Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sofani Munzila
"Tujuan
Menemukan metode diagnostik sederhana dalam mendeteksi vaginosis bakterial dalarn kehamilan dengan menentukan sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan negatif, rasio kemungkinan dan derajat kesesuaian pemeriksaan pH dan LEA (leukosit esetrase) vagina dengan menggunakan dipstick dibandingkan pewarnaan Gram.
Tempat
Poliklinik Obstetri Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit Bersalin Budi Kemuliaan. Jakarta
Bahan dan Cara Kerja
Wanita hamil sang datang ke poliklinik obstetri dengan usia kehamilan 16-24 minggu dengan atau tanpa keluhan keputihan diminta kesediaannya unruk mengikuti penelitian. Dilakukan pemeriksaan antenatal meliputi anamnesis dan pemeriksaan obstetri yang dicatat dalam formulir status penelitian (lampiran I). Pemeriksaan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan inspekulo dan pengambilan apusan lendir servikovagina sesuai dengan prosedur (lampiran IV). Kemudian dilakukan pemeriksaan pH vagina dan kadar LEA (leukosit esterase) dengan menggunakan dipstick Uriscan dan pengambilan apusan vagina (diwarnai dengan pewarnaan Gram sebagai baku emas) untuk menilai adanya infeksi vaginosis bakterial dengan menggunakan skor Nugent. Penilaian mikroskopis vaginosis bakterial selain dilakukan oleh peneliti, dilakukan juga oleh dua orang ahli yang salah satunya ahli mikrobiologi untuk menjaga validitas dan objektivitas interpretasi. Bila dari penilaian mikroskopis didapatkan skor Nugent 7-10, maka sampel dinyalakan sebagai vaginosis bakterial positif dan dilakukan analisis selanjutnya. Hasil yang didapat dari pemeriksaan dipstick Uriscan dibandingkan dengan basil yang didapat dari pewamaan Gram, kemudian dibuat analisis sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan negatif, rasio kemungkinan dan derajat kesesuaiannya.
Hasil
Penelitian ini berlangsung sejak bulan Mei-Agustus 2006 di Poliklinik Obstetri RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RS Budi Kemuliaan. Jakarta. Dari 155 sampel yang diperlukan, didapatkan 80 subyek penelitian yang sesuai dengan kriteria penerimaan dan penolakan. Sebagian besar subyek penelitian berusia 20-25 tahun dengan rerata usia 27,84 + 4,46 tahun, 47,5% adalah primigravida. Usia kehamilan sebagian besar dalam kelompok 16-20 minggu, dengan rerala usia kehamilan 19,98-2,58 minggu. Keluhan keputihan dijumpai pada 41 orang, namun hanya 18 orang dengan keputihan berbau. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 32,5% subyek dengan vaginosis bakterial positif. Dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan adanya hubungan yang bermakna (p=4,001) antara pH vagina dengan kejadian vaginosis bakterial. namun didapatkan hubungan yang tidak bermakna (p=0,46) antara LEA vagina dengan basil pemeriksaan Gram. Sensitivitas pemeriksaan LEA (leukasit esterase) vagina dengan menggunakan dipstick (titik potong LEA +2) adalah 42,3%. spesifisitas 61%, niiai duga positif 343% dan nilai duga negatif 68.7%. Rasio kemungkinan positif l.1 dan kemungkinan negatil' 0.92. Derajat kesesuaian 55% dengan nilai kappa 0,032. Pada kurva ROC LEA vagina didapatkan nilai AUC 0.51 yang artinya tes tersebut memiliki akurasi yang buruk dalam membedakan kelompok yang sakit dengan yang bukan. Sensitivitas pemeriksaan pH vagina dalam mendeteksi VB sebesar 61%, spesifisitas 79%, nilai duga positif 59%, dan nilai duga negatif 81%. Rasio kemungkinan positif 3,1 dan kemungkinan negatif 0,48. Pada kurva ROC pH vagina didapatkan nilai AUC 0,70 yang berarti akurasi pemeriksaan pH cukup baik dalam membedakan kelompok VB positif dan yang bukan. Dengan memakai 2 kriteria pemeriksaan yaitu pH >5 dan LEA positif +2 didapatkan angka sensitivitas 50%, spesifisitas 64%, nilai duga positif 67%, dan nilai duga negatif 47%. Rasio kemungkinan positif 1,4 dan kemungkinan negatif 0,79.
Kesimpulan
Pemeriksaan pH dan LEA vagina dengan dipstick dapat digunakan dalam mendeteksi vaginosis bakterial secara cepat dan sederhana dalam klinik. Pemeriksaan pH vagina memiliki sensitivitas yang lebih balk dibandingkan LEA vagina. Namun dibandingkan pewaranaan Gram, sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan ini masih belum memuaskan. Parka penelitian lanjutan untuk memenuhi jumlah sampel yang diperlukan sehingga didapatkan angka sensitivitas yang lebih relevan dan valid."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18045
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
DiSaia, Philip J.
Philadelphia: Mosby Elsevier, 2007
616.994 DIS c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Febrine Rahmalia
"ABSTRAK
Latar belakang. Prevalensi infeksi protozoa usus di Indonesia masih tergolong tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi infeksi protozoa usus, salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat terutama dalam hal sanitasi dan higienitas. Faktor perilaku masyarakat tersebut diduga tercermin dari tingkat pendidikan seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian infeksi protozoa usus pada penduduk di TPA Bantar Gebang.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional yang dilakukan di TPA Bantar Gebang pada bulan Mei 2013. Tingkat pendidikan diperoleh dari pengisian kuesioner. Angka infeksi protozoa usus diperoleh dari pemeriksaan tinja.
Hasil. Dari 41 responden (30 kelompok pendidikan rendah dan 11 kelompok pendidikan tinggi) diperoleh prevalensi infeksi protozoa usus sebesar 85,4%. Dalam 41 sampel ditemukan Blastocystis spp (78%), Giardia lamblia (19,5%), dan Entamoeba coli (14,6%). Angka kejadian infeksi protozoa usus pada kelompok pendidikan rendah 86,7%, sementara pada kelompok pendidikan tinggi 54,5%. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan infeksi protozoa usus (p= 0,003). Terdapat pula hubungan antara tingkat pendidikan dengan infeksi Blastocystis spp (p= 0,042). Dua spesies lainnya tidak memiliki hubungan dengan tingkat pendidikan, Entamoeba coli (p= 0,167) dan Giardia lamblia (p= 0,412).
Kesimpulan. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan infeksi protozoa usus. Prevalensi infeksi protozoa usus lebih banyak pada kelompok berpendidikan rendah.

ABSTRACT
Background. The prevalence of intestinal protozoan infection in Indonesia is still high. There are many factors that influence intestinal protozoan infection, one of which is people’s sanitary habit. The people’s sanitary habit is believed to be reflected by their level of education. The purpose of this study is to know the association between the level of education and intestinal protozoan infection in TPA Bantar Gebang.
Methodology. This cross sectional study took place at TPA Bantar Gebang on May 2013. The level of education was taken by questionnaire. The intestinal protozoan infection was taken by stool examination.
Result. From 41 respondents (30 respondents from lower educational level and 11 respondents from higher educational level), the prevalence of intestinal protozoan infection was approximately 85,54%. In those 41 samples, Blastocystis spp (78%), Giardia lamblia (19,5%), and Entamoeba coli (14,6%) was found. The prevalence of intestinal protozoan infection was 86,7% and 54,5% in respondents with lower educational level and higher educational level respectively. There was an association between level of education and intestinal protozoan infection (p= 0,003). There was also an association between level of education and Blastocystis spp infection (p= 0,042), but there was no association between level of education and Entamoeba coli (p= 0,167) or Giardia lamblia (p= 0,412).
Conclusion. There was a correlation between level of education and Intestinal Protozoan Infection. The prevalence of intestinal protozoan infection was higher in people with lower level of education."
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verralls, Sylvia
New York: Churchill Livingstone , 1989
612.6 VER a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Mulyana
"Pengaruh hormon mengaktifkan kelenjar sebasea saat remaja, dan meningkatkan kelembaban genitalia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja awal tentang kesehatan organ reproduksi wanita dan perilaku vulva hygiene. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain deskriptif sederhana. Sampel penelitian mencakup 108 siswi kelas tujuh dan delapan, dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan, mayoritas pengetahuan remaja cukup (62,0%) dan perilaku vulva hygiene baik (51,9%). Informasi mempengaruhi pengetahuan, yang menentukan perilaku. Peneliti menyarankan pemberian informasi kesehatan reproduksi oleh peer group secara berkala, mahasiswa keperawatan juga perlu mempelajari keterampilan menyampaikan materi kesehatan reproduksi bagi remaja secara efektif.

Hormonal changes activate sebacea glands and increase genitalia moisture. The study aimed to find the knowledge level of female reproductive health and vulva hygiene behaviour in early female adolescents. The method of this research was quantitative descriptive. The data were collected from 108 female students in seventh and eighth grade by simple random sampling. Result showed that most respondents had sufficient knowledge (62,0%) and good vulva hygiene behaviour (51,9%). Information influence knowledge, that determine human behaviour. Researcher suggested that delivering information about reproductive health by peer group should be done regularly, nursing students also need to learn communication skill in deliver reproductive health materials for adolescents effectively."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43300
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noviyani Sugiarto
"Latar Belakang. Malnutrisi pada pasien kanker ginekologi merupakan masalah besar yang dapat mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup pasien. Sayangnya, belum banyak penelitian yang dilakukan. Tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan status gizi pasien kanker ginekologi sebelum dan sesudah perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Metode. Studi yang dilakukan adalah dengan kohort prospektif yang melibatkan pasien kanker ginekologi yang dirawat di bangsal ginekologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Penelitian dilakukan dari bulan Juni 2016 sampai Mei 2017. Kami menggunakan teknik sampling konsekutif, food record, dan pengukuran antropometri lengkap untuk pengumpulan data. Kami menggunakan parameter indeks massa tubuh IMT untuk menilai kategori malnutrisi, dan pemeriksaan antropometri dan laboratorium untuk parameter status nutrisi lainnya. Untuk menganalisis data nutrisi, kami menggunakan NutriSurvey 2007 dan untuk data lain yang kami gunakan SPSS IBM 21.0. Hasil. Ada 96 subyek yang menjalani dan menyeselesaikan semua pemeriksaan dan data untuk penelitian ini. Proporsi malnutrisi berdasarkan IMT adalah 24 , sedangkan berdasarkan Malnutrisi Skrining Alat MST , prevalensi malnutrisi adalah 62,5 . Berdasarkan penurunan IMT, 20,8 pasien mengalami penurunan IMT setelah pengobatan. Lingkar Lengan Atas LILA dan serum albumin pasien menurun secara signifikan setelah pengobatan. Kesimpulan. Lingkar Lengan Atas LILA dan serum albumin pasien menurun secara signifikan setelah perawatan.

Background. Cancer malnutrition in gynecologic cancers cases were big problem that can affect survival rate. Unfortunately, not many studies has been done. Objective. The aim of this study is to find out the nutritional status changes of gynecologic cancer patients before and after treatment in Gynecology Ward Cipto Mangunkusumo Hospital. Method. This is a prospective cohort study on gynecologic cancer patients treated in Gynecology Ward Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta. The study was done from June 2016 to May 2017. We used consecutive sampling techniques, food record, and complete anthropometric measurement for data collection. We used body mass index BMI parameter for appraising malnutrition categories, and anthropometric and laboratory examination for other parameters. For analysing data, we used NutriSurvey 2007 for nutritional data and SPSS IBM 21.0.for other data. Results. There were 96 subjects underwent all examination and data completion for the study. Proportion of malnutrition with BMI was 24 , while based on Malnutrition Screening Tool MST was 62,5 . There were 20,8 patients that experience reduction of BMI after treatment. Mid upper arm circumference MUAC and albumin serum of patients decrease significantly after treatment. Conclusion. Mid upper arm circumference MUAC and albumin serum of patients decrease significantly after treatment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Isa Fuad Affan
"Pendahuluan dan tujuan: Keganasan ginekologis adalah salah satu penyebab kematian tersering pada perempuan. Hidronefrosis atau uropati obstruktif merupakan salah satu temuan tersering pada pasien dengan keganasan ginekologis. Penelitian ini bertujuan menjelaskan profil pasien uropati obstruktif yang disebabkan oleh keganasan ginekologis yang ditatalaksana di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2019 sampai 2021 Metode: Dari Januari 2019 sampai Januari 2021, pasien uropati obstruktif dengan keganasan ginekologis yang menjalani prosedur pemasangan DJ stent atau nefrostomi dimasukkan dalam studi prospektif ini. Pasien dengan riwayat diversi urin maupun penyakut lain yang mungkin menyebabkan obstruksi saluran kemih dieksklusi dari penelitian. Hasil: Terdapat 121 pasien keganasan ginekologis dengan uropati obstruktif yang diteliti pada penelitian ini. Persentase pasien dengan pemasangan DJ stent bilateral, kanan, dan kiri adalah 72%, 18%, dan 10%. Mayoritas kasus adalah pasien dengan hidronefrosis grade 3 atau grade 4. Nefrostomi dilakukan pada 69,4% kasus, dan hanya 17% diantaranya yang mengalami episode polyuria. Kesimpulan: Mayoritas kasus uropati obstruktif disebabkan oleh keganasan serviks, dengan dominansi obstruksi bilateral. Nefrostomi adalah metode diversi urin pilihan pada penelitain ini.

Introduction and Objectives: Gynecological malignancies are one of the most common causes of death from cancer in women. Hydronephrosis or obstructive uropathy is the most common finding in patients with gynecological malignancy. This study aimed to describe the profile of obstructive uropathy patients causes of gynecology malignancies treated in our center from 2019 to 2021. Method: From January 2019 to January 2021, obstructive uropathy patients with gynecological malignancies who underwent DJ stent or nephrostomy insertion procedures at Cipto Mangunkusumo Hospital were included in this prospective study. Patients with a history of urinary diversion or other diseases that may cause urinary tract obstruction were excluded. Results: One hundred and twenty-one patients with gynecological malignancies with obstructive uropathy were included. The percentages of bilateral, right-, and left-sided stent positions were 72%, 18%, and 10%, respectively. Most of them were grade 3 or grade 4 hydronephrosis. Percutaneous nephrostomy was mainly used for 69,4%, and only 17% of patients experienced a polyuria episode. Conclusion: Most cases of obstructive uropathy were caused by cervical malignancies, with bilateral obstruction due to cervical cancer occurring in most cases. Nephrostomy is the method of choice for urinary drainage in our center."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patton, Kistner
Boston: Little, Brown and Company, 1984
R 617 PAT a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Afiyanti
"Objectives: This study aimed to gain insight into the unmet care needs and health care service barriers experienced by Indonesian gynecological cancer survivors after cancer therapy.
Data Sources: Twenty purposively selected women who had completed gynecological cancer therapy for at least 1 year participated in a descriptive qualitative study. Data were collected through in-depth interviews
and thematically analyzed.
Conclusion: The analysis constructed two themes and seven subthemes: (a) unmet care needs (subthemes: late side effects; cancer recurrence; stigma of cancer transmission; social-economic concerns), (b) deficient
functions of health care services (subthemes: short consultation time; unempathetic health professionals; and inefficient time and cost for the health care services). The gynecological cancer survivors experienced
shortages of informational, psychological, and socioeconomic support after cancer therapy because of the deficient quality of the health care services.
Implication for Nursing Practice: Nursing interventions couldmitigate the unmet care needs of gynecological cancer survivors after cancer therapy through patient-centered care services and multidisciplinary collaboration."
Elsevier, 2021
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rock, John A.
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2008
618.145 ROC l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>