejadian yang dialami tokoh Bocchi dalam anime “Bocchi the Rock!”.
This study discusses the types and meanings of metaphors contained in the song lyrics of seven selected songs in the album “Kessoku Band” that are played in the anime “Bocchi the Rock!”. This qualitative research uses Knowles and Moon's metaphor theory and their metaphor analysis method. The purpose of this study is to identify the types of metaphors, as well as to know and explain the meaning of the metaphors contained in the lyrics of the songs. The results of this study show that creative metaphor is the most frequently used metaphor of a total of 42 metaphors found. To understand most of the metaphorical meanings in the lyrics of the seven songs, it is necessary to know the context of the anime "Bocchi the Rock!". This is because creative metaphors are used more than conventional metaphors by the lyricists to convey messages/feelings based on the point of view and events experienced by the character Bocchi in the anime "Bocchi the Rock!"."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhammad Aziz Mazaya
"Penelitian ini membahas mengenai metafora dalam lirik lagu “Loveletter” Karya Yoasobi menggunakan teori metafora Knowles dan Moon. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan menggunakan teknik analisis metafora oleh Knowles dan Moon, dan membagi metafora menjadi dua jenis, yaitu metafora konvensional dan metafora kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis metafora dan mencoba mendeskripsikan maksud, pesan, atau arti melalui metafora yang terdapat di dalam lirik lagu “Loveletter“ karya Yoasobi. Hasil dari analisis metafora dalam penelitian ini adalah terdapat 33 metafora yang berhasil teridentifikasi, dengan metafora konvensional dan metafora kreatif yang masing-masing berjumlah 16 buah. Metafora kreatif digunakan oleh Yoasobi untuk menyampaikan pesan dari lagu mereka dengan ungkapan-ungkapan metaforis yang unik atau jarang ditemukan di kehidupan sehari hari dan metafora konvensional digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan pesan atau maksud dari lagu tersebut dengan menggunakan ungkapan-ungkapan metaforis yang lebih umum ditemukan baik di dalam karya sastra seperti cerpen maupun karya musik seperti lagu.
This study discusses metaphors in the lyrics of the song "Loveletter" by Yoasobi, using the metaphor theory of Knowles and Moon. The research was conducted using a qualitative method and the metaphor analysis techniques by Knowles and Moon, dividing metaphors into two types: conventional metaphors and creative metaphors. The aim of this research is to identify the types of metaphors and attempt to describe the meanings, messages, or significance conveyed through the metaphors found in the lyrics of "Loveletter" by Yoasobi. The results of the metaphor analysis in this study identified a total of 32 metaphors, with both conventional metaphors and creative metaphors have 16 each. Yoasobi using creative metaphors to convey unique or rarely found metaphorical expressions in everyday life, while conventional metaphors are employed as tools to express the message or intention of the song using more commonly encountered metaphorical expressions found in literary works such as short stories or musical compositions such as songs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Tiki Danawiranti Unanto
"Skripsi ini berisi penelitian mengenai penggambaran dunia timur dan dunia barat dalam teks lirik lagu La rose des vents karya Anggun. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode struktural dari Jacobson dan Levi-Strauss. Lirik lagu La rose des vents dibahas berdasarkan aspek metrik, aspek bunyi, aspek sintaksis, dan aspek semantik, yang juga mencakup pembahasan judul dan isotopi. Hasil penelitian aspek-aspek tersebut memperlihatkan bahwa dunia timur dan dunia barat pada lirik lagu La rose des vents digambarkan sebagai dua hal yang sangat berbeda dan sangat sulit disatukan. Dunia timur muncul dalam sosok bunga teratai, anggrek, Siva, Ganesha, dan lilin panas. Sedangkan dunia barat direpresentasikan oleh musim dingin, burung layang-layang, peri, dan mawar.Penggambaran dua dunia yang berbeda juga ditampilkan melalui hubungan je dari timur dan tu dari barat yang pada titik tertentu mengalami beberapa konflik yang menjadikan dunia timur dan dunia barat tetap berada di dua sisi yang berbeda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14260
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
R. Ayu Siti Fatimah
"
ABSTRAKSetelah menganalisis lirik-lirik lagu di tahun 1945-1955, maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
Lagu-lagu di zaman perjuangan kebanyakan diciptakan oleh mereka yang turut berjuang untuk mengobarkan semangat. Walaupun kalimatnya sederhana dan pendek-pendek, namun para komponis mencoba menampilkan keserasian antara lirik dan nadanya. Hal ini berarti bahwa hubungan kata-kata dan nada-nadanya saling menguntungkan.
Lagu-lagu tersebut sekaligus merupakan rekaman perjuangan pada waktu itu. Pemilihan kata, pemakaian me_tafor-metafor, gaya Bahasa, dan citra-citra mengisahken kejadian yang berlaku pada saat itu. Lagu-lagu mars yang diciptakan kebanyakan mengandung optimisme, dan me_mang itulah yang dibutuhkan.
Keadaan tersebut sangat berlainan dengan penciptaan lagu masa kini. Pencipta lagu sekarang tidak dituntut untuk membuat lagu-lagu semangat. Lagu-lagu mars kurang mendapat perhatian lagi. Mereka kebanyakan mencipta...
"
1984
S10749
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library