Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Judithia A. Wirawan
"Dalam rangka menghadapi era pasar bebas dunia, Indonesia harus mempersiapkan sumber daya manusianya agar mampu bersaing dengan SDM dari negara lain. Salah satu kelemahan SDM kita adalah masih adanya kecenderungan untuk mendahulukan kepentingan kelompok yang Iebih dekat, walaupun dengan hasil yang tidak menguntungkan. Hai ini terutama menjadi masalah bila dilakukan oleh para profesional karena mereka mempunyai wewenang mengambil keputusan untuk perusahaannya. Ciri mendahulukan kepentingan kelompok yang Iebih dekat adalah ciri dari orang yang menganut kolektivisme, yang merupakan salah satu titik ekstrim dan dimensi individualisme-kolektivisme.
Dari teori yang diajukan oleh Kohlberg, peneliti mendapat gambaran bahwa ciri orang yang menganut kolektivisme Iebih dekat dengan ciri orang yang berada dalam tingkat perkembangan moral konvensional sedangkan ciri orang yang menganut individualsme Iebih dekat dengan ciri orang yang berada dalam tingkat perkembangan post-konvensional. Selain itu, nilai seseorang juga akan dipengaruhi oleh gendernya, karena anak dari jenis kelamin berbeda disosialisasikan secara berbeda sehingga menganut nilai-niiai yang berbeda pula, yaitu wanita Iebih mementingkan keluarga sedangkan pria Iebih mementingkan prestasi dan karirnya sendiri. Berdasarkan hal itu, peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara individualisme-kolektivisme dengan tahap perkembangan moral dan gender. Penelitian ini dilakukan pada 76 subyek dengan menggunakan incidental sampling. lnstrumen penelitian berupa kuesoner Indcol 1994 dan Dilema Moral Kohlberg.
Hasil utama penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara individualisme-kolektivisme dengan tahap perkembangan moral maupun dengan gender. Hasil yang tidak sesuai dengan tinjauan kepustakaan ini menurut peneliti terutama disebabkan oleh adanya restriction of range pada data yang diperoleh, yaitu data kurang bervariasi, skor hanya berkisar pada central tendency saja. Untuk penelitian Iebih lanjut. peneliti menyarankan untuk mengambil sampel dengan karakteristik berbeda untuk menghindari homogenitas sampel yang menyebabkan restriction of range. Selain itu, peneliti juga menyarankan dilakukan penyempurnaan dalam hal metodologi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Angga Kusumo
"ABSTRAK
Makalah ini akan mempelajari masalah individualisme dan kolektivisme dalam sebuah organisasi dengan menggunakan dua negara di Asia sebagai contoh. Individualisme dan kolektivisme adalah masalah yang signifikan dalam organisasi karena dapat menyebabkan konflik. China dan Taiwan adalah dua Negara yang tepat untuk dijadikan contoh dalam makalah ini kare baru-baru ini kedua Negara tersebut diakui kekuatan ekonominya di dunia dengan pengaruh budaya yang kuat. Makalah ini juga akan menggunakan model karya Hofstede untuk menilai besarnya pengaruh individualisme dan kolektivisme. Selain itu, makalah ini akan membahas beberapa masalah, solusi, dan rekomendasi terkait isu individualism dan kolektivisme.

ABSTRACT
This paper will study the problem of individualism and collectivism in organisation by using two countries in Asia as examples. Individualism and collectivism is significant problem in organisation because it can create conflicts. China and Taiwan are good examples because recently, those nations are recognised for their emerging economic power in the world with strong culture influences. This paper also applies Hofstede model to assess the magnitude of individualism and collectivism. Furthermore, several possible problems and recommendations to address the individualism and collectivism issues will be discussed too.
"
2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library