Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Lucy Handayani
"ABSTRAK
Rimpang dari tanaman jahe (Zingiber officinale Koscoe) sering digunakan sebagal bahan obat-obatan tradisional atau pun pemberi aroma serta rasa pada makanan, minuman dan parfum. Perbanyakan tanaman ini pada umumnya menggunakan potongan rimpang, paling sedikit dengan 3 mata tunas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bibit rimpang bermata tunas 1, 2, dan 3 serta pengaruh pemberian IAA pada bibit rimpang dengan konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, dengan kontrol akuades, terhadap kecepatan tumbuh tanaman jahe.
Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penanaman jahe dengan bibit rimpang bermata tunas 1 dan 3 ternyata lebih baik daripada menggunakan bibit bermata tunas 2. Hal ini terlihat dari perlarabahan tinggi tanaman pada umur 3 bulan dan 4 bulan. Demikian pula dari berat basah tanaman pada
umur 5 bulan. Dari perlakuan IAA pada bibit rimpang didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap kecepatan tumbuh tanaman jahe dibandihgkan kontrol, untuk semua parameter pertumbuhan yang diamati.
Dari penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menanam jahe, bibit yang paling efektif adaiah bibit rimpang bermata tunas 1, dipandang dari pemakaian jumlah bibit dan produktivitas tanaman yang dihasilkan. Selain itu dapat diketahui bahwa perendaman bibit rimpang jahe di dalam larutan IAA tidak efektif dalam memacu kecepatan tumbuh tanaman jahe."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naphatsaran Roekruangrit
"Ginger is used for treating motion sickness, nausea and vomiting. The traditional Thai method of preparation is to steam the rhizome before preparing the remedy. There is no report comparing the biological activity and quality of extracts from steamed and non-steamed rhizomes. The objective was to compare the anti inflammatory activities, cytotoxicity and quality of steamed and non-steamed ginger extracts. All extracts were tested for their potential anti-inflammatory properties via the inhibitory effect on NO and PGE2 production, and cytotoxic activity via sulforhodamine B assay. Loss on drying, total ash and acid - insoluble ash determinations were used as quantitation evaluation to standardize the ginger extracts. The results showed that the quality of all samples was within standard guidelines. The anti-inflammatory NO inhibition effect was higher in the steamed ginger ethanol extract (AZOE) than in the non-steamed ginger ethanol extract (HZOE), but lower than prednisolone as a positive control, with IC50 values of 13.47 ± 0.20, 19.64 ± 0.33 and 1.33 ± 0.02 µg/ml, respectively. The effect of PGE2 inhibition of AZOE, HZOE and positive control, had IC50 values of 0.40 ± 0.06, 0.63 ± 0.02 and 0.066 ± 0.004 µg/ml, respectively. However, the steamed and non-steamed ginger ethanol extracts were not cytotoxic to either SKOV - 3 or HeLa cells. Steamed ginger had a higher inhibition effect on NO and PGE2 release than non - steamed ginger. These results support the traditional Thai method of steaming the rhizome before preparing the medicine."
Pathum Thani: Thammasat University, 2019
670 STA 24:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Ginger ( Zingiber officinale ) is one of spices having many benefical uses and its potency in East Kalimantan is quite big
"
2007
658 JRTI 1:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahmi Zaenal Abidin
"ABSTRAK
Jahe memiliki kandungan oleoresin yang di dalamnya terdapat senyawa fenolik. Senyawa fenolik pada jahe umumnya digunakan di bidang Farmasi dan penambah rasa pada industri pangan, agen anti oksidan dan antimikroba. Namun potensi pengembangan senyawa fenolik pada jahe dibatasi oleh karakteristik alaminya. Senyawa fenolik pada jahe diketahui memiliki kelarutan rendah pada saluran pencernaan dan sensitif terhadap panas. Salah satu upaya untuk menangani masalah tersebut adalah pembuatan nanoemulsi O/W dari ekstrak jahe dalam minyak nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi nanoemulsi ekstrak jahe yang stabil dengan variasi minyak nabati dan konsentrasi surfaktan. Variasi minyak nabati yang digunakan adalah Virgin Coconut oil (VCO) dan minyak kelapa sawit, sedangkan variasi konsentrasi surfaktan tween 80 yang digunakan adalah 2%, 3%, dan 4%. Kadar ekstrak jahe yang didapatkan adalah 10142.11 mg/kg. Hasil uji karakteristik fisik menunjukan bahwa sampel 3 (carrier oil VCO dan surfaktan 4%) menghasilkan ukuran droplet terkecil yaitu 222.5 nm. Uji stabilitas fisik menunjukan sampel 3 memiliki stabilitas terbaik selama 28 hari pada suhu ruang. Efisiensi enkapsulasi tertinggi yaitu 79.73% untuk sampel 3.

ABSTRAK
Phenolic compounds in ginger are commonly used in the pharmaceutical field and flavorings for the food industry, antioxidants and antimicrobial agents. However, the potential development of phenolic compounds in ginger is limited by its natural characteristics. Phenolic compounds in ginger are known to have low solubility in the gastrointestinal tract and sensitive to heat. One effort to deal with the issue is the fabricating nanoemulsion O / W of ginger extract in vegetable oil. This study aimed to get formulations nanoemulsion stable ginger extract with a variety of vegetable oils and surfactant concentration.Variations of vegetable oil are Virgin Coconut Oil and palm oil, while variations in the concentration of surfactant tween 80 are 2, 3, and 4 %. Concentration of ginger extract is 10142,11 mg / kg. The test results show that the physical characteristics of the sample 3 (carrier oil VCO and surfactant 4 %) yielded the smallest droplet size is 222,5 nm. Physical stability test showed the sample 3 has the best stability for 28 days at room temperature. The highest encapsulation efficiency is 79.73 % for samples "
2016
S63603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baginda Sati Pituanan
"ABSTRAK
Tablet cepat hancur merupakan tablet yang hancur dan / terlarut di dalam mulut sehingga dapat membantu pasien yang memiliki permasalahan dalam proses menelan. Ekstrak jahe dengan kandungan gingerol secara umum sudah dikenal dapat memberikan efek antiemetik. Tujuan penelitan ini adalah untuk memperoleh eksipien koproses pragelatinisasi pati singkong (PPS) dengan gom akasia (GA) yang kemudian digunakan sebagai eksipien dalam formulasi sediaan tablet cepat hancur ekstrak jahe. Pada penelitian ini, dibuat lima jenis eksipien koproses PPS-GA dengan lima perbandingan berbeda yaitu 5:5, 6:4, 7:3, 8:2 dan 9:1. Kelima eksipien koproses tersebut dilakukan karakterisasi meliputi bentuk partikel, distribusi ukuran partikel, kadar air, derajat keasaman, sifat alir, dan indeks mengembang. Selanjutnya, eksipien koproses PPS-GA 9:1, koproses PPS-GA 8:2 dan koproses PPS-GA 7:3 digunakan dalam formulasi sediaan tablet cepat hancur ekstrak jahe. Tablet cepat hancur ekstrak jahe yang diperoleh dievaluasi kekerasan, keregasan, waktu pembasahan dan waktu hancurnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat alir dan daya mengembang eksipien koproses PPS-GA 9:1 lebih baik daripada eksipien koproses PPS-GA lainnya. Tablet cepat hancur ekstrak jahe yang menggunakan eksipien koproses PPS-GA 9:1 memiliki kekerasan 0,7 kp, keregasan 2,12 %, waktu pembasahan 93 detik dan waktu hancur 134 detik. Dapat disimpulkan bahwa eksipien koproses PPS-GA 9:1 memiliki potensi sebagai pengikat, penghancur dan pengisi dalam formulasi sediaan tablet cepat hancur.

ABSTRACT
Fast disintegrating tablets (FDTs) are tablet that disintegrate and/or dissolve rapidly in the mouth, hence it can help patients, who have problem of swallow drugs. Ginger extract, which is containing gingerol, generally has known acting as anti-emetic. The purposes of this study were to obtain coprocessed excipients of pregelatinized cassava starch (PCS) with acacia gum (AG), and then apply them in FDT formulations of ginger extract. In this research, five kinds of the coprocessed excipient of PCS-AG were prepared in the ratio of 5:5, 6:4, 7:3, 8:2, and 9:1. Furthermore, the coprocessed excipient of PCS-AG were characterized in term of morphology, particle size distribution, moisture content, pH, flow properties and swelling index. Moreover, the coprocessed excipients of PCS-AG 9:1, PCS-AG 8:2, and PCS-AG 7:3 were used in FDT formulation of ginger extract. In addition, the FDTs of ginger extract were examined for the tablet hardness, the tablet friability, the wetting time and the disintegration time. The results show that the coprocessed excipient of PCS-AG 9:1 was the selected excipient, since it revealed good flow properties and swelling index. The FDTs of ginger extract, which was using the coprocessed excipient of PCS-AG 9:1, had have the tablet hardness of 0,7 kp, the tablet friability of 2,12%, the wetting time of 93 seconds, and the disintegration time of 134 seconds. In conclusion, the coprocessed excipient of PCS-AG 9:1 might be a potential excipient as binder, disintegrant, and filler for the FDT formulation."
2016
S65418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranum Wanudya Yunas
"Hipertensi memiliki berbagai pilihan pengobatan karena kompleksitas patofisiologinya, termasuk intervensi terhadap inflamasi, sehingga bahan alami yang menargetkan berbagai mekanisme dapat dipertimbangkan. Ekstrak rosella dapat menurunkan tekanan darah dengan menghambat ACE, sementara penambahan ekstrak jahe merah diharapkan dapat mendukung pengobatan hipertensi melalui intervensi inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antihipertensi kombinasi ekstrak rosella dan jahe merah pada tikus model hipertensi yang diinduksi DOCA-salt. Studi dilakukan terhadap enam kelompok tikus (n=5) yang terdiri dari satu kelompok normal dan lima kelompok tikus model hipertensi. Tikus model hipertensi diinduksi dengan pemberian 30 mg/kgBB DOCA secara subkutan dan NaCl 2% sebagai pengganti air minum selama tiga minggu. Kelompok tikus model terdiri dari kontrol negatif (CMC 0,5%), kontrol positif (4,5 mg/200 g BB kaptopril), dan 3 kelompok dosis kombinasi ekstrak rosella-jahe merah (50:3,5 mg/300gBB; 100:7 mg/300gBB; dan 200:14 mg/300gBB). Pemberian sediaan uji dilakukan secara peroral selama dua minggu kemudian diukur tekanan darah, level biomarker RAAS dan mediator inflamasi. Hasil uji antihipertensi menunjukkan kombinasi ekstrak rosella-jahe merah yang mengandung sianidin-3-sambubiosida dan 6-gingerol memiliki aktivitas antihipertensi karena mempengaruhi tekanan darah sistolik-diastolik secara signifikan pada ketiga dosis uji; level renin secara signifikan pada dosis 50:3,5mg /300grBB dan 200:14mg/300grBB; aktivitas ACE secara signifikan pada ketiga dosis, dan level angiotensin II secara signifikan pada dosis 100:7mg/300grBB dan dosis 200:14mg/300grBB serta terhadap level IL-17A secara signifikan pada dosis 100:7mg/300grBB dan 200:14mg/300grBB. Dosis optimalnya adalah 100:7mg/300gBB, dengan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik tikus model hipertensi secara berturut-turut sebesar ± 45 mmHg (27,6%) sistolik dan ± 39 mmHg (33,2%).

Hypertension offers diverse treatment options due to its complex pathophysiology, including interventions targeting inflammation, thus natural substances that target multiple mechanisms worth considering. Roselle extract reduces blood pressure by inhibiting ACE, while the addition of red ginger extract is anticipated to support hypertension treatment through inflammation intervention. This research aims to evaluate the antihypertensive activity of combination extracts of rosella-red ginger in DOCA-salt-induced hypertension model rats. This study was conducted on six groups of rats (n=5), comprising one normal group and five groups of hypertension model rats. The hypertension was induced in rat models by subcutaneous administration of 30mg/kgBW of DOCA and 2% NaCl as substitute for drinking water for three weeks. The model rat groups were comprised of negative control (0.5%CMC), positive control (4.5mg/200gBW captopril), and three doses groups of roselle-red ginger extract (50:3.5mg/300gBW; 100:7mg/300gBW; and 200:14mg/300gBW). The test preparations were given by oral gavage over two weeks then blood pressure, RAAS biomarker levels, and inflammation mediator were measured. The anti-hypertensive test results indicated combination of roselle-red ginger extract containing cyanidin-3-sambubioside and 6-gingerol has antihypertensive activity as it affects systolic-diastolic blood pressure significantly at all test doses; renin level significantly at doses 50:3.5mg/300grBW and 200:14mg/300grBW; ACE activity significantly at all doses, and angiotensin II level significantly at doses 100:7mg/300grBW and 200:14mg/300grBW and IL-17A level significantly at doses 100:7mg/300grBW and 200:14mg/300grBW. The optimal dose was 100:7mg/300gBW, resulting in reductions of approximately ±45 mmHg (27.6%) in systolic and ±39 mmHg (33.2%) in diastolic blood pressure in the hypertensive rat model."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Bachtiar
"Jahe diyakini memiliki efek antiinflamasi dan antirematik. Namun bukti-bukti ilmiah masih sedikit dan kontradiktif. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ekstrak jahe terhadap tanda dan gejala osteoartritis. Penelitian menggunakan desain Randomised Control Clinical Trials. Penelitian dilakukan dari tanggal 12 April hingga 28 Mei 2010 di puskesmas Pandanwangi kota Malang. Sampel berjumlah 24 responden. Data dikaji dengan Indeks Womac.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh ekstrak jahe terhadap rasa nyeri osteoartritis (p-value 0,013), namun tidak terhadap kekakuan sendi (p-value 0,477) dan gangguan fungsi (p-value 0,835). Maka, jahe dapat digunakan sebagai salah satu terapi alternatif dan komplementer melengkapi pengobatan standart untuk meredakan nyeri osteoartritis.

Ginger is believed to have anti inflammatory and anti rheumatic effects. However, scientific evidences are still less and contradictory. This study aimed to investigate the effects of ginger extract on the signs and symptoms of osteoarthritis. It used Randomized Control Clinical Trials design. It was conducted from April 12 until May 28, 2010 in Pandanwangi Public Health Center, Malang city. The samples consisted of 24 respondents. The data were collected by WOMAC Index.
The results showed that there was the effect of ginger extract on pain relief in patients with osteoarthritis (p-value 0,013), but none on joint stiffness (p-value 0,477) and dysfunction (p-value 0,835). Thus, ginger can be used as an alternative and complementary therapy to standard medication to relieve the pain of osteoarthritis."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28484
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Adriananta
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S36036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Jahe merah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Evaluasi sifat toksik jahe merah sangat penting untuk mengetahui dampak negatif (yang membahayakan) terhadap kesehatan pasien. Oleh karena itu, sebelum dikonsumsi oleh manusia, perlu dilakukan penelitian toksisitas akut oral jahe merah pada mencit. Rimpang tipis jahe merah dalam kemasan plastik poli etilen diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis 10 kGy dengan laju dosis 10 kGy/jam. Ekstrak etanol dari jahe merah yang tidak diiradiasi maupun yang diiradiasi lalu diuji toksisitas akut oral menggunakan metode OECS Guideline test. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sepanjang 14 hari perlakuan terdapat perubahan pola perilaku, gejala klinis dan berat badan mencit kontrol dan perlakuan kelompok. Pemeriksaan histopatologi sampai dosis kurang dari 1250 mg/kg berat badan (bb) menunjukkan normal dan tidak ada efek samping yang signifikan diamati pada ginjal, jantung, hati, paru-paru dan limpa. Kerusakan vena central dan berkurangnya jumlah sel hepatosit pada mencit jantan terjadi pada kelompok dosis uji lebih kurang 2000 mg/kg bb, sedangkan pada mencit betina terjadi pada kelompok uji dosis lebih kurang 1250 mg/kg bb.
"
AIDR 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"[Minyak atsiri pada jahe (Zingiber officinale) dan nilam (Pogostemon cablin) berturut-turut memiliki khasiat sebagai antioksidan dan astringent. Penggunaan minyak atsiri secara langsung pada kulit kurang praktis, oleh karena itu perlu dibuat sediaan yang sesuai, yaitu dalam bentuk krim. Tujuan penelitian ini adalah membuat sediaan krim yang stabil yang mengandung campuran minyak jahe dan minyak nilam. Formulasi krim dibuat dengan Emulgade®F sebagai emulgator dengan variasi konsentrasi Emulgade®F yaitu, 5; 10; dan 15%. Uji stabilitas pada krim dilakukan dengan tiga metode yaitu, uji stabilitas mekanik (sentrifugasi); penyimpanan pada suhu rendah (4+2oC), suhu kamar (25+2oC), dan suhu tinggi (40+2oC) selama 12 minggu; dan cycling test. Parameter dalam menilai kestabilan dari krim adalah organoleptis, fase emulsi, pH, viskositas, dan distribusi ukuran globul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula yang mengandung Emulgade®F sebesar 10% b/b memiliki kestabilan krim paling baik dengan selisih pH pada minggu ke-0 dan minggu ke-12 0,15% pada suhu kamar, 3,81% pada suhu rendah, dan 2,74% pada suhu tinggi, juga distribusi ukuran globul dan viskositas yang stabil. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa formulasi krim yang stabil didapatkan pada konsentrasi Emulgade®F 10% b/b., Essential oil of ginger (Zingiber officinale) and patchouli (Pogostemon cablin) respectedly, have efficacy as an anti oxidant and as an astringent. The use of essential oils directly on the skin less practical, therefore it needs to make in a friendly dosage forms, that is cream. The purpose of this research is to create a stable formulation of the creams that contain ginger oil and patchouli alcohol. Cream formulation made with Emulgade®F as an emulsifier, with variations concentrations of Emulgade®F ie, 5; 10; and 15%. Stability test of the cream made with the three methods, namely, mechanical stability test (centrifugation); storage at low temperature (4+2°C), room temperature (25+2°C) and high temperature (40+2°C) for 12 weeks; and a cycling test. Parameter in assessing the stability of the cream is organoleptic, separation phase ofemulsion, pH, viscosity, and the globule size distribution. The results showed that formula containing Emulgade®F of 10% w/w has the best stability with pH difference at week 0 and week 12 0.15% at room temperature, 3.81% at low temperatures, and 2.74% at high temperatures, as well globule size distribution and viscosity. In this study concluded that a stable cream formulations obtained at concentrations Emulgade®F 10% w/w.]"
[, Fakultas Farmasi Universitas Indonesia], 2015
S62230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>