Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annur Laura Syamsir
"[ABSTRAK
Semenjak Islam masuk ke Mesir pada abad ke-7 Masehi, tradisi ramadhan mulai berkembang terutama pada masa dinasti Fatimiyyah. Bulan Ramadhan di Kairo memiliki makna khusus bagi masyarakat Kairo. Mereka meyakini bahwa bulan Ramadhan merupakan momentum persatuan umat Islam di Kairo. Tradisi Ramadhan tersebut berupa kegiatan seperti Ma?idat Ar-Rahman, Mesaharaty, Meriam ramadhan, Ajwa Ramadhan, lentera fanous serta makanan dan minuman yang hanya ada pada saat Ramadhan. Tradisi pada bulan Ramadhan tersebut masih berlangsung hingga saat ini. Tradisi yang akan diteliti lebih lanjut adalah tradisi lentera fanous dan Mesaharaty. Kedua tradisi tersebut merupakan tradisi Ramadhan paling awal yang dilaksanakan oleh masyarakat Kairo ketika bulan Ramadhan tiba. Lentera Fanous merupakan pertanda bahwa bulan Ramadhan telah tiba di Kairo. Lentera Fanous digunakan oleh masyarakat Kairo untuk menghiasi dan menerangi jalan-jalan di pemukiman Kairo. Mesaharaty adalah kegiatan yang bertujuan membangunkan masyarakat Kairo untuk melaksanakan sahur. Kegiatan ini telah berlangsung sejak zaman Dinasti Fatimiyah menguasai Kairo, sehingga kegiatan ini menjadi ciri khas masyarakat Kairo.

ABSTRACT
Since Islam came to Egypt in the 7th century AD, the tradition of Ramadan began to flourish, especially during the Fatimid dynasty. The month of Ramadan in Cairo has a special meaning for the people of Cairo. They believe that the month of Ramadan is the momentum of the unity of Muslims in Cairo. Ramadan tradition in the form of activities such as Ma'idat Ar-Rahman, Mesaharaty, Meriam Ramadan, Ramadan Ajwa, lantern fanous as well as food and beverages only during Ramadan. Ramadan tradition that has continued until today. Tradition which will be further investigated is fanous and Mesaharaty lantern tradition. Both of these traditions is the earliest Ramadan tradition held by the public Cairo when Ramadan arrived. Lantern Fanous is a sign that Ramadan has arrived in Cairo. Fanous lanterns used by the people of Cairo to decorate and illuminate the streets in Cairo settlement. Mesaharaty is an activity that aims to awaken the people of Cairo to fasting. This activity has been going on since the days of Fatimid Cairo master, so this activity is characteristic of the people of Cairo., Since Islam came to Egypt in the 7th century AD, the tradition of Ramadan began to flourish, especially during the Fatimid dynasty. The month of Ramadan in Cairo has a special meaning for the people of Cairo. They believe that the month of Ramadan is the momentum of the unity of Muslims in Cairo. Ramadan tradition in the form of activities such as Ma'idat Ar-Rahman, Mesaharaty, Meriam Ramadan, Ramadan Ajwa, lantern fanous as well as food and beverages only during Ramadan. Ramadan tradition that has continued until today. Tradition which will be further investigated is fanous and Mesaharaty lantern tradition. Both of these traditions is the earliest Ramadan tradition held by the public Cairo when Ramadan arrived. Lantern Fanous is a sign that Ramadan has arrived in Cairo. Fanous lanterns used by the people of Cairo to decorate and illuminate the streets in Cairo settlement. Mesaharaty is an activity that aims to awaken the people of Cairo to fasting. This activity has been going on since the days of Fatimid Cairo master, so this activity is characteristic of the people of Cairo.]"
2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Herlini
"ABSTRAK
Hasan al-Hanna dilahirkan di kota Mahmudiyah di daerah Bukhai_roh, Mesir pada tahun 1906. Dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang cinta ilmu dan dalam suasana yang islami.
Masa hidup Hasan al-Banna merupakan masa krisis dan transisi bagi umat Islam di Mesir. Umat Islam pada waktu itu dilanda oleh berbagai tantangan yang berat dari dalam dan luar Islam. Tan_tangan dari dalam berupa perselisihan antara umat Islam dan keri_cuhan yang tak habis-habisnya, banyaknya bidah-bidah, khurafat-khu_rafat dan paham keagamaan yang telah menyimpang dari ajaran Islam yang benar. Sedangkan tantangan dari luar berupa sekularisasi, deislamisasi, demoralisasi, dan westernisasi.
Hasan al-Banna berupaya menjawab tantangan tersebut dengan ge_rakan dakwahnya yang mempunyai ciri khas, jelas programnya, langka_ pemikirannya dan jelas tujuannya.
Hasan al-Hanna mengetahui bahwa faktor utama kerusakan dan ke_hancuran adalah perlawanan terhadap kekuasaan Allah.
Dalam melaksanakan pembaharuannya Hasan al-Banna mulai dari mendidik individu-individu untuk memiliki akidah yang kuat, ibadah yang baik, berpengetahuan dan mampu membimbing masyarakat dengan cara menyampaikannya lewat dakwah. Ini akan berlanjut kepada keluarga, masyarakat, pemerintah, dan seterusnya.
Dakwah Ikhwanul Muslimin mempunyai ciri yang membedakan dari para pembaharu yang lain, seperti mempunyai dasar-dasar ajaran yang lengkap, mempunyai tahapan-tahapan dalam berdakwah, dan lebih isti_mewa lagi adalah dengan adanya rukun baiat yang sepuluh, di samping juga mempunyai prinsip duapuluh yang mencakup semua kewajiban yang ada pada setiap muslim untuk diyakini dan dilaksanakan dalam menga_tur hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya.

"
1990
S13231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library