Latar Belakang: Peningkatan tekanan intrakranial adalah kondisi medis serius yang membutuhkan deteksi cepat dan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi seperti herniasi otak. Baku emas pengukuran tekanan intrakranial bersifat invasif dan memerlukan sumber daya dan fasilitas yang memadai. Metode non invasif berupa pengukuran diameter selubung saraf optikus (ONSD) berkembang sebagai alternatif dalam menilai tekanan intrakranial. Tujuan: mengevaluasi peran rasio ONSD terhadap diameter bola mata (ED) dalam mendeteksi tanda–tanda peningkatan tekanan intrakranial menggunakan CT dan MRI. Metode: Studi observasional analitik dengan data sekunder dari CT dan MRI kepala-leher periode Januari 2022–Januari 2024, terdiri atas 21 pasien dengan tanda peningkatan tekanan intrakranial (kasus) dan 21 pasien kontrol. Analisis bivariat menilai perbedaan rerata ONSD dan rasionya terhadap ED pada kelompok kasus dan kontrol. Hasil: Rerata usia ± simpang baku (SB) pasien sekitar 44±11 tahun pada kelompok kasus dan 46±13 tahun pada kelompok kontrol. Rerata ONSD secara signifikan lebih tinggi pada kelompok dengan tanda peningkatan tekanan intrakranial dibandingkan kontrol baik pada CT (6,05 mm vs. 3,61 mm; p<0,01) maupun MRI (5,36 mm vs. 3,47 mm; p<0,001). Rasio ONSD terhadap ED secara signifikan lebih tinggi pada kelompok dengan tanda peningkatan tekanan intrakranial dibandingkan kontrol baik pada CT (0,255 vs. 0,151; p<0,01) maupun MRI (0,228 vs. 0,150; p<0,001). Analisis kurva ROC menunjukkan nilai AUC yang sangat baik untuk kedua parameter tersebut (AUC=1,000). Korelasi pengukuran ONSD dan rasionya terhadap ED menggunakan CT dan MRI juga menunjukkan korelasi positif yang tinggi (0,8 ≤ r ≤ 1; p<0,001). Kesimpulan: Rasio ONSD terhadap ED memiliki nilai diagnostik yang sangat baik dan memiliki potensi untuk digunakan secara luas dalam praktik klinis dalam mendeteksi tanda peningkatan tekanan intrakranial.
Cryptococcal meningitis caused by fungal infections of Cryptococcus neoformans remains a major cause of morbidity and death among patients with a decreased immune system especially in developing countries. Cryptococcal meningitis is the most common fungal infection of the central nervous system and becomes a serious opportunistic infection in patients with advanced HIV/AIDS. Nursing problems that often arise are changes in consciousness due to decreased perfusion of cerebral tissue due to inflammation and increased intranranial pressure. The mandatory obedient intervention that can be given is by giving a head elevation position of 30o, this position can facilitate venous blood flow so that it can maintain brain oxygen and maintain intracranial pressure which impacts on perfusion of adequate cerebral tissue. The results of the intervention position of the head elevation of 30 degrees in patients with cryptococcal mening with HIV AIDS can reduce the level of client anxiety. These results indicate that a 30 degree head elevation position can improve brain tissue perfusion but should be given in conjunction with a collaborative medication. Nurses need to pay attention to contraindications when giving an elevation position of 30 degrees
"