Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilda Nur Aziza
"ABSTRAK
Ketokonazol merupakan antifungi golongan imidazol spektrum luas yang digunakan sebagai anti jamur untuk mengobati infeksi jamur sistemik dan superfisial. Ketokonazol diformulasikan sebagai mikroemulsi gel untuk meningkatkan kelarutan dan efektifitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat dan mengevaluasi sediaan mikroemulsi gel ketokonazol yang jernih dan stabil. Formula mikroemulsi ketokonazol dioptimasi, dengan membuat diagram fase pseudo-terner dengan menggunakan Tween 80 sebagai surfaktan, dan propilen glikol digunakan sebagai kosurfaktan dengan perbandingan 1:1. Formula mikroemulsi yang didapatkan dari hasil optimasi mengandung 5 Isopropil Miristat sebagai fase minyak, 25 Tween 80 sebagai surfaktan, 25 Propilen Glikol sebagai kosurfaktan, sedangkan untuk basis gel yang digunakan adalah carbopol. Dalam penelitian ini diperoleh sediaan mikroemulsi yang memiliki warna kuning transparan dan mikroemulsi gel memiliki warna kuning keruh. Mikroemulsi gel ketokonazol tidak memenuhi kriteria stabilitas setelah dilakukan penyimpanan pada berbagai suhu, Cycling test dan uji sentrifugasi, pengukuran globul.

ABSTRACT
Ketoconazole is a synthetic broad spectrum antifungal agent, is used for treatment of superficial and systemic fungal infections. Formulating ketoconazole into microemulsion was to enhace solubility and effectivity. The purpose of this study was to evaluate physical stability of clear microemulsion gel ketoconazole. Pseudoternary phase diagrams were constructed using Tween 80 as surfactants and propylene glycol as cosurfactants in the ratio 1 1. The optimized microemulsion containing 5 isopropyl myristate, 25 Tween 80, and 25 propylene glycol, while gel base is prepared using carbopol 940 as gelling agent. Microemulsion formulation showed clear and transparent yellowish microemulsion, while the microemulsion gel showed cloudy yellowish colour. The physical stability test of the microemulsion gel ketoconazole was carried out by stored the microemulsion gel at three different temperatures, cycling test, centrifugation test and also globul size. Tests on several physical stability parameters showed none the formulated microemulsion gel ketoconazole met the criteria for physical stability."
2017
S67551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar belakang: Kandidiasis vaginal (KV) adalah salah satu penyakit jamur yang paling sering dijumpai. Candida albicans adalah jamur penyebab yang paling sering dan telah diisolasi dari lebih 80% spesimen yang diperoleh dari wanita dengan KV. Ketokonazol adalah obat jamur oral yang pertama, dosisnya untuk KV 200 mg 2x sehari selama 5 hari. Flukonazol,obat jamur oral yang lebih baru, diberikan untuk KV sebagai dosis tunggal 150 mg. Karena fl ukonazol 150 mg cukup mahal, dosis tunggal 100 mg ketokonazol dan 40 mg fl ukonazol dalam kombinasi telah diuji untuk pengobatan KV. Hasil uji pendahuluan pada 11 wanita dengan diagnosis pasti KV, setelah 1-2 minggu pemberian obat, kultur mikologis negatif pada 8 wanita, positif pada 1 wanita, dan 2 wanita tidak kembali. Hasil yang baik ini menyebabkan penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkonfi rmasi observasi tersebut dalam uji klinik yang formal. Metode: Sejumlah 165 pasien wanita 18 tahun ke atas, dengan diagnosis KV yang ditegakkan berdasarkan gejala klinik (rasa gatal atau rasa terbakar atau pengeluaran cairan dari vagina yang berlebihan) dan pulasan mikroskopik positif (pseudohifa dan/atau sel ragi) dirandom untuk mendapat dosis tunggal kombinasi keto-fl uko (n = 85) atau fl ukonazol (n = 80), dan kembali pada hari ke-8. Hasil: Tigapuluh sembilan pasien tidak mempunyai Candida pada kultur awal, sehingga tinggal 126 pasien yang dapat dievaluasi untuk efi kasi. Eradikasi mikologis dalam kelompok keto-fl uko 74,5% (41 pasien dari total 55 pasien yang mempunyai kultur mikologis), sedangkan dalam kelompok fl ukonazol 70,2% (40 pasien dari 57 pasien yang mempunyai kultur mikologis), dan perbedaan ini tidak bermakna. Respons klinik (kesembuhan dan perbaikan klinik) dalam kelompok keto-fl uko (n = 60) 98,3%, sedangkan dalam kelompok fl ukonazol (n = 66) 100%. Kejadian tidak diinginkan ditemukan pada 5 pasien, 3 pasien pada kelompok keto-fl uko (3/85 = 3,5%) dan 2 pasien pada kelompok fl ukonazol (2/80 = 2,5%). Kesimpulan: Uji klinik ini menunjukkan bahwa efi kasi dan keamanan kombinasi ketokonazol 100 mg dengan fl ukonazol 40 mg tidak inferior dibandingkan dengan fl ukonazol 150 mg dalam dosis tunggal untuk pengobatan kandidiasis vaginal.

Abstract
Background: Vaginal candidiasis (VC) is one of the most common fungal diseases. Candida albicans is the most common causative fungus and has been isolated from more than 80% of specimens obtained from women with VC. Ketoconazole is the fi rst orally active antifungal, the dosage for VC is 200 mg twice daily for 5 days. Fluconazole is the newer oral antifungal, its dosage for VC is a single oral dose of 150 mg. Since fl uconazole 150 mg is considerably expensive, a single dose of 100 mg ketoconazole and 40 mg fl uconazole in combination has been tested for the treatment of VC. The results showed that from 11 women with confi rmed VC, 1-2 weeks after drug administration, the mycological culture was negative in 8 women, positive in 1 woman, and 2 woman lost to follow-up. This promising result led to the present study with the objective to confi rm the effi cacy and safety of the above combination in a formal clinical trial. Methods: A total of 165 female patients, aged 18 years or older, with the diagnosis of VC from clinical symptoms (pruritus or burning or excessive discharge) and positive microscopic smear (pseudohyphae and/or yeast cells) were randomized to receive a single dose of either keto-fl uco combination (n = 85) or fl uconazole (n = 80), and returned for follow-up visit on day 8. Results: Among these patients, 39 patients had negative baseline culture, leaving 126 patients eligible for effi cacy evaluation. The mycological eradication in the keto-fl uco group was 74.5% (41 patients from a total of 55 patients with available mycological culture), while that in the fl uconazole group was 70.2% (40 patients from 57 patients with available culture) and this difference was not signifi cant. The clinical favorable response (clinical cure and clinical improvement) in the keto-fl uco arm (n = 60) was 98.3%, while that in the fl uconazole group (n = 66) was 100%. Adverse events were found in 5 patients, 3 patients in the keto-fl uco group (3/85 = 3.5%) and 2 patients in the fl uconazole group (2/80 = 2.5%). Conclusion: The present study showed that the effi cacy and safety of ketoconazole 100 mg and fl uconazole 40 mg combination was not inferior compared to fl uconazole 150 mg in single doses for the treatment of vaginal candidiasis."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library