Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Widia Aprilia
"Salah satu yang menjadi ancaman suatu kawasan perbatasan adalah kejahatan yang melintasi batas negara atau kejahatan transnasional (Transnational crime) yang muncul akibat kedekatan geografis wilayah suatu negara. Untuk mengatasi kejahatan transnasional tersebut, Bakamla melaksanakan operasi keamanan laut yang didukung oleh pendeteksian berbasis intelijen. Artikel ini ditulis bertujuan untuk meneliti bagaimana strategi Bakamla dalam mencegah kejahatan transnasional di wilayah perbatasan Kepulauan Riau. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu memberikan gambaran melalui data dan fakta-fakta yang ada. Sedangkan analisis data menggunakan analisis data kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya adalah studi kepustakaan. Teknik tersebut adalah mengumpulkan data teori dan konsep dari internet berupa buku online dan jurnal artikel yang berhubungan dengan ruang lingkup penelitian sebagai landasan pemikiran dan pembahasan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa dari sejumlah permasalahan keamanan maritim, perlu disusun konsep strategi maritim Indonesia untuk menghadapi seluruh ancaman. Strategi maritim yang pertama adalah pada presence at sea yaitu merupakan kehadiran para penegak hukum di laut seperti Bakamla, TNI AL, dan KKP. Kedua adalah explore the sea yaitu mengeksplorasi, mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di ZEE maupun di landas kontinen sebagai strategi ekonomi maritim, dan trust build by sea sebagai strategi diplomasi maritim."
Jakarta: Seskoal Press, 2022
023.1 JMI 10:1 (2022)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Widodo Brontowiyono
"The growth of the Yogyakarta Urban Area (YUA) has led to an increasing of the microclimate, characterized by elevated temperatures. One of the efforts to decrease temperature is by establishing the development of Green Open Space (GOS). According to Law Number 26/2007 about Spatial Planning, a minimum of 30% of the total area must be designated as green open space. IKONOS satellite images taken in 2009 showed that GOS represented 43.36% of the total area for YUA. However, there are still areas which are characterized by high temperatures (more than 36.5o C). By applying Geographical Information System (GIS) analysis with an overlay technique among three factors such as canopy, building and population density, the priority zone for GOS development was identified. Based on the analysis, 38.82% of the area was designated as low priority for GOS development, 32.38% as middle priority, and 28.80% as very high priority to be developed as GOS. The land conversion is bigger and has high potency on private sector. GOS development needs to be established in the public sector, such as the creation of urban parks. Community empowerment strategies, application of incentive - disincentive mechanisms, and efforts towards GOS productivity improvement can encourage implementation."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2011
UI-IJTECH 2:3 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Andi Wijaya
"Perlunya pemetaan spasial jaringan telekomunikasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi dan distribusi sebaran menara telekomunikasi secara eksisting serta menganalisis jangkauan area layanan menara telekomunikasi yang dapat digunakan berbagai keperluan perencanaan, pengawasan dan pengembangan infrastruktur telekomunikasi tingkat daerah, regional maupun nasional. Karena adanya kebutuhan dan peningkatan kebutuhan layanan, maka perencanaan yang matang, akurat dan komprehensif untuk pengembangan sistem jaringan telekomunikasi harus dilakukan dengan mempertimbangkan lokasi geografis, sebaran menara telekomunikasi serta untuk rencana menentukan arah pengembangan yang akan dibangun. Sistem Informasi Geografis (SIG) telah secara luas digunakan untuk tujuan pemetaan, menganalisis, mengorganisir, dan semua jenis data yang dapat di-interfacekan secara grafis. Dasar struktur GIS adalah data Base konvensional. Namun, tidak seperti data Base tradisional, GIS diperkaya dengan atribut spasial (Koordinat Geografis) untuk semua data. Karena setiap record dalam data Base GIS telah mempunyai koordinat, data dapat dipetakan ke posisi yang benar pada permukaan bumi dan dihubungkan dalam format peta. Dengan adanya informasi geografis berupa Sistem informasi geografis (SIG) dapat memberikan informasi jangkauan dan daerah kekuatan signal yang terdapat pada setiap menara telekomunikasi, informasi mengenai calon pelanggan yang berada di daerah yang belum terjangkau oleh menara yang sudah ada sehingga dapat menjadi acuan untuk penambahan menara, sistem informasi ini dapat memudahkan penyedia jasa untuk menentukan pengguna jasa yang akan berlangganan.
The need for spatial mapping of telecommunication networks aims to identify the location and distribution of existing telecommunication towers as well as to analyze the coverage area of telecommunication tower services that can be used for various purposes of planning, monitoring and developing telecommunication infrastructure at regional, regional and national levels. Due to the need for and increasing service requirements, careful, accurate and comprehensive planning for the development of a telecommunication network system must be carried out by considering the geographical location, distribution of telecommunication towers as well as for plans to determine the direction of development to be built. Geographical Information Systems (GIS) have been widely used for the purpose of mapping, analyzing, organizing, and all kinds of data that can be graphically interfaced. The basis of a GIS structure is a conventional data base. However, unlike traditional data bases, GIS is enriched with spatial attributes (Geographical Coordinates) for all data. Because each record in the Base GIS data already has coordinates, the data can be mapped to the correct position on the earth's surface and linked in a map format. With the existence of geographic information in the form of a geographic information system (GIS), it can provide information on the coverage and area of signal strength contained in each telecommunication tower, information about potential customers who are in areas not yet reached by existing towers so that they can become a reference for additional towers, This information system can make it easier for service providers to determine which service users will subscribe to."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nur Awaludin
Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2010
910.285 NUR g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Bocher, Erwan, editor
"This book contains papers presented at the first Open Source Geospatial Research Symposium held in Nantes City, France, 8-10 July, 2009. It brings together insights and ideas in the fields of Geospatial Information and Geoinformatics. It demonstrates the scientific community dynamism related to open source and free software as well as in defining new concepts, standards or tools."
Heidelberg : Springer, 2012
e20405397
eBooks Universitas Indonesia Library
Haowen Yan
Cham: Springer, 2015
910.285 HAO s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library