Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
J. Haris Pranowo
"Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana evaluasi pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan III di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat apakah pendidikan dan pelatihan memenuhi standar yang diperlukan. Evaluasi pendidikan dan pelatihan dalam penelitian ini menggunakan teori Kirkpatrick, yakni reaction, learning, changes in behavior, dan result. Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melakukan penyebaran kuesioner yang diolah menggunakan SPSS 17 for windows, dengan wawancara mendalam untuk memperkuat hasil penelitian. Adapun hasil evaluasi dari penelitian pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan III di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

This research aims to investigate the workings of training and development evaluation CPNS Third Level Program in Education and Culture Ministries of Indonesia. The purpose of this research is to assess whether or not the department had met its required standards, by employing Kirkpatrick, Reaction, Learning, Changes in Behavior, and Result dimension theory. A quantitative approach will also be utilised through questionnaire and intervies distribution in order to further strengthen the research outcome. The latter was generated by SPSS 17 for Windows. The result from the evaluation is training and development program already reached the target."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdjani
"Masyarakat makin memahami pentingnya arti kesehatan dan jasa pelayanan kesehatan, dan menjadi semakin kritis terutama dalam mendapatkan jasa pelayanan Rumah Sakit yang bermutu Pelayanan Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan rumah sakit yang menjadi ujung tombak dan cermin utama dari keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Gaung profesionalisme keperawatan di Indonesia sudah terdengar sejak tahun 1983, ketika dikumandangkan Pencanangan Pemenuhan Kebutuhan dasar Bio-psiko-sosio-spiritual pasien melalui Pelayanan Asuhan keperawatan (Asleep) dengan metoda pendekatan Proses Keperawatan.
Permasalahan dalam pelaksanaan standar praktek asuhan keperawatan dapat dilihat dari catatan kegiatan askep yang lebih dikenal dengan istilah pendokumentasian yang merupakan standar VI dari Standar asuhan keperawatan. Perawat perlu meningkatkan kesadarannya bahwa proses keperawatan yang bermutu harus terdokumentasi dan adanya suatu landasan resmi pendokumentasian yang teliti.
Rendahnya cakupan rekam medik dan catatan kegiatan askep di RSMH Palembang dikarenakan kompleksitas dari form yang tidak efektif (24 form). Bersamaan dengan upaya panitia rekam medik untuk merevisi form rekam medik dan catatan keperawatan. Bidang Keperawatan mencoba mengembangkan model dokumentasi yang dimodifikasi untuk mengefektifkan formulir catatan asuhan keperawatan dalam meningkatkan mutu pencatatan kegiatan askep di RSMH Palembang.
Sebelum dioperasionalkannya model dokumentasi yang dimodifikasi perlu didesiminasikan terlebih dahulu sekaligus sebagai uji coba model maka dilaksanakan suatu pelatihan klinik.
Penelitian bertujuan mengetahui efektifitas pelatihan klinik terhadap perawat dalam meningkatkan mutu pencatatan kegiatan asuhan keperawatan dengan menggunakan model dokumentasi yang dimodifikasi dengan mengetahui tingkat pengetahuan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan, persepsi tentang model dokumentasi modifikasi serta keterampilan dalam memenuhi kelengkapan, keakuratan dan aspek hukum pengisian model dokumentasi modifikasi.
Penelitian ini merupakan eksperimen kuasi dengan rancangan eksperimental ulang non random. Pada penelitian ini dilakukan perlakuan atau manipulasi pada subjek tanpa melakukan teknik random.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan berhubungan dengan peningkatan tingkat pengetahuan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan, serta berhubungan dengan peningkatan mutu pendokumentasian meliputi kelengkapan, keakuratan dan aspek hukum pengisian dengan model dokumentasi modifikasi, namun tidak berhubungan dengan persepsi mengenai model tersebut.
Untuk menjamin kesinambungan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang bermutu, diperlukan pelaksanaan pelatihan klinik secara berkelanjutan dengan materi-materi yang selalu diperbaharui sesuai permasalahan yang ada serta evaluasi secara periodik tentang masalah-masalah pencatatan kegiatan asuhan keperawatan untuk mencapai pendokumentasian yang makin bermutu dan merata di RSMH Palembang.
Daftar bacaan 47 ( 1982 - 2000)

Effectiveness of Clinic Training in Recording Activity Nursing Guidance in RSMH Palembang, 2001People understand more about the importance of health and health services, and become more critical especially on gaining health services from qualified hospital. Nursing services constitute an integral part of hospital services, which become the frontiers and the main refection of health success as overall The echo of nursing professionalism in Indonesia has been heard since 1983. In that year it was announced the Proclamation of Fulfilling Patients' Bio-psycho-socio-spiritual Basic Needs through Nursing Guidance Services by applying method of Nursing Process.
The problems in carrying out practice standards of nursing guidance can be seen from the recordings of Nursing Guidance Services which is more generally known as documentation which is itself standard VI of Nursing Guidance Standard. Nurses necessarily enhance their awareness that qualified nursing process must be documented and there must be a formal base for such thorough documentation.
The low extent of medical recording coverage and Nursing Guidance Service recording in MH hospital Palembang is due to the complexity of the ineffective forms (24 forms). Together with the medical-recordings committee' efforts to revise the forms of medical recordings and nursing process, Nursing field attempts to develop documentation model, which is modified to make the recording form of nursing guidance in improving the quality of Nursing Guidance Services recordings in MR Hospital, Palembang.
Before the operation of documentation model, which is to be modified, it is required to be tested first and so a clinic training is required.
The research has the objective to find out the effectiveness of clinic trainings towards nurses in increasing the quality of recording activities of nursing guidance by using documentation model, which is modified by knowing the knowledge levels of nursing guidance documentation. This research is a quasi experiment applying non-random re-experimentation design. In this research, manipulation is carried out on subject without applying random technique.
The outcomes of the research show that training has relationship with the increase of knowledge level concerning documentation of nursing guidance, and also with the increase of documentation quality, which include completeness, accuracy, and legal aspect of filling up with documentation model of modification, but has nothing to do with the perception about the model.
To ensure the continuity of making qualified nursing guidance documentation, continual clinic trainings, which are provided with always-revised materials based on the issues, is required to be held, and so is the evaluation of problems in recording nursing guidance activities in order to have more qualified and impartial documentation in MR Hospital Palembang.
Bibliography ; 47 readings (1982 -- 2000)"
2001
T5140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noorkasiani
"ABSTRAK
Sekolah Perawat Kesehatan adalah salah satu Pendidikan Kesehatan yang turut berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, yang mendidik tenaga profesional keperawatan. Sebagai tenaga profesional perawat yang baik harus mampu berkomunikasi dan bertindak tepat pada klien yang dirawatnya. Untuk menjadi perawat yang terampil dalam bertindak, maka selama pendidikan calon perawat harus mendapat pengetahuan dan kerampilan yang cukup selama pendidikan. Untuk itu dalam proses belajar mengajar diperlukan metode mengajar yang tepat agar tujuan pendidikan tercapai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh metode ceramah yang disertai latihan lapangan terhadap kemampuan menyuluh pratindakan keperawatan di Sekolah Perawatan Kesehatan Persabahatan Jakarta Timur.
Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang membandingkan metode ceramah yang tidak mendapat perlakuan apapun, sedangkan desain penelitian adalah Pre Test - Post Test Control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Sekolah Perawat Kesehatan Persahabatan Jakarta Timur yang berjumlah 240 orang. Sampel diambil secara random untuk kelas.
Teknik penggumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan observasi pelaksanaan penyuluhan di tempat praktek dengan menggunakan lembar observasi siswa yang dilakukan oleh instruktur Medis di ruangan,
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji Wilcoxon untuk dua kelompok (sebelum dan sesudah intervensi) dan uji Kruskall Wallis untuk uji tiga kelompok.
Hasil analisis Wilcoxon sebelum dan sesudah intervensi menunjukan adanya perbedaan pengetahuan dan praktek Pratindakan Keperawatan (p<0,00005) pada a=0,05, Dan hasil analisis Kruskall Wallis dari ketiga kelompok responden juga menunjukan perbedaan pengetahuan dan praktek (p<0,00005) pada a = 0,05. Box plot menggambarkan kelompok yang mendapat perlakuan ceramah ditambah latihan lapangan memiliki skor jauh lebih tingi dari kelompok yang mendapat ceramah dan kelompok kontrol.
Kesimpulan dari analisis di atas rnembuktikan bahwa metode ceramah ditambah dengan latihan lapangan dapat meningkatkan pengetahuan dan praktek Penyuluhan Pratindakan Keperawatan responden, dibandingkan dengan yang hanya mendapat ceramah dan kelompok kontrol. Dari hasil temuan diatas disarankan bagi institusi kesehatan untuk memasukan pelajaran penyuluhan pratindakan keperawatan didalam kurikulum Sekolah Perawat Kesehatan, yang pengajarannya bukan hanya diberikan dengan ceramah saja, tapi langsung dipraktekkan di lapangan.

ABSTRACT
Health Nursing School is one of Health Educations that has a role in developing the intellectual life of the nation, educates a professional nurse. As a good professional nurse, she l he have to have the ability to communicate and to act appropriately to his/her clients who is taken care of Being a skilled nurse a nurse candidate must get appropriate knowledge and skill during the education. Therefore in the nursing education, we need an appropriate method of teaching therefore that the purpose of the education is achieved.
This research objective is to know of the influence of lecturing followed by a field practice toward the ability to counsel nursing pre action in Persahabatan Nursing School East Jakarta.
This is an experiment study that compare lecture method plus field practice with lecture method only and control group without any treatment. The study design is Pre test, Post test Control Group Design. Population of this study is all students of the Persahabatan Nursing School in East Jakarta, that is 240 students. Sample was drow by randomization of the classes. Data was collecting by using questionnaire and direct observation of the counseling practices.
Wilcoxon (before and after intervention) and Kruskall Wallis test were used in the analysis data. Analysis using non parametric method science this Wilcoxon test showed there is a different in knowledge and practice (p < 0.00005) a = 0.05. Before and after intervention Kruskall Wallis showed the same difference -(p < 0.00005) between the groups. a = 0.05.
The conclusion of this study is Base Plot showed that the score of lecture method flus field practice much more higher then lecture method only and control group without any treatment.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Tendiami
"ABSTRAK
Keterampilan memberikan instruksi merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pengajar kelas bahasa asing. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan memberikan instruksi tersebut adalah melalui kegiatan pendampingan sejawat peer coaching . Tesis ini bertujuan untuk melihat manfaat yang diberikan oleh kegiatan pendampingan sejawaat tersebut terhadap keterampilan memberikan instruksi pengajar. Metode paduan dengan pendekatan time series design digunakan untuk menganalisis data yang didapat dari hasil observasi/pengamatan kelas dan pascakonferensi, serta nilai evaluasi 4 orang pengajar dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat manfaat yang cukup signifikan dari kegiatan pendampingan sejawat terhadap keterampilan memberikan instruksi khususnya pada pengajar yang memiliki kedekatan secara personal dibandingkan pada pengajar yang kurang dekat secara personal. Secara umum penelitian ini mendukung ide kegiatan pendampingan sejawat sebagai salah satu cara untuk menigkatkan kompetensi pengajar. Kata kunci: Pendampingan sejawat peer coaching ; keterampilan memberikan instruksi

ABSTRACT
Giving instruction is one of the basic skills that a language teacher must have. There are several ways to improve this skill one of them is by doing a peer coaching program. This study aims to observe the effect of a peer coaching program to improve instruction giving skills of the EFL teachers. A mixed method research using a time series design is used to analyze the data obtained from observation and post conference session, as well as the teachers rsquo evaluation scores by the supervisor. The result reveals that the peer coaching program has significant effect on teachers rsquo giving instruction skills especially those pairs of teachers who know each other well and have more teaching experience. The findings generally support the idea that the peer coaching program can be considered as a tool to improve teachers rsquo teaching competence. Keywords Peer coaching giving instruction"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T50472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diki Lukman Hakim
"Penelitian ini membahas tentang makna dari sikap pustakawan dalam berkomunikasi kepada pemustakanya pada layanan sirkulasi di Perpustakaan Umum Jakarta Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna di balik sikap pustakawan dalam berkomunikasi di layanan sirkulasi di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif dengan metodologi dan disain penelitian fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, wawancara mendalam, serta dokumentasi. Untuk menguji kebenaran data yang telah didapat dilakukan dengan teknik trianggulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga pustakawan yang menjadi objek penelitian ini, mereka memperlihatkan sikap yang berbeda-beda dalam berkomunikasi kepada pemustaka di Perpustakaan Umum Jakarta Barat. Perbedaan dikarenakan adanya kepentingan yaitu mempertahankan kinerja mereka masing-masing, walaupun ada sedikit perbedaan latar belakang motivasi mengapa bersikap seperti itu. Penelitian ini menyarankan agar pihak manajemen perlu memperhatikan sikap pustakawan dalam berkomunikasi yang baik, dilakukan pelatihan khusus tentang bagaimana berkomunikasi kepada pustakawan, serta menempatkan pegawai sesuai dengan kriteria. Selain itu, dari sisi pustakawan juga sebaiknya bersikap proaktif dalam melayani pemustakanya.

Kata Kunci: Makna, Sikap Pustakawan, Komunikasi, Pelayanan, Sirkulasi, Perpustakaan Umum.


This research discusses the meaning of the attitude of librarians in communicating to their users on circulation services at the West Jakarta Public Library. The purpose of this study was to find out the meaning behind the attitude of librarians in communicating in circulation services at the West Jakarta Administration City Library and Archives Office. The research approach used in this study is a qualitative approach with a phenomenological research methodology and design. Data collection techniques used are observation techniques, in-depth interviews, and documentation. To test the correctness of the data that has been obtained, it is done by using data triangulation techniques. The results showed that the three librarians who became the object of this research, they showed different attitudes in communicating to the users at the West Jakarta Public Library. The difference is due to their interest in maintaining their respective performance, even though there is a slight difference in the motivational background of why they behave like that. This study suggests that the management needs to pay attention to the attitude of librarians in good communication, conduct special training on how to communicate to librarians, and place employees according to the criteria. In addition, from the librarian's point of view, they should also be proactive in serving their users.

Key words: Meaning, Librarian Attitude, Communication, Service, Circulation, Public Library."

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedictus Paskalis Dasit
"Manajemen perubahan pada upaya peningkatan mutu perlu diawali dengan memastikan kesiapan perawat untuk berubah sehingga perubahan yang diharapkan dapat terwujud. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kesiapan perawat untuk berubah dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah perawat pelaksana berjumlah 175 orang yang diambil dengan menggunakan tenik purposive sampling. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan 50,3% perawat kurang siap untuk berubah dan 50,9% perawat tidak memiliki resistensi terhadap perubahan. Ada hubungan yang signifikan (p<0.05) antara tingkat pendidikan perawat, resistensi terhadap perubahan, dukungan praktik keperawatan profesional dan pemberdayaan struktural dengan kesiapan perawat untuk berubah. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan (p>0,05) antara jenis kelamin, umur dan masa kerja perawat dengan kesiapan perawat untuk berubah dalam upaya peningkatan mutu. Hasil analisis multivariat menunjukkan resistensi terhadap perubahan merupakan faktor paling dominan berpengaruh secara negatif terhadap peningkatan kesiapan perawat untuk berubah dalam upaya peningkatan mutu di Rumah Sakit. Hasil penelitian menyarankan bahwa manajemen Rumah Sakit perlu untuk menurunkan tingkat resistensi perawat sehingga dapat meningkatkan kesiapan perawat untuk berubah dalam upaya peningkatan mutu pelayanan

Change management in quality improvement efforts needs to begin with ensuring the readiness of nurses to change so that the expected changes can be realized. The purpose of this study is to determine the factors that influence the readiness of nurses to change in an effort to improve the quality of service in hospitals. This study uses a quantitative research method with a cross-sectional approach. The research sample was 175 nurses who were taken using purposive sampling technique. Data analysis in this study used univariate, bivariate and multivariate data analysis. The results showed that 50.3% of nurses were less ready to change and 50.9% of nurses did not have resistance to change. There was a significant relationship (p<0.05) between nurses' education level, resistance to change, support for professional nursing practice and structural empowerment with nurses' readiness to change. However, there was no significant relationship (p>0.05) between gender, age and years of service of nurses with nurses' readiness to change in an effort to improve quality. The results of the multivariate analysis showed resistance to change was the most dominant factor that negatively affected the increase in nurses' readiness to change in an effort to improve quality at hospitals. The results suggest that hospital management needs to reduce the level of nurse resistance so that it can increase nurses' readiness to change in an effort to improve service quality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Fadilah
"Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas psikoedukasi KAMI SIAP untuk meningkatkan pengetahuan guru anak usia dini mengenai kesiapan bersekolah. Desain penelitian yang digunakan adalah within-subjects experimental design. Intervensi berupa psikoedukasi dilakukan sebanyak dua sesi dengan pengumpulan data sebelum dan sesudahnya. Melibatkan 19 orang partisipan guru anak usia dini. Untuk mengukur pengetahuan guru alat ukur dirancang sendiri oleh peneliti dan Teachers’ Belief about Child Based Dimensions of School Readiness (versi bahasa Indonesia). Hasilnya, menunjukkan bahwa psikoedukasi KAMI SIAP efektif untuk meningkatkan pengetahuan (Z = -2,749, p < 0,05, two tailed) guru anak usia dini mengenai kesiapan bersekolah.

The aim of this study was to see the effectiveness of KAMI SIAP psychoeducation to improve preschool teachers’ knowledge on school readiness. The type of research that used in this study was within-subjects experimental design. The psychoeducation intervention was carried out in two sessions with data collection before and after. Involving 19 participants preschool teachers. Instrument was designed by researcher to measure teachers’ knowledge and Teachers' Belief about Child-Based Dimensions of School Readiness (Indonesian version) was used. The result indicate that KAMI SIAP psychoeducation was effective to improve preschool teachers’ knowledge (Z = -2.749, p < 0.05, two tailed) on school readiness."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yaslis Ilyas
"ABSTRAK
1. Pendahuluan
Pada saat ini organisasi pelayanan kesehatan menghadapi dua tekanan secara simultan. Pertama, tekanan atau tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan harga terjangkau. Kedua, sulitnya mendapatkan sumber daya yang semakin terbatas untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu tersebut. Tekanan-tekanan tersebut membuat pimpinan organisasi terpecah konsentrasinya kepada dua pilihan yang secara bersamaan hares dikerjakan. Pada kondisi seperti ini kualitas pemimpin organisasi kesehatan sangat menentukan terhadap tingkat kinerja organisasi pelayanan kesehatan itu sendiri.
Pada negara maju, umumnya dokter tidak pemah secara formal menjadi bagian organisasi kesehatan. Sebagai profesional, mereka memandang organisasi hanya sebagai tempat kerja atau laboratorium untuk menampilkan keahlian mereka. Organisasi kesehatan lebih merupakan media atau sarana untuk praktik profesi ilmu kedokteran mereka. Mayoritas dokter tidak merasa bertanggung jawab terhadap kinerja organisasi kesehatan.
Pada negara berkembang fungsi dokter berbeda, terutama yang bekerja di pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Mereka mempunyai fungsi ganda yaitu fungsi administratif dan teknis medis. Mereka diharapkan mempunyai kinerja yang baik dalam kedua fungsi tesebut untuk mencapai tujuan organisasi kesehatan dengan sumber daya yang. terbatas. Tentu ini bukan.tugas dan kewajiban yang mudah untuk dicapai sekaligus.
2. Permasalahan
Penempatan dokter sebagai pegawai tidak tetap (PTT) diharapkan dapat berperan sebagai agen pembangunan kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Masalahnya apakah dokter PTT dapat memenuhi harapan pemerintah dan masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dapat dipenuhi. Melihat besarnya beban yang dipikul oleh dokter PTT, sedangkan imbalan relatif kecil, dengan status pegawai tidak tetap, banyak yang menyangsikan dan mempertanyakan tentang kinerja mereka di puskesmas.
Pentingnya kajian tentang kinerja profesional kesehatan sebagai pemimpin puskesmas sangatlah dirasakan. Adanya kebijakan dokter PTT yang diperkerjakan di puskesmas merupakan kasus yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Berdasarkan pertimbangan pentingnya pecan dokter di puskesmas sebagai pemimpin pembangunan kesehatan rakyat maka penelitian dengan tajuk, Determinan Kinerja Dokter Puskesmas Kasus : Dokter Pegawai Tidak Tetap ini dilaksanakan.
3. Metodologi
Rancangan penelitian ini adalah studi penampang. Lokasi penelitian mencakup 12 provinsi, 20 kabupaten, dan 405 kecamatan. Pada kelompok 6 provinsi pertama pengambilan data dilakukan melalui surat. Akan halnya, pada kelompok 6 provinsi kedua pengambilan data dilakukan dengan tatap muka. Pada kedua kelompok provinsi digunakan instrumen kuesioner yang diisi sendiri oleh responden (self administered questionaire).
Pengelompokan provinsi dan terbatasnya sumber daya membawa konsekuensi berbedanya Cara pengambilan sampel. Pada provinsi kelompok pertama dilakukan total sampling. Adapun kelompok provinsi kedua dilakukan cluster sampling dan pengambilan data dilakukan secara tatap muka Penelitian ini mendapatkan jumlah sampel 405 responden. Penggunaan teknik cluster sampling maka pada analisis data dilakukan pembobotan (Ma) agar titik estimasi sampel penelitian tidal bias. Pengukuran kinerja pada penelitian ini dilakukan dengan teknik penilaian sendiri (self assesment) dengan menggunakan skala Likert.
Analisis data dilakukan secara bertahap. Pertama, dilakukan penggabungan kedua berkas data mailing dan non-mailing. Tahap kedua, dilakukan pemeriksaan konsistensi internal dari vaniabel kinerja. Tahap ketiga, dilakukan analisis faktor untuk setiap variabel komposit. Dengan diketahuinya faktor muatan, dapat dihitung skor setiap variabel komposit dengan formula nilai observasi dikalikan dengan faktor muatan setiap sub-variabel. Berdasarkan formula ini didapatkan skor variabel komposit yang standardized.
Tahap keempat, dilakukan analisis univariat dan bivariat. Tahap akhir, dilakukan analisis multivariat. Sabelum dilakukan analisis multivariat dilakukan beberapa pemeriksaan terhadap data penelitian yaitu 1) pemeriksaan konsistensi penilaian kinerja, 2) pemeriksaan multi-kolinieritas dan 3) pemeriksaan interaksi diantara variabel bebas.

ABSTRACT
1. Introduction
Concern toward better management of human resources has increased since last decade. Presently, almost all leaders realize that personnel are the most important component of organization. The effectiveness of the other resources is relied on how effective the organization manages the human resources.
The performance of health personnel is one of the important aspects that should be analyzed to maintain and to increase the health development. The literature review leads us to understand determinants of the personnel performance, which can be categorized into 3 groups. Those are individual characteristic, psychological, and organizational variables.
The individual characteristic variables consist of competency, skill, and demographic variables. The psychological variables contain of perceptions, attitudes, personality, learning, and motivation. The organizational variables include resources, leadership, reward, structure, and work design.
2. Problem
The policy for contracted doctors was set by the Ministry of Health, with a high expectation that they could take a role as an agent of the health sector development in a sub-district area. With relatively low rewards and' temporary personnel status, many people believe that the expectation seems remain as a dream. Issues are raised whether programs and services offered meet the performance standard. Such issues were never been sufficiently answered Therefore it is imperative to conduct analysis on the performance of contracted doctors who work in health centers.
3. Objectives
The objectives of this study were to explore the doctor performance in health centers and to establish whether this performance was associated to individual characteristics, sociodemography, and organizational factors.
4. Methodology
Mail surveys followed by interviews were conducted to 405 contracted doctors in twelve provinces. Those provinces were divided into two categories based on the geographic area. In West Kalimantan, East Timor, Southeast Sulawesi, Maluku, Bali, and Irian Jaya provinces, all eligible doctors were included in the survey. In the remaining provinces (East Java, Jambi, South Kalimantan, East Nusa Tenggara, South Sulawesi, and Aceh) a cluster sampling was applied.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
D152
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London : McGraw-Hill, 1970
658.4 IMP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>