Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
Abdul Rozak Zaidan
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1997
899.222 ABD m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rizki Marman Saputra
"Skripsi ini berisi pembahasan mengenai orientasi nilai budaya tentang hakikat hidup dalam pepali Dewi Sri yang terkandung dalam Babad Ila-Ila. Penelitian ini menggunakan teori kerangka Kluckhon. Hasil penelitian ini adalh bahwa Pepali Dewi Sri dalam Babad Ila-Ila memang mengandung orientasi nilai budaya Jawa. Pada akhirnya dapat dilihat bahwa ajaranpepali Dewi Sri dalam Babad Ila-Ila mengandung sebuah ajaran hidup dalam bersikap, bertindak, bertingkah laku, dan cara tentang masalah rumah tangga, pertanian, sesaji, dan bayi.
This undergraduate theses discusses about value orientation culture in Pepali Dewi Sri (The Admonitions of Dewi Sri The Fertility Godess) including in Babad Ila-Ila (The Story of Ancestors_Words of Wisdom) Manuscript. This research used the theory of Kluckhohn framework. Results from this undergraduate theses are Pepali Dewi Sri inside the Babad Ila-Ila contains Javanese cultural value orientations. In the end, we could understand that the admonitions of Dewi Sri in the Babad Ila-Ila contains a doctrine of life in terms of actions, reactions, behavioral matters, domestic issues, agricultural issues, offerings to the mystical powers, and how to prevent babies from the disturbances caused by the bad spirits."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11662
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Abdul Rozak Zaidan
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002
899.222 ABD m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"Harta atau materi duniawi sering menjadi tolok ukur bagi banyak manusia sehingga ada yang tak mengenal lelah mengejarnya bahkan sampai melibatkan mereka yang tak kasatmata. Salah satunya seorang bapak yang putus asa dan gelap mata. Diam-diam dia melakukan ritual pesugihan dan menjadikan dua anaknya kandungnya sebagai tumbal. Kisah Tanah Jawa: Bank Gaib, akan menyajikan sebuah fenomena Bank Gaib Pohon Randu Putih dan seorang anak dari bapak yang diceritakan di atas yang mau membuka aib keluarganya. Dia sekarang tinggal menyendiri di tempat yang jauh sambil terus berharap perjanjian pesugihan menjauh dari kehidupannya."
Jakarta: Gagas Media, 2019
813 KIS
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jakarta: Humas PEPADI Pusat , 1995
791.539 2 LAK
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Syarifa Syifaa Urrahmah
"Mitos yang masih bertahan dewasa ini merupakan kepercayaan masyarakat dari berbagai kisah dan tindakan hasil kebudayaan Jawa pada zaman sebelum adanya agama Hindu, kebudayaan Jawa saat masuknya agama Hindu, dan kebudayaan Jawa saat kedatangan agama Islam. Hal tersebut terlihat dari karya pujangga dan sastrawan Jawa seperti cerita wayang. Pada cerita pewayangan Jawa terdapat tokoh bernama Aswatama. Aswatama diketahui memiliki panah sakti bernama cundhamani. Penelitian ini mengkaji sebuah naskah berjudul Cariyos Kina Mula Bukanipun Nama Redi Arjuna (selanjutnya disingkat CKM). Teks tersebut menceritakan Prabu Aji Pamasa yang pergi ke Gunung Udarati untuk mencari cundhamani. Oleh sebab itu ditemukan masalah penelitian yaitu bagaimana mitos cundhamani dalam CKM?. Tujuan penelitian ini menjelaskan mitos cundhamani dalam CKM dan nasihat yang dapat diambil dari teks tersebut. Metode penelitian ini menggunakan langkah kerja filologi dan motif cerita dalam Motif-Index of Folk Literature (1966) oleh Stith Thompson. Keunikan dari teks CKM pada halaman ke-11 dan 12 terdapat kutipan dari Serat Ajipamasa pupuh XXV (pucung) bait ke-78 sampai dengan bait ke-81. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mitos dalam teks CKM merupakan sebuah permata yang dapat berubah menjadi panah api dengan melakukan puja samadi. Adapun perubahan tersebut dikaitkan dengan motif cerita D452.1.11. Transformation: stones to weapons dalam Stith Thompson. Selain itu juga terdapat motif cerita B200. Animals with human traits dan A165.1.1. Birds as messengers of the gods. Motif cerita tersebut berasal dari burung maliwis yang dapat berbicara dengan memberi pesan kepada Prabu Ajipamasa untuk mencari cundhamani atas perintah dari dewa. Nasihat yang dapat diambil dari teks adalah apabila manusia melakukan sesuatu dengan penuh konsentrasi dan menghilangkan nafsu indrawi maka akan mendapatkan kehendak yang diinginkan.
The myth that still survives today is the public's belief from various stories and actions of the results of Javanese culture in the era before the existence of Hinduism, Javanese culture at the entry of Hinduism, and Javanese culture at the arrival of Islam. This can be seen from the work of Javanese poets and writers such as wayang stories. In the Javanese puppet story there is a character named Aswatama. Aswatama is known to have a magic arrow called cundhamani. This research examines a manuscript entitled Cariyos Kina Mula Bukanipun Nama Redi Arjuna (hereinafter abbreviated as CKM). The text tells the story of Prabu Aji Pamasa who went to Mount Udarati to find cundhamani. Therefore, a research problem was found, namely how is the cundhamani myth in CKM?. The purpose of this research is to explain the cundhamani myth in CKM and the advice that can be taken from the text. This research method uses philological work steps and story motifs in the Motif-Index of Folk Literature (1966) by Stith Thompson. The uniqueness of the CKM text on the 11th and 12th pages is an excerpt from the Ajipamasa pupuh XXV (pucung) verse 78 to the 81st verse. The results of the research show that the myth in the CKM text is a gem that can turn into a fire arrow by doing puja samadi. The change is associated with the motive of the story D452.1.11. Transformation: stones to weapons in Stith Thompson. In addition, there is also a B200 story motif. Animals with human traits and A165.1.1. Birds as messengers of the gods. The motive of the story comes from a maliwis bird who can speak by giving a message to King Ajipamasa to look for cundhamani on the orders of a god. The advice that can be taken from the text is that if humans do something with full concentration and eliminate sensory desires, they will get the desired will."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dewi Dian Lestari
"Tulisan ini membahas tentang hakikat kekuasaan tokoh Semar dalam pagelaran wayang lakon Bathara Kala Tundhung-Surya Ndadari karya Ki Manteb Sudarsono. Lakon Bathara Kala Tundhung-Surya Ndadari menjadi pertimbangan dalam melakukan penelitian ini karena merupakan lakon yang unik yaitu lakon ruwat dan lakon cerita Mahabharata yang disatukan melalui kehadiran kuasa tokoh Semar dalam satu pagelaran wayang oleh Ki Manteb Sudarsono. Masalah utama dalam penelitian adalah bagaimana hakikat kekuasaan tokoh Semar dirumuskan dalam lakon Bathara Kala Tundhung-Surya Ndadari. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan hakikat kekuasaan Semar sebagai pemegang kuasa keutamaan dalam lakon Bathara Kala Tundhung-Surya Ndadari. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan objektif yang bertujuan untuk menggali dan menguraikan hakikat kekuasaan tokoh Semar, dengan peneliti sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data penelitian. Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerangka konsep menurut Etika Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hakikat kekuasaan tokoh Semar adalah kekuasaan yang melekat pada status dan perannya sebagai pamong Pandawa, status sebagai danyang tanah Jawa melalui perannya dalam melakukan ruwatan, serta peran sebagai dewa yang menggagalkan ujian Batara Guru terhadap Pandawa dalam perang Baratayuda. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hakikat kekuasaan tokoh Semar berkaitan dengan status dan perannya sebagai upaya untuk menghilangkan segala ancaman dari kekuasaan keangkaramurkaan, mengembalikan kuasa keburukan pada tempatnya, dan menjaga kestabilan dunia serta alam semesta, Memayu hayuning bawana.
This paper discusses the essential of Semar Power in the wayang play entitled Bathara Kala Tundhung-Surya Ndadari. The play Bathara Kala Tundhung-Surya Ndadari was taken into consideration in conducting this research because it is a unique play, namely the Ruwat play and the Mahabharata story play which were united through the experience of the presence of Semar characters in a wayang play by Ki Manteb Sudarsono. The main problem in this research is how the essence of Semar Power is formulated in Batara Kala Tundhung-Surya Ndadari. This study aims to formalize Semar's power as the holder of the superiority of power in the play Bathara Kala Tundhung-Surya Ndadari. This research is a qualitative descriptive study with an objective approach that aims to explore and describe the essential of Semar power by the researcher as the main instrument in data collection. The conceptual framework used in this research is a conceptual framework according to Javanese Ethics. The results of this study indicate that essence of Semar Power is power attached to the status and role above as a pamong of Pandawa, the status as danyang of the land of Java through assistance in carrying out ruwatan, and the role of a god who thwarts the Batara Guru test for Pandawa in Baratayuda. Based on this research, it can be stated that the power of Semar is related to the status and role to eliminate all threats over the power of rage, restore the evil power to its place and maintain the stability of the world and the universe, Memayu hayuning bawana."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library