Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 435 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fidelia Andrean
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
fortifikan NaFeEDTA dalam tepung tempe terhadap kadar zat besi plasma darah tikus
(Rattus norvegicus L.) jantan galur Sprague-Dawley. Metode penelitian
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 25 ekor tikus putih
jantan yang dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol normal
(KK1) yang hanya diberikan CMC 0,5%, kelompok kontrol perlakuan (KK2) yang
diberikan suspensi tepung tempe tanpa fortifikan dan kelompok perlakuan 1, 2, 3
(KP1, KP2 dan KP3) yang diberikan suspensi tepung tempe dengan fortifikan
NaFeEDTA dosis 1,35 mgFe/ kgBB, 2,7 mgFe/ kg BB, dan 5,4 mgFe/ kgBB.
Pemberian bahan tersebut dilakukan secara oral selama 21 hari berturut- turut.
Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-0 dan setelah perlakuan hari ke-21. Kadar
Fe diukur dengan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Hasil uji anava satu
arah dan LSD (P < 0,05) terhadap sampel menunjukkan terdapatnya perbedaan nyata
pemberian fortifikan NaFeEDTA dalam tepung tempe terhadap kadar zat besi selama
21 hari. Peningkatan kadar zat besi tertinggi akhir penelitian (t21) terjadi pada KP 3,
yaitu sebesar 27,40% terhadap KK1 dan 24,38% terhadap KK2.

ABSTRACT
The study has been conducted to know the effect of fortificant NaFeEDTA
administration on tempeh flour to the plasma iron concentration of male rats (Rattus norvegicus L.). Twenty five male rats were divided to five groups consisting of normal control group (KK1) which was administered with CMC 0,5%; treatment control group (KK2) which was administered with tempeh flour without fortificant; and three treatment groups which were administered with tempeh flour and fortificant NaFeEDTA with different doses; 1,35 mgFe/KgBw (KP 1); 2,7 mgFe/KgBw (KP 2); and 5,4 mgFe/KgBw (KP 3). Treatments were carried out orally within 21"
"consecutive days. Blood is tested before treatment (t0) and after 21 days of treatment (t21). The plasma iron concentrations were measured by Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Result was statistically tested with SPSS. One-way anova test (P < 0,05) and post hoc LSD test (P <0,005) showed that adding fortificant NaFeEDTA is giving a differences iron concentrations at blood levels of rats from the first day until last day of treatments. Increased iron levels are highest in the KP3 at day 21, which increased 27.40 % compared with KK 1 and 24,38% compared with KK 2."
2016
S4787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Tri Wicaksono
"Pada pengecoran Besi Tuang Dinding Tipis terjadi fenomena unik, yaitu terbentuknya lapisan kulit. Lapisan tersebut menjadi pusat stress konsentrasi untuk terjadinya retak material. Salah satu cara untuk meminimalisir terbentuknya lapisan kulit adalah menjaga kecepatan pendinginan pada keadaan optimum. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketebalan isolator glasswool terhadap kecepatan pendinginan dalam pembentukan lapisan kulit. Variasi modifikasi cetakan yang digunakan adalah tanpa isolator (P4M1), isolator glasswool tebal 40mm sebelah kiri benda dan 50mm sebelah kanan benda(P5M1), dan isolator ketebalan 50mm dikedua sisi benda(P7M1). Dilakukan karakterisasi metalografi non etsa dan etsa, uji mekanis berupa uji tarik, dan uji kecepatan pendinginan pada plat urutan ketiga masing-masing benda cor.
Hasil menunjukkan bahwa adanya pengaruh ketebalan isolator terhadap kecepatan pendinginan benda cor. Kecepatan pendinginan tertinggi hingga terendah adalah 21,59⁰C/menit, 3,75⁰C/menit, dan 3,61⁰C/menit. Lapisan kulit ketebalan rata-rata yang didapat P7M1 324μm, P4M1 105μm dan P5M1 71μm. Jumlah nodul tertinggi hingga terendah P4M1 1121 nodul/mm2, P7M1 916 nodul/mm2, dan P5M1 801 nodul/mm2. Nodularitas yang didapat P4M1 78%, P5M1 75% dan P7M1 64%. Nilai tensile strength yang didapat dengan nilai 287MPa, 288MPa sampai 383 MPa. Matriks yang didapat adalah full ferit.

Thin wall ductile iron has unique phenomena in manufacturing called skin effect. Skin effect becomes stress concentration to form crack initiation. One of many methods to decrease skin effect is providing optimum cooling rate. This research used the influence of glasswool isolator thickness leading to different cooling rate as variable. Variation of casting also investigated which are molding without isolator (P4M1), molding using isolator glasswool with thickness 40mm on the left side and 50mm on the left side of plate (P5M1) and the last is molding using isolator glaswool with 50mm on both of sides (P7M1). Samples were characterized using metallograpy technique (etching and non etching), mechanical testing especially tensile test and cooling rate testing.
The result shows that thickness of isolator glasswool has influences on cooling rate. The cooling rate varies from fastest to slowest which are 21,59⁰C/minutes, 3,75⁰C/minutes, and 3,61⁰C/minutes. The skin thickness is produced from the thickest to thinnest on the mold using 50mm thickness glaswool isolator, the mold without glasswool isolator and the mold using 40mm glasswool isolator on left side and 50mm glasswool isolator on the right side. High nodul counting resulted from the mold without isolator, the mold using 50mm glasswool isolator and the mold using 40mm glasswool isolator on left side and 50mm glasswool isolator on the right side. Highest nodularity was produced on the mold without isolator which is 78%, the mold using isolator glasswool 40mm and 50mm thickness produced 75% nodularity dan the mold using glasswool isolator 50mm produced 64% nodularity. Tensile test showed tensile strength alter from 287MPa, 288MPa until 383 MPa. The matrix obtains full ferritic
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryanto
"Pemakaian besi tuang nodular dewasa ini semakin meningkat, karena besi tuang nodular mempunyai sifat-sifat mekanik yang baik jika dibandingkan dengan besi tuang yang lain. Sifat mekanik besi tuang nodular ditentukan oleh struktur mikronya. Dengan demikian perubahan struktur mikro akan menyebabkan perubahan sifat mekaniknya. Salah satu cara untuk mengubah sifat mekaniknya adalah dengan proses perlakuan panas atau dengan paduan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas bahan (tromol) yang ada dipasaran, menggunakan paduan unsur nikel. Spesimen Y blok dengan standar ASTM E 71 - 64 yang digunakan untuk parameter dimensi tebal coran yang berbeda dart tebal coran yang ada. Sedangkan untuk mengetahui sifat mekanik dan komposisi kimia besi tuang nodular (BTN--50) setelah mendapatkan penambahan unsur nikel sebesar 1%, 2% dan 3 %, dilakukan uji spesiment meliputi : kekutan tank, sifat kekerasan, ketahanan aus, struktur mikro dan komposisi kimia.
Hasil penelitian ini menunjukan kekuatan tank dan kekerasan hasil pemaduan lebih tinggi dibandingkan BTN as-cast yaitu untuk kekuatan tarik sebesar 34,6 % dan kekerasan sebesar 26,2.% Sedangkan persentase clongasi BTN as-cast masih rendah yaitu sebesar 4,35 %.

Nowadays the use of nodular cast iron is increase, because the nodular cast iron has good mechanical properties that are more profitable. To mechanical properties of nodular cast iron are established by micro structure , so the change of the micro structure will cause the change of mechanical properties. One of the method to change the mechanics properties is using heat treatment process or alloying.
The aim of the research is to improve mechanical properties brake drum that is exiting in market. Using nickel alloy with different specimens use of Y block according with ASTM E 71 - 64, dimension parameter thickness and existing thickness. And in order to nodular cast iron mechanical properties and chemical (BTN-50) after being added : 1 %, 2% and 3 % of nickel, and reviewed material (brake drum) have tested for tensile strength, hardness, wear resistance, micro structure and chemical composition.
The result of this research showed that tensile strength, hardness are higher than as-cast BTAI increase 34,6 % and hardness increase 26,2 %. And as-cast BIN elongation percentage which is 4,35 %.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Amin
"Penyebab utama dari anemia adalah rendahnya asupan zat besi dari makanan. Salah satu cara untuk mengurangi resiko anemia zat besi adalah dengan nenambahkan fortifikan zat besi pada bahan pangan berbasis kedelai, seperti tempe, tahu, dan susu. Beberapa fortifikan zat besi yang biasa digunakan adalah besi EDTA, Glisinat, Fumarat, dan Suksinat. Namun, belum diketahui jenis dan jumlah fortifikan terbaik untuk pangan berbasis kedelai. Tujuan penelitian ini adalah menentukan fortifikan terbaik untuk fortifikasi zat besi pada pangan berbasis kedelai.dan menentukan jumlah fortifikan ideal yang ditambahkan pada sampel tempe, tahu, dan susu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besi EDTA merupakan fortifikan terbaik diantara besi Glisinat, fumarat, dan suksinat dengan kadar Fe 5,0709 mg/48 gram pada tempe, 1,5313 mg/30 gram pada tahu, dan 7,5684 mg/200 mL pada susu. Fortifikan ideal diperoleh dengan melakukan kombinasi dalam mengkonsumi pangan berbasis kedelai perhari, misalnya susu kedelai sebanyak 200 mL terfortifikasi 50 mg besi EDTA dengan tempe terfortifikasi 10 mg besi EDTA. Kombinasi lainnya juga bisa dilakukan untuk mencapai kadar Fe yang direkomendasikan (8-15 mg).

The major cause of iron deficiency in human body is the low intake of iron from foods. One of strategy to overcome the iron deficiency anemia (IDA) in Indonesia is iron fortification to soya-based (i.e., soya milk, tempeh, and tofu) by adding iron fortificant. Some iron fortificants commonly used are iron EDTA, Glycinate, Fumarate, and succinate. However, number and the best fortificant in soybean basis is not yet known well. The objective of this research is to compare iron availibilty from these fortificant and to know ideal fortification in soybean basis.
The result showed that iron EDTA was the best fortificant between iron glycinate, fumarate, and succinate with iron level 5,0709 mg/48 gram in tempe, 1,5313 mg/30 gram in tofu, and 7,5684 mg/200 mL in soyamilk. The Ideal fortification was obtained by combination sample and fortificant. For example, we can consume soyamilk fortified 50 mg iron EDTA and tempe fortified 10 mg iron EDTA or another combination can be done to get iron level appropriate Reccommendation Dietary Allowance (8 -15 mg/day).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhana Isworo
"
ABSTRAK
Pemanfaatan besi tuang sebagai material teknik saat ini telah berkembang dengan pesat. Penelitian tentang besi tuang terus dilakukan untuk mendapatkan sifat-sifat mekanis yang lebih baik. Salah satu jenis besi tuang yang banyak digunakan, termasuk sebagai material otomotif, adalah besi tuang nodular.
Material ini banyak dipilih karena mempunyai sifat mekanis dan sifat fisik (Mechanical and Physical Properties) yang sangat baik, serta dapat menggantikan komponen baja. Salah satu pemanfaatan besi tuang nodular dalam bidang otomotif adalah sebagai material Crank Shaft.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan sifat ketahanan fisik yang dimiliki material besi tuang nodular tanpa penambahan unsur Cu yang dilakukan proses nomlalisasi dan material besi tuang nodular dengan penambahan unsus Cu sekitar 1% tanpa dilakukan proses nonnalisasi sebagai material Crank Shalt.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian fatik untuk (1) material besi tuang nodular tanpa penambahan unsur Cu yang dinormalisasi ; (2) material besi tuang nodular dengan penambahan sekltar 1% unsur Cu tanpa dilakukan proses normalisasi- Pengujian dilakukan dengan mesin uji Rotating Bending Fatigue Compiitely Reversed Stress (R = -1) pada kodisi STP. Metode pengujian dilakukan sesuai standar JIS 2273 dan ukuran sampel uji sesuai standar JIS 2274.
Hasil yang didapat dari pengujian kedua material tersebut temyata menunjukkan sifat ketahanan lelah yang berbeda, dimana batas kekuatan fatik (Fatigue Limit) lebih tinggi sekitar 59% dari pada material tanpa penambahan unsur Cu yang dinormalisasi Sedangkan dari gralik S - log N terlihat bahwa umur fatik (Fatigue Liife) material dengan penambahan unsur Cu tanpa dilakukan proses nomlalisasi lebih lama dari pada material tanpa penambahan unsur Cu yang dlnormalisasi serta material besi tuang nodular dengan penambahan Cu sekitar 1% layak sebagai material Crank Shaft.
"
1997
S36205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Sugiharto
"
ABSTRAK
Besi telah lama dikenal dan dipergunakan oleh manusia sebagai salah satu bahan teknik yang sangat penting. Berbagai aplikasi dapat diwujudkan dengan memanfaatkan material ini, Salah satu jenis logam besi yang banyalc dipergunakan adalah besi tuang nodular. Besi ini memiliki sifat-sifat yang unik. Adanya gratit bulat pada besi tuang nodular menyebabkan besi ini memiliki sifat-sifat seperti baja, kelcuatannya bahkan dapat melebihi baja. Sifat yang menonjol dari besi tuang ini adalah keuletan yang tinggi, lcekuatan tarik yang baik, daya scrap getaran yang baik serta memililci ketahanan aus, ketangguhan dan mampu mesin yang baik, sehingga material ini banyak digunakan sebagai material komponen kendaraan bermotor seperti poros engkol, camshafl, pegas, sistem rem, connecting rod dan komponen lainnya.
Besi tuang nodular yang dibuat harus diketahui dengan jelas sifat-sifat mekanis yang dimilikinya sebelum digunakan untuk aplikasi pada bidang tertentu.
Hal ini penting diketahui, karena erat sekali hubungannya dengan macam aplikasi yang akan dimasukinya. Pemilihan material yang tidak tepat untok suatu aplikasi karena kurang mengetahui sifat-sifat metarial yang dimilikinya bukan saja berdampak secara ekonomi tetapi akan lebih parah lagi jika penerapan material tersebut erat kaitannya dengan keselamatan pengguna Untuk itu diporlukan suatu serangkaian pengujian, untuk mcngetahui karakteristik, atau sifat-sifat suatu meterial.
Penelitian dimulai dengan melakukan prosss pengecoran logam (casting)
FCDSO di PT. Geteka Funindo, Pulogadung dengan penambahan 0,18 %Cr, 0,2%
Mo dan 1% Ni, kemudian dilanjutkan dengan melakukan serangkaian pengujian, antara lain : pengujian kekerasan, pengujian tarik, pengujian irnpak dan pengujian metalografi. Benmk dan ukuran sampel pengujian menggunakan standar ASTM A536-84 dan ASTM A327M-91. Pengujian sampel dilakukan pada kondisi as-cast, austenisasi 800 dan 900°C dengan ternperatur austemper 300 dan 400°C dengan waktu tahan 15, 30 dan 45 menit. Hasil pengujian yang diperoleh dismalisa dengan pendekatan kepustakaan. Dari hasil pengujian kekerasan terhadap besi tuang nodular FCD50 dengan temperatur austemper yang berbeda, menuxqukkan bahwa temperatur austenisasi dan austemper sangat berpengaruh terhadap sifat kekerasan besi tuang nodular. Pada perlakuan panas austenisasi soo°C pemanasau tidak mencapai temperatur kritis, akibatnya pada proses austemper 300 dan 400°C tidak terjadi pembahan fasa dari ferit-perlit menjadi bainit., tetapi. hanya terjadi terurainya karbida Fe3C menjadi 3Fe(o.) + C, sehingga karbida berkurang dan struktur ferit lebih banyak terbentuk, hal ini akan menumnkan kekerasan, penurunan kekuatan tarik bahan dan peningkatan elongasi besi tuang nodular tersebug perbedaan waktu tahan tidak begitu berpengaruh terhadap kekerasan. Pada austenisasi 900°C dengan allstemper 300 dan 400°C terjadi perubahan fasa rnenjadi bainit, sehingga didapati nilai kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi as-cast, terjadi peningkatan kekuatan tarik bahan, namun teljadi penurunan elongasi bahan.
Secara umum proses perlakuan . panas austenisasi dan austemper menyebabkan peningkatan sifat mekanis meterial.
"
1997
S36206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Susilo Pristianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siswandika K.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S41034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Suprasto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>