Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raissa Haskim
"Penelitian ini membahas padanan dan strategi penerjemahan interjeksi bahasa Indonesia (BI) ke dalam bahasa Arab (BA). Dengan menggunakan metode deskriptif analisis, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk padanan dan strategi penerjemahan interjeksi BI ke dalam BA dalam Webtoon “Eggnoid”. Data primer penelitian ini didapatkan dengan membaca, mencatat ujaran yang mengandung interjeksi BI, dan membandingkannya dengan terjemahan BA dalam Webtoon “Eggnoid” episode 1-31. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teori interjeksi BI (Kridalaksana,2014), interjeksi BA (Jabr,1980) dan strategi penerjemahan interjeksi (Cuenca,2006). Berdasarkan hasil analisis, penulis menemukan sebanyak 90 dari 92 kemunculan interjeksi BI yang diterjemahkan ke dalam BA di dalam Webtoon “Eggnoid” episode 1-31. Beberapa interjeksi dalam BI di antaranya memiliki lebih dari satu bentuk padanan dalam BA. Adapun strategi penerjemahan yang digunakan adalah: a) terjemahan literal; b) terjemahan menggunakan interjeksi yang berbeda dengan makna yang sama; c) terjemahan menggunakan struktur non-interjeksi dengan makna serupa; d) terjemahan menggunakan interjeksi dengan makna yang berbeda; e) penghilangan; f) penambahan elemen. Sedikitnya jumlah interjeksi yang tidak diterjemahkan menunjukkan bahwa penerjemah telah berusaha menerjemahkan seluruh interjeksi BI ke dalam BA agar tidak menghilangkan esensi dari kemunculan interjeksi di dalam komik sebagai salah satu unsur penting untuk mengekspresikan perasaan tokoh.

This study discusses about the equivalent and translation strategy of Indonesian interjections into Arabic. By using descriptive analytical method, the purpose of this research is to analyze the equivalent form and the strategy of translating Indonesian interjection into Arabic in Webtoon “Eggnoid”. The primary data were obtained by reading, noting utterances that contain Indonesian interjections, and comparing them with the Arabic translation in the Webtoon “Eggnoid” episodes 1-31. In analyzing the data, the researcher used the theory of Indonesian interjection (Kridalaksana,2014), Arabic interjection (Jabr,1980) and interjection translation strategy (Cuenca,2006). The result shows that 90 out of 92 occurrences of Indonesian interjections were translated into Arabic in the webtoon “Eggnoid” episodes 1-31. Some Indonesian interjections have more than one equivalent form in Arabic. The translation strategies used are: a) literal translation; b) translation using different interjections with the same meaning; c) translation using a non-interjection structure with a similar meaning; d) translation using interjections with different meanings; e) omission; f) addition of elements. The small number of untranslated interjections shows that the translator has tried to translate all Indonesian interjections into Arabic to not losing the essence of interjections appearance in comics as one of the important elements to express characters’s feelings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Putri Paramitha
"ABSTRAK
Interjeksi adalah kata-kata yang dapat menggambarkan perasaan seseorang. Interjeksi banyak ditemukan dalam berbagai macam karya sastra, salah satunya di dalam komik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fungsi, jenis dan makna interjeksi apa saja yang ada di dalam komik bahasa Jerman Huck Finn Karya Olivia Vieweg. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa fungsi interjeksi yang ada pada komik ini adalah fungsi ekspresi perasaan fisik dan mental. Jenis interjeksi yang ditemukan ada lima yaitu interjeksi Ach,Oho, Oh, Oh Gott, dan Uh. Meskipun memiliki fungsi yang sama namun masing-masing interjeksi memiliki makna yang berbeda. Interjeksi cenderung tidak memiliki keterbatasana makna.

ABSTRACT
Interjection is words that can describe a person s feelings. Interjection is found in a variety of literary works, one of which is in the comic. This study aims to analyze the functions, types and meanings of any interjections in the German comic book Huck Finn by Olivia Vieweg. From the results of the study it was found that the interjection function in this comic is a function of expressing physical and mental feelings. There are five types of interjection that are found, namely Ach, Oho, Oh, Oh Gott, and Uh. Even though it has the same function, each interjection has a different meaning. Interjections relatively does not have limit in meaning."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fiska Aprilia Ibtiyah Arli
"ABSTRAK
Interjeksi merupakan kelas kata yang berfungsi untuk menyatakan perasaan. Dalam kosakata bahasa Indonesia, interjeksi termasuk bahasa tutur dan banyak digunakan dalam ragam bahasa lisan. Dalam makalah ini, peneliti memaparkan bagaimana penggunaan interjeksi yang digunakan warganet saat mengomentari unggahan foto di akun media sosial Instagram. Pemilihan media sosial Instagram sebagai sumber data penelitian dilatarbelakangi oleh fungsi akun media sosial Instagram sebagai sarana untuk mengekspresikan diri dalam situasi informal. Data Instagram yang digunakan adalah akun milik Wishnutama yang termuat pada tanggal 19 Agustus 2018 mengenai Opening Ceremory Asian Games 2018. Pemilihan akun milik Wishnutama dilatarbelakangi oleh daya tarik pemilik akun sebagai Creative Director Asian Games 2018 yang menarik perhatian dari berbagai kalangan. Interjeksi yang digunakan oleh warganet sebagai ekspresi terhadap Opening Ceremory Asian Games 2018 pada kolom komentar diteliti dari segi aspek dan makna. Untuk menemukan bentuk dan fungsi interjeksi pada media sosial itu digunakan metode kualitatif-deskriptif. Sebagai hasil penelitian, ditemukan penggunaan interjeksi yang mengalami perubahan bentuk dan makna. Terdapat kosakata baru bermunculan yang digunakan sebagai interjeksi. Perubahan bentuk dan makna itu terjadi untuk mengungkapkan perasaaan warganet merespons acara Opening Ceremory Asian Games 2018.

ABSTRACT
Interjection is a group of words that has function to express the feeling. In Bahasa Indonesia, these words belong to language of speech and mostly use as spoken language. In this papper, the author explains about how the use of interjection, which is used by netizen to give comment on photos on the Instagram. The selection on Instagram as research data sources is motivated by the function on instagram as a place to have self exspression in informal situasion. The data of Instagram that is used is the account of Wishnutama, which was posted on August 19 th, 2018 about Opening Ceremony Asian Games 2018. The selection of his account is motivated by the allure of the owner as Creative Director of Asian Games 2018, which engaged the attention of many people. The interjection that is used by netizen as their expression to the Opening Ceremony Asian Games 2018 in the column of comment is examined in the term of aspect and meaning. Qualitative description method is used to find out the form and function of interjection in the social media. As the result of this research, it is found that the use of interjection changes the form and meaning. New vocabulary that is used as interjection appeared. The changing of the form and meaning happened to express the feeling of netizen towards the event of Opening Ceremony Asian Games 2018. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rafidah Aulia
"Interjeksi atau kata seru seringkali digunakan dalam ujaran. Dalam bahasa Mandarin lisan, interjeksi memiliki fungsi emotif yang beragam. Kata哎呀aiya adalah salah satu interjeksi yang sering digunakan dalam bahasa Mandarin. Interjeksi ini kerap mempengaruhi makna dan suasana percakapan dari berbagai sisi. Penelitian ini menganalisis fungsi emotif dari interjeksi 哎呀aiya dalam drama serial Cina berjudul 人不彪悍枉少年Rén Bù Biāohàn Wǎng Shàonián “Manusia Takut Menyia-nyiakan Masa Muda” dan mengklasifikasikannya berdasarkan teori emosi oleh Paolo Santangelo (2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interjeksi 哎呀aiya dalam kalimat bahasa Mandarin dapat menunjukkan lima kelas emosi, yaitu (1) sikap positif beserta harapannya; (2) rasa puas; (3) emosi penonjolan nilai negatif; (4) emosi perlawanan agresif; dan (5) rasa tidak puas.

Interjections are often used in utterances. In spoken Mandarin, interjections have various emotive functions. Interjection 哎呀 aiya is one of the most frequently used interjection in Mandarin Language. This interjection oftentimes affects the meaning and atmosphere of the conversation from various sides. This research aimed to find out the emotive function of the interjection 哎呀 aiya in the Chinese drama series “人不彪悍枉少年” or known as ‘When We Were Young 2018’, and classify them based in the theory of emotion by Paolo Santangelo. The results of the research show that interjection 哎呀 aiya in Mandarin sentences can express five classes of emotions: (1) positive expectation and interaction, (2) satisfactory affects, (3) negative projection, (4) aggressive-opposing emotions, and (5) unsatisfactory affects."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Wirastuti
" Ikhtisar Skripsi sbb. Interjeksi atau kata seru yang dalam bahasa Jepang disebut dengan Kandooshi merupakan kata yang menyatakan perasaan atau emosi, jawaban dan panggilan. Suatu bentuk interjeksi yang muncul dalam berbagai situasi dapat memberikan makna yang berbeda tergantung pada konteks dan situasi tertentu. Yang dimaksud dengan konteks adalah hubungan interjeksi dengan kalimat sebelum atau sesudahnya, sedangkan yang dimaksud dengan situasi adalah hubungan interjeksi dengan keadaan sekitarnya, misalnya illustrasi atau gambar dalam komik."
2000
S13746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayati Nufus
"Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah mengenai fungsi emotif yang dimiliki oleh interjeksi 啊 a dalam kalimat Bahasa Mandarin. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data dari percakapan yang ada dalam drama seri Taiwan berjudul 我可能不会爱你 Wŏ Kĕnéng Bù Huì Ài Nĭ ?Aku Mungkin Tidak Bisa Mencintaimu?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan jenis emosi dan sub-kelas emosi yang ditunjukkan oleh interjeksi (叹词 tàncí) 啊 a yang berdistribusi di awal kalimat, serta membantu pembaca dalam memahami penggunaan interjeksi 啊 a dalam Bahasa Mandarin. Dalam menentukan jenis emosi dan sub-kelas emosi pada data digunakan klasifikasi emosi menurut teori emosi Santangelo (2001), sedangkan untuk mengetahui jenis ton interjeksi 啊 a pada data digunakan alat berupa program Praat. Hasil penelitian menunjukkan Interjeksi 啊 a dalam kalimat Bahasa Mandarin dapat menunjukkan lima kelas emosi, yaitu (1) kelas emosi sikap positif serta harapannya yang diwakili oleh sub-kelas emosi ingin tahu; (2) kelas emosi rasa puas yang diwakili oleh sub-kelas emosi senang dan terkejut (menyenangkan); (3) emosi penonjolan nilai negatif yang diwakili dua sub-kelas emosi, yaitu terkejut (tidak disangka atau tidak diharapkan) dan rasa heran; (4) kelas emosi perlawanan agresif diwakili oleh emosi marah; dan yang terakhir (5) kelas emosi rasa tidak puas diwakili oleh emosi mengeluh dan menyesal. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada partikel 啊 a yang berdistribusi di awal kalimat Bahasa Mandarin yang dicurigai berfungsi sebagai partikel fatis. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk membedakan partikel 啊 a di awal kalimat Bahasa Mandarin yang berfungsi sebagai interjeksi dan partikel fatis.

This thesis addresses the question of how emotive function of interjection 啊 a is used in Mandarin sentences. This research was done by taking data from the conversation in Taiwan drama series entitled 我 可能 不会 爱 你 Wŏ Kĕnéng Bù Huì Ài Nĭ 'Maybe I Couldn?t Love you'. The purpose of this research is to describe the kind of emotion and sub-classes of emotion that are expressed by the interjection (叹词 tàncí) 啊 a which occur at the beginning of sentences, and also to assist the reader in understanding the use of interjection 啊 a in Mandarin. To determine the type of emotion and sub-classes emotion of the data, the researcher used Paolo Santangelo?s classification of emotion (2001). Moreover, this research also used Praat program in order to know the tone of interjection 啊 a. The result of the research shows that interjection 啊 a in Mandarin sentences can express five type of emotional classes : (1) positive expectations and interaction class as represented by curious emotion, (2) satisfactory affects class represented by gladness and pleasant surprise, (3) negative projections ​​class represented by (unexpected) surprise and astonishment (4) aggressive-opposing emotions class represented by the emotion of anger, and the last (5) unsatisfactory affects class represented by gripe and regret. The result also shows that there are particles 啊 a which occur in the beginning of sentences but do not express any feelings. These particles are suspected as Phatic particles in Mandarin. However, a further research need to be done in order to distinguish particles 啊 a in the beginning of Mandarin sentences that has function as interjection and Phatic particles."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Zhafran Afdhal
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas perkembangan pemakaian yang terjadi pada kelas kata interjeksi bahasa Indonesia secara diakronis pada data interjeksi di dalam 4 novel populer, yaitu 2 novel populer pada periode Melayu Baru dan 2 novel pada periode bahasa Indonesia. Penelitian ini menjawab pertanyaan bagaimana bentuk dan fungsi interjeksi yang terdapat dalam 4 novel populer pada dua periode tersebut. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, digunakan teori-teori interjeksi yang dikemukakan oleh para ahli, yakni Harimurti Kridalaksana 1998 , Hasan Alwi 2000 , dan Abdul Chaer 2008 . Selain itu, dalam bentuk interjeksi dan fungsi digunakan teori morfologi dan semantik oleh Abdul Chaer 1995, 2008 , J.S. Badudu 1985 , dan Harimurti Kridalaksana 1992 . Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan bagaimana pemakaian kelas kata interjeksi dalam 2 novel populer pada masa Melayu Baru dan 2 novel populer pada masa bahasa Indonesia. Di samping itu, digunakan pula pendekatan proses Chaer, 2008 untuk menjawab permasalahan bentuk interjeksi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengayaan yang terjadi terhadap bentuk dan fungsi interjeksi dalam 4 novel populer pada periode Melayu Baru hingga bahasa Indonesia.

ABSTRACT
This Research discusses the development of the usage that occurs in Indonesian language interjections word class diachronically in four populat novels, which is two popular novels from New Malay language period and two popular novels from Indonesia language period. This research answers the question about the interjections form and function that contained in four popular novels in two periods. To answers the research questions, the interjection theories were put forward by experts, namely Harimurti Kridalaksana 1998 , Hasan Alwi 2000 ,and Abdul Chaer 2008 . In addition, in the form of interjections and functions morphological and semantic theory is used by Abdul Chaer 1995, 2008 , J.S. Badudu 1985 , and Harimurti Kridalaksana 1992 . Descriptive method was used in this study to describe how to use the word intercourse class in 2 popular novels during the New Malay period and 2 popular novels during the Indonesian language. In addition, a process approach is also used Chaer, 2008 to answer the problem of forms of interjection. The results of this study indicate that there is an enrichment that occurs in the form and function of interjection in 4 popular novels in the New Malay period to Indonesian."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Ivana Dhea
"Komik atau dalam bahasa Belanda disebut ‘stripverhalen’ merupakan karya seni rupa dua dimensi yang identik dengan gambar dan teks. Interjeksi menjadi kelas kata yang paling umum digunakan dalam komik untuk mendeskripsikan suasana atau perasaan pada sebuah gambar. Salah satu komik berbahasa Belanda yang menggunakan interjeksi yaitu Rampokan Java (1998) karya Peter van Dongen. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan interjeksi dalam komik tersebut berdasarkan bentuk dan maknanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif studi pustaka. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan sebanyak 126 interjeksi dalam komik ini. Berdasarkan bentuknya, interjeksi eenlettergrepig (satu suku kata) ditemukan sebanyak 86 interjeksi dan interjeksi meerlettergrepig (dua atau lebih suku kata) 43 interjeksi. Sementara berdasarkan maknanya, interjeksi tidak mengandung makna atau onomatope sebanyak 50 interjeksi dan mengandung makna sebanyak 79 interjeksi. Dapat disimpulkan, selain untuk membangun penceritaan dan komunikasi yang baik, beberapa penggunaan interjeksi dalam komik ini juga berkaitan dengan latar sejarah dan tema yang diadopsi oleh sang komikus.

Comics or 'stripverhalen' in Dutch is a two-dimensional work of art synonymous with images and text. Interjection is the most common word class used in comics to describe the mood or feeling in an image. One of the Dutch comic languages that used interjections is Rampokan Java (1998) by Peter van Dongen. The purpose of this study is to describe the use of interjections in the comic based on their form and meaning. This study uses a descriptive qualitative library research method. From the research conducted, it was found that there were 126 interjections in this comic. Based on the form, there were 86 interjections of eenlettergrepig (one syllable) and 43 interjections of meerlettergrepig (two or more syllables). Meanwhile, based on the meaning, there are 50 meaningless interjections or onomatopoeias and 79 meaningful interjections. It can be concluded, apart from building good storytelling and communication, some of the uses of interjection in this comic are also related to the historical setting and the theme adopted by the comic artist."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Pakaya
"Penelitian ini membahas jenis dan fungsi interjeksi dalam bahasa Gorontalo. Penelitian ini menggunakan teori semantik dengan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik elisitasi dan wawancara. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam bahasa Gorontalo, terdapat sepuluh jenis interjeksi, yaitu (1) menyatakan keluhan: huh, woh, is yaa, boh yaa, atau alaa, (2) menyatakan marah: ih atau nte ih, (3) menyatakan sakit: aduu, akeke, atau huh, (4) menyatakan rasa sedih: aati, aati olo, atau aati olo aati, (5) menyatakan rasa syukur: alhamdulillah, (6) menyatakan ketidakpercayaan: delo otutu, delo banari, atau pongaakali, (7) menyatakan rasa puas atas kejengkelan terhadap orang lain karena mendapat balasan atas perbuatannya: poheeto atau mailaba, (8) menyatakan rasa kagum: wih, ih, naanawa’u, atau naaku, (9) menyatakan kejijikan: keah atau seah, (10) menyatakan peringatan: naanti. Dalam penelitian ini juga ditemukan tiga jenis interjeksi baru. Interjeksi tersebut adalah interjeksi yang berfungsi untuk menyatakan rasa kagum, menyatakan rasa jijik, dan menyatakan peringatan.
This research discusses the types and functions of interjections in the Gorontalo language. The research employs semantic theory with a descriptive qualitative method. Data collection was conducted through elicitation and interview techniques. The results of this study indicate that in the Gorontalo language, there are ten types of interjections, namely (1) expressing complaints: huh, woh, is yaa, boh yaa, or alaa, (2) expressing anger: ih or nte ih, (3) expressing pain: aduu, akeke, or huh, (4) expressing sadness: aati, aati olo, or aati olo aati, (5) expressing gratitude: alhamdulillah, (6) expressing disbelief: delo otutu, delo banari, or pongaakali, (7) expressing satisfaction with someone else's annoyance for getting payback: poheeto or mailaba, (8) expressing admiration: wih, ih, naanawa’u, or naaku, (9) expressing disgust: keah or seah, (10) expressing warning: naanti. This study also found three new types of interjections. These interjections function to express admiration, express disgust, and express warning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Alwiyah
"Tesis ini membahas tentang bentuk kata seru dalam bahasa Arab dan makna pragmatis yang terdapat dalam film kartun seri Ṣalāh Al-Dīn Al-Ayyūbī. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah media visual berupa film kartun berbahasa Arab standar, Ṣalāh Al-Dīn Al-Ayyūbī episode 11 yang berjudul حلم الطيران / hilmu al-tayarān / yang artinya mimpi terbang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Dalam tesis ini, penulis menggunakan teori Wilkins 1992 dan Salim & Muhsin 2010 tentang bentuk interjeksi bahasa Arab yang merupakan kata atau kumpulan kata untuk mengungkapkan perasaan emosional secara spontan. Teori Halliday dan Hasan 1983 tentang makna kontekstual dari kata seru. Hasil dari penelitian tesis ini berupa bentuk-bentuk kata seru dalam bahasa Arab berupa primer, sekunder, frasa, dan bentuk lain (klausa).

This thesis discusses the form of interjection in Arabic and the pragmatic meanings contained in the cartoon series Ṣalāh Al-Dīn Al-Ayyūbī. The data used in this study are visual media in the form of standard Arabic cartoon films, Ṣalāh Al-Dīn Al-Ayyūbī episode 11 entitled حلم الطيران / hilmu al-tayarān / which means flying dreams. The method used in this research is descriptive analysis method. In this thesis, the author uses the theory of Wilkins 1992 and Salim & Muhsin 2010 about the form of Arabic interjection which is a word or a collection of words to express emotional feelings spontaneously. Halliday and Hasan 1983 theory about the contextual meaning of interjection. The results of this thesis research are in the form of exclamation words in Arabic in the form of primary, secondary, phrases, and other forms (clauses)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>