Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Pusat Pendidikan Kehakiman, 1966
320.9 GER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arswendo Atmowiloto
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan , 1994
899.232 ARS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Pusat Pendidikan Kehakiman AD, 1967
320.9 GER II (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Salim Haji Said
Bandung: Mizan Media Utama, 2015
959.8 SAL g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Luethy, Herbert
New Delhi: Ptrabhakar Padhye, 1966
959.803 LUE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Koch, Christopher J.
Melbourne: Sphere Books, 1978
808.3 KOC y
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yustinus Bonaventura Dwi Juliantoro
"Sudah lebih dari lima puluh tahun sejak peristiwa pembantaian orang-orang yang diduga berhubungan dengan PKI terjadi pada tahun 1965, namun kebencian dan diskriminasi terhadap orang-orang yang diduga berhubungan dengan PKI masih terus berlanjut. Kondisi ini disebabkan oleh proses biopolitik yang terjadi di Indonesia yaitu berupa propaganda yang dilakukan oleh militer angkatan darat dan pemerintah Orde Baru. Dalam proses biopolitik tersebut, pemerintah Orde Baru melakukan apa yang disebut oleh Giorgio Agamben sebagai sakralisasi, dalam hal ini sakralisasi terhadap Pancasila, yang membuat Pancasila sebagai clandestine essence dari bangsa Indonesia. Di saat yang sama, pemerintah Orde Baru berusaha mengidentikkan PKI dan komunisme sebagai kumpulan orang dan ide yang sifatnya bertolak belakang dengan clandestine essence (Pancasila) tersebut. Hal ini membuat kebencian dan diskriminasi terhadap orang-orang yang diduga berhubungan dengan PKI menjadi awet. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan profanasi, yaitu upaya untuk melampaui pemisahan apa yang disakralkan dan yang tidak. Film Jagal : The Act of Killing a dalah sebuah bentuk profanasi, yang membuat Pancasila tidak lagi disakralkan dan tidak dapat digunakan lagi sebagai justifikasi untuk melakukan tindakan yang mendegradasi kemanusiaan. Tulisan ini menggunakan metode definisi dan kriteria. Definisi digunakan untuk memberi pengertian dan batasan yang jelas mengingat banyaknya istilah yang digunakan dalam konsep biopolitik. Konsep beserta istilah yang ada juga dipaparkan kriterianya, yang kemudian akan digunakan sebagai pembuktian dari tesis dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh penulis, yaitu bahwa terjadi proses biopolitik di Indonesia dan cara mengatasinya adalah dengan profanasi.

It has been more than fifty years since the massacre of people allegedly associated with the PKI occurred in 1965, but hatred and discrimination against people allegedly associated with the PKI continued. This condition is caused by the biopolitical process occurring in Indonesia, which is the propaganda conducted by the military of the army and the government of the New Order. In the biopolitical process, the New Order government did so-called Giorgio Agamben as the sacredness, in this case the sacredness of Pancasila, which makes Pancasila a clandestine essence of the Indonesian nation. At the same time, the New Order government seeks to identify the PKI and communism as a collection of people and ideas of opposite nature with the clandestine essence (Pancasila). This makes hatred and discrimination against people who allegedly relate to the PKI to be durable. To overcome this, profanation is necessary, which is an effort to exceed the separation of what is prescribed and which is not. Film Jagal: The Act of Killing is a form of profanation, which makes Pancasila no longer undisputed and can no longer be used as a justification for committing actions that degrades humanity. This article uses definitions and criteria methods. Definitions are used to give clear understanding and limitation given the many terms used in biopolitical concepts. The concept and the term also display the criteria, which will then be used as proof of the thesis and statements submitted by the author, namely that there is a biopolitical process in Indonesia and the way to overcome it is with Profanation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amurwani Dwi Lestariningsih
"Kajian ini mengungkapkan dan menganalisis gejala sosio-historis mengenai suatu identitas yang diperjuangkan oleh kelompok mantan tahanan politik perempuan berkaitan dengan peristiwa G30S tahun 1965. Tidak seperti kelompok lainnya yang segera dapat beradaptasi, kelompok ini melakukan class action penanda mereka tidak merasa bersalah secara hukum. Kegagalan class action dan dukungan dari Lembaga Swadaya Masyarakat mendorong mereka untuk menghimpun dan membentuk suatu organisasi, yang menjadi ruang bagi mereka untuk mengartikulasikan diri yaitu Wanodja Binangkit, Paduan Suara Dialita, dan Kiprah Perempuan. Ruang ini digunakan sebagai tempat untuk mempertahankan identitas dan memperjuangkan nilai-nilai yang mereka yakini, melalui pentasan seni pertunjukan dan lagu-lagu yang dibawakannya. Mereka juga berupaya untuk menghilangkan stigmatisasi dan merekontruksi sejarah terkait dengan identitas, dalam bentuk gerakan budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan memory collective melalui merawat ingatan kolektif masa lalu untuk kepentingan masa kini. Pendekatan ini dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan menelusuri dokumentasi dari ketiga organisasi tersebut. Studi ini diharapkan memberikan perspektif baru sumbangan ilmu sejarah kepada ilmu budaya.

This study reveals and analyzes socio-historical phenomenon regarding an identity that was fought for by a group of former female political prisoners in connection with the G30S-1965 incident. Unlike other groups that quickly adapted, this group carried out class action as a sign that they did not feel legally guilty. The failure of class action and support from Non-Governmental Organizations encouraged them to gather and form an organization, which became a space for them to articulate themselves, namely Wanodja Binangkit, Dialita Choir, and Kiprah Perempuan. This space is used as a place to maintain their identity and fight for the values ​​they believe in, through performing arts performances and the songs they perform. They also seek to eliminate stigmatization and reconstruct history related to identity, in the form of cultural movements. This study uses a collective memory approach through caring for past collective memories for the benefit of the present. This approach is carried out by using in-depth interviews and tracing documentation from the three organizations. This study is expected to provide a new perspective on the contribution of historical science to cultural science."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arswendo Atmowiloto
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1988
899.232 ARS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>