Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Japan: Simul Press, 1976
301.15 SIL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cullen, L. M. (Louis M.)
London: Cambridge University Press, 2003
952 Cul h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cullen, L. M. (Louis M.)
London: Cambridge, 2003
952 CUL h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Choi, Eun Young
"Setelah Jepang menganeksasi Korea pada tahun 1910 banyak Orang Korea dikirim ke Jepang untuk menambah tenaga kerja. Walaupun kolonialisasi Jepang terhadap Korea sudah selesai, zainichi Korea tetap tinggal di Jepang karena mereka menganggap akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik daripada tinggal di Korea. Tetapi, sebagai kaum minoritas di Jepang zainichi mengalami diskriminasi. Setiap generasi zainichi mengalami diskriminasi yang berbeda-beda. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif dan hanya membahas diskriminasi yang dialami zainichi generasi ketiga. Hasil penelitian menujukkan bahwa diskriminasi yang dialami zainichi generasi ketiga tidak sekeras diskriminasi yang dialami zainichi generasi pertama dan kedua. Zainichi generasi ketiga hanya mendapat diskriminasi dalam pekerjaan, pendidikan, dan pernikahan.

After Japan annexed Korea in 1910, many Koreans were sent to Japan as laborers to supplement the Japanese workforce. Although at present the Japanese colonization of Korea was done, Korean people who next called as Zainichi still live in Japan because they assume will get a better life than living in Korea. Nonetheless, as a minority in Japan, Zainichi got discrimination. Each generation of Zainichi have different kinds of discrimination. This article only focuses on the discrimination against the third-generation of Zainichi. The result showed that the discrimination suffered by the third generation of Zainichi is not as hard as the first and the second generation of Zainichi which only gets discrimination in employment, education, and marriage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Adninta
"Kuil Yasukuni merupakan kuil Shinto yang terletak di Tokyo. Dalam Perang Dunia II, dipercaya bahwa kuil Yasukuni memiliki peran penting dalam membangun moral baik kaum militer, maupun sipil. Kuil ini juga dipercaya sebagai simbol pengabdian kepada Kaisar. Berkaitan dengan perannya sebagai simbol pengabdian pada kaisar, kuil ini dianggap kontroversial karena dipercaya sebagi representasi ideologi Shinto Negara (Kokka Shinto). Mengunjungi dan berziarah di kuil Yasukuni dianggap melegitimasi sejarah militer Jepang karena di kuil Yasukuni disemayamkan 14 penjahat perang kelas A. Melegitimasi sejarah dan mangabaikan kejahatan yang pernah militer Jepang lakukan adalah aksi merevisi sejarah atau historical revisionism. Kunjungan Perdana Menteri ke kuil Yasukuni selalu menuai kritikan dan kecaman dari negara lain, terutama Cina dan Korea, dua negara yang pernah diokupasi oleh Jepang. Meskipun kuil ini memiliki banyak kontroversi, beberapa Perdana Menteri Jepang tetap mengunjungi kuil ini, termasuk Shinzo Abe yang memang dikenal memiliki pandangan revisionis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan Abe mengunjungi Yasukuni dan mengungkapkan implikasi yang diterima oleh Jepang karena sikap revisionis Abe. Teori Historical Revisionism digunakan untuk mengungkapkan sikap-sikap politik Abe. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif anailtis yang menggunakan prosedur studi pustaka. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa Abe memiliki stabilitas politik yang baik dan pemikiran revisionis sehingga dia mengunjungi kuil tersebut. Faktor kunjungan Abe ke Yasukuni menyebabkan ruang diplomatik Jepang dengan Cina dan Korea menjadi terbatas sepanjang tahun 2014.

Yasukuni Shrine is a Shinto shrine located in Tokyo. In World War II, it was believed that Yasukuni shrine had an important role in building morale both military and civilian. This shrine is also believed as a symbol of devotion to the Emperor. Regarding its role as a symbol of devotion to the emperor, this shrine is considered controversial because it is believed as a representation of Shinto State ideology (Kokka Shinto). Visiting the shrine is considered glorifying Japanese military history  because in Yasukuni shrine there’s 14 class A war criminals enshrined. Legitimizing history and ignoring the crimes that the Japanese military had committed was an act of revising history or historical revisionism. The Prime Minister's visit to Yasukuni shrine has always drawn criticism from other countries, especially China and South Korea, the two countries that have been occupied by Japan. Although this shrine has a lot of controversy, some Japanese Prime Ministers still visit this shrine, including Shinzo Abe who is known as a revisionist. This research aims to find out the reason Abe visited Yasukuni and revealed the implications received by Japan because of Abe's revisionist attitude. Historical Revisionism theory is used to express Abe's political attitudes. This research is an analytical descriptive study that uses a literature study procedure. Through this research it was found that Abe had good political stability and revisionist thoughts so he visited the shrine. The factor of Abe's visit to Yasukuni caused Japan's diplomatic space with China and Korea to be limited throughout 2014.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Ainiyyah
"Penelitian ini membahas mengenai representasi hubungan Jepang-Indonesia serta hegemoni Jepang dalam film kolaborasi kedua negara, Laut. Penulis menggunakan metode deskriptif analitis dan teori representasi Hall, mise-en-scéne, dan hegemoni Gramsci. Citra positif ditunjukkan kedua negara. Beberapa adegan lebih menunjukkan nilai-nilai positif Jepang sehingga terlihat bahwa pihak dominan dalam film ini adalah Jepang. Beberapa pemikiran seperti penyesalan Jepang akan kependudukan di Indonesia, penekanan bahwa Jepang membantu Indonesia melawan Belanda, kepedulian Jepang, dan dominasi Jepang terhadap Indonesia dalam hubungan Sachiko-Kris memenuhi deskripsi hegemoni yang disampaikan Gramsci berupa hasil pemikiran kelas dominan yang tidak bersifat memaksa. Karakteristik lainnya yaitu pemikiran tersebut disebarkan melalui lembaga swadaya masyarakat dimana dalam film LSM ini didirikan oleh Takako. Sehingga dapat dikatakan bahwa budaya populer yaitu film kolaborasi seperti Laut merupakan media penyebaran hegemoni Jepang yang bersifat tidak memaksa dan lebih diterima masyarakat Indonesia dibandingkan propaganda politik yang memaksa dan mengikat pada saat Perang Dunia II.
The focus of this study is the representation of Japan-Indonesia relation and Japanese hegemony in the collaboration film between the two countries, Laut. This study uses descriptive analytical methods and Hall`s representation theory, mise-en-scéne, and Gramsci`s hegemony theory. Positive image is shown by both countries. Some scenes show more positive values of Japan so that it appears that the dominant party in this film is Japan. Such thoughts as Japan`s regret for occupied Indonesia, the emphasis that Japan helped Indonesia against the Dutch, Japan`s concern, and Japan`s dominance of Indonesia in Sachiko-Kris relations fulfilled the Gramsci`s description of hegemony in the form of dominant class ideas that are not coercive. Another charactheristic is their thoughts spread through non-governmental organizations (NGO) where in the film was founded by Takako. So that it can be said that popular culture such as collaborative films, for example Laut, is a medium for spreading Japanese hegemony that is non-coercive and more accepted by Indonesian people than coercive and binding political propaganda during World War II."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
New York : Harper & Brothers , 1957
327.52 JAP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Adisutantyo Suryohudoyo
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai hubungan yang terjalin antara orang Cina dan orang Jepang yang datang ke Jawa. Kedatangan orang Cina dan orang Jepang ke Jawa sebagian besar bekerja pada sektor perdagangan. Hubungan antara orang Cina dan orang Jepang pada awalnya saling menguntungkan dalam perdagangan. Akan tetapi, setelah banyaknya produk-produk Jepang masuk ke Jawa dengan harga murah dan persediaan melimpah menimbulkan persaingan di antara orang Cina dan orang Jepang dalam mencari konsumen. Dominasi perdagangan Jepang membuat surat kabar Cina peranakan Sin Po mengkritik perdagangan yang dilakukan Jepang karena merusak sistem pemasaran dan mempengaruhi pendapatan pedagang Cina. Surat kabar Sin Po mewakili kelompok Cina mengkritik perdagangan Jepang.

Abstract
This thesis discusses the relationship that exists between Chinese and Japanese, who came to Java. Parish of Chinese and Japanese to Javanese most of the work for the commercial sector. Relations between the Chinese and Japanese at the beginning of mutual benefit to trade. However, after many Japanese goods in Java with low prices and great stocks cause competition between Chinese and Japanese for consumers. Trade rule Japan makes Peranakan Chinese newspaper Sin Po trade, criticized Japan for damaging the system of marketing and affect the income of Chinese merchants. The Sin Po newspaper critical of China trade group representing Japan."
2010
S12161
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saniel, Josefa M.
Quezon City: University of the Philippines, 1963
327.52 SAN j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lie, Tektjeng
Djakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 1970
327.920 52 LIE s;327.920 52 LIE s (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>