Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yohanes Triponda Glory
"Pada tahun 1991 pemerintah India mencanangkan look east policy sebagai arahan kebijakan yang bertujuan untuk mengintensifkan kembali hubungannya dengan ASEAN yang sempat renggang pada masa Perang Dingin. Look east policy ditujukan tidak hanya untuk kepentingan ekspansi ekonomi melainkan juga untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan politik-keamanan India di tengah perubahaan lingkungan global dan kawasan.
Tugas Karya Akhir ini bertujuan untuk memahami pengaruh look east policy terhadap hubungan India dan ASEAN dengan mengeksplorasi aspek ontologis, epistemologis da aksiologis dari tiga paradigma utama dalam Hubungan internasional yaitu, realisme, liberalisme, dan konstruktivisme. Pengaruh look east policy akan dianalisis menggunakan teori dari masing-masing paradigma tersebut, yaitu teori balance of power, liberalisme institusional, dan konstuktivisme ideasional.
Tugas Karya Akhir ini menyimpulkan bahwa, LEP merupakan instrumen untuk memperbesar power serta bagian dari politik balancing (realisme), sebagai instrumen intensifikasi kerjasama (liberalisme) dan sebagai instrumen ideasional untuk mengkonstruksi hubungan sosial antara India dan ASEAN (konstruktivisme). Bila dilihat dari tujuannya, LEP digunakan untuk meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi dan aliansi politik-keamanan antara India dan ASEAN untuk mengimbangi perluasan pengaruh Cina (realisme), untuk menciptakan institusionalisasi hubungan India-ASEAN demi memberikan keuntungan bagi kedua pihak (liberalisme) dan untuk mengembalikan kedekatan India-Cina melalui interaksi sosial. Tujuan-tujuan tersebut dicapai melalui aliansi di bidang ekonomi dan politikkeamanan serta pembentukan struktur sosial dalam kerangka hubungan India-ASEAN.

In 1991, government of India initiated the so-called look east policy as a policy guidance to intensify its relations with ASEAN. Look east policy aimed not only to expand India's economy but also to pursue its political security interests in a changing landscape of global and regional environment.
As the focus in this paper, Look east policy will be understood by exploring ontological, epistemological and axiological aspects of three main paradigms in International Relations: realism, liberalism and constructivism. Three different theories-balance of power of realism, institutional liberalism and ideational constructivism- would be exploited to understand the impact of Look east policy on the India-ASEAN relations.
This paper concludes that, Look east policy is an instrument to increase power of India and a part of India's balancing policy (realism), as an instrument to intensify cooperation between India and ASEAN (liberalism) and as an ideational instrument to construct social relations between India and ASEAN (constructivism). Axiologically, Look east policy is used to enhance economic cooperation and political security alliance between India and ASEAN (realism), to institutionalize India-ASEAN relations and provide gains for both parties (liberalism) and to bring India closer to ASEAN through social interactions (constructivism). These goals are pursued through economic and political security alliance and also the making of social structure within the framework of India-ASEAN relations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elenur Dwi Anbiana
"Tesis ini meneliti mengenai adanya kepentingan strategis yang dimiliki oleh India dalam kontinuitas defisit perdagangan bilateral yang dilakukan India dengan Tiongkok, untuk mengetahui apakah power maximizer masih diterapkan oleh negara dalam hubungan internasional. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanatori dan data yang digunakan adalah data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan RRT memiliki faktor X dalam kepentingan strategis India, sehingga India mau untuk terus melanjutkan perdagangan bilateral dengan RRT meskipun terus mengalami defisit. Defisit perdagangan yang dialami India sebagai bentuk payment yang dilakukan India untuk melindungi kepentingan strategis yang merupakan turunan dari kepentingan pertahanan nasional India.

This thesis explains about India?s strategic interests in the continuity of bilateral trade deficit India-PRC, and also to determine whether the power maximizer is still used by the state in international relations or not. The research is explanatory research and the data that used in this research are secondary data.
The results showed RRT has the X factor in the strategic interests of India, that caused India wants to continue the bilateral trade with China despite continued deficit in bilateral trade. The trade deficit that India as a form of payment that is made to protect the strategic interests of India, which is derived from the Indian national defense purposes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tendy
"Tesis ini membahas mengenai kepentingan India dalam pembentukan kerjasama Mekong - Ganga Cooperation Initiative (MGCI), yang secara resmi disepakati pada 10 Nopember 2000, di Vientiane, dalam MGC Ministerial Meeting yang pertama. Dalam periode pertama pelaksanaan kerjasama MGCI, diketahui bahwa India hanya sedikit mendapat keuntungan dari seluruh sektor kerjasama formal dalam program kerja MGCI. Namun demikian pada Fifth MGC Ministerial Meeting, di Manila tahun 2007, telah disepakati perpanjangan kerjasama MGCI untuk periode kedua hingga tahun 2013. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai apa sebenarnya kepentingan India dalam kerjasama MGCI.
Dengan meminjam penjelasan mengenai Kerjasama Regional oleh John Ravenhill ditambah dengan ventur dalam kerjasama regional, disimpulkan bahwa kepentingan India dalam kerjasama MGCI terdiri dari dua jenis kepentingan, yaitu kepentingan ekonomis berupa: a) Alih Teknologi Komunikasi dan Informatika, dan b) Pembentukan Jalur Mekong ? Asia Tenggara, serta kepentingan strategis berupa: a) Kepentingan Energi dan b) Pembendungan Terhadap Pengaruh Cina di Asia.

The focus of this Thesis is to study the interest of India in forming Mekong - Ganga Cooperation Initiative, later called MGCI, which launched on November 10 2000, in Vientiane. Within the first period of MGCI, it is known that India only enjoyed little benefits. But in Manila, 2007, India and the rest of the members of MGCI agreed to extend the cooperation for the second period until 2013. Within this event, question raises about what exactly the interest of India in MGCI cooperation.
Taking the approach in understanding Regional Cooperation by John Ravenhill, and the ventures of regional cooperation, it is concluded that the interest of India in MGCI initiation lies on two main forms. First, Economic Interests including the tranfer of Informations and Communication Technology (ICT) and Connectivity of India and Southeast Asia to support commerce. Second, Strategic Interests including long term Energy Supply and Containment of China's influences in Southeast Asia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library