Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anom Bayontha Kusuma Widjaja Adhi
"Dari laporan UNCTAD tahun 2019, Statista tahun 2023 dan McKinsey tahun 2018 menyoroti dampak ekonomi yang signifikan dari transaksi B2B dalam skala global, serta menunjukkan bahwa B2B memainkan peran yang lebih penting dalam lanskap ekonomi dan bisnis secara keseluruhan. dengan dukungan teknologi informasi (TI), transaksi B2B telah menjadi tulang punggung rantai pasokan, memungkinkan pergerakan barang, layanan, dan sumber daya yang efisien antar bisnis. Dengan memfasilitasi transaksi antara pemasok, produsen, grosir, distributor, dan pengecer, B2B membantu mengoptimalkan operasi rantai pasokan dan meminimalkan inefisiensi. Transaksi B2B berbasis teknologi informasi dapat membantu mengembangkan hubungan jangka panjang dan kemitraan antar bisnis. Dengan melakukan studi pada perusahaan layanan makanan dan minuman di Indonesia, penelitian ini akan memperkaya pemahaman kita tentang pentingnya mekanisme tata kelola untuk membantu perusahaan jasa makanan dalam mengelola dan mempertahankan hubungan dengan pemasok mereka dengan membangun rutinitas untuk memastikan tata kelola kemitraan yang baik. Penelitian ini juga akan menunjukkan kontribusi penting dari kemajuan teknologi informasi yang cepat dan kontrol perusahaan yang terbatas pada sumber daya yang diperlukan terhadap tata kelola kemitraan yang baik. Selain itu juga menjelaskan bagaimana ketergantungan perusahaan pada pemasok mereka untuk input, bahan, komponen, atau layanan penting menentukan seberapa luas kapabilitas adopsi teknologi informasi yang harus dikembangkan oleh perusahaan. Studi ini menjelaskan peran lingkungan pasar yang lebih kompetitif dalam batasan pada kontrol perusahaan terhadap sumber daya yang diperlukan. Penelitian ini juga melihat seberapa pentingnya kapabilitas adopsi teknologi informasi bagi perusahaan layanan makanan dalam upaya mereka untuk mengembangkan pertukaran dan interaksi yang diatur dengan baik dengan para pemasok mereka.

UNCTAD's 2019, Statista’s 2023 and McKinsey's 2018 reports highlight the significant economic impact of B2B transactions on a global scale and show that B2B is playing a more important role in the overall economic and business landscape. With the support of information technology (IT), B2B transactions have become the backbone of supply chains, enabling the efficient movement of goods, services, and resources between businesses. By facilitating transactions between suppliers, manufacturers, wholesalers, distributors, and retailers, B2B helps optimize supply chain operations and minimize inefficiencies. Information technology-based B2B transactions can help develop long-term relationships and partnerships between businesses. By conducting a study on food service companies in Indonesia, this research will enrich our understanding of the importance of governance mechanisms to help foodservice companies manage and sustain relationships with their suppliers by establishing routines to ensure good partnership governance. It will also show the important contribution of rapid advances in information technology and firms' limited control over the resources required for good partnership governance. It also explains how firms' dependence on their suppliers for critical inputs, materials, components or services determines how extensive information technology adoption capabilities firms should develop. This study explains the role of a more competitive market environment in the constraints on firms' control over necessary resources. The research also looks at how important information technology adoption capabilities are to foodservice companies in their efforts to develop well-regulated exchanges and interactions with their suppliers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Briggs, Roy
London: Cassell, 2000
641.572 BRI f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Iwaningsih
"Biaya makan pasien merupakan biaya langsung dari kegiatan penyediaan makanan di rumah sakit. Terdapat perbedaan cara perhitungan kebutuhan biaya makan pasien di RSUP Dr Hasan Sadikin, karena yang diusulkan berdasarkan kelas rawat inap sedangkan yang diterima berdasarkan harga rata-rata, sehingga kurang dari yang dibutuhkan. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam standar gizi , macam bahan makanan dan variasi makanan.
Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran besarnya kebutuhan biaya makan pasien melalui peramalan terhadap jumlah hari makan pasien serta biaya makan per pasien per hari per kelas rawat.
Rancangan penelitian adalah analisa kuantitatif. Data yang diramalkan merupakan data sekunder mengenai jumlah hari makan pasien dan biaya makan pasien per hari per kelas rawat periode April 1997 hingga Maret 2000.
Peramalan dilakukan dengan metode Time Series atau deret waktu pada program Quantitative System Business plus (QSB+) , melalui tahap input data, tampilan data, perbaikan data, pemecahan masalah dan penampilan hasil peramalan. Dari 10 metode peramalan pada program tersebut, dengan parameter Mean Error atau Bias, telah terpilih Winter's Model sebagai metode yang sesuai untuk meramal jumlah hari makan pasien dan biaya makan per pasien per hari per kelas rawat.
Hasil perhitungan menunjukkan kebutuhan biaya makan pasien sebesar Rp 2197.219.533,00 atau selisih 15,68 % dengan biaya tersedia. Dari sudut rata-rata harga makanan pasien, hasil peramalan adalah Rp. 6.077,50 sedangkan indek harga yang ditetapkan adalah Rp 5.250,00.
Beberapa alternatif yang dapat disarankan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu: (1) Seluruh kekurangan ditanggung oleh rumah sakit, sambil mencari dana tambahan dari sumber lainnya , (2) Prioritas biaya makan untuk makanan pasien kelas III, (3) Prioritas biaya makanan untuk makanan pasien seluruhnya, sedangkan makanan dokter, ko-asisten dan pegawai rumah sakit lainnya disediakan dari dana lain.
Perlu juga dikembangkan analisa biaya makan pasien secara tepat agar dapat dihitung besarnya kebutuhan biaya yang sebenarnya serta pembebanannya pada pola tarif yang ada.

The patient food expense is a direct cost of hospital food services. There are different methods from food patient budgeting at the Dr Hasan Sadikin General Hospital, which is usually less than required. Hospital has to adapt the budget into nutritional value, food materials and variety of food. This study described how much was the costs of the food services through forecast number of patient food costs and number of patient day for each day per every class.
Design of the study was a Quantitative Analysis with data processing from the number of patient day and number of patient food costs per day per class on April, 1997 until March, 2000. These study used Time Series Forecasting (TSFC) in Quantitative System for Business plus (QSB+) program, which some of steps following data input, data display, data checking, problem solving and display of the forecasting result.
From the 10 methods on TSFC, Winter's Model had been chosen by using Mean Error parameter as the significant method for forecasting number of patient day and number of patient food costs per each patient per day per class.
The result from the forecasting showed that the expense of food patient is Rp. 2.197.219.533, 00. It was different almost 15, 68 % from the actual expenses. From the average costs point of forecast was Rp. 6.077,50, while the actual index was Rp.5.250, 00.
Therefore some alternatives were suggested to solve the problem. Those were: (1) Hospital absorbing all the costs while trying to get additional budget from other source, (2) Priorities the budget to 3rd class patient, (3) Priorities the budget for all patient, while food for doctor, co-assistant and hospital employees have to be paid from other fund. This requires the improvement costs analysis, in order to calculate the actual costs and tariff from the ward.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T3120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriadi
"ABSTRAK
Pengembangan agroindustri pengalengan ikan sangat strategis, mengingat produk ini mempunyai ?added value", prospek pasar yang cukup cerah, penghasil devisa yang cukup besar, serta berdampak pada kesejahteraan masyarakat banyak, dan terbukti tetap tangguh menghadapi badai krisis. Namun, pengembangan agroindustri ini akan menghadapi tantangan dan peluang yang serrmakin besar, yang dipicu oleh proses globalisasi, di mana hanya produk yang mempunyai daya saing tinggi saja yang dapat tetap eksis di pasar global. Sementara itu, efisiensi dan produktivitas yang rendah, berdampak pada rendahnya daya saing produk ikan kaleng Indonesia.
Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, diperlukan strategi pengembangan keunggulan kompetitif agroindustri pengalengan ikan Indonesia yang handal, dan dapat meningkatkan daya saing produk ikan kaleng Indonesia di dunia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan strategi pengembangan agroindustri pengalengan ikan Indonesia, alternatif strateginya dalam meningkatkan perolehan devisa, dan keterkaitan dampak kebijakan pemerintah terhadap para pelaku agroindustri pengalengan ikan dari hulu - hilir, organisasi non-pemerintah dan sektor swasta lainnya.
Penentuan strategi ini dirancang dengan menggunakan teknik pendekatan sistem, analisis SWOT dan teknik proses hirarki analitik. Teknik pendekatan sistem dan identifikasi SWOT digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting keunggulan daya saing agroindustri pengalengan ikan. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Teknik proses hirarki analitik digunakan untuk memudahkan permodelan prioritas permasalahan dan mengetahui alternatif strategi peningkatan keunggulan daya saing.
Faktor-faktor penting yang berpengaruh dan harus dipertimbangkan di dalam upaya peningkatan keunggulan daya saing agroindustri pengalengan ikan Indonesia, berdasarkan urutan prioritasnya adalah : Kondisi permintaan (permintaan dalam negeri, permintaan ekspor, pangsa pasar dalam negeri dan pangsa pasar dunia); Kebijakan pemerintah (iklim usaha kondusif, komitmen nasional, kebijakan negara tujuan ekspor dan kebijakan negara pesaing); Strategi, struktur dan persaingan (kualitas produk, promosi ekspor, informasi pasar, promosi investasi, struktur industri dan persaingan industri); Kondisi faktor (kondisi permodalan, kemampuan SDM, sarana dan prasarana, sumber daya iptek, kekayaan sumber daya laut dan jaringan distribusi); Industri terkait dan industri pendukung (kekuatan industri pemasok bahan baku ikan, industri kemasan dan industri pemasok bahan penunjang); dan Kesempatan (kurs mata uang, era perdagangan bebas dan blok-blok perdagangan).
Pelaku yang diharapkan dapat lebih berperan aktif, diantaranya adalah pemerintah, industri pengalengan ikan, lembaga keuangan/perbankan, asosiasi (APIKI), industri pemasok bahan baku/penunjang, negara tujuan ekspor dan negara pesaing. Dengan prioritas tujuannya adalah peningkatan perolehan devisa, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan dan perluasan pasar. Alternatif strategi yang diprioritaskan adalah strategi generik keunggulan biaya menyeluruh, dengan penekanan pada upaya peningkatan eftsiensi dan produktivitas, didukung oleh kontinyuitas pasokan bahan baku dan fasilitas permodalan yang memadai sehingga akan tercapai skala ekonomis yang berdampak pada harga yang bersaing. Untuk lebih mempercepat keberhasilan upaya ini, diperlukan komitmen politis dengan sejumlah kegiatan aksi, sebagai wujud keberpihakan pemerintah terhadap pengembangan agroindustri pengalengan ikan Indonesia "Komitmen Nasional Pengembangan Agroindustri"."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwarsono
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010
647.95 SUW b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Knoll, Anne Powell
New York, N.Y.: McGraw-Hill, 1976
658.91 KNO f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Unklesbay, Nan
Westport,Conn: The Avi Publishing, 1982
641 UNK e (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eckel, JR Peter J.
Connecticut: AVI Publishing, 1985
647.95 ECK c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dopson, Lea R.
New Jersey: John Wiley & Sons, 2008
647.950 681 DOP f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Dwi Septian
"Jajanan anak sekolah merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian. Dengan adanya beberapa kasus yang telah terjadi akibat makanan jajanan, orang tua mulai melarang anaknya untuk membeli makanan jajanan tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan dan faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan siswa kelas 5 sekolah dasar terhadap larangan membeli jajanan tertentu oleh orang tua di SDN Ciputat VI Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2012. Desain Penelitian yang digunakan adalah cross sectional, sasaran siswa kelas 5 dengan total sampel 140 siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan Ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, membawa bekal ke sekolah dengan kepatuhan siswa terhadap larangan membeli jajanan tertentu oleh orang tua (p<0,05). Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan siswa, sikap siswa, uang jajan, perilaku orang tua, dan teman sebaya dengan kepatuhan siswa terhadap larangan membeli jajanan tertentu oleh orang tua (p>0,05). Sebaiknya jajanan yang dijual harus lebih diperhatikan demi mendukung anak memilih jajanan yang baik.

Snacks school children is a problem that needs attention. With the number of cases that have occurred due to street food, the parents began to forbid their children to buy some street food. The purpose of this study was to determine the level of compliance and what factors are associated with adherence to Grade 5 elementary school to ban certain snacks purchased by parents at Chester Elementary School Chester District VI South Tangerang City in 2012. The study design is cross-sectional, target grade 5 with a total sample of 140 students.
There results showed a significant association between the sexes, bring lunch to school with the students adherence to the prohibition of certain snacks bought by parents (p <0.05). There is no significant relationship between students 'knowledge, attitudes of students, pocket money, parents' behavior, and student peers in compliance with the ban on buying some snacks by parents (p> 0.05). Should snacks sold must be considered in order to support the children choose snacks that are good.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>