Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"ABSTRAKAdalah suatu hal yang menarik dan perlu dikaji kembali anggapan bahwa seorang sufi hanya memntingkan keakhiratan saja. Salah satu jawaban yang perlu dipertimbangkan adalah terbukti dengan adanyasalah satu akrya Shaykh Abd al-Samad al-Jawi al-Falimbani yang berjudul Nasihat al-Muslimin

---

"

"Modal sosial adalah suatu kualitas yang dapat mejadi fasilitator kejra sama antar pribadi. Modal sosial adalah tentang nilai-nilai jaringan sosial, ikatan orang yang sama dan menjembatani antara orang-orang yang beragam dan , dengan norma-norma timbal balik. Modal sosial dapat mengagregasi ikatan , jembatan dan hubungan antara aparat dan warga. namun demikian pemahaman terorisme harus menjadi tugas pertama. dalam memahami terorisme, definisi yang sama harus dibentuk sebagai persepsi nasional atau persepsi umum tentang terorisme. studi telah menemukan lebih dari 200 definisi Terorisme . Jika definisi terorisme secara luas dapat disepakati dan diterima , sehingga upaya kontraterorisme dapat diambil dengan indikator keberhasilan yang realistis dan adil, dan akuntabel. aneh tapi nyata bahwa orang-orang secara umum mengenaralisasi terorisme sebagai islam, sehingga terorisme berkaitan dengan pengikutnya . Sebagai dasar atu fundamental untuk mendefinisikan terorisme , semua orang harus memahami nilai dan norma-norma yang diadopsi dan diikuti semua muslim. Dari titik pemahaman ini akan membangun kepentigan bersama bahwa semua orang menyadari terorisme dan memiliki kesediaan untuk mengambil tindakan kontra terorisme. Dengan demikian , modal sosial yang lebih tinggi akan mencapai hasil yang lebih tinggi dalam upaya pemerintah untuk melawan terorisme."

"This book proposes that neojihadism is a new form of political organization, global subculture, counterculture and theological understanding, with an approach to political violence that is unique to the post-Cold War period. Author from Monash University, Australia.Many years after 9/​11 there are still not adequate means to categorize groups like Al Qaeda, home-grown cells and others that claim to be perpetrating and justifying terrorist acts under the banner of jihad. This book proposes that 'neojihadism' is a new form of political organization, global subculture, counterculture and theological understanding, with an approach to political violence that is unique to the post-Cold War period. What these groups espouse and enact differs radically from totalitarianism, cults, jihad - and even jihadism. Pete Lentini takes an interdisciplinary approach that fuses comparative politics, comparative theology, subcultural studies, Islamic studies, and the sociology of religion. It cites examples from global (Al Qaeda), regional (Jemaah Islamiyah) and nationally based (Chechen and Australian) groups to illustrate the diversity within the movement. Additionally, it draws from primary materials - some of which is translated from Arabic - to help to test the extent to which the term neojihadism is a significant political, theological, and military departure from previous Islamist group experiences. This fascinating book will be invaluable for academics including postgraduate and Masters' students of terrorism studies, political science, international relations, comparative religion, and Islamic studies.ContentsMachine generated contents note: 1.Introduction2.On The Movement3.On jihadism4.On The Movement's global dimensions: bin Laden as a political and spiritual commentator5.On The Movement's local dimensions: the politics and theology of a Melbourne cell leader6.On attempting to name the enemy: Islamo-fascism and Islamo-totalitarianism(s)7.On fascism and totalitarianism8.Conclusion: on neojihadism - a new understanding of terrorism and extremism?."