Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Zahra
"Penerjemahan subtitle memiliki peran penting dalam menjembatani kesenjangan linguistik dan budaya bagi penonton global yang mengonsumsi konten media. Studi ini menganalisis Extralinguistic Culture-bound References (ECRs) dalam subtitle bahasa Inggris dari serial Netflix "Gadis Kretek". Studi ini bertujuan untuk mengklasifikasikan ECRs menggunakan teori Newmark (1988), serta menganalisis strategi penerjemahan dan mengidentifikasi ideologi dominan menggunakan teori Pedersen (2005). Temuan mengidentifikasi 119 elemen yang mempunyai referensi budaya, bersama dengan 134 strategi penerjemahan yang menunjukkan foreignization sebagai ideologi dominan dalam penerjemahan subtitle pada serial tersebut. Faktor-faktor seperti pengetahuan budaya penerjemah mempengaruhi pertimbangan penerjemah dalam memutuskan prosedur penerjemahan yang tepat. Studi ini memberikan wawasan yang mendalam mengenai tantangan dalam menerjemahkan elemen budaya yang sangat relevan untuk pemahaman mendalam tentang praktik subtitling pada media digital.

Subtitle translation plays a crucial role in bridging linguistic and cultural gaps for global audiences consuming media content. This study analyzes Extralinguistic Culture-bound References (ECRs) in the English subtitles of the Netflix series "Gadis Kretek". It aims to classify ECRs using Newmark's (1988) theory, as well as analyzing translation strategies and identify the dominant ideology using Pedersen's (2005) theory. Findings identify 119 elements with cultural references, along with 134 translation strategies showcasing foreignization as the dominant ideology in subtitling for the series. Factors such as translator’s cultural knowledge influence translator’s considerations in deciding appropriate translation procedures. This study provides profound insights into the challenges of translating cultural elements, highly relevant for a deep understanding of subtitling practices in digital media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Ratnasari
"Tesis ini membahas terjemahan beranotasi yang merupakan hasil terjemahan yang disertai anotasi atau diberikan catatan sebagai bentuk pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Penerjemahan anotasi ini melibatkan sejumlah teori, yakni ideologi, metode, dan teknik penerjemahan. Pemilihan teori dimaksudkan agar terjemahan sesuai dengan tujuan skopos penerjemahan. Ideologi pelokalan dipilih dalam menerjemahankan TSu dengan alasan agar terjemahan dapat berterima bagi pembaca sasaran yang terbilang awam dalam memahami konteks budaya TSa yang berlatar budaya Amerika. Sementara itu, metode semantis dan komunikatif dipilih dengan alasan edukatif, yakni selain berterima, TSa diharapkan mampu mengedukasi pembaca sasaran terkait perbedaan konteks budaya. Dalam penerjemahan karya sastra, penerjemah tidak hanya sekadar dapat mengalihkan pesan dari TSu ke TSa, tetapi juga dituntut untuk memiliki kreatifitas tinggi dalam mencari padanan dalam BSa.

The focus of this study is an annotated translation which is a translation supported by annotations translator rsquo s commentary as the translator rsquo s accountability on the equivalents chosen. This translating and annotating process requires a set of theories consisting the ideology, methods, and techniques. The theories must be selected or applied to produce a translation based on certain translation goals skopos. Domesticating is dominant in translating the ST due to the acceptance of the translation to the target readers that are considered having lacking in competence in understanding the American culture ST. Meanwhile, semantic and communicative methods are chosen based on educational purpose meaning that in addition to the acceptance, TT is expected to be able to educate the readers related to the culture gap. In translating literary texts, a translator is not only capable in rendering the meaning from ST to TT, but is also demanded to be creative in searching for the appropriate equivalence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T47390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Khairiah
"Penelitian ini merupakan penelitian masalah penerjemahan yang bertujuan mendeskripsikan penerjemahan kata budaya dari novel Entrok ke dalam The Years of the Voiceless 2013. Penelitian dilakukan melalui ancangan kualitatif dan ancangan fungsional dengan model kausal komparatif yang diusulkan oleh Williams dan Chesterman untuk melihat prosedur penerjemahan kata budaya yang diterapkan penerjemah dalam mencapai skopos. Berdasarkan kategori kata budaya Newmark, peneliti ini mengidentifikasi 80 kata budaya yang dianggap representatif, meliputi kategori budaya materiel; kategori budaya sosial dan hiburan; dan kategori organisasi, adat, prosedur, aktivitas, dan konsep. Data dikumpulkan melalui penelitian perpustakaan dan wawancara dengan penerjemah. Setelah dikumpulkan, data itu dianalisis melalui teknik analisis kausal komparatif, yaitu dengan membandingkan kata budaya dalam TSu dan terjemahannya dalam TSa dan menganalisis prosedur penerjemahan yang diterapkan penerjemah untuk memenuhi skopos.
Dalam penelitian ini ditemukan empat masalah penerjemahan, yaitu 1 konsep dan referen dalam BSu tidak ditemukan di dalam BSa, 2 referen dan konsep BSu tidak dileksikalkan di dalam BSa, 3 BSa kekurangan kata spesifik dalam BSu, 4 adanya perbedaan perspektif antara BSu dan BSa dalam melihat referen yang sama. Untuk mengatasi masalah-masalah penerjemahan itu, penerjemah menerapkan 9 prosedur penerjemahan yang meliputi eksplisitasi, generalisasi, harfiah, kalki, kuplet transferensi dan catatan kaki, transposisi dan padanan budaya, transposisi dan padanan deskriptif, padanan budaya, padanan deskriptif, padanan fungsional, dan transferensi. TSa memenuhi skoposnya melalui prosedur penerjemahan yang diterapkan dengan mempertimbangkan konteks. Berdasarkan ulasan pembaca, TSa dianggap berhasil mempertahankan gaya bahasa penulis dan memberikan nuansa budaya TSu. Pemberian penjelasan tambahan pada catatan kaki membantu pembaca memahami makna kata budaya TSu tetapi mengurangi kenyamanan dalam membaca.

This research on translation problems aims to describe the translation of cultural words from Entrok novel into The Years of the Voiceless 2013. This research was conducted through qualitative and functional approaches and was analyzed by using Williams and Chesterman's causal comparative model to see the translation procedures applied to fulfill the skopos. Based on Newmark's cultural words category, the researcher identified 80 cultural words that were categorized into 1 material culture 2 social culture and leisure and 3 organization, customs, procedure, activity, and concept. The data were collected through library research and interview with the translator. The research then used the causal comparative technique to compare the source text's cultural words with its translation and to analyze the translation procedures chosen by the translator to fulfill the skopos of TT.
There are four translation problems found in this research and they are 1 a reference and concept in SL having no reference and concept in TL, 2 a reference and a concept in SL not lexicalized in TL, 3 TL lacking of specific words, and 4 different perspective between SL and TL in viewing a reference. To deal with those translation problems, there are 9 procedures applied by the translator that include explicitation, generalization, literal, calque, couplet transference and footnote, transposition and cultural equivalent, transposition and functional equivalent, cultural equivalent, descriptive equivalent, functional equivalent, and transference. TT fulfills its skopos through the translation procedures applied by considering the ST's context. According to the review of TT readers, TT is considered succeed to maintain the writer's language of style and give the nuance of ST's culture. The footnote also helps TT readers to understand ST cultural words but minimizes readers'comfort in reading.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T49574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mike Nurjana
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerjemahan kata budaya dalam novel Laskar Pelangi ke bahasa Jepang, dalam novel Niji no Shoonentachi. Penelitian ini menggunakan ancangan deskriptif dengan model komparatif. Kata budaya dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan klasifikasiyang dikemukakan oleh Newmark. Dalam penelitian ini telah dikumpulkan 186 data dari dua kategori unsur budaya saja, yaitu materi dan ekologi.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak, artinya membaca kedua teks itu. Analisis komparatif atas data menggunakan alat kerja berupa kamus baik cetak maupun daring. Sebagai hasilnya, ditemukan terjemahan 161 kata budaya yang sepadan dan 25 tidak sepadan.
Strategi yang digunakan oleh penerjemah adalah penerjemahan harfiah, kata umum, penyulihan budaya, kuplet, naturalisasi bahasa Indonesia, penghilangan, deskriptif, naturalisasi bahasa Inggris, dan kalki. Sementara itu, gaya bahasa penerjemah cenderung mengikuti gaya bahasa pengarang atau mempertahankan nilai estetis teks sumber. Dengan begitu, penerjemah menerjemahkan Laskar Pelangi berdasarkan ideologi penerjemahan pengasingan dan telah menghasilkan terjemahan yang berkualitas.

This research aims to clarify the method and technique of the translation of cultural words in ldquo Laskar Pelangi rdquo into Japanese novel, ldquo Niji no Shoonentachi. rdquo This research uses descriptive approach with comparative models. Cultural words in this study are determined based on the classification proposed by Newmark rsquo s models. In this research 186 data have been collected according to the two cultural categories, namely, material one and ecological one.
The data collection is done by comparing Japanese the target language, and Indonesian the source language. This comparative analysis of the data uses work tools such as dictionaries, both prints and online.As a result, there are 161 equivalences and 25 not equivalences found out of the 186 data in the translation.
The strategy used by the translator consists of literal translation, using general words, cultural substitution, couplet, naturalization from Indonesian, omission, descriptive, naturalization from English and calque. Meanwhile, style of a translator tends to follow that of literal expression of an author, trying to bring out the aesthetic value of the source language. Following this tendency and attitude, the translator of ldquo Laskar Pelangi rdquo has produced the quality of translation.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T47296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library