Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Perkembangan dari indeks pembangunan orang-orang Indonesia cenderung turun naik dan selalu di belakang Cina, Thailand, Malaysia, dan Filipina. Program pemberantasan buta huruf adalah salah satu usaha dalam mengajar pencapaian peningkatan kampanye pendidikan yang secara relatif akan mempertinggi perbaikan/peningkatan indeks pendidikan sebagai bagian dari komponen HDI. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengidentifikasi kondisi sosial budaya; 2) menggambarkan situasi gerakan pemberantasan buta huruf; 3) merancang model hipotesis kebudayaan lokal yang berorientasi pada pembelajaran; dan 4) mengevaluasi keefektifan budaya lokal yang berorientasi pada pendidikan dalam gerakan pemberantasan buta huruf pada kelompok coastal di desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon. Proses model pembangunan mengarah pada prosedur yang dikembangkan oleh Borg dan Gall (1989 : 784-785). Kajian ini menunjukan bahwa indeks HDI Kabupaten Cirebon pada tahun 2011 adalah 69,27 yang merupakan angka di bawah rata-rata dari indeks HDI Provinsi Jawa Tengah (72,73), dengan 3,36 nilai ketidaksesuaian, sementara jumlah yang buta huruf adalah 88.550 orang. Hasil analisis mengenai keefektifan budaya lokal berorientasi pada model pembelajarn melek huruf/pemberantasanbuta huruf menunjukan bahwa model tersebut terbukti efektif dalam meningkatkan kompetensi pendidikan, pendidikan bahasa Indonesia, kemahiran pekerjaan tertentu, peningkatan budaya lokal, penguasaan diri, kemahiran dan keterampilan dalam aplikasi IT. Keefektifan ujian secara statistic yang diukur menunjukan perubahan pada level keterampilan dan kemahiran pendidikan dari tidak memilikinya sampai dengan mahir/cekatan."
JURPEND 15:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah merupakan kumpulan catatan dari berbagai sumber, tentang berbagai masalah, yang digabung menjadi satu himpunan, dan disimpan dalam sebuah kotak. Kotak ini berisi 20 bendel catatan, sebagai berikut: catatan tentang makam serta perdikan di daerah Cirebon, sebagian disusun oleh Sultan Sepuh pada tahun 1924."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LL.87-BG 1.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah merupakan kumpulan catatan dari berbagai sumber, tentang berbagai masalah, yang digabung menjadi satu himpunan, dan disimpan dalam sebuah kotak. Kotak ini berisi 20 bendel catatan, sebagai berikut: catatan makam di daerah Cirebon, disusun tahun 1925 oleh Pigeaud dari beberapa sumber."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LL.87-BG 1.07
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Emalia
"Artikel ini menjelaskan tentang derajat kesehatan masyarakat pribumi di Kota Cirebon pada masa kolonialisme Belanda antara 1906-1940. Fokus kajiannya adalah menganalisis derajat kesehatan pada masa modernisasi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Kota Cirebon yang semula sebagai kota tradisional/kota kesultanan diubah fungsinya menjadi kota kolonial (modern) oleh pemerintah Hindia Belanda bersamaan dengan pembentukan kota-kota lainnya di Jawa dan Madura pada 1906. Selama paruh pertama di awal abad ke-20, masyarakat pribumi di Kota Cirebon menghadapi proses modernisasi yang berbasis industrialisasi ekonomi. Namun karena seringkali proyek pembangunan tidak tuntas akibatnya lingkungan kota menjadi tidak sehat. Sisa material bangunan, genangan air, galian-galian tanah yang kotor, dan kurangnya jatah air bersih bagi masyarakat pribumi menjadi pangkal kemunculan berbagai bibit penyakit yang menyerang para pekerja dan menular secara luas. Kondisi ini yang menjadi derajat kesehatan masyarakat pribumi buruk dan tidak pernah meningkat. Dalam menangani wabah penyakit pun terdapat perbedaan persepsi antara masyarakat pribumi dengan pemerintah kolonial. Bagi masyarakat pribumi praktik pengobatan didasari oleh pengetahuan agamanya yang kemudian diekspresikan dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karenanya mereka seringkali menolak tawaran sistem pengobatan dan propaganda kesehatan modern yang ditawarkan oleh pemerintah karena khawatir aqidahnya terganggu. Sementara bagi pemerintah kolonial praktik pengobatan didasari oleh ilmu pengetahuan yang berkembang di Eropa. Hanya saja dalam praktiknya, aspek kesehatan modern ini dikaitkan dengan pengembangan perekonomian untuk mengumpulkan sebanyak-banyak keuntungan. Komersialisasi dan diskriminasi pelayanan kesehatan pada akhirnya membuat masyarakat pribumi tetap mempraktikkan pengobatan tradisional yang dipahaminya.

This dissertation aims to describe the health level of the native people in Cirebon during the Dutch colonial era (1906-1940), focusing on the health level when the Dutch colonial government carried out modernization. The City of Cirebon which was originally a traditional city/sultanate city led by the sultans was changed into a colonial (modern) city by the Dutch East Indies government concurrently with the formation of other cities in Java and Madura in 1906. Through the first half of the 20th century, the native people of Cirebon overcame a process of modernization based on economic industrialization. Modernization was also carried out in the health sector which included policies and eradicating disease outbreaks. However, since there were many incomplete development projects, the city environment became unhealthy. They created leftover building materials, puddles, dirty soil excavations, and caused a lack of clean water for the native people. This condition then became the basis for the emergence of various germs that attack the workers and spread widely. There were different perception between the colonial government and the native people in dealing with the disease outbreaks. For the native people, the health knowledge was referred on their religious knowledge which was then expressed in their daily lives. While for the colonial government, the understanding of health referred to science development in Europe. In reality, this aspect of modern health is associated with economic development to collect as many benefits. The construction of hospitals, procurement of medical devices, and health services are also commercial in nature. The health perceptions of the native people also did not reduce the value of beliefs in their religious practices. Therefore the native people often rejected the offer of medical systems and other health propaganda from the government for they fear that their faith will be corrupted.  So in that condition, the spread of the epidemic of dissidents became widespread in Cirebon.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2605
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irianto
Jakarta: Museum Tekstil, 2012
959.8 BAM b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Komala Laksmiwati
"Summary
On sintren, folk dancing in Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Province, Indonesia."
Cirebon: Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon ; Yogyakarta : Deepublish, 2013
306.959 DYA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Dhani Nugraha
"Kebudayaan merupakan hasil daya cipta manusia dalam berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungan sekelilingnya yang berbeda-beda sehingga walaupun unsur-unsur kebudayaan manusia bersifat universal namun terdapat perbedaan antara unsur-unsur kebudayaan satu kelompok manusia dengan kelompok manusia yang lain. Kebudayaan telah membentuk sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok manusia tersebut, yang terlihat dalam perwujudannya berupa sistem budaya, sistem sosial dan kebudayaan fisik.
Pertemuan „antar kebudayaan merupakan fenomena yang menarik untuk diamati karena proses tersebut mempertemukan wujud dan unsur kebudayaan yang berbeda-beda antara dua atau lebih kelompok manusia. Proses pertemuan tersebut bisa menimbulkan benturan-benturan antar kebudayaan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Arsitektur sebagai bagian dari kebudayaan tentunya dapat dipengaruhi oleh pertemuan antar kebudayaan yang terjadi. Pengaruh yang ditimbulkan dapat berupa perkembangan dan perubahan dalam nilai, wujud, bentuk, teknologi dan lain-lain pada unsur-unsur dalam Arsitektur. Termasuk di dalamnya adalah ornamen pada bangunan yang dapat dipengaruhi oleh pertemuan antar kebudayaan yang terjadi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Ratih
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahrus
"ABSTRAK
Disertasi ini mengkaji teks Syattariyyah wa muhammadiyyah (disingkat SWM)
milik Muhammad Hilman, Rama Guru Syatariyah di Pengguron Kaprabonan
Cirebon. Penelitian terhadap SWM dilakukan dengan menggunakan teori filologi
dan tasawuf. SWM adalah salah satu teks penting yang dapat menjadi sumber
primer dan menjelaskan karakteristik keislaman di Cirebon. Pertanyaan utama
penelitian ini adalah bagaimana menyediakan sumber primer tentang Islam di
Cirebon yang terdapat dalam teks SWM. Tujuan utama penelitian ini adalah
menyajikan edisi teks. Edisi teks SWM dibuat dengan menggunakan metode
edisi kritis. Isi teks SWM terdiri atas Tarekat Syatariyah dan Muhammadiyah.
Dalam teks SWM terdapat lima ciri karakter Tarekat Syatariyah Cirebon yang
khas, yaitu aksara, ilustrasi, silsilah, ajaran, dan jaringan Tarekat Syatariyah di
Cirebon yang berbeda dengan Tarekat Syatariyah yang lain. Kajian isi
selanjutnya membahas karakteristik Tarekat Syatariyah dan Muhammadiyah.
Hasil temuan penelitian ini; pertama, silsilah tarekat Syatariyah di Cirebon dari
teks SWM tidak berasal dari Syaikh Abdul Muhyi atau Abdurrauf as-Sinkili,
tetapi melalui Syaikh Abdullah bin Abdul Qahhar; kedua, Tarekat
Muhammadiyah adalah nur Muhammadiyah. Cara untuk memperoleh nur
Muhammad melalui martabat tujuh; ah}adiyah, wah}dah, wa>h}idiyah, ?alam arwa>h},
?alam ajsa>m, ?alam mis\a>l, dan insa>n ka>mil.

ABSTRACT
The dissertation analyzes the text of Syat}t}a>riyyahwa Muh}ammadiyyah
(abbreviated as SWM) using philological theory and sufism perspective. This
text belongs to Muhammad Hilman, the sufi leader of Tarekat Syattariyah in
PengguronKaprabonan Cirebon. Because SWM is one of the most important
primary texts in explaining the characteristics of Islam in the region, what being
investigated in the text is how to provide primary source of Cirebon?s Islam.
Thus, it is mainly aimed to provide text edition using critical edition method. In
addition, it is also aimed to analyze the characteristics? of the two tarekats, as
SWM intensively discussed Syatariyah and Muhammadiyyah. At least five
characteristics of Cirebon?s Syatariyah were apparent, namely writing system,
illustration, teachings, its particular networking and genealogy. Its genealogy is
distinct in the sense that it does not originate from Syaikh Abdul Muhyi or
Abdurrauf as-Sinkili, but instead it is from Syaikh Abdullah bin Abdul Qahhar.
As for Muhammadiyah, it is NurMuhammadiyah which is obtained through
seven martabat, namely ah}adiyah, wa>h}idiyah, wah}dah, ?alamarwa>h}, ?alamajsa>m,
?alammis\a>l, and insa>n ka>mil"
2016
D2220
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irianto
"Transliteration and translation of a classic Cirebon literature on the history of Cirebon Sultanate, Indonesia from the 15th century until its disintegration in the 19th century."
Cirebon: Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon ; Yogyakarta : Deepublish, 2013
959.8 BAM s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>