Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Herbasuki
"Penyambungan kabel tanah 20 kV dengan menggunakan bahan isolasi Ethylene Propylene Rubber (EPR) sering menimbulkan permasalahan karena ada kemungkinan terjebaknya udara didalam rongga diantara lapisan isolasi, yang akan menyebabkan terjadinya medan listrik didalam rongga tersebut. Bila kekuatan medan listrik tersebut melebihi kekuatan tembus udara maka akan terjadi pelepasan muatan sebagian ( partial discharge ) pada isolasi dan lama-kelamaan isolasi mengalami kegagalan dalam fungsinya.
Pelepasan muatan sebagian akan menyebabkan terjadinya kuat medan listrik yang tidak homogen, dengan kekuatan medan listrik udara pada rongga akan lebih besar dari pada kekuatan tembus dalam isolasi. Pelepasan muatan sebagian ini bersifat mengikis dinding rongga, sehingga dinding rongga akan menjadi lebih besar, dengan demikian tingkat kekuatan isolasi akan semakin kecil dan akan memperpendek umur isolasi.
Dalam tesis ini dibahas masalah sejauh mana pengaruh rongga yang terjadi pada isolasi Ethylene Propylene Rubber ( EPR ) dalam sambungan kabel tanah 20 kV terhadap tegangan kritis yang dianggap sebagai penyebab awal terjadinya kegagalan isolasi akibat adanya pelepasan muatan sebagian internal ( internal partial discharge ).

A 20 kV Ethylene Propylene Rubber ( EPR ) insulation underground cable jointing often has air voids, causing electric fields in the voids. If the electrical field is bigger than the air breakdown gradient voltage a partial discharge appear in the insulation, in the long run a breakdown will happen and the insulation will not function.
The partial discharges will cause non homogenuous electric fields with the electric field in the void bigger than the breakdown gradient voltage of the insulation, eroding voids walls causing bigger voids dimensions, smaller insulation strength and shorter insulation ages.
In this thesis the influence of voids in Ethylene Propylene Rubber ( EPR ) insulation underground cable jointing on the critical voltage which is assumed to be the cause of insulation breakdown by internal partial discharge will be discussed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T2795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Syafroji
"ABSTRAK
Dalam penanggulangan dan penanganan limbah, baik yang berasal dari pabrik /
industri, rumah sakit, rumah tangga, hotel dan perkantoran, dapat digunakan metode
insinerasi limbah dengan menggunakan insinerator sehagai salah satu alternatif pemusnah limbah seperti telah disebutkan diatas.
Secara definitif insinerasi adalah proses pembakaran limbah menjadi abu secara
terkendali dengan emisi gas buang yang aman. Tujuan utama penggunaan metode
insinerasi adalah pengurangan volume limbah melalui oksidasi thermal dengan persyaratan gas buang yang ditimbulkan dalam prosesnya tidak berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
Keuntungan metode dengan menggunakan insinerator dibandingkan
dengan cara konvensional seperti penimbunan, dibuat kompos dan sebagainya ialah :
* Lebih praktis
* Lebih cepat dan mudah prosesnya
* Tidak menimbulkan bau
Insinerator tersebut menggunakan isolator thermal yang terdiri dari bata api berat,
bata api ringan, insulasi castable dan castable refractory. Insinerator ini juga dilengkapi
dengan alat penyaring gas buang yang berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel yang ikut bersama gas buang; disamping itu proses insinerasi berlangsung pada temperatur tinggi sehingga gas buang yang keluar tidak berbahaya dan tidak menimbulkan bau.
Monitoring temperatur serta sistem insinerasi yang dikontrol secara otomatis yang
dipasang pada unit insinerator ini amat mempermudah pengoperasiannya.

"
1996
S36256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Ahmad Haikal
Depok: Universitas Indonesia, 1995
TA153
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Martiningsih
"Minyak transformator digunakan sebagai bahan isolasi dan pendingin pada transformator, oleh karena itu sifat-sifat dielektrik minyak isolasi yang baik merupakan prasyarat penting bagi minyak isolasi.
Beberapa pengotor yang dapat mempengaruhi sifat-sifat minyak transformator adalah uap air, gas, partikel padat lainnya. Ketidak murnian dapat muncul didalam minyak transformator yang baru akibat proses pembuatan atau selama penyimpanan maupun selama transportasi dan akibat pengaruh lingkungan.
Pemanasan minyak transformator yang berlangsung terus-menerus akan menimbulkan dekomposisi minyak dan akhirnya akan menyebabkan perubahan kekuatan dielektrik minyak.
Dalam tesis ini dilakukan pengujian tegangan gagal akibat adanya kontaminasi air dan adanya pengaruh perubahan temperatur pada minyak transformator.

Transformer oil is used for the insulation and cooling of power transformer, therefore good dielectric properties are main factor for transformer insulation.
Some impurities can impact in to the properties of transformer oil such as moisture, gas and solid particles. The impurities can exist in new transformer oil either processing or storage, transportation and that caused of environment.
The continuously heating of transformer oil can make decomposition and therefore can change dielectric strength of oil.
In this thesis, writer to perform breakdown voltage test which to caused water contaminant and temperature variable of transformer oil.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T4654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Sholeh Hidayat
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, penggunaan dan pengembangan metode pengujian untuk memonitor pertumbuhan hasil degradasi dari EPDM yang digunakan sebagai weather shed pada insulator komposit telah dilakukan dengan menggunakan spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR).
Proses degradasi polimer dikaji dengan pengambilan sejumlah kecil pada permukaan polimer tersebut dengan cara swabbing yang menggunakan pelarut xylena dan menganalisis material ini dengan menggunakan spektroskopi FTIR emisi. Pengukuran jumlah quantitatif permukaan chalking dilakukan dengan dua cara. Perlama, pengerikan (scraping) sejumlah kecil dari permukaan material yang terdegradasi dengan menggunakan sebuah razor blade dan menganalisis material tersebut dengan menggunakan spektroskopi FTIR absorpsi. Kedua, Pengumpulan sejumlah kecil material pada permukaan yang terdegradasi dengan menggunakan diamond impregnated pad dan menganalisis material tersebut dengan menggunakan spektroskopi Diffuse Reflectance Infrared Fourier Transform (DRIFT). Scanning Electron Microscope (SEM) juga telah digunakan unluk menyelidiki perubahan fisik dari permukaan material tersebut.
lndek numerik yang dikenal sebagai Oxidation Index (01) dan Chalking Index (CI) telah digunakan untuk menentukan jumlah basil degradasi dan permukaan chalking secara kuantitatlf Nilai tersebut didapal dengan cara menghitung perbandingan tinggi puncakpada spektra inframerah emisi, absorpsi dan difuse reflectance.
Hasil pengukuran Oxidation Index menunjukkan bahwa insulator EPDM dari sediver mengalami kenaikan dari 0,153 - 0,364 ketika diageing selama 336 jam dan nilai 01 tersebut relatif tidak berubah setelah diageing selama 2400 jam. Untuk insulator EPDM dari Salisbury, terdapat perubahan nilai 01 dari 0,170 - 0,391 selama 672 jam ageing dan relatif tidak mengalami perubahan 01 sampai 2400 jam ageing. Sedangkan insulator blend EPDMIsilikon dari Chance mengalami kenaikan 01 yang tajam dari 0,026 - 0,072 ketika diageing selama 672 jam dan mengalami sedikit kenaikan 01 menjadi 0,10 sampai 2400 jam ageing. Hasil yang menarik ditunjukkan oleh insulator blend EPDMIsilikon dari Ohio Brass yang memiliki nilai 01 relatif tetap (0.349 - 0,364) selama diageing sampai 2400 jam. Perbedaan nyata dari nilai 01 yang dihasilkan oleh keempat sampel insulator disebabkan oleh formulasi yang berbeda dari masing-masing sampel tersebut.
DRIFT adalah metode pengujian non-destruktif yang dikembangkan untuk mengkaji permukaan chalking dari insulator komposit field aged. Chalking Index yang ditentukan denganmetode ini menunjukkan hasil yang reproducible dan -memperlihatkan kesesuaian (good agreement) dengan hasil pengukuran yang diperoleh dari Electron Spectroscopy for Chemical Analysis (ESCA). Hubungan antara Chalking Index dan jarak terhadap tegangan tinggi juga telah dipresentasikan. Untuk sampel 210BUL, nilai CI = Z38 (shed no.l) dan CI - 2,34 (shed no.6), sedangkan sample 210FUL nilai C11,22 (shed no.l) dan CI = 1,61 (shed no.6). Untuk sampel 227BU, CI = 3,10 (shed no.1) dan CI = 4,30 (shed no.3), sedangkan untuk sampel 227FU, CI = 3,31 (shed no. I) dan CI = 2,36 (shed no.3).

ABSTRACT
In this work, the development and use of assessment methods to monitor the progress of degradation products of EPDM used as weather sheds of composite insulators has been investigated using Fourier Transform Infrared (FTIR) spectroscopy.
Polymer degradation is assessed by removing small amounts of surface polymer by swabbing with xylene and analyzing this material by FTIR emission spectroscopy. A measure of amounts of surface chalking is obtained by two techniques. Firstly, scraping a small amount of degraded surface material using a razor blade and analyzing by FTIR absorption spectroscopy. Secondly, collecting a small amount of degraded surface material using diamond impregnated pad and analyzing by D0-use Reflectance Infrared Fourier Transform (DRIFT) spectroscopy. the Scanning Electron Microscope (SEM) has also been used.
Numerical indices, termed Oxidation Index (01) and Chalking Index (CI), are used to quant1 the amount of degradation products and surface chalking. These are obtained by calculating the ratio of emission, absorption, and diffuse reflectance peak heights in the infrared spectra.
The results of Oxidation Index show that 01 of EPDM insulator from Sediver increased from 0.153 to 0.364 for 336 hours of exposure to UVB and it remains constant until 2400 hours of ageing. There was also an increase of 01 of EPDM insulator from Salisbury from 0.170 to 0.391 for 672 hours of ageing and it remains constant until 2400 hours of ageing. Meanwhile, 01 of EPDM/silicon blend insulator from Chance experienced an increase from 0.026 to 0.072 during 672 hours of ageing and it is followed by slightly increase of 01 until 2400 hours of ageing. The interesting result was indicated by EPDM/silicone blend insulator from Ohio Brass that its 01 remains constant (0.349 - 0.361) for the while 2400 hours exposure to artificial UVl3.
The DRIFT is non-destructive developed method to assess surface chalking of field aged composite insulators. The results indicate that Chalking Index determined by this method is quite reproducible and shows good agreement with that of by electron spectroscopy for chemical analysis (ESCA). The relationship between Chalking Index and distance to high voltage are also presented.
For sample 210BUL, CI = 2.38 (shed no. I) and CI = 2.34 (shed no.6), while sample 210FUL had CI 1,22 (shed no. I) and CI = 1,61 (shed no.6). For sample 227B U, CI 3,10 (shed nod) and Cl = 4,30 (shed no.3), while sample 227FU had CI = 3,31 (shed no. l) and CI = 2,36 (shed no.3).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Luminar
"Permasalahan bahan isolasi telah terjadi seperti retak, rapuh luntur dan sebagainya sejak digunakan beberapa produk porselen yang beraneka ragam seperti pin isolator 20 kV yang digunakan sebagai pemegang atau pemikul konduktor yang diisolasi pada sistem saluran lintas udara tenaga listrik berskala besar. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh perbandingan sifat phisik produk-produk tersebut. Dari hasil analisa kualitatif unsur material dengan menggunaan spektrometer sinar-x XRF dan diffraktometer sinar-x XRD, yang diinterpretasikan dari hasil uji-jenis sifat-sifat teknik listrik dan mekanik, telah memberikan hasil dari identifikasi unsur material yang meliputi formula khemikal, data kristalografi, dan identifikasi unsur-unsur material yang relatif dapat mempengaruhi sifat-sifat listrik dan mekanik pada produk porselen pin isolator 20 kV. Hasil analisa menunjukkan bahwa produk menggunakan aluminum silicate hydrat dan silicon dioxide sebagai komponen utama material, tetapi berbeda didalam pemakaian komponen pencampur seperti alkali aluminum silicate dan alkalin mineral. Ternyata produk yang menggunakan aluminum silicate hydrate dengan kandungan Al yang relatif besar menunjukkan bahwa oxida impuritas terjadi dari unsur Mn, disamping adanya unsur Ti dan Fe. Produk manufaktur diproses melalui pembakaran pada suhu 1200°-14500C. Unsur Si dengan intensitas yang relatif besar telah menunjukkan bahwa tingkat ketahanan isolasi listrik lebih baik pada produk porselen pin isolator. Oxida impuritas dari unsur Ti yang berlebihan mengakibatkan berkurangnya tingkat ketahanan isolasi listrik. Kuat mekanik yang relatif besar belum tentu memberikan sifat isolasi listrik yang baik."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Solikhudin
"Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kV KEMBANGAN merupakan Salah satu gardu induk di wilayah operasi PLN RJKB ? UPT Jakarta Barat. GITET 500 kV Kembangan terdiri dari 2 (dua) buah IBT 500/150 kV, 500 MVA dijadikan sebagai salah satu pemasok utama di wilayah Jakarta Barat diantaranya : menyuplai GI 150 kV Kembangan, New Senayan, Ciledug, Cikupa, Pasar kemis, Sepatan, Teluk naga, Jatake, Tangerang dan Maximangando. Pada tanggal 27 September 2009 pukul 08.06 WIB terjadi gangguan pada instalasi IBT-1 500/150 kV phasa T dengan indikasi relai : Differential (87T), REF (87NT), OCR moment (50), Bucholz, Jansen, Suddent Pressure, Oil Temperature dan Winding Temperature.
Dari hasil perolehan data disimpulkan bahwa gangguan disebabkan oleh pemburukan kertas isolasi yang telah berlangsung lama, sehingga terjadi hubungan pendek (short circuit) pada internal transformator. Pada saat gangguan terjadi, beban yang disuplai oleh IBT-1 dan IBT-2 masih rendah (IBT-1: 108 MW = 27% dari beban nominal dan IBT-2: 113 MW=28.25% dari beban nominal) dan IBT-2 sebesar 113 MW, sehingga akibat kejadian ini tidak terjadi pemadaman, karena beban yang ada dapat ditanggung oleh IBT-2 yang tidak terganggu.

Kembangan High Voltage sub station (GITET) 500 kV is One of the substations in the area of operations of PLN RJKB - UPT West Jakarta. 500 kV Kembangan Sub-station consists of two (two) IBT 500/150 kV, 500 MVA used as one of the main suppliers in the West Jakarta area including: supplying the 150 kV Sub station Kembangan, New Senayan, Ciledug, Cikupa Market Thursday, Sepatan, Gulf dragon, Jatake, Tangerang and Maximangando. On September 27, 2009, at 8:06 pm disruptions occurred at IBT-1 installation phase-T with an indication of relay: Differential (87T), REF (87NT), OCR Moment (50), Bucholz, Jansen, Suddent Pressure, Oil Temperature and winding temperature.
From the results of data acquisition is concluded that the disruption caused by the deterioration of insulating paper that has lasted a long time, resulting in short circuit on the internal transformer. At the time disturbance occurs, the load supplied by the IBT-1 and IBT-2 was relatively low (IBT-1: 108 MW = 27% of the nominal load and IBT-2: 113 MW = 28,25% of the nominal load), so this incident does not occur due to extinction, because the load can be borne by the IBT-2 is not discupted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27811
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Isolasi berperan penting untuk memisahkan bagian bagian yang mempunyai beda tegangan agar tidak terjadi lompatan listrik. Minyak trafo yang digunakan pada transformator merupakan salah satu jenis isolasi cair. Agar suatu jenis minyak dapat digunakan sebagai isolasi cair pada transformator harus memenuhi beberapa kriteria yang berhubungan dengan ketahanan dielektrik dari minyak tersebut. Ketahanan dielektrik dari minyak trafo berhubungan dengan tegangan tembus minyak trafo. Air dan temperatur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tegangan tembus minyak trafo. Semakin besar kadar air belum tentu menurunkan tegangan tembus minyak trafo dikarenakan sifat air yang sebenarnya merupakan isolator serta posisi air yang tidak selalu berada di antara elektroda. Sedangkan jika temperatur dinaikkan sampai derajat tertentu tegangan tembus akan semakin meningkat. Pengujian dilakukan dengan mengamati dan menganalisis bentuk gelombang tegangan yang terlihat pada osiloskop dengan memvariasikan kadar air dan temperatur. Bentuk gelombang tersebut dipengaruhi oleh harmonik yang menyebabkan gelombang tegangan tidak sinusoidal murni melainkan terdapat kerutan pada gelombang. Nilai Total Harmonic Distortion (THD) menyatakan seberapa besar pengaruh harmonik pada gelombang tegangan, yang pada pengujian berkisar 80% -90%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40674
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6   >>