Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edwin Satya Wairawan
"Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pulau dan objek wisata yang dikenal sampai macnanegara. Pada umumnya untuk dapat sampai ke objek wisata, wisatawan mengunakan alat transportasi udara. Tingginya penggunaan alat tranportasi udara di bandara silangit dengan objek wisata danau toba menjadi salah satu pelung untuk PT Pertamina untuk menjual avtur dengan skala besar di daerah tersebut. Penjualan avtur dengan skala besar membutuhkan tangki timbun yang digunakan untuk menampung bahan bakar avtur di bandara silangit. Pembuatan tangki timbun atau DPPU Depot Pengisian Pesawat Udara memiliki nilai investasi yang cukup tinggi dan membutuhkan studi kelayakan untuk menilai kelayakan investasi. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis 3 model kerjasama yang diberi nama KSO tipe A, KSO tipe B dan KSO tipe C miliki PT Pertamina untuk mengurani resiki dan biaya yang tinggi dalam investasi. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa KSO tipe B merupakan pilihan KSO yang memiliki nilai NPV tertinggi yaitu sebesar Rp 32.650.765.516 dengan IRR 25 dan Payback Period empat tahun satu bulan.

Indonesia has a lot of islands and tourism object already known to foreign tourists. In general, to be able to get to the attractions, tourists use air transportation. The high use of air transport at the airport Silangit with attraction of Lake Toba become an opportunity to PT Pertamina to sell aviation fuel on a large scale in the area. A large scale of aviation fuel rsquo s sales requires a storage tank used to fill up aviation fuel at the airport Silangit. Building the storage tank or DPPU Depot Filling Aircraft has an investment value is quite high and requires a feasibility study to assess the feasibility of the investment. This research was conducted by analyzing three models of cooperation that is named KSO type A, KSO type B, and KSO type C that owned by PT Pertamina to reduce risk and reduce the high cost of investment. The results of this study stated that KSO type B is the best option that has the highest NPV value of Rp 32,650,765,516 with an IRR of 25 and a payback period of four years and one month."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Chairudin
"Pemanfaatan Pemanas air berbasis energi matahari atau dikenal Solar Water Heater mulai memasyarakar khususnya di Indonesia. Energi matahari sebagai pembangkit tenaga adalah energi yang tidalc memburuhkan biaya unruk mendapatkannya dan ramah Iingkungan Dengan demikian pengembangan pemanas air tersebut menjadi salah satu alternatif yang diminati konsumen.
Pada solar water terdapat dua komponen yang utama yaitu tangki penyimpanan dan koiektor. Pada umumnya tangki penyimpanan terbuat dari baja iahan karat sedangkan kolektor Ierbuat dari lembaga. Permasalahan yang terjadi adalah kegagalan pada tangki yaitu adanya kebocoran sebelum mosa umur pakai kurang dari 5 tahun.
Untuk mengetahui penyebab kebocoran, dilakukan prosedur analisa kegagalan terhadap sampel material solar water hearer sehingga dapat dilakukan iangkah-Iangkah pencegahannya yang dapa! memperpanjang umur pakai tangki lersebui.
Hasil penelitian menunjukkan terjadinya korosi piring dan crevice pada base material akibat pengaruh media korosif yang mengandung ion khlorida serta temperatur yang relatjpanas (sekitar 80°C). Kecenderungan terjadinya piring ditunjukkan dengan pengujian kurva polarisasi siklik Pada kenaikan temperatur korosi pirting makin mudah terjadi yang ditunjukkan dengan menurunnya breakdown poteniial dari + 0,260 V vs kalomel pada Iemperalur ruang (28° C) menjadi - 0,130 V vs kalomel pada temperatur 80°C serra rapat arus pasU"dari sekitar 104 Amp/cm? pada temperarur ruang menjadi sekilar .105 Amp/cmz. Kebocoran yang diakibarkan oleh laorosi pitting dari bagian dalam tang/ci selanjutnya menyebabkan terjadinya korosi crevice pada bagian Iuar tangki.
Selain itu terjadi pula korosi retak tegang (SCC) yang berupa intergranular dan transgranular cracking di sekitar daerah lasan serta adanya sensitisasi pada daerah HAZ Hieat ajected zone) yang menyebabkan preszpirasi karbida di baras burir. Ha! ini terjadi akibar pengaruh prose: pengelasan pada saat fabrikasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library