Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Enny Fitri
"Penelitian ini bertujuan melakukan isolasi terhadap batang tanaman G. gaudichaudii, menentukan struktur dan uji aktivitas biologi meliputi uji awal toksisitas terhadap udang Artemia salina Leach dan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeroginosa dengan metode difusi. lsolasi ini didahului dengan ektraksi menggunakan pelarut n-heksana. Ekstrak yang diperoleh (8.17 g) dimurnikan melalui kromatografi kolom lambat dengan fase diam silika gel (Merck 7734) dan larutan pengelusi merupakan campuran n-heksana dengan etil asetat yang kepolarannya dinaikkan secara bertahap dimulai pada perbandingan 95:5. Senyawa yang diperoleh dielusidasi dengan teknik spektroskopi meliputi spektrofotometer infra merah, spektrofotometer ultra violet, spektrometer 1H dan 13C NMR, spektrometer massa serta teknik NMR dua dimensi meliputi 1H - 1H COSY, 1H - 1H NOESY, 1H - 13C HMQC dan 1H- 13C HMBC. Dari fraksi 1 dengan perbandingan eluen n-heksana : em asetat = 95:5, diperoleh tiga senyawa yaitu senyawa Gg-1 yang diidentifikasi sebagai stigmasterol, senyawa Gg-2 dan senyawa Gg-3. Dari fraksi 2, dengan perbandingan eluen = 93:7 diperolehsenyawa Gg-4. Senyawa Gg-2, Gg-3 dan Gg-4 merupakan senyawa baru turunan xanton. Senyawa Gg-2 berbentuk jarum berwarna kuning muda, mempunyai putaran optis spesifik [a.] o 31 · 2 = -261.20 (c 0.17, MeOH)· Senyawa ini mempunyai rumus molekul C4oHsoOs (BM = 674.344~). yang diidentifikasi sebagai asam gaudichaudiat F (gaudichaudiic acid F). Senyawa Gg-3 berbentuk minyak berwarna kuning , mempunyai putaran optis spesifik [a.] o 31 · 2 = -248.90° (c 0.37, MeOH)· Seny_awa ini mempunyai rumus molekul C3sH4oOs (BM = 624,2607), yang diidentifikasi sebagai asam gaudichaudiat G (gaudichaudiic acid G). Senyawa Gg-4 berbentuk minyak berwarna kuning , mempunyai putaran optis spesifik [a.] o 31 ·2 = -25.13 (c 0.41, MeOH)· Senyawa ini mempunyai rumus molekul C3sH440s (BM = 656.2890), yang diidentifikasi sebagai asam gaudichaudiat H (gaudichaudiic acid H). Uji aktivitas biologis terhadap senyawa-senyawa Gg-2, Gg-3 dan Gg-4 menunjukkan bahwa senyawa-senyawa tersebut bersifat tosik terhadap larva udang A. salina Leach dengan LCso (ppm) untuk Gg-2 = 2.5992, Gg-3 = 12.9778 dan Gg-4 = 6.5543. Senyawa-senyawa tersebut juga memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri-bakteri B. subti/is, S. aureus, E.coli dan P. aeroginosa.

This study was carried to isolate chemical constituen s of the bark of Garcinia gaudichaudii and the biology- activity test included Brine Shrimp Lethality Test (BSL T) and antibacteri againts Bacillus subtilis,, Staphylococcus aureus, Escherichia coli and Pseudomonas aeroginosa with diffusion method. The method of isolation first extraction using n-hexane as solvent extracted (8.17 g) were purified by column chromatography on silica gel (Merck 7734) and eluted with n-hexane-ethylacetate polarity increased starting n-hexane-etilacetate 95:5. The structure of purified compounds were established using spectoscopy data included infrared spectrofotometry, ultraviolet spectrofotometry, 1H and 13C NMR, mass spectrometry and 2-D NMR ( 1H -1H COSY, 1H -1H NOESY, 1H -13C HMQC dan 1H -13C HMBC). The isolated compounds from the first fraction (n-hexaneethylacetate = 95:5) afforded three compounds they are Gg-1 (stigmasterol), Gg-2 and Gg-3. From the second fraction (n-hexaneethylacetate = 93 :7) afforded one compound Gg-4. The Gg-2, Gg-3 and Gg-4 compounds were the new xanthone derivates. The Gg-2 has optically active [a] 0 31 ·2 = -261.20 (c 0.17, MeOH) that the molecular formula C4oHsoOs (MW = 67 4.3449) is named gaudichaudiic acid F. The Gg-3 has optically active [a] o 31 ·2 = -248.90 (c 0.37, MeOH) that the molecular formula C3sH4oOs (MW = 624.2607), is named gaudichaudiic acid G. The Gg-4 has optically active [a] o 31 · 2 = -25.13 (c 0.41, MeOH)· that the molecular formula C39H4409 (MW = 656.2890}, is named gaudichaudiic acid H. The biology activity test for Gg-2, Gg-3 and Gg-4 compounds, showed have toxic activity for Brine Shrimp Lethality Test, that LC5o (ppm) for Gg-2 = 2.5992, Gg-3 = 12.9778 dqn Gg-4 = 6.5543 and have antibacterial activity on B. subtilis, S. aureus, E. coli dan P. aeroginosa.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T40318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Gita Maya Widyaswari Mahayasih
"ABSTRAK
Garcinia lateriflora Blume. yang termasuk dalam genus Garcinia telah diketahui mengandung senyawa polifenol yang dapat mengambat enzim ?-glukosidase dan sebagai antioksidan pada pengobatan diabetes melitus tipe 2. Penelitian inibertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa dengan aktivitasantioksidan dan penghambatan terhadap ?-glukosidase secara in vitrodari ekstrak daun G. lateriflora. Isolasi dilakukan dengan kromatografi kolom dan diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis. Hasil fraksinasi ekstrak etil asetat dan metanol masing-masing diperoleh fraksi dengan potensi penghambatan terhadap ?-glukosidase dan antioksidan. Fraksi dari ekstrak etil asetat memberikan potensi penghambatan ?-glukosidase dan antioksidan yang lebih baik daripada fraksi metanol. Pemurnian dan isolasi lebih lanjut dilakukan pada Fraksi EA12, EA13 dan EA15. Hasil pemurnian masing-masing fraksi diperoleh senyawa EA12a, EA13a, dan EA15a. Hasil elusidasi struktur dengan 1H-NMR dan LC-MS/MS diperoleh kemungkinan struktur senyawa masing-masing adalah 1,3,6,7-tetrahidroksixanton, 4 rdquo;-O-metil-volkensiflavon, dan 8-Glucopyranosylapigenin. Senyawa EA12a 1,3,6,7-tetrahidroksixanton merupakan senyawa teraktif dalam menghambat enzim ?-glukosidase serta sebagai antioksidan dengan nilai IC50 3,63 g/mL dalam menghambat ?-glukosidase, 27,08 g/mL untuk antioksidan dengan metode FRAP dan 21,31 g/mL untuk antioksidan dengan metode DPPH.

ABSTRACT
Garcinia lateriflora Blume. which belongs to the genus Garcinia has been known to contain polyphenol compounds that can inhibit the enzyme glucosidase and as an antioxidant in the treatment of type 2 diabetes mellitus. This study aims to isolate and identify compounds with antioxidant activity and inhibition of glucosidase in vitro from leaf extract of G. lateriflora. Isolation was performed by column chromatography and identified by thin layer chromatography. The fractionation results of ethyl acetate and methanol extracts were obtained fractions with potency of inhibition of glucosidase and as antioxidant. The fraction of ethyl acetate extracts gives a better inhibition of glucosidase and antioxidant than the methanol fraction. Further purification and isolation were carried out at Fractions EA12, EA13 and EA15. The purification result of each fraction was obtained compound EA12a, EA13a, and EA15a. The results of structural elucidation with 1H NMR and LC MS MS obtained the possibility of structure of each compound are 1,3,6,7 tetrahydroxyxanton, 4 rdquo O methyl volkensiflavone, and8 Glucopyranosylapigenin. The compound EA12a 1,3,6,7 tetrahydroxyxantone is the most active compound in inhibiting enzyme glucosidase and as an antioxidant with IC50 value 3,63 g mL in inhibiting glucosidase 27,08 g mL for antioxidant activity by FRAP method and 21.31 g mL for antioxidants activity by DPPH method."
2017
T48272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gitasha Afiyah Putri
"Manggis Garcinia mangostana L. merupakan buah tropis yang telah dikenal memiliki banyak manfaat untuk meningkatkan kesehatan manusia. Salah satu senyawa utama yang ditemukan di manggis adalah xanthone, yang dapat diekstraksi dari kulit buah manggis. Penggunaan xanthone sebagai senyawa bioaktif telah banyaj dipelajari, namun untuk aplikasi secara topikal masih perlu dikembangkan. Nanoemulsion digunakan untuk mengoptimalkan aplikasi topikal, dengan cara meningkatkan penghantaran obat ke kulit karena partikel yang sangat kecil, sehingga dapat membantu penetrasi dan penyerapan emulsi. Nanoemulsi merupakan sebuah sistem biphasic, terdiri dari dua cairan yang tidak saling larut minyak dan air yang dicampur dengan bantuan surfaktan. Virgin coconut oil VCO digunakan sebagai minyak, Tween 80 dan Span 80 digunakan sebagai surfaktan, dan air suling digunakan sebagai fasa air. Nanoemulsi dibuat dengan menggunakan metode homogenisasi berkecepatan tinggi. Kecepatan homogenisasi, komposisi minyak dan surfaktan, dan nilai HLB divariasikan untuk mendapatkan formulasi yang optimal dan menghasilkan nanoemulsi yang stabil. Formulasi yang paling stabil adalah formulasi dengan rasio minyak-surfaktan 1:1,4 dengan HLB 12 dan kecepatan homogenisasi 8000 RPM. Formulasi ini tidak mengalami pemisahan fase selama 28 hari, dengan ukuran partikel 181,5 nm, zeta potensial -30,9 mV, dan konten alpha mangostin dalam formulasi adalah 1 .
Mangosteen Garcinia mangostana L. is a tropical fruit that has been known for having many benefits to improve human health. One of the main compounds found in mangosteen is xanthone, which can be extracted from mangosteen rind. The uses of xanthone as a bioactive compound have been studied, but for topical use it is still need to be developed. Nanoemulsion used in order to optimize the topical application. It enhances the delivery of the drug to the skin due to its tiny particle, which help with the penetration and absorption of the emulsion. It is is a biphasic system, composed of two immiscible fluids oil and water that are mixed together with the presence of surfactant. Virgin coconut oil VCO used as the oil, Tween 80 and Span 80 used as the surfactants, and distilled water used as the aqueous phase. The nanoemulsion was prepared using a high speed homogenization method. The homogenizing speed, oil and surfactant composition, and HLB values was varied in order to get an optimum formulation for a stable nanoemulsion. The most stable formulation is formulation with ratio oil surfactant 1 1.4 with HLB 12 and homogenizing speed 8000 RPM. This formulation can withstand phase separation for 28 day, with particle size 181.5 nm, zeta potential 30.9 mV, and the alpha mangostin content in the formulation is 1 ."
2016
S66026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairinisa Lestari
"Beberapa tanaman dari marga Garcinia telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan, namun belum ada penelitian terhadap Garcinia latissima. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak dan fraksi kulit batang Garcinia latissima dan identifikasi golongan senyawa pada fraksi teraktif. Fraksinasi menggunakan kromatografi kolom. Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara in vitro dengan metode peredaman radikal DPPH 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) menggunakan microplate reader. Ekstrak teraktif yang diuji dengan metode DPPH yaitu ekstrak metanol dengan inhibisi 95,68 . Ekstrak teraktif di fraksinasi dengan kromatografi kolom. Fraksi yang diperoleh yaitu 10 fraksi, kemudian di uji aktivitas antioksidannya. Pada pengujian dengan metode DPPH dan FRAP, didapatkan fraksi teraktif yaitu fraksi G. Pada metode DPPH didapatkan persentase penghambatan sebesar 93,39 dan nilai IC50 sebesar 5,10 ?g/mL. Pada metode FRAP didapatkan nilai ferric ion equivalent antioxidant activity FeEAc yaitu 1189,649 mol FeE/ gr fraksi. Hasil penapisan fitokimia pada fraksi teraktif menunjukkan bahwa fraksi G mengandung golongan senyawa flavonoid, dan tanin. Pada penelitian ini, fraksi dari ekstrak metanol kulit batang Garcinia latissima berpotensi untuk menjadi sumber antioksidan alami.

Free radical that can not be neutralized by the body can cause damage to nucleic acids, proteins, and lipids in cell membranes and plasma lipoproteins, which causes the need for additional antioxidants from outside of the body. Some species of genus Garcinia have been proven to provide antioxidant activity, but there has been no research on Garcinia latissima. This research aims to examine the antioxidant activity of extract and fraction of G.latissima stem bark with DPPH and FRAP methode. In this research, G.latissima stem bark extract was tested for antioxidant activity by DPPH method and obtained methanol extract as the most active extract with 95.68 inhibition. Methanol extract of G.latissima stem bark separated by column chromatography which silica gel as stationary phase and the mobile phase n hexana, ethyl acetate, and methanol were increased polarity. This study obtained 10 fraction, and the fraction is then tested for activity in antioxidant based on in vitro test. In the test by DPPH method, the most active fraction is Fraction G which has 93.39 inhibition percentage and IC50 value of 5.10 g mL. In the test by DPPH method, the most active fraction is Fraction G which has highest ferric ion equivalent antioxidant activity FeEAc 1189,649 mol FeE gr fraction. Phytochemical screening shows that fraction G contains Flavonoids, and tannins."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nur Sa`adah
"Tanaman dari marga Garcinia adalah tanaman yang dikenal sebagai tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan. Telah banyak dilakukan penelitian mengenai aktivitas antioksidan dari beberapa marga Garcinia, namun belum ditemukan literatur mengenai aktivitas antioksidan dari tanaman Garcinia latissima Miq. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan secara in vitro terhadap ekstrak dan fraksi teraktif dari daun Garcinia latissima Miq. dengan metode DPPH 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516 nm, dan dengan metode FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power dengan menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 593 nm. Ekstrak heksan, etil asetat, dan metanol pada konsentrasi 100 ?g/mL berturut-turut memiliki nilai inhibisi 12,25, 86,91, dan 85,16 . Ekstrak etil asetat menunjukan aktivitas antioksidan tertinggi, dengan nilai IC50 6,5526 ?g/mL. Ekstrak etil kemudian dilakukan fraksinasi dengan kromatografi kolom hingga didapatkan sebelas fraksi. Dari kesebelas fraksi, fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi adalah fraksi G, yang memiliki nilai IC50 6,5526 ?g/mL dan nilai FeEAC 859,55 ?mol/g. Hasil identifikasi pada fraksi teraktif menunjukan bahwa pada fraksi teraktif G mengandung senyawa golongan antron dan flavonoid.

Plants from genus Garcinia are known to have antioxidant activity. Many research have been conducted to explore the antioxidant activity of some plants from genus Garcinia, but no research have been found about the antioxidant activity of Garcinia latissima Miq. The purpose of this research was to explore the in vitro antioxidant activity from the extract and fraction with the highest antioxidant activity from the leaves of Garcinia latissima Miq. by DPPH 2,2 diphenyl 1 picrylhydrazyl method using spectrophotometry UV Vis at 516 nm, and FRAP Ferric Reduction Antioxidant Power method using microplate reader at 593 nm. Hexane, ethyl acetate, and methanol extract at 100 g mL shows inhibition 12.25, 86.91, and 85.16 , respectively. The ethyl acetate extract showed the highest antioxidant activity, with IC50 value was 6.5526 g mL. The Ethyl acetate extract then was subjected to fractionation by column chromatography and give eleven fractions. Fraction G showed the highest antioxidant activity, with IC50 value was 6.4377 g mL and the FeEAC value was 859.55 mol g. The chemical identification of fraction G showed the positive result for antrhone and flavonoid."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soemiati
"Garcinia picrrorhiza Miq. dan Garcinia dulcis Kurz termasuk famili Cluciaceae banyak tumbuh di daerah Asia tenggara termasuk Indonesia. Dari beberapa hasil penelitian diketahui, bahwa famili Guttiferae merupakan sumber senyawa xanton, isoprenilbenzophenon, flavonoid, depsidon dan anthron, beberapa di antaranya mempunyai aktivitas biologi seperti antibakteri, antifungi, antioksidan, anti-HIV, dan sitotoksik. Berdasarkan hal tersebut di atas, telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut tentang keanekaragaman struktur metabolit sekunder yang dihasilkan oleh beberapa species dari familia Guttiferae dan mengungkapkan aktivitas biologi senyawa tersebut.
Pada penelitian ini telah diselidiki senyawa bioaktif kulit batang G. picrrorhiza Miq.dan buah G. dulcis Kun. Bahan tanaman diperoleh dari sekitar Bogor. Selanjutnya masing-masing bahan diekstraksi dengan pelarut n- heksana dan diklorometan. Ekstrak yang diperoleh difraksinasi dengan tehnik kromatografi dan pemurnian. Senyawa yang murni kemudian ditentukan strukturnya dengan metoda spektroskopi UV, IR, 'H-NMR, 13C-NMR, HMQC, HMBC dan COSY. Aktivitas biologi senyawa-senyawa yang diperoleh ditetapkan dengan uji antioksidan terhadap radikal DPPH dan uji sitotositas terhadap sel kanker L1210.
Dari isolasi G.dulcis Kurz telah ditemukan 3 senyawa caged poliprenilasi xanton, yaitu senyawa (1) desoksimorellin, senyawa (2) asam morellat dan senyawa (3) morellin; hasil uji sitotoksisitas terhadap sel kanker L1210 berturut- turut menunjukkan IC50 = 25,56 μg/mL, 20,82 μg/mL dan 26,67 μg/mL dan uji antioksidan terhadap radikal bebas berturut-turut IC50 = 22,42 μg/mL; 30,91 μg/ 1249,93 μg/mL. Dari hasil isolasi ekstrak n-heksana kulit batang G. picrrorhiza Miq., ditemukan senyawa baru garcinopicrobenzofenon, senyawa (4) uji toksisitas terhadap sel kanker L1210 menunjukkan IC50 = 53,05 μg/mL dan uji antioksidan terhadap radikal bebas DPPH menunjukkan IC50 = 27,67 μg/mL. Ditemukan senyawa (5) asam lanosta 3-oxo-7, 24-dien-27-oat, ditemukan senyawa (6) asam Ianosta 3β-hidroksi-7,24-dien-oat, dan senyawa (9) asam 3- hidroksi-isonikotinat. Dari isolasi eksrak n-heksana akar G. picrrorhiza ditemukan senyawa baru (8) garcinopicrobenzofenonon, uji toksisitas terhadap sel kanker murine L1210 menunjukkan IC50 sebesar 40,37 μg/mL, ujiaktivitas antioksidan rnenunjukkan IC50 sebesar 83,88 μg/mL dan senyawa (7) (23E)- eupha-7-oxo-8,23-dien-27-oat.

Garcinia dulcis Kurz and Garcinia picrrorhiza Miq. (Cluciaccac) is group of plants grown in Indonesian tropical forest which has been reported to be rich in chemicals substances. Extensive phytochemical screening have shown that Garcinia species are rich in a variety of oxygenated and prenylated xanthone. Some of these exhibit a wide range of biological and pharmacological activities as cytotoxic, antimicrobial, antifungal, antioxidant, antimalarial, and HIV-1 protease inhibitory activitis. Based on these data, this research work aims to further study the structur molecule variety of their secondary metabolite especially their bioactive constituens.
In this research work, the bioactive constituens of G. dulcis Kurz and G. picrrorhiza Miq. was collected from sorounding Bogor, have been evaluated. The selected plant materials were the bark and roots of G. picrrorhiza Miq and fruits of G. dulcis Kurz. Extraction, fractionation and bioactive compound isolation- purification were conducted using various organic solvents and chromatographic techniques. The isolated compounds were ilucidated based on their physical and spectral data, such UV, IR, 'H- and 13C-NMR, MS, HMBC, HMQC and COSY. The biological activity evaluations, namely, in vitro cytotoxicity using murine L1210 cell line, and antioxidant activity under DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) Radical Scavenging Activity Methode.
Chromatographic separation of the n-hexane extract of dried G. dulcis fruits furnished three prenylated pyranoxanthonoids, identified as desoxymorelline (1), morellic acid (2), and morellin (3). The isolated compounds found exhibit cytotoxicity against L1210 cancer cell line. The lC50 values were 26,6; 20,8, and 25,5 μg/mL, respectively. Under DPPH Radical Scavenging Activity Methode the compounds to exhibit antioxidant activity. The lC50 value for desoxymorelline, morellic acid and morellin ici, 22,42 μg/mL. ;30,91 μg/mL and 1249,93 μg/mL. Chromatographic separation on the n-hexane extract from bark of G. picrrorhiza Miq. furnish new compounds garcinopicrobenzophenon (4) to exhibit cytotoxicity against L1210 cell line, with the IC50 value 53,05 μg/mL and antioxidant activity with IC50 value 27,67 μg/mL and known lanosta-3-oxo-7,24-dien-27oic acid (5); lanosta 3β-hydroxy-7,24-dien-oic-acid (6), and 3-hydroxy-isonicotinic acid (9). Chromatographic separation of the dichloromethane extract from roots of G. picrorrhiza furnish new compound garcinopicrobenzophenonon (8) to exhibit cytotoxicity against L1210 eell line. The IC50 value was 40,37 μg/mL, and antioxidant activity 83,88 μg/mL; and (23E}-eupha-7oxo-8,23-dien-27oic (7)
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
D1218
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berna Elya
"Garcinia rigida dan Garcinia benthami termasuk famjlia Guttiferae yang terdapat di Indonesia. Beberapa spesies dari genus Garcinia mengandung senyawa bioaktif yang potensial dan digunakan sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan menentukan Struktur senyawa kimia dari daun tanaman Garcinia rigida dan kulit batang Garcinia benthami serta uji aktivitas biologi, yang meliputi uji awal toksisitas terhadap udang Artemisia Salina Leach dan uji aktivitas antibakteri terhadap staphylococcus aureus dan Samonella typhosa dan senyawa-senyawa yang diperoleh. Isolasi senyawa dilakukan dengan menggunakan tehnik kromatografi kolom dan penentuan struktur molekulnya dengan menggunakan data spektroskopi: massa (MS), inframerah UV, resonansi magnetik inti proton ('H-NMR), resonansi magnetik inti karbon (13C-NMR) dan data spektroskopi NMR-2D, meliputi COSY, HMQC, ROESY dan HMBC. Pada penelitian ini ditemukan lima senyawa baru turunan xanton dan enam senyawa triterpenoid yang telah diketahui dari daun tanaman garcinia rigida.
Lima senyawa xanton baru tersebut adalah 1,5,6-trimetoksi-6',6'-dimetilpirano-(2',3':3,4)-xanton (GRI,-I = sahlaxanton) , 6-hidroksi-1,2,5,8-tetrametoksi-6',6' dimetilpirano-(2',3';3,4)-xanton (GRI,-2 = salmaxanton), l-metoksi-5,6-metilendioksi-6',6'-dimetilpirano-(2',3?:3,4)-xanton (HR-5 = musa-xanton), 1-hidroksi-5,6,8-utrimetoksi 6',6'-dimerilpirano-(2',3':3,4)-xanton (HR-7 = asmaxanton) dan isomer dari salmaxanton yaitu l-hidroksi-2,5,6,8-tetrametoksi~6?,6?-dimetilpirano-(2',3':3,4)-xanton (HR-8). Enam senyawa triterpenoid adalah lanosta-8,25-dien-313-ol (HR-1), Eiedelin (HR-2), lupeol (HR-3), stigmasterol (HR-4c), 3B-hidroksi-20(29)-en-lupan-30-al (HR-4d) dan 3B-hidroksi-20(29)-en-Iupan-30-ol (HR-6a).
Dari kulit batang tanaman Garcinia benthami didapatkan tiga senyawa baru turunan benzofenon dan satu senyawa flavonoid serta empat senyawa tritelpenoid. Tiga senyawa bam tersebut adalah 2'-metoksi-4',6',3,5-tetrahidroksibenzofenon (GbA-5 = ismailbenzofenon), 2',6'-dimetoksi-4',3,5-nillidroksibenzofenon (GbA~6 = hilmibeuzofenon) dan 3?,5',6-trihidroksi-2,4-dimetoksi-6'(3-metilbut-2-enil) benzofenon (GbA-4' = salimbenzo-fenon). Satu Senyawa flavonoid, yaitu epikatekin (GbA-7) dan empat senyawa triterpenoid yaitu friedelin(GBH-3), asam-3B-hidroksi-Ianosta-9(11), 24-dien-26-oat (GbH-4), stigmasterol (GbA-2) dan asam-olean-5,12-dien-3B-ol-28-oat(GbA-4).
Pada uji pendahuluan terhadap larva udang Artemia salina leach memperlihatkan bahwa senyawa-senyawa GRL-1, GRL-2, HR-5, HR-7 dan HR-8 memperlihatkan adanya hambatan pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 100, 50 dan 25 ppm, sedangkan senyawa GbA-5, GbA-6 dan GbA-4' menghambat pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 100 dan 50 ppm, tetapi tidak terhadap kuman salmonella typhosa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
D1248
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Gusti Agung Ayu Putu Tika Andayani
"ABSTRAK
Pendahuluan: Kanker kolorektal masih menjadi penyebab kematian yang tinggi di dunia. Tatalaksana kanker kolorektal masih memiliki banyak efek samping. Perikarp buah Garcinia mangostana banyak mengandung xanthone yang memiliki efek antioksidan dan antikanker. Pada penelitian eksperimental ini, mikropartikel ekstrak Garcinia mangostana dibungkus kapsul kitosan alginat yang bersifat mukoadesif terhadap kolon dan protektif terhadap asam lambung. Metode: mencit BALB/c dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: kontrol, perlakuan yang terdiri dari tiga dosis ekstrak Garcinia mangostana (2 g/kgBB, 1 g/kgBB, dan 0,5 g/kgBB), dan satelit (kontrol dan 2 g/kgBB). Fungsi ginjal mencit dilihat dari kadar BUN dan kreatininnya setelah diberikan perlakuan selama 14 hari untuk kelompok kontrol dan perlakuan serta selama 28 hari untuk kelompok satelit untuk melihat efek reversibelnya. Sebagai data tambahan, berat ginjal setelah perlakuan dan gejala toksisitas klinis yang muncul selama perlakuan juga diamati pada penelitian ini. Hasil: Kadar BUN dan kreatinin ditemukan signifikan pada mencit jantan (p = 0,021 dan p = 0,083) pada dosis 2 g/kgBB jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Efek reversibel terlihat pada nilai kadar kreatinin mencit jantan. Garcinia mangostana tidak berpengaruh pada berat ginjal. Tanda toksisitas klinis tidak tampak selama proses perlakuan. Kesimpulan: Pemberian sediaan mikroenkapsulasi dari fraksi etil-asetat ekstrak Garcinia mangostana Linn meningkatkan kadar BUN dan kreatinin jika diberikan pada dosis 2 g/kgBB selama 14 hari pada mencit jantan.

ABSTRACT
ntroduction: Colorectal cancer is one of the highest caused of death in the world. Colorectal cancer managements still have many side effects. The pericarp of the Garcinia mangostana contains xanthones that constitute antioxidant and anticancer effects. In this experimental study, the microparticles of Garcinia mangostana extract were wrapped in chitosan alginate capsules which are mucoadhesive against the colon and protective against gastric acid. Methods: BALB/c mice were divided into three groups, they were: control, treatment consisting of three doses (2 g/kg BW, 1 g/kg BW, and 0.5 g/kg BW) of Garcinia mangostana extract, and satellite (control and 2 g/kg BW). Renal function of mice was seen from BUN and creatinine levels after being treated for 14 days for the control group and treatment group, and for 28 days for the satellite group, to see their reversible effect. As additional data, kidney weight after treatment and symptoms of clinical toxicity that emerged during treatment were also observed in this study. Results: BUN and creatinine levels were found to be significant in male mice (p = 0.021 and p = 0.083) at a doses of 2 g/ kg BW when compared to the control group. Reversible effect seen on creatinine levels in male mice. Garcinia mangostana does not affect kidney weight. Signs of clinical toxicity were not seen during the treatment process. Conclusion: Microencapsulation of the ethyl-acetate fraction of Garcinia mangostana Linn increased levels of BUN and creatinine if given at 2g/ BW dose for 14 days in male mice."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Zielda Najib
"Indonesia merupakan negara urutan ke-5 dengan jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) setelah China, India, USA, dan Brazil. Penderita DM terus meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kemakmuran dan gaya hidup manusia. Penelitian ini bertujuan untuk standardisasi, uji toksisitas akut dan aktivitas antidiabetes ekstrak etanol Garcinia daedalanthera Pierre. Standardisasi meliputi pemeriksaan mikroskopik dan makroskopik, parameter fitokimia, penapisan fitokimia, anal isis cemaran mikroba dan logam berat, uji toksisitas akut meliputi pengujian dengan BSLT dan pengujian terhadap mencit DDY berusia 8 minggu dengan dosis 5, 50, 500, 5000, 10000 dan 20000 mg/kgBB, dan uji aktivitas anti diabetes terhadap tikus wistar jantan dengan dosis 1, 10 dan 100
mg/kgBB. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak Garcinia daedalanthera mengandung flavonoid, saponin, tanin, steroid dan senyawa fenol. Kadar air sebesar 2,35%, kadar abu 2,51 %, kadar abu tidak larut asam 0,05%, kandungan total fenol sebesar 83,33 g GAEIlOOg dan kandungan total flavonoid sebesar 2g QEIlOOg. LCso ekstrak Garcinia daedalanthera sebesar 435,75 ~g/mL dan LDso diatas 20000 mg/kgBB. Ekstrak Garcinia daedalanthera memiliki aktivitas antidiabetes dengan menurunkan kadar glukosa puasa dan postprandial secara bermakna. Penelitian kami mengindikasikan bahwa ekstrak Garcinia daedalantera mempunyai efek antidiabetes.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T57591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartati
"Tumbuhan obat dari genus Garcinia, termasuk familia Guttiferae telah banyak dikenal mengandung senyawa metabolit skunder seperti xanton, bitlavonoid dan benzofenon. Banyak senyawa yang ditemukan memiliki bioaktivitas yang potensial sebagai antibakteri, antimalaria dan bersifat sitotoksik terhadap beberapa se] kanker. Kurang lebih 50 spesies Garcinia tumbuh cli Indonesia termasuk Garcinia tetrandra Pierre, Garcinia eugeniaejblia Wall dan Garcinia maingayi Hook. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan kandungan senyawa kimia dari ekstrak n-heksana dan aseton kulit batang pohon tiga tanaman tersebut di atas serta uji aktivitas biologi, yang meliputi uji awal toksisitas terhadap udangfirtemia salina Leach dan uji sitotoksisitas terhadap sel leukemia murin P388 serta qii antibakteri terhaclap Baccil us subtilis ATCC 6633, Exrherichia cali ATCC 25922,,S!aphyIococcus aureus ATCC 6538 dan Psedomonas auregenase DSM 43286. Isolasi dilakukan dengan tehnik kombinasi lcromatografi. Penentuan Slrulftur molekul dilakukan dengan menganalisis data-Clataspaktrunl UV-Vis, infra merah, massa, resonansi magnet inti ?H dan '3 C sam dan dua dimensi. Beberapa senyawa dinalisis dengan difraksi sinar-X. Dari basil isolasi ditemukan I l seuyawa termasuk 2 senyawa bam, meliputi beberapa senyawa turunan xanton, xanton dimer, isopltnilbenzofenon dan flavanol. Dari G. Ietrandra telah diisolasi dan diidentifikasi stigmasterol, cudmksanton, lupeol dan, xanton baru yang dinamai tetrandraksanton atau [l,3-dihidroksi .2?, 2?-dirneiil pimno (5?, 6?, 5, 6)]- xanton. Dari G. eugeniaefolia-telah diisolasi dan diidentiikasi stigmasterol dansexiyawa baru yang dinamai eugeniaefenon rnerupakan turunan benzofenon yangmengandung gugus isoprenil dan dimetil siklobutan. Dari G. maingayi telah diisolasi dan diidentlfikasi stigmasteml, camb0ginol, isoksantochymol, griffipaviksanton dan 5, 7, 2', 5?-3tetrahidrokSi flavan-3-ol. Dari hasil uji bioaktivitas, gtiflipaviksanton, carnboginol dan eugeniaefenon dinyatakan sangat aktif/toksik terhadap larva udimg (Anemia Salina Leach) yang memiliki alctivitas dengan LC50 masing-masing 1,06 x io* ; 1,69 dan 3,24 ,ug/mL, sedangkan senyawa isoksantochymol, cudraksanton dan lupeol dinyatakan tidal: aktii Dari hasil uji terhadap sel murin P3 88, senyawa isoksanthochymol dan grifiipaviksanton dinyatakan sangat aktif dalam menghambat pertumbuhannya, dengan IC50 1,47 dan 0,42 ,ug/ml.. Senyawa eugeniaefenon memiliki aktivitas sedang dengan IC50 2,5 ,ug/mL, sedangkan senyawa camboginol dan 5, 7, 2?, 5?- tetrahidroksi flavan-301 tidak aktif yang menunjukkan aktivitas dengan IC50 > 4 pg/rnL . Dari hasil uji antibakteri, senyawa camboginol dan eugeniaefenon memiliki aktivitas hambatan pertumbuhan mikroba pada lconsentrasi 10.000 ppm terhadap mikroba B. subtilis ATCC 6633, E. colli ATCC 25922, .SZ aureus ATCC 6538, P.auregenase DSM 43286 bertmut-turut 16, 13, 15 dan 14 mm: 13, 16, 13 dan 15 mm. Pada konsetrasi yang sama tetrasiklin menunjukkan aktivitas hambatan pertumbuhan mikroba rata-rata 30 mm.

The medicinal plants in the genera of Garcinia belong to Guttiferae family have been known to be rich on secondary metabolites, such as xanthones, bitlavonoids and benzophenones. Some of wmpounds havetbeen reported as unique novel chemicals and having potential for various bioactivities as antibacterial, airimaia-ia, and eymmxie against cancer cells About so ? Garcinia species -growing in Indonesia include Gm'einrh?tetrandra Pierre, Garcinia eugeniawlia Wall. and Garcinia maingyi Hook. This research is conducted to isolate the chemical constituents of n~hexane and acetone extracts
of stem barks and their biological activity evaluation, namely preliminary evaluation using brine shrimp lethality test against Artemia saline Leach, cytotoxic against P388 cultured murine cells and antimicrobial activity against
Baccilus subtilis ATCC 6633, Escherichia coli ATCC 25922, Staphylococcus aureus ATCC 6538" and Psedomonas auregenase DSM 43286. Isolation of the compounds was conducted through combined various chromatographic techniques. Structure elucidation ofthe isolates Wasperfonned by analysing their spectroscopic data, namely: UV-4Vis, inlia red, mass, one- and two-
dimension NMR The structures of -some of the isolates were also clarified by their X-ray diffraction dam. From this research, among ll isolates, 2 isolates were novel compoimds. The isolates were triterpepnegxantlione- derivatives,
xanthone dimers, isoprenylbenophenones, andtlavanol. From the stem bark of G. tetrandra stigrn asterol, cudraksantone, Iupeol and a new xanthone namely tetrandraxanthone or [l,3-dihydroxy-2?,2?;dimethyl pyrano-(5?,6?,5?,6)]-
xanthone have been isolated and identified. The work on G. eugeniaefolia, led to the isolation stigmasterol and a novel compound, eugcniaephenone, a benzophenone having isoprenyl groups and dimethyl cyclobutane. From G. maingayi. stigmasterol, camboginol, isoxanthochymol, griflipavixanthone and 5,7,2?,5?-tetrahydroxy ilavan-3-ol have been isolated and identified. From bioactivity test, griffipavixanthone, eugeniaephenone and carnboginol were strong cytotoxic to brine shrimp (Artemia salina Leach) lethality test results showing LC? 1,06 xlO'2 ; 1,69 and 3,24 pg/mL respectively. Meanwhile, the isoxantochymol, cudraxanthone and Iupeol were not active. From cytotoxicity against murine P-3 88 cultured cells test, showed that griffipavixanthone and isoxanthochymol ,were strong cytotoxic, judged by their IC50 values of 0.42 and 1.47 /xg/mL, respectively. Eugeniaephenon were also moderate cytotoxic having IC5Q 2.5 pg/mL. Meanwhile camboginol and 5,7,2?,5?~tetrahydroxy tlavan-3-ol were inactive, represented by its IC50 values more than 4 ,ug/mL. On evaluated for,their antibacterial activity. Camboginol and eugeniaephenone showed the highest antibacterial activity, having 'microbial growth inhibition against B. subtillis ATCC 6633, E. coli ATCC 25922, .SI aureus ATCC 6538, and P. auregenase DSM 43286. The inhibition diameter using concentration of 10,000 ppm, camhoginol and eugeniaefenone showed 16, l3, 15 and 14 mm; ind 13, 16, 13, and 15 mm, respectively. Tetracycline s9lution_was used as the positive control concentration of 10,000 ppm, showed diameter inhibition of 30 mm."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
D1233
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>