Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
Maria Immaculatus Djoko Marihandono
Jakarta: UI-Press, 2010
PGB 0252
UI - Pidato Universitas Indonesia Library
Gooch, G.P.
Boston: Beacon Press, 1968
907.2 GOO h
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Momigliano, Arnaldo
London: Weidenfeld and Nicolson, 1966
907.2 MOM s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Cambridge, UK: American Academy of Arts and Sciences, 1971
907.2 HIS
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Powicke, F.M.
London: Odhams Press, 1955
907.2 POW m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Den-Haag: B.V. Drukkerij Smits , 1976
BLD 959.8 HON (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Sydney: Hicks Smith & Sons, 1978
994.0072 HIS
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Plumb, John Harold, 1911-
London: British Council, 1971
941.080 PLU g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Mandarin Guntur
"Fisiognomi secara umum merupakan metode untuk menilai ciri-ciri fisik yang tampak pada permukaan seluruh tubuh, khususnya wajah seseorang. Dalam tulisan ini, fisiognomi urban berfokus kepada pengetahuan tentang metoda fisiognomi urban secara empiris untuk memahami perubahan atau dinamika arsitektur dan ruang kota. Adapun dinamika arsitektur ruang IKN paska kolonial ini kemudian menelusurinya lebih lanjut melalui wacana tropikalitas dalam perspektif techno-socio-culture, mulai dari IKN Jakarta, rencana pemindahan IKN ke Palangka Raya hingga ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur. Metodologi sejarah ini melalui strategi multi narasi dan taktik sinkronis dan diakronis dari berbagai sumber seperti investigasi ke Jakarta, Palangka Raya dan Nusantara di Kalimantan Timur, diskusi, dokumen, foto, surat kabar, buku dan multi-media, Museum Tjilik Riwut, KITLV Leiden, Rijk Museum, Tropen Museum. Tujuan utamanya adalah untuk memahami makna yang muncul di masyarakat dan pemerintah terhadap sejarah pemindahan ibu kota negara (IKN) Indonesia khususnya dinamika arsitekturalnya dengan penekanan pada masa kepresidenan Sukarno, Suharto, dan Joko Widodo. Analisis menunjukkan bahwa terbentuknya IKN-Indonesia di Nusantara, Kalimantan Timur telah mencakup perubahan arsitektur dan perkotaan masa kini dibandingkan dengan terbentuknya Jakarta yang bangkit dari era kolonial. Disertasi ini menyimpulkan bahwa pemeriksaan rinci melalui fisiognomi perkotaan secara empiris dan tropikalitas Ibu Kota Negara di Indonesia mengungkapkan bahwa kompleksitas ruang kota IKN-Jakarta dan arsitekturnya melebihi karakteristik permukaannya. Ditemukan bahwa dengan merosotnya kualitas kota Jakarta adalah sebuah alasan untuk memindahkan IKN negara yang baru ke Kalimantan. Paska Kolonial di Indonesia dengan politik demokrasinya telah mengubah cara pandang baru arena kontestasi, sebuah jalan untuk mendominasi Indonesia (neo-post kolonial) yang perlu menjadi perhatian.
Physiognomy is generally a method for assessing physical features that appear on the entire body's surface, especially a person's face. In this paper, urban physiognomy focuses on knowledge of urban physiognomy methods empirically to understand changes or dynamics of architecture and urban space. The dynamics of post-colonial IKN space architecture were then explored further through the discourse of tropicality in a techno-socio-cultural perspective, starting from IKN Jakarta, the plan to move IKN to Palangka Raya to IKN Nusantara in East Kalimantan. This historical methodology is through multi-narrative strategies and synchronic and diachronic tactics from various sources such as investigations to Jakarta, Palangka Raya, and Nusantara in East Kalimantan, discussions, documents, photographs, newspapers, books and multi-media, Tjilik Riwut Museum, KITLV Leiden, Rijk Museum, Tropen Museum. The main objective is to understand the meaning that arises in society and government to the history of the relocation of Indonesia's national capital (IKN), especially its architectural dynamics, emphasizing the presidencies of Sukarno, Suharto, and Joko Widodo. Analysis shows that the formation of IKN-Indonesia in Nusantara, East Kalimantan, has included changes in today's architecture and cities compared to Jakarta's formation, which rose from the colonial era. This dissertation concludes that a detailed examination through empirical urban physiognomy and tropicality of the national capital in Indonesia reveals that the complexity of the IKN-Jakarta urban space and its architecture exceeds its surface characteristics. It was found that the deterioration in the quality of Jakarta was a reason to move the new state IKN to Kalimantan. Post-colonial Indonesia, with its democratic politics, has changed a new way of looking at the arena of contestation, a path to dominate Indonesia (neo-post-colonial) that needs attention."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Nadhila Izzati Husna
"Penelitian ini mengkaji citra dan peran perempuan dalam novel Selak Bidai Lepak Subang Tun Irang (selanjutnya disingkat SBLSTI) karya Rida K Liamsi. Novel ini terinspirasi dari naskah Tuhfat Al-Nafis karya Raja Haji Ahmad dan Raja Ali Haji. Di dalam novel SBLSTI, Liamsi merekonstruksi ulang citra dan peran salah satu tokoh yang ada di dalam naskah Tuhfat Al Nafis, yaitu Tun Irang. Rekonstruksi tokoh ini bertujuan untuk menampilkan sisi historis Tun Irang sebagai salah satu tokoh yang berperan dalam sejarah Kerajaan Riau-Lingga. Berkaitan dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan citra perempuan Melayu pada novel SBLSTI serta mengulas peran Tun Irang dalam sejarah persebatian Melayu-Bugis. Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun data primer yang digunakan penelitian ini adalah novel Selak Bidai Lepak Subang Tun Irang, sedangkan data sekunder menggunakan teks Tuhfat Al-Nafis, buku, jurnal, dan artikel yang terkait dengan objek penelitian. Dalam mengkaji SBLSTI, digunakan dua pendekatan, yaitu kritik sastra feminis dan intertekstual. Hasil penelitian ini memperlihatkan eksistensi Tun Irang dalam SBLSTI yang dicitrakan sebagai perempuan individualistik dan berani dalam mengekspresikan pikirannya. Selain itu, hasil penelitian ini memperlihatkan peran penting Tun Irang dalam peristiwa persebatian Melayu-Bugis dan mempertahankan eksistensi Kerajaan Riau-Johor dan Pahang.
This research examines the image and role of women in the novel Selak Bidai Lepak Subang Tun Irang (hereinafter abbreviated as SBLSTI) by Rida K Liamsi. This novel is inspired by the manuscript of Tuhfat Al-Nafis by Raja Haji Ahmad and Raja Ali Haji. In the novel SBLSTI, Liamsi reconstructs the image and role of one of the characters in the Tuhfat Al Nafis manuscript that is Tun Irang. The reconstruction of this character aims to show the historical side of Tun Irang as one of the figures who played a role in the history of the Riau-Lingga Kingdom. Therefore, this research aims to describe the image of Malay women in the SBLSTI novel; besides, to review the role of Tun Irang in the history of Malay-Bugis association. Moreover, this study was a literature study using a qualitative descriptive method. The primary data used in this study was the novel Selak Bidai Lepak Subang Tun Irang. Meanwhile, the secondary data used were the manuscript of Tuhfat Al-Nafis, books, journals, and articles related to the object of research. In studying SBLSTI, two approaches were used that were feminist and intertextual literary criticism. The result of the study shows the existence of Tun Irang in SBLSTI who is imaged as an individualistic woman and brave in expressing her thoughts. In addition, the result of this study shows the important role of Tun Irang in the Malay-Bugis association and in maintaining the existence of the Riau-Johor and Pahang Kingdoms."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library