Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Salah satu daerah yang dijadikan sasaran rencana infansi Jepang adalah Pulau Irian. Pada tahun I 933, ini berarti delapan tahun sebelum perang Pasifik meletus, penduduk di kawasan teluk-teluk yang ada di kota Jayapura telah melihat adanya orang-orang Jepang. Mereka mendirikan perusahaan produksi dan penangkapan ikan, tetapi dalam kenyataannya merupakan pusat organisasi mata-mata yang mengadakan penelitian mengenai sumber-sumber pertambangan, dan mencari daerah yang subur dengan penelitian botani sebagai alasan. Mata-mata ini mengumpulkan berbagai informasi mengenai sumber bahan kebutuhan bagi kesatuan angkatan perang yang akan bereaksi di Irian Jaya.Irian Jaya menjadi suatu hal yang menarik bagi Jepang karena Holandia adalah satu-satunya pusat perbekalan yang terbesar dan terkayadi seluruh wilayah Pasifik untuk keperluan perang Jepang nanti."
2014
902 JPSNT 21:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nakane, Chie, 1926-
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1981
952 Nak m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sadler, A. L.
Sydney: Angus and Robertson, 1963
952 SAD s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cullen, L. M. (Louis M.)
London: Cambridge University Press, 2003
952 Cul h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cullen, L. M. (Louis M.)
London: Cambridge, 2003
952 CUL h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Pantheon Books, 1973
952.04 POS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Venita Ninanda
"Tayu adalah sebutan bagi yujo (wanita penghibur) yang tingkatnya paling tinggi pada zaman Edo, dimana mereka tidak duduk di balik terali seperti biasanya para yujo waktu itu. Harga mereka pun cukup tinggi untuk satu kali pertemuan, sehingga tamu-tamu mereka biasanya terdiri dari bangsawan, samurai yang berpangkat tinggi, daimyo dan pedagang. Kehidupan mereka yang cukup mewah ini memunculkan anggapan dari masyarakat zaman Edo yang juga dimiliki oleh salah satu pengarang yaitu Ihara Saikaku. Anggapan yang dimiliki Ihara Saikaku ini memunculkan sikap terhadap tayu dalam novelnya yang berjudul Koshoku Ichidai Otoko. Hal inilah yang diangkat dalam permasalahan skripsi, tentang bagaimana sikap Ihara Saikaku terhadap tayu.Novel Koshoku Ichidai Otoko yang menjadi bahan penelitian ini diterbitkan pada tahun 1682. Novel ini diangkat menjadi objek penelitian karena memiliki kelebihan dari segi isi yang menceritakan tentang seorang tokoh pria bernama Yonosuke yang banyak menjalin hubungan dengan yujo yang beberapa diantaranya adalah tayu. Selain itu novel ini cukup laris ketika pertama kali diterbitkan, dengan terjual 1000 eksemplar, sehingga banyak dibuat lanjutan cerita dengan tema para yujo ini.Penelitian tentang sikap Saikaku ini menggunakan teori penokohan yang dilihat melalui 11 tokoh tayu yang berasal dari tiga kota yaitu Yoshino, Fujinami, Hatsune, Takahashi, Kaoru, Noaki dari Shimabara (Kyoto). Yoshida, Komurasaki dan Takao dari Yoshiwara (Edo), Yugiri dan Washu dari Shinmachi (Osaka).Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa Saikaku beranggapan bahwa tayu sama dengan orang biasa lainnya, yang bisa menjadi istri yang baik, bisa sedih, baik hati, boros dan lainnya, yang mempengaruhi sikapnya dalam menggambarkan 11 tokoh tayu dalam novel Koshoku ichidai Qtoko. Anggapan yang dimilikinya ini tidak terlepas dari pengaruh sebagai seorang anak pedagang.Melalui skripsi ini penulis tidak hanya bermaksud untuk menganalisis masalah sikap pengarang terhadap suatu fenomena di sekitarnya, selain itu penulis berharap juga memberikan pandangan baru yang dapat mengubah anggapan-anggapan yang salah terhadap para tayu sebagai seorang 'wanita penghibur'"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erytreeanto Adi Nugroho
"Dari sejumlah 260 han yang ada di Jepang pada masa Shogun Tokugawa berkuasa, beberapa han seperti Han Chooshuu mampu bangkit dari krisis yang untuk kemudian berperan sebagai pemimpin perjuangan Restorasi Meiji. Tujuan dari perjuangan ini ialah membawa bangsa Jepang menuju kemajuan di segala bidang pada Era Meiji,Tentu saja Han Chooshuu memiliki faktor-faktor penentu keberhasilannya sebagai pelopor Restorasi Meiji. diantaranya ialah luas han, jumlah pasukan samurai, kemajuan tingkat sumber daya manusia yang diakibatkan dari adanya proses belajar ilmu barat dan lahirnya faham sonnoo."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maureen Sumolang
"ABSTRAK
Dalam keadaan sosial, ekonomi, politik yang masih labil akibat peralihan pemerintahan pada awal jaman Meiji. Jepang membuka jalan kereta api pertama pada tahun 1872; hampir setengah abad terlambat dari negara--negara Eropa dan Amerika.
Pembangunan dan perluasan jalan kereta api di Jepang pada awalnya banyak didukung oleh modal dan teknologi dari Inggris. Mamun dalam waktu yang cukup singkat, Jepang kemudian mampu mengatasi ketergantungan tersebut.
Proses modernisasi, dorongan untuk menjadi negara yang kaya dan kuat, semangat untuk bersaing dengan negara Barat, serta berkembangnya perekonomian Jepang, merupakan faktor-faktor yang menunjang perkembangan perkeretaapian Jepang.
Perkeretaapian Jepang yang pada mulanya dibangun untuk fungsi ganda sebagai sarana penunjang politik sentralisasi dan sarana penunjang kegiatan perekonomian masyarakat, tak dapat disangkal lagi scat ini merupakan kegiatan sehari-hari masvarakat Jepang saat ini, terutama masyarakat urban di kota-kota besar.
Dengan diciptakannya shinkansen, pada tahun 1964, perkeretaapian Jepang khususnya dan dunia pada umumnya mendapat semangat bare dalam mengatasi persaingan dengan kemajuan teknologi otomotif lainnya.

"
1990
S13879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anesaki, Masakawa
Tokyo: Charles E. Tuttle, 1963
209.52 ANE h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>