Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
Ardhanareswari, examiner
"Kebebasan pers pasca-reformasi di Indonesia, yang ditandai dengan terbitnya Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers, menimbulkan sejumlah ekses negatif. Kalangan pers yang tidak mengimbangi kebebasan tersebut dengan penerapan prinsip dan kode etik jurnalistik, justru menghasilkan produk jurnalisme yang melenceng jauh dari tujuan awalnya; menyampaikan kebenaran pada publik. Salah satunya adalah penyajian informasi dengan sudut pandang mistis yang kemudian menimbulkan anggapan dan stigma melenceng tentang objek-objek pemberitaan tersebut di masyarakat. Penyajian berita seperti ini, selain menyimpang dari tujuan jurnalisme, juga mencederai fungsi pers sebagai lembaga sosial atau kemasyarakatan. Jurnalisme, melalui informasi yang ia sajikan, mestinya dapat membantu publik untuk memahami apa yang terjadi sesuai dengan fakta yang sebenarnya, sehingga publik dapat menjadikannya sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. Tulisan ini akan membahas secara garis besar objek-objek pemberitaan yang menjadi komoditas mistifikasi berita, psinsip-prinsip jurnalisme apa saja yang diabaikan, dan kode etik mana saja yang dilanggar.
The Freedom of the press after reformation in Indonesia, signed by issuing the Acts of The Press No. 40 in 1999, has created some negative impacts. The press who do not pay attention to keep the balance between the freedom and the application of the elements of journalism and ignore the ethics of the institution, in fact, has been producing some products which are not in line with the basic purpose of journalism; delivering the truth to the public. One of the phenomena is the delivery of information using mystical angle which leads to create the wrong stigma on the objects informed. This kind of ‘news,’ not only goes vice versa with the purpose of journalism, but it breaks the function of the press as the social institution as well. Journalism, through the information it delivers, should have helped the people to understand what happens based on the factual truth, so that they could have made it as the part of their consideration in making desicions. This essay will analize the objects of the press which have became the comodities of news mystification, what elements of journalism have been ignored, and which ethics has been broken by this kind of ‘journalism,’ (if it can be called so)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Dyan Sasangka
"Analisis Framing dalam artikel “Efek Berantai Kenaikan BBM”, betujuan untuk menelaah atau memahami lebih dalam pesan yang ingin disampaikan dalam suatu artikel. Artikel ini menggambarkan permasalahan yang sering terjadi di Indonesia, yaitu kenaikan Bahan Bakar Minyak. Efek yang ditimbulkan tidak hanya satu, melainkan juga akan berhubungan dengan seluruh elemen masyarakat luas. Pemicu utama yaitu kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang belum merata, menyebabkan permasalahan ini menjadi permasalahan yang rumit untuk diselesaikan. Framing artikel tersebut menggunakan model framing Gerald M. Kosicki dan Zhongdan Pan. Model framing tersebut, menganalisis kata perkata maupun kalimat perkalimat secara detail. Sehingga pemahaman akan artikel bisa ditelaah dan lebih bisa dipahami secara mendalam.
Framing Analysis in article “Chain Effect of Fuel Ascention” purpose for understanding some messages inside the article. This article describe some issues that always happened in Indonesia, it is ascention fuel. The effects not only one, but also connected with all over citizen. The main cause is low economy condition in Indonesia that made the problems more complicated. This article use framing Gerald M. Kosicki and Zhongdan Pan model. This model was analyzing the detail of every word and every sentences. Therefore, reader can be more understanding."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ferika Aini
"Topik tulisan ini adalah pembingkaian media (framing) pada artikel “Skandal Pon Di Bawah Beringin” yang ditampilkan dalam rubrik opini Majalah Tempo Edisi15-21 April 2013. Artikel ini menjadi penting mengingat dibalik “Skandal PON Di Bawah Beringin” ada sosok Setya Novanto yang sebenarnya kurang diketahui oleh publik, walaupun ia memiliki posisi yang kuat sebagai anggota DPR (2004-2008) dan ketua fraksi partai Golkar periode (2009-sekarang). Hal yang menarik dari artikel ini adalah tokoh tersebut ternyata memiliki latar belakang politik yang sarat dengan skandal-skandal korupsi lainnya sebelum isu mengenai “Skandal PON Di Bawah Beringin” mencuat di media.Majalah tempo sebagai media yang mengedepankan sisi ketajaman dalam orientasi pemberitaannya merupakan satu-satunya media yang berani dan mampu mengungkapkan isu tersebut.Alasan inilah yang menarik perhatian penulis untuk mencoba melihat lebih dalam lagi bagaimana Majalah Tempo berusaha mengungkapkan fakta tersebut dengan menggunakan analisis text framing model Robert N. Entman. Dari hasil analisis text menunjukkan bahwa majalah Tempo dalam melakukan pembingkaian atas isu “Skandal PON Di Bawah Beringin” yang dilakukan oleh Setya, secara detil mengungkapkan permasalahan yang ada terkait dengan skandal PON tersebut melalui semua elemen-elemen yang ada dalam framing model Entman yaitu mulai dari mengungkapkan permasalahan, mendiagnosa penyebabnya, bagaimana permasalahan tersebut dilihat dari aspek moral, dan bagaimana majalah Tempo berusaha mencari jalan keluar dari semua permasalahan tersebut.
The scope of this study is about text framing analysis towards the article "Skandal PON Di Bawah Beringin", which was published as opinion column at Tempo Magazine, April, 15-21 2013. This article was important as Setya Novanto involved on the scandal. Setya was a member of the House of Representatives (2004-2008 periods) and chairman of Golongan Karya (Golkar) party (2009-present), yet he was barely popular among the society. It is also interesting that Setya had political track record which had many scandals, far before PON scandal was revealed. Tempo, which is known as a bold media in news reporting, has finally revealed the issue. So that’s why I am interested in looking much deeper on how Tempo delivered the facts. This study used text framing analysis model by Robert N. Entman. The result showed that Tempo reported the scandal in details as it defined the problems, diagnosed the causes, viewed the case from moral point of view, and found the solution of the problems."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Yessica Chorine
"Analisis pembingkaian Tempo terhadap tokoh Taufiq Kiemas ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana sosok Taufiq Kiemas dibingkai oleh Tempo, yang ditampilkan di koran Tempo tanggal 10 Juni 2013. Artikel dalam Tempo ini membuat peneliti tertarik untuk menganalisisnya, mengingat Tempo melalui penulis artikel opini melihat sosok Taufiq Kiemas dari berbagai aspek, dimana ada wacana publik yang menjadi rumor semasa hidup Taufiq Kiemas. Hal inilah yang membuat peneliti ingin melihat lebih jauh bagaimana koran Tempo melakukan pembingkaian terhadap sosok Taufiq Kiemas. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis pembingkaian teks model Gamson. Dari hasil pembingkaian, ditemukan bahwa elemen depiction, exemplaar dan roots memberikan penekanan pada aspek positif Taufiq Kiemas. Dari keseluruhan analisis dapat disimpulkan bahwa di balik segala wacana publik yang negatif tentang dirinya, masih ada sisi positif Taufiq Kiemas yaitu bahwa ia adalah seorang nasionalis yang menjadi tokoh sentral kebhinekaan.
Framing analysis towards Taufiq Kiemas conducted to reveal on how Taufiq Kiemas was framed by Tempo newspaper which was published on June 13, 2013. This article made me interested in conducting analysis, regarding Tempo through its opinion writer viewed Taufiq Kiemas through many perpectives, in which there was public agenda that had become rumours during Taufiq's political life. This has made me curious to know more about how Tempo framed the issue toward Taufiq Kiemas. The research method used was framing analysis by Gamson. The result showed that depiction, exemplaar and roots elements stressed the positive aspects of Taufiq Kiemas. It can be concluded that behind all of the negative public agendas toward Taufiq, there are still positive aspects found in him, that he is a nationalist and center figure in diversity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Tiurta Septa Mellina
"Saat Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rano Karno sebagai wakil gubernur berhak untuk memimpin Banten menggantikan Ratu Atut. Isu negatif mengenai Rano Karno ini berkembang menjadi wacana publik di masyarakat. Kompasiana kemudian mengambil isu tersebut dalam bentuk tulisan opini yang kemudian dibingkai oleh penulis artikel Gapey Sandy dalam artikel opini berjudul “Rano Karno di Ketiak Atut” yang dimuat pada 15 Oktober 2013. Hal ini menjadi alasan saya untuk menganalisa bagaimana Kompasiana membingkai isu tersebut. Untuk alasan ini, saya menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan model framing William A. Gamson. Hasil analisis teks menunjukkan bahwa Rano Karno belum mampu menggantikan Ratu Atut. Hal ini terlihat dari elemen metaphors dan catcphrases seperti salah satu metafor yaitu ‘ban serep’. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pembingkaian telah jelas tampak sejak awal tulisan ini dimuat dengan judul “Rano Karno di Ketiak Atut.
As the Governor of Banten Ratu Atut Chosiyah was officially named as a suspect by the Corruption Eradication Commission (Komisi Pemberantasan Korupsi/ KPK), her deputy governor Rano Karno has right to lead Banten, replacing Ratu Atut Chosiyah. The negative issue of Rano Karno has become the public agenda in society. Kompasiana the featured the issue into an opinion article which was later framed by Gapey Sandy as the writer of the article entitled “Rano Karno Is under Atut’s Armpit”, published on October 15, 2013. That is why I am interested in analyzing how Kompasiana framed the issue. For this reason, I used descriptive qualitative approach and framing model by William A. Gamson. The framing analysis showed that Rano Karno is not yet capable to replace Ratu Atut. It is shown on metaphors and catchphrases elements as one of the metaphor ‘ban serep’. It can be concluded that this framing was clearly shown in the first place on its title “Rano Karno Is under Atut’s Armpit.”"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Merija Lovita Kintamani
"Makalah ini membahas bagaimana media melakukan suatu framing untuk memberikan efek pemberitaan pada kehidupan seorang public figure. Penulis menggunakan teori media framing untuk mengetahui framing apa yang digunakan oleh suatu media dan efeknya terhadap pembentukan opini publik. Penulis menggunakan kasus poligami Aa Gym sebagai contoh kasus. Aa Gym merupakan seorang pendakwah yang dihormati karena tausyiahnya yang selalu mengedepankan ketulusan hati, keikhlasan, dan keharmonisan rumah tangga. Perilakunya yang sangat santun dan penyayang keluarga serta kegiatannya sebagai pebisnis bersyariat Islam yang sukses membuat dirinya semakin dicintai dan menjadi inspirasi para penggemarnya. Hal ini berubah ketika ia melakukan tindakan poligami yang mana hal tersebut sangat bertolak belakang dengan tausyiah dan perilakunya selama ini. Pemberitaan media dengan framing yang cenderung negatif pada kasus poligami Aa Gym membentuk suatu opini publik yang menurunkan citra sosok Aa Gym. Selain tercorengnya nama baik, Aa Gym sebagai seorang influencer menjadi menurun pengaruhnya di kalangan masyarakat Muslim.
This paper discusses how the media and its news framing giving effect in the life of a public figure. The author uses media framing theory to investigate the frames used by the media and its effect on the the formation of public opinion. The authors uses the case of Aa Gym polygamy a case example. Aa Gym was an Islamic preacer who is well respected because of his style in giving preach that focuses on veracity,sincerity, and family harmony. His polite and loving behaviour as well as his activity as a successful Islamic businessman made him more lovable and became an inspiration for his followers. However, it was all changed after he became a polygamist that strongly contradicted his previous preaches and behaviour. Media, in this case, tend to frame the news negatively and resulted in the formation of negative public opinion toward Aa Gym as an Islamic preacher. Apart from this, his role as an influencer was also declining among Moslem community in the country."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Dian Kirana Putri
"Jurnal ini membahas tentang sejauh mana Sinar Harapan membingkai dua tokoh calon presiden yang terkenal kontroversial, sejauh mana sisi positif dan negatif kedua tokoh dibingkai oleh penulis artikel. Penulis menggunakan metode analisis framing Pan and Konsicki. Analisis framing menghasilkan temuan: (1) Gaya tulisan penulis artikel terkait dua tokoh calon presiden menciptakan efek framing, dan (2) Kesan pertama sengaja ingin diciptakan penulis artikel dalam tulisannya tersebut. Berdasarkan keseluruhan framing dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pembingkaian atas kedua tokoh calon presiden tersebut, penulis artikel jelas ingin memunculkan efek framing kepada khalayak pembacanya mengenai kepribadian kedua calon negarawan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa penulis artikel mempersilakan pembacanya untuk menilai sendiri dan memutuskan calon mana yang lebih sesuai untuk menjadi presiden Indonesia di masa mendatang.
This paper discusses about how far did Sinar Harapan create framing of two controversial figures of presidential candidate, how far the author of the article framed positive and negative sides of both figures. The author used analytical methods framing of Pan and Konsicki. From the framing analysis, I find out: (1) the author’s article writing style about two prominent presidential candidates created a framing effect, and (2) First impressions deliberately created in the writings by the article’s author. Based on the overall framing can be concluded that in doing the framing of the two presidential candidates, the article’s author obviously wanted to bring up the framing effect to the reader about the personalities of the two statesman candidates. This indicates that the article’s author invited the readers to judge it by themselves and decide which one of the candidates is more appropriate to become president of Indonesia in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Hausman, Carl
New York: Harper Collins, 1992
174.909 7 HAU c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Annisa Khairani
"
ABSTRAKImparsialitas merupakan elemen penting yang menentukan kualitas pemberitaan. Liputan yang imparsial pada media yang tidak independen pada sumber berita menjadi hal yang sulit dijalankan. Penelitian ini membahas pembingkaian radikalisme pada pemberitaan terorisme ditinjau dari segi imparsialitas di program liputan mendalam Telusur TV One selama periode 2008-2011. Penelitian deskriptif ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis framing Gamson dan Modigliani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program Telusur membingkai peristiwa terorisme dengan bingkai radikalisme yang erat kaitannya dengan penegakan keyakinan Islam. Salah satu faktor yang mendukung bingkai tersebut adalah peliputan yang tidak imparsial oleh Telusur.
ABSTRACTImpartiality is an essential element that determines the quality of news reporting. Impartial coverage becomes difficult to run in the media which are not independent to news sources. This research discusses about the news framing if radicalism on terrorism news coverage from an impartiality perspective of TV One's program Telusur during period 2008-2011. This descriptive research used constructivist paradigm with qualitative approach. The Data analysis technique used is Gamson and Modigliani?s framing analysis. The research showed that TV One's program Telusur made a radicalism frame to cover terrorism events. The radicalism frame used are closely related to the enforcement of the Islamic faith. One factor that supports Telusur frames is coverage which is not impartial by Telusur."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Gema Mawardi
"Media online memiliki banyak kelebihan dalam menyampaikan berita kepada khalayak, salah satunya adalah kecepatan berita yang jauh melampaui media konvensional seperti surat kabar. Pemberitaan di media online dipengaruhi oleh ideologi dan ekonomi politik media yang terlihat dari framing berita yang dilakukan oleh media.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana framing pemberitaan yang dilakukan oleh media dalam menyampaikan sebuah peristiwa dan untuk mendapatkan gambaran sampai sejauh mana pengaruh ideologi dan politik ekonomi media terhadap upaya untuk mendekati objektivitas dan posisi netral dalam pemberitaan. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis dengan pendekatan kualitatif. Analisis framing dilakukan dengan model analisis Pan dan Kosicki.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa framing yang dilakukan mediaindonesia.com terhadap berita mundurnya Surya Paloh dari Partai Golkar sangat berpihak pada kepentingan pemilik media, sementara framing yang dilakukan vivanews.com masih menunjukkan usaha media untuk melakukan pendekatan pada objektivitas pemberitaan.
Online media has many superiority in delivering news to the audience, one of which is the speed of the news that goes far beyond the conventional media like newspapers. News in online media influenced by the ideology and political economy of media as seen from the framing of news carried by the media.This study aims to describe how the framing is done by the media coverage in delivering an event and to get a picture of the extent to which the influence of ideology and political economy of media to attempt to approach objectivity and a neutral position in the news. This study uses a constructionist paradigm with qualitative approach. Framing analysis performed using the analysis model of Pan and Kosicki.The results showed that the framing of news articles on the resignation of Surya Paloh from Golkar Party carried by mediaindonesia.com is in favor of the interests of media owners, while the framing done by vivanews.com is still indicate the presence of the media to attempt to approach the objectivity of news reporting."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library