Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anyta Hera Wahyuni
"Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada saluran nafas. Penderita yang rentan inflamasi akan mengalami wheezing berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari. Gejala ini berhubungan dengan penyempitan jalan nafas yang bersifat reversibel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi faktor-faktor pencetus serangan asma pada pasien asma di salah satu rumah sakit di Jakarta . Penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional yang menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi faktor pencetus asma karena alergen adalah 94,1%, faktor pencetus asma karena infeksi pernapasan adalah 26,7%, faktor pencetus asma karena latihan fisik adalah 94,1%, faktor pencetus asma karena sensitif terhadap obat dan makanan adalah 28,7%, faktor pencetus asma karena polusi udara adalah 89,1%, faktor pencetus asma karena penyakit refluks gastroesophageal adalah 68,3%, faktor pencetus asma karena perubahan psikologis/emosi adalah 88,1%, faktor pencetus asma karena perubahan cuaca adalah 79,2%. Pada penelitian ini didapatkan bahwa pasien asma tidak hanya memilki satu faktor pencetus serangan asma namun didapatkan juga banyaknya responden yang memilki dua atau bahkan tiga faktor pencetus serangan asma. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang faktor-faktor pencetus asma sebagai landasan bagi perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien asma beserta keluarga.

Asthma is a chronic inflammatory disorders of the respiratory tract It causes recurrent wheezing shortness of breath chest distress and coughing especially at night or early morning. The symptoms are associated with the reversible of airway narrowing. This study aims to identify the prevalance of asthma triggers at one of hospitals in Jakarta. This study was a descriptive quantitative with a cross sectional design and applied a purposive sampling technique. The results showed that the distribution of allergens factors was 94 1 26 7 respiratory infection 94 1 physical exercise sensitive to the drug and food 28 7 89 1 of air pollution disease gastroesophageal reflux 68 3 psychological emotional 88 1 related to weather was 79 2. This study also concludes that asthma patients were triggered by multiple allergens. The results of this study are expected to provide information on asthma triggers that would be used as a bases for nurses to educate asthma patients and their families Key word Asthma Asthma Triggers prevalance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Effita Rachmaniswati
"Obat golongan anti-inflamasi nonsteroid (AINS) digunakan secara luas sebagai analgesik dan anti-inflamasi. Obat golongan anti-inflamasi nonsteroid (AINS) sangat umum diresepkan, terutama pada penduduk usia lanjut. Risiko mengalami efek yang tidak diinginkan dari penggunaan AINS umumnya terjadi pada penduduk usia lanjut. Secara teori toksisitas AINS kemungkinan dapat meningkat dengan adanya pemakaian bersama sehingga menimbulkan interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peresepan dan masalah interaksi obat AINS di Apotek "X" Jakarta Timur. Data penggunaan resep dari 180 resep yang mendapatkan 2 obat atau lebih selama bulan Maret-Mei 2005 dikumpulkan untuk mengidentifikasi terjadinya interaksi obat. Dokter meresepkan secara rata-rata 3 obat secara bersamaan. Ditemukan adanya 96 resep yang mengalami interaksi obat. Diperoleh rata-rata 2 interaksi obat per resep. Melalui uji statistik Kai Kuadrat diketahui adanya hubungan yang bermakna antara jumlah obat dalam satu resep yang mengandung AINS dengan jumlah interaksi obat yang teridentifikasi.

Nonsteroidal anti-inflammatory drugs ( NSAIDs ) are widely used for their analgesic and anti-inflammatory effects. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs ( NSAIDs ) are very commonly prescribed, especially in the elderly population. Advanced age has emerged as one of the most striking risk factors for all of these factors for all of these adverse effects commonly associated with NSAID therapy . From a theoretical point of view the toxicity of NSAIDs may be increased by coadministration of interacting drugs. This study was conducted to identify prescription and the prevelance of drug interaction of NSAIDs at the Apotek "X" in East Jakarta . Data were collected from 180 recipes., receiving at least 2 concomitant drugs, admitted during the study period of Maret - Mei 2005. Doctor prescribed an average 3 drugs per recipes. 96 recipes of the total recipes were identified as having at least 1 interaction. On average, there were 2 interaction per recipes. Using Chi Square test it was concluded that were a significant correlation between the number of drugs on the recipes contents NSAIDs and the number of interaction were identified."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pelvic Inflammatory Disease kondisi inflamasi rongga pelvis yang dapat mengenai uterus, tuba falopii, ovarium, peritoneum pelvis, atau sistem vaskuler pelvis. PLO dapat menyebabkan kehamilan ektopik, infertilitas dan kekambuhan penyakit. Banyak penelitian menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan mempengaruhi motivasi seseorang sehingga peneliti merasa perlu untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang Pelvic Inflammatory Disease (PID) dengan motivasi untuk mencari pengobatan. Desain yang digunakan dalam penelitian adalah desain korelatif dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan ke 37 orang responden dengan cara Accidental sampling dari pasien di poli obstetrik dan ginekologi RS ASRI Jakarta yang sedang daises pengobatan. Analisa data dilakukan dengan uji univariat dan bivariat, dengan menggunakan program komputer SPSS 13. Hash penelitian menunjukan tingkat pengetahuan tinggi sebesar 62,2% yang memiliki tingkat motivasi rendah sebesar 56,8%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan motivasi untuk mencari pengobatan dengan P Value : 0,171 ; α: 0,05."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5839
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yessica Lisyana
"Inflamatory Bowel Disease adalah penyakit peradangan kolon yang menyebabkan jaringan parut yang ditangani dengan pembedahan. Jika terjadi berulang dapat menyebabkan fibrosis. Pentoksifillin merupakan obat yang memiliki efek anti fibrosis digunakan sebagai obat. Pektin merupakan polimer alam bersifat biodegradabel yang berpotensi sebagai sediaan lepas terkendali. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat dan mengkarakterisasi bead kalsium pektinat pentoksifillin dengan metode gelasi ion dengan variasi konsentrasi larutan sambung silang kalsium klorida 2,5% (formula 1), 5% (formula 2), dan 10% (formula 3). Karakterisasi bead yang dihasilkan berbentuk tidak terlalu sferis untuk formula 1 dan 2, namun sferis untuk formula 3, dan berwarna coklat keputihan dengan ukuran rata-rata 710 ? 1180 μm untuk formula 1 dan 2, sedangkan untuk formula 3 berukuran rata-rata > 1180 μm. Kandungan pentoksifilin dalam bead dari ketiga formula berturut-turut yaitu 27,87%, 22,28%, dan 14,05%. Efisiensi penjerapan dari ketiga formula berturut-turut yaitu 69,68%, 66,83%, dan 56,18%. Pada uji pelepasan obat dalam medium asam klorida 0,1N pH 1,2, dapar fosfat pH 6, dan dapar fosfat pH 7,4 tidak berbeda. Obat dapat terlepas hampir seluruhnya pada menit ke 15. Karena pelepasannya yang tinggi di medium asam klorida 0,1N pH 1,2 selama 2 jam yaitu ± 90% kemudian bead disalut HPMCP sehingga pelepasannya di medium asam klorida 0,1N pH 1,2 berkurang dengan jumlah yang terlepas 38-60%.

Inflammatory Bowel Disease causes rasp network. It?s handle by dissection that if occur repeatedly can lead a fibrosis. Pentoxifyllin is a drug that has anti-fibrotic effect which is used as a drug. Pectin is biodegradable natural polymer which have potention as controlled release drug. The aim of this research is preparation and charactherization calcium pectinate pentoxifylline beads which is prepared by ionic gelation method with variation in calcium chloride concentration 2,5% (formula 1), 5% (formula 2), and 10% (formula 3). Characterization of beads which is produced are not too spheris for the first and second formula, but spheris for the third formula, and it?s brown whitish colour. The average size of beads are 710-1180 Fm for the first and second formula. While the third formula are about >1180 Fm. Content of pentoksifilin in beads for all formula are 27,87 % for the first formula, 22,28 % for the second formula and 14,05% for the third formula. Encapsulation efficiency of all formula are 69,68%, 66,83% and 56,18% respectively. Drug release test in medium of hydrochloric acid 0,1N pH 1,2, phosphate buffer pH 6 and phosphate buffer pH 7,4 are not differences. The drug can be released almost in fifteenth minutes. Because it?s release is higher in medium of hydrochloride acid 0,1N pH 1,2 for 2 hours which is about ± 90%, then beads are coated by HPMCP in order that it?s release in medium of hydrochloride acid 0,1N pH 1,2 can holding a number of released is 38-60%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42522
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aditya Setiajid
"Obat antiinflamasi non-steroid (AINS) bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin melalui penghambatan enzim siklooksigenase, sehingga banyak digunakan dalam pengobatan inflamasi secara luas. Senyawa kimia 3-Fenil-2-stiril-4(3H)-kuinazolinon tersubstitusi sulfonamida atau sulfasetamida merupakan senyawa baru hasil sintesis. Beberapa senyawa diaril-4(3H)-kuinazolon tersubtitusi gugus SO2NH2 pada salah satu cincin arilnya diprediksi akan mempunyai aktivitas penghambatan COX-2 yang baik. Penelitian ini bertujuan mengamati dinamika interaksi inhibisi ikatan beberapa senyawa 3-Fenil-2-stiril- 4(3H)-kuinazolinon tersubstitusi sulfonamida atau sulfasetamida dengan COX-2. Pengujian dinamika interaksi dilakukan secara in silico melalui penambatan molekuler menggunakan AutoDock 4.0 dan simulasi dinamika molekuler selama dua nanodetik menggunakan Amber 11. Berdasarkan nilai ΔG hasil penambatan molekul, dapat dibagi menjadi 3 kelompok: kelompok sangat selektif yaitu senyawa 2i, 2e dan 2d (-10,92; -10,93 dan -11,33 kkal/mol) dibandingkan dengan SC-558 (-10,90 kkal/mol); kelompok selektif yaitu senyawa 2f, 2b, 2c dan 2a (- 10,68; -9,79; -9,57 dan -9,22 kkal/mol) dibandingkan dengan selekoksib (-10,63 kkal/mol); kelompok non-selektif yaitu senyawa 2aa, 2ba dan 2ca (-6,98; -6,87 dan -6,48 kkal/mol) dibandingkan dengan aspirin (-4,82 kkal/mol). Simulasi dinamika molekuler pada kompleks 6COX dengan senyawa 2a menunjukkan jumlahikatan hidrogen yang cenderung tidak stabil, sedangkan kompleks dengan senyawa 2aa, 2i dan SC-558 menunjukkan jumlah ikatan hidrogen yang cenderung stabil.

The Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs) inhibit the production of prostaglandins by inhibiting cyclooxygenase (COX) activity, so that it is used in the treatment of a wide variety of inflammation conditions. Sulfonamides or sulfacetamides substituted of 3-Phenyl-2-styril-4(3H)-quinazolinones are the novel compound produced by synthesis. SO2NH2 substituted in one of the aryl ring of diaryl-4(3H)-quinazolones are predicted as a good COX-2 inhibitor. The aims of this research is to observe the inhibition activity of sulfonamides or sulfacetamides substituted of 3-Phenyl-2-styril-4(3H)-quinazolinones with COX- 2. The study of COX-2,binding inhibition and dynamics interaction was done with in silico method by molecular docking with AutoDock 4.0 and molecular dynamics in 2 nanoseconds with Amber 11. Those compound could be divided into 3 groups, based on ΔG scores of docking result: very selective group, compound 2i, 2e and 2d (-10.92; -10.93 and -11.33 kcal/mol) compared to SC-558 (-10.90 kcal/mol); selective group compound 2f, 2b, 2c and 2a (-10.68; -9.79; - 9.57 and -9.22 kcal/mol) compared to celecoxib (-10.63 kcal/mol); non-selective group, compound 2aa, 2ba and 2ca (-6.98; -6.87 and -6.48 kcal/mol) compared to aspirin (-4.82 kcal/mol). Molecular dynamics simulation of complex 6COX with compound 2a showed unstable hydrogen bond number, whereas complex with compound 2aa, 2i and SC-558 showed stable hydrogen bond number."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43327
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Hanifah
"Infeksi parasit usus sering terdapat pada anak usia sekolah terutama di lokasi padat populasi dengan sanitasi kurang baik. Penelitian ini dilakukan di Pesantren X, Jakarta Timur dengan tujuan mengetahui prevalensi infeksi parasit usus dan hubungannya dengan karakteristik santri. Penelitian cross sectional ini dilakukan pada semua santri (n=162). Data diambil pada tanggal 20-21 Januari 2011, diolah dengan SPSS 17.0 serta dianalisis dengan uji chi square dan uji fisher exact test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 24% (39 responden) terinfeksi parasit usus, yakni A.lumbricoides (2,7%), T.trichiura (2,7%), B.hominis (75,6%), G.lamblia (10,8%), E.coli (2,7%), dan H.nana (2,7%). Responden paling banyak berusia 11-15 tahun (74 orang atau 45,7%), perempuan (92 orang atau 56,8%), tingkat pendidikan tsanawiyah (74 orang atau 45,7%), memiliki informasi mengenai parasit usus (149 orang atau 92%) dan informasi berasal lebih dari tiga sumber (74,4%).
Pada uji chi square tidak terdapat perbedaan bermakna antara prevalensi infeksi parasit usus dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jumlah sumber informasi. Pada uji fisher?s exact tidak didapatkan hubungan antara prevalensi parasit usus dengan kepemilikan informasi. Kesimpulannya, prevalensi infeksi parasit usus tidak berhubungan dengan karakteristik santri dalam aspek usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kepemilikan informasi, dan jumlah sumber informasi.

Intestinal parasitic infections often occur among school children especially who live in densely populated locations with poor sanitation. Intestinal parasitic infections may have a bad side effect on children's growth. This research was done in Pesantren X, East Jakarta to determine the prevalence of intestinal parasitic infection and it?s association with the characteristic of santri. This cross sectional research used all students (santri) as respondent (n=162). Data acquisition took at 20-21 of January 2011. The data processed by SPSS 17.0 and its analyzed by chi Square test and fisher exact test.
The result showed 39 respondents (24%) have been infected by intestinal parasites namely, A.lumbricoides (2,7%), T.trichiura (2,7%), B.hominis (75,6%), G.lamblia (10,8%), E.coli (2,7%), and H.nana (2,7%). Most respondents are 11-15 years old (74 persons or 45,7%), girls (92 persons or 56,8%). The level of education mostly from tsanawiyah (74 persons or 45,7%), already had knowledge about intestinal parasitic infection, (149 persons or 92%) and the information was gotten from more than three different sources (74,4%).
Based on chi square test, there was no statically significant difference between prevalence of intestinal parasitic infection and age, sex, level of education, and quantity of knowledge source. Based on fisher?s exact test, there was no statically significant difference between the level of intestinal parasitic infection and the knowledge. In conclusion, there was no association between prevalence of intestinal parasitic infection and age, sex, level of education, knowledge, and quantity of the knowledge source.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yum Eryanti
"ABSTRACT
Three types of cyclopentanone derivatives have been synthesized from aromatic aldehyde and ketone derivatives under
a base condition through aldol condensation. These cyclopentanone products were 2,5-dibenzylidene-cyclopentanone (a), 2,5-bis-(4-hydroxy-benzylidene)-cyclopentanone (b),
and 2,5-bis-(4-hydroxy-benzylidene)-cyclopentanone (c)
which has a yield of 63-99%. The chemical structure of these compounds were determined using UV, IR and NMR
spectroscopy. In order to clarify the role of hydroxyl and amine moieties, toxic, antioxidant and anti-inflammatory
activities were carried out. The toxic test indicated that the
compounds showed strong toxicity. In addition, the presence
of hydroxyl and amine groups on both rings of curcumin in
creased the antioxidant and anti-inflammatory activities."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Riau. Departemen Kimia;Universitas Riau. Departemen Kimia, Universitas Riau. Departemen Kimia], 2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Christye Aulia
"Penyakit inflamasi usus atau Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan penyakit peradangan yang terjadi pada kolon, penyakit ini sebaiknya diobati dengan sistem penghantaran obat tertarget pada bagian spesifik. Sistem penghantaran yang ditargetkan untuk pengobatan IBD dirancang untuk meningkatkan konsentrasi obat pada jaringan lokal. Deksametason merupakan obat yang memiliki efek anti inflamasi dan antifibrosis yang dapat digunakan untuk memperbaiki jaringan parut yang timbul pasca operasi IBD. Penelitian ini bertujuan untuk membuat beads kalsium-alginat deksametason yang hanya dilepas pada kolon. Beads dibuat menggunakan natrium-alginat yang disambung silang dengan Ca2+ melalui metode gelasi ionik, dengan perbandingan antara natrium alginat-deksametason (3:1). Konsentrasi natrium-alginat yang digunakan sebesar 3% b/v dengan varian konsentrasi CaCl2 sebagai agen sambung silang yakni 2% (formula 1), 3% (formula 2), dan 4% (formula 3). Beads yang telah dibuat akan dikarakterisasi untuk mengetahui bentuk dan morfologi beads, distribusi ukuran partikel beads, kadar air, efisiensi proses, indeks mengembang, uji kandungan obat, efisiensi penjerapan deksametason dalam beads dan evaluasi pelepasan obat secara in vitro yang kadar deksametasonnya ditetapkan secara spektrofotometri UV-Vis. Hasilnya diperoleh bentuk beads yang hampir bulat dengan kisaran ukuran antara 630 - >800 µm. Efisiensi penjerapan terbesar diperoleh dari beads formula 1 yaitu sebesar 98,14% sedangkan setelah disalut dengan eudragit® S100 menggunakan alat fluid bed dryer diperoleh beads formula 4 dengan efisiensi penjerapan sebesar 67,78%. Beads formula 1 hanya bersifat enterik dan belum mampu menahan pelepasan zat aktif hingga di pH kolon, sedangkan beads formula 4 memiliki profil pelepasan yang lebih baik karena dapat melepas zat aktif sampai di pH kolon secara bertahap dan bertahan selama 8 jam saat di pH kolon.

Inflammatory Bowel Disease (IBD) is a disease of inflammation in the colon, therefore this disease should be treated with targeted drug delivery systems on site-specific. Targeted delivery systems for the treatment of IBD is designed to increase the drug concentration in the local tissue. Dexamethasone is a drug having anti-inflammatory and antifibrosis effects which is used to repair scar tissue arising from postoperative IBD. This research purpose to create calcium-alginate beads dexamethasone to be released only in the colon. Beads were made ​​by using sodium-alginate and Ca2+ as crosslinker by ionic gelation method, with ratio between sodium alginate-dexamethasone (3:1). A concentration of solution sodium alginate 3 % b/v with variation concentration of crosslinker is 2% (formula 1), 3% (formula 2), and 4% (formula 3). Beads ​​will be characterized to determine the form and morphology of the beads, particle size distribution of the beads, moisture content, process efficiency, swelling ratio, drug content, encapsulation efficiency and drug release determined by spectrophotometry UV-Vis. The results obtained were spherical beads with a size range between 630 -> 800 μm with the greatest encapsulation efficiency obtained from the beads formula 1 with the amount of 98.14% and after coated with Eudragit® S100 using a fluid bed dryer apparatus, beads of formula 4 was obtained with an encapsulation efficiency of 67,78%. Beads formula 1 were only released in stomach pH and not able to hold up the release of the active substance in colonic pH, whereas beads of formula 4 releasing dexamethason gradually more than 8 hours in colonic pH, and has a better release profile for the active substance.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiska Satriani Damput
"Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum Breyn) merupakan tanaman yang ada di Indonesia dengan kandungan flavonoid yang diketahui memiliki efek antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak kulit batang kayu manis terhadap tikus Sprague Dawley yang dibuat udem pada telapak kaki kirinya. Tikus dibagi menjadi lima kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 ekor. Pada kelompok kontrol negatif diberikan CMC 0.5%, kelompok kontrol positif diberikan natrium diklofenak 27mg/200g bb, kelompok perlakuan diberi ekstrak etanol 70% kulit batang kayu manis dengan dosis 280mg, 560mg dan 1120mg/200g bb peroral. Setelah 30 menit pemberian peroral, telapak kaki kiri tikus diinduksi dengan 0.4 ml karaginan 1% untuk menimbulkan udem. Pengukuran volume udem dilakukan menggunakan pletismometer dalam interval waktu 1 jam selama 6 jam. Data yang diperoleh dihitung presentase penghambatan udemnya dan dianalisis menggunakan SPPSS 19. Hasil penelitian ini menunjukan adanya perbedaan bermakna (p<0,05) pada pemberian ekstrak kayu manis dengan control positif dan kontrol negatif dan dosis 1120mg/200g bb yang paling baik memberikan efek sebagai antiinflamasi. Disimpulkan bahwa ekstrak kayu manis memiliki efek antiinflamasi.

Cinnamomum zeylanicum Breyn is one of Indonesian plant that contains flavonoid and known as anti-inflammatory agent. The purpose of this study is to find out the effect of C. zeylanicum Breyn bark extract as anti-inflammatory in rat Sprague Dawley that is induced edema on its left paw. The rats are divided into five groups and each group consists of six rats. Group I function as negative control is given, group II as positive control is given natrium diklofenac 27mg/200g bb, group III, IV and V are given the extract with dose 280mg/200g bb, 560mg/200g bb and 1120mg/200g bb. After 30 minute, left paw of the rats are injected with 0.4 ml carrageenan 1% to induce edema. The volume of edema was measured every hour during 6 hours using pletismometer. The percentage of edema inhibition is counted and analyzed using SPSS 19. The result shows that the extract treated was significantly different (p<0,05) with positive and negative control and at dose 1120mg/200g bb gives the best effect as an anti-inflammatory. In conclude, the extract has anti-inflammatory effect."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>